101113

Page 19

HEALTHY Pasien Bertanya, Eka Hospital Menjawab

Kaki Kiri Selalu Pegal

19 METRO RIAU MINGGU, 10 November 2013

Tim Dokter Eka Hospital Pekanbaru Jl. Soekarno-Hatta Km. 6,5 Pekanbaru 28282 (0761) 698 99 99

Apakah Saya Berpotensi Menderita Diabetes? PERTANYAAN: Selamat pagi dokter, Ayah saya baru saja ketahuan menderita diabetes. Dan sedang dalam proses pengobatan dari dokter. Yang ingin saya tanyakan adalah, apakah saya berpotensi untuk menderita diabetes saat saya tua?. Apakah ada suplemen/ obat-obatan yang harus saya

konsumsi untuk mencegah diabetes? Fandi, 32 tahun JAWABAN: Yth. Bapak Fandi, Faktor keturunan merupakan salah satu faktor risiko seseorang bisa menderita diabetes. Namun menurut penelitian, faktor keturunan hanya berpengaruh sebesar 20% saja. Sedangkan masih ada ber-

Tanda-tanda Pneumonia

mun bukan faktor mutlak, karena ada faktor risiko lain yang masih dapat kita kendalikan , seperti kegemukan, kurang aktifitas, dan mantra berlebihan. Diabetes terdiri dari beberapa tipe: - Diabetes Mellitus tipe 1 yang merupakan diabetes yang disebabkan oleh kekurangan insulin dari lahir, dapat dijumpai pada anak-anak - Diabetes Mellitus tipe

2 yang merupakan diabetes yang disebabkan oleh resistensi insulin, dapat dijumpai saat dewasa. Jadi diabetes tidak hanya diderita oleh orang yang sudah tua saja. Usia muda juga bisa menderita diabetes. Sesuai dengan faktor risiko di atas, tidak ada suplemen atau obat-obatan untuk mencegah diabetes. Melainkan anda harus menjalankan pola hidup sehat

seperti menjaga berat badan normal dan olah raga. Sumber: Dr. Destri Linjani/Dokter Umum Eka Hospital Pekanbaru/Sekretaris Diabetes Center Eka Hospital Pekanbaru

Dr. Destri Linjani Untuk pengiriman pertanyaan ke: -nurchaina@ekahospital.com HP 0897 219 0098 - dian_s_lestari@ekahospital.com HP 0852 4987 1986- zulmironmr@yahoo.com HP 0823 8785 9924 herlina_dumai@yahoo.com atau SMS ke 081276980551.

Irama Nafas Cepat

Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi momok dan penyebab kematian kedua pada bayi dan balita setelah diare. Meski begitu, tanda-tandanya sangat mudah dikenali. Sehingga kematian akibat penyakit ini sangat mungkin dicegah. Dr Bambang Supriyatno, pakar pernapasan anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM), mengatakan, keterlambatan pengobatan merupakan faktor utama terjadinya kematian akibat pneumonia. "Jika sudah parah baru ditangani, pneumonia akan sulit diobati. Karena itu, dengan melihat tanda-tanda sedari dini, kemungkinan sembuhnya akan semakin besar," jelas Bambang dalam diskusi kesehatan yang diadakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di Jakarta, baru-baru ini. Tanda-tanda pneumonia yang paling jelas, kata dia, adalah irama nafas yang cepat. Pada bayi berusia kurang dari dua bulan kondisi ini yaitu saat frekuensinya mencapai 60 kali per menit. Sementara itu, bagi bayi berusia 2-12 bulan frekue-

bagai macam faktor lain yang berperan, seperti: kegemukan, kurang aktifitas, makan berlebihan, minum obat-obatan yang bisa menaikkan kadar gula darah, riwayat melahirkan anak lebih dari 4 kg, hipertensi, kolesterol, wanita dengan polycystic ovarian syndrome. Anda berpotensi menderita diabetes karena memiliki salah satu faktor risiko tersebut. Na-

nsinya 50 kali per menit. Dan untuk balita berusia 1-5 tahun frekuensinya 40 kali per menit. "Keadaan napas cepat mudah dikenali, bahkan tidak perlu menggunakan alat khusus. Meskipun seringkali angka pasti perhitungannya bisa berbeda satu orang dengan yang lain. Bisa jadi satu orang menghitung 72, satu lagi bisa 75. Namun jika angkanya sudah tinggi, bisa dipastikan itu pneumonia," jelas anggota UKK Respirologi IDAI ini dilansir kompas.com. Bambang menegaskan, jika sudah ada tanda-tanda seperti napas cepat, sebaiknya bayi atau balita segera diberi pengobatan. Terlebih, jika tanda-tanda tersebut juga disertai dengan batuk, demam, dan tarikan napas ke dalam yang menyebabkan tertariknya rongga perut. "Jika sudah ada ada tandatanda seperti itu, tidak perlu menunggu hasil Rontgen, bisa

langsung diberi pengobatan dengan antibiotik," tandasnya. Pneumonia merupakan penyakit radang paru-paru yang mematikan, khususnya bagi bayi dan balita. Angka kejadian penyakit ini cukup tinggi yaitu mencapai 2,2 persen pada bayi dan 3 persen pada balita. Sementara itu, angka kematian pada bayi yaitu mencapai 23,3 persen, dan balita mencapai 15,5 persen. Data yang dihimpun IDAI pada tahun ini, dalam setiap menit ada empat bayi atau balita yang meninggal akibat pneumonia. Waspadai Infeksi Pneumonia Penyakit berbahaya disebabkan bakteri pneumokokus serta diare rotavirus bagi anak bayi hingga kini kurang disadari bahayanya oleh para orang tua. Padahal, keduanya juga menjadi penyebab kematian bayi. Hal itu mengemuka dalam sosialisasi bahaya IPD dan Diare Rotavirus dalam seminar di Hotel Gran Aquila Bandung. Sosialisasi tersebut dibawakan oleh Kusnandi Rusmil, Ketua Unit Koordinasi Kerja

Bidang Tumbuh Kembang Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Serta Ina Rosalina, dokter spesialis hati dan pencernaan anak di Rumah Sakit Hasan Sadikin. Kusnandi menuturkan, bakteri pneumokokus menyebabkan beberapa penyakit pada bayi seperti radang paru, radang selaput otak, hingga infeksi darah. Penyakit invasif terjadi ketika bakteri masuk ke dalam darah dan berkembang biak di jaringan steril. "Penyakit IPD menyebabkan angka kematian hingga 1520 persen pada anak di bawah 2 tahun meski diberikan terapi antibiotik," kata Kusnandi. Penyakit akibat pneumokokus memang dapat diobati dengan antibiotik, tapi lebih baik lagi dicegah dengan pemberian vaksin. Dia mengungkapkan bahwa vaksin harus diberikan sedini mungkin yaitu 2 bulan. 4 bulan, 6 bulan, kemudian dilanjutkan satu tahun kemudian. Sementara itu, Ina Rosalina mengungkapkan diare menjadi penyebab kematian tertinggi pada bayi sampai 11 bulan mencapai 31,45 persen, balita

1-4 tahun hingga 25,2 persen. Data tersebut berasal dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2007. Ina menjelaskan bahwa rotavirus adalah penyebab utama diare. Penyebarannya melalui tangan, mainan, atau obyek yang terpapar dengan infeksi. Sama halnya dengan IPD, pencegahan diare rotavirus bisa dilakukan melalui vaksinasi yang bisa diberikan sejak dua bulan.(net/ron)

Diabetes Bikin Wanita Rentan Sakit Jantung UNTUK urusan risiko penyakit jantung, kaum hawa umumnya lebih diuntungkan daripada pria, khususnya bagi mereka yang belum mencapai masa menopause. Pasalnya, tubuh mereka masih memproduksi estrogren yang menjaga pembuluh darah tetap kenyal dan mencegah penyumbatan. Hanya, keuntungan ini tampaknya tidak berlaku bagi wanita yang memiliki penyakit diabetes. Sebuah studi anyar mengindikasikan, wanita di bawah usia 60 tahun yang memiliki penyakit diabetes empat kali lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit jantung koroner (PJK) daripada mereka yang tidak. Hal itu membuat risiko mereka sama seperti kaum pria. “Kita perlu bekerja lebih keras untuk mencegah penyakit jantung pada wanita di bawah usia 60 tahun,” ujar penulis studi Dr Rita Rastogi Kalyani, pakar endokrin dari Johns Hopkins University School of Medicine. Hal senada juga diungkapkan oleh Dr Suzanne Steinbaum, direktur bagian penyakit

wanita dan jantung di Lenox Hill Hospital di New York. Menurutnya, wanita di bawah usia 60 tahun dengan diabetes perlu lebih peduli untuk melakukan deteksi dini penyakit jantung. Menurut dia, langkah terbaik bagi kelompok tersebut adalah mengatur pola makan dan berolahraga. “Pencegahan adalah langkah yang krusial,” tegasnya dilansir kompas.com. Dalam studi yang dipublikasi dalam jurnal Diabetes Care tersebut, Kalyani dan timnya menganalisa data pada lebih dari 10.000 orang Amerika. Tak ada seorang pun dari peserta yang terdeteksi dengan penyakit jantung. Sementara itu, pada kelompok pria, diabetes hanya memberikan dampak sangat kecil untuk meningkatkan risiko penyakit jantung. Karena itu, para peneliti percaya jenis kelamin menjadi hal yang penting mewaspadai perbedaan risiko PJK. Mereka mengatakan, faktor risiko seperti keturunan dan hormon adalah yang menentukan perbedaan risiko pada

wanita dan pria, terutama jika dikaitkan dengan dampak diabetes pada kesehatan jantung. Risiko seorang wanita mengidap diabetes akan meningkat selama masa kehamilan. Diabetes semasa kehamilan ini dikenal dengan istilah diabetes mellitus gestasional (DMG). Hal ini pula yang mendasari para dokter menyarankan kepada setiap wanita untuk memeriksakan darahnya di awal masa kehamilan. Spesialis penyakit dalam dari Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, dr Dyah Purnamasari, Sp PD, mengatakan, pemeriksaan darah sebaiknya dilakukan oleh semua wanita, terlepas dari risiko tinggi maupun rendah yang mereka miliki. “DMG bisa dialami oleh setiap wanita, sekalipun tidak memiliki risiko sebelum hamil,” ujarnya dalam seminar media bertajuk “Diabetes pada Wanita” di Jakarta. Peningkatan risiko DMG, papar Dyah, dikarenakan perubahan hormonal yang terjadi dalam tubuh wanita hamil.

Hormon-hormon seperti progesteron, human placenta lactogen, kortisol, dan prolaktin meningkat saat kehamilan. Padahal hormon-hormon tersebut memiliki efek melawan kerja insulin untuk mengubah gula darah menjadi gula otot. Maka, saat hamil, gula darah ibu cenderung lebih tinggi. Dyah menuturkan, saat tidak hamil, wanita makan hanya untuk diri mereka. Jika kebutuhan energi sudah tercukupi, maka gula darah akan diubah menjadi gula otot. Berbeda dengan saat hamil, janin juga membutuhkan nutrisi, maka gula darah tidak langsung diubah menjadi gula otot, tetapi tetap menjadi gula darah sehingga mudah disalurkan ke janin. Pemeriksaan darah di awal kehamilan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar risiko wanita mengalami DMG. Jika hasilnya positif, maka diperlukan upaya-upaya tertentu untuk mengontrol kadar gula darah mereka. “Upaya penanganan diabetes pada ibu hamil berbeda dari penanganan pada umumnya

yang menggunakan obat. Obat antidiabetes dapat mempengaruhi kesehatan janin,” kata Dyah. Langkah awal untuk menangani DMG, lanjutnya, yaitu dengan mengubah pola makan dan memperbanyak olahraga. Namun jika perbaikan belum terlihat, maka sebaiknya menjalani terapi insulin. Terapi insulin tidak akan memberikan efek negatif bagi janin selama insulin yang digunakan adalah insulin manusia. Insulin manusia memiliki struktur asam amino yang sama dengan yang diproduksi tubuh meskipun dibuat dengan teknik rekayasa genetika. Sementara itu, jika hasil pemeriksaan negatif, maka bukan berarti ibu terbebas dari risiko DMG. Dyah mengatakan, pemeriksaan darah sebaiknya diulangi menjelang trimester ketiga kehamilan, kira-kira saat usia kehamilan 22 hingga 25 minggu. “Saat itu hormon-hormon kehamilan paling meningkat sehingga risiko DMG semakin meningkat pula,” ungkap Dyah.

Berbeda dengan diare yang disebabkan oleh bakteri, diare akibat rotavirus besar kemungkinannya akan menyebabkan dehidrasi berat dan muntah lebih sering yang berujung total pada kematian. Di Indonesia, rotavirus merupakan penyebab tertinggi dari diare, yakni sekitar 60 persen. Sedangkan yang penyebabnya bakteri dan memerlukan antibiotik paling banyak hanya sekitar 20 persen. Berbeda dari diare pada umumnya, infeksi rotavirus biasanya dimulai dari gejala klinis berupa demam selama

berhari-hari dan muntah hebat secara terus-menerus yang segera diikuti dengan diare berupa air tanpa ampas. Kendati bisa menyerang siapa saja, rotavirus menjadi penyebab utama infeksi saluran pencernaan anak, terutama bayibayi yang baru lahir yang sistem pertahanan tubuhnya memang masih rentan. Diarenya sendiri termasuk kategori akut karena rata-rata berlangsung selama 3-9 hari. Sementara muntahnya juga 3 kali lebih banyak dibandingkan muntah berak yang disebabkan oleh bakteri.

Yang juga mesti diwaspadai pada diare akibat rotavirus adalah lamanya diare yang bisa berlangsung selama 3-9 hari. Hilangnya cairan lewat muntah hebat dan BAB tanpa ampas tentu saja sangat menguras cairan tubuh secara drastis. Akibatnya, si kecil dapat mengalami dehidrasi selama kurun waktu tersebut sehingga tak sempat terselamatkan. Sebagian kecil kasus rotavirus akan sembuh dengan sendirinya bila daya tahan tubuh penderita terbilang sangat baik. Mereka ini, antara lain,

para bayi yang mendapatkan cukup ASI selama 6 bulan pertama. Sayangnya, kondisi sebagian besar penderita malah berkembang parah, antara lain karena pemberian oralit sering tak dapat menggantikan cairan yang keluar. Kalau sudah begini, satu-satunya solusi yang disarankan adalah sesegera mungkin membawa si kecil ke rumah sakit. Yang bisa dilakukan sebagai upaya untuk menurunkan risiko penularan infeksi adalah menghindari terpaparnya bayi

dan anak dari mereka yang menderita gastroenteritis akut di lingkungan keluarga atau tempat umum lain yang tak terjaga kebersihannya. Selalu biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum memegang anak. Tindakan pencegahan yang paling ampuh yang disarankan adalah pemberian vaksin yang memang merupakan pilihan seperti sudah diterapkan di banyak negara. Sayangnya, Indonesia belum memasukkan vaksin ini dalam daftar imunisasi untuk bayi atau anak. (net/ron)

Rotavirus, Penyebab Diare Berat

(net/ron)

Mual Muntah Saat Hamil

Gejala Defisiensi Mikronutrien JANGAN anggap remeh gejala mual dan muntah pada ibu hamil (bumil). Walau umum terjadi, gejala ini sesungguhnya menunjukkan gejala defisiensi berat mikronutrien. Bumil dengan nutrisi mikronutrien cukup, tidak akan mengalami gejala mual dan muntah. Karenanya, gejala mual muntah sebaiknya segera diperiksakan dan ditangani dengan serius. “Jangan anggap mual muntah bagian dari ngidam. Ngidam sebetulnya adalah kondisi yang sangat menginginkan sesuatu, berbeda dengan mual muntah. Mual muntah menandakan adanya defisiensi mikronutrien pada tubuh bumil,” kata ginekolog Dr dr Noroyono Wibowo, SpOG (K) kepada Kompas Health. Setidaknya ada tiga mikronutrien yang kurang pada bumil hingga menyebabkannya mual muntah. Noroyono menjelaskan mikronutrien ini antara lain ferritin yang merupakan penyusun besi, B6 yang merupakan bagian dari vitamin B kompleks, dan albumin yang menjadi komponen protein. Mual muntah yang semakin parah menandakan defisiensi yang makin berat. Ferritin pada bumil yang mengalami mual muntah levelnya hanya 5 ng/mL, padahal normalnya terkandung 30 ng/mL dalam tubuh. Untuk sediaan B6 pada bumil dengan mual muntah adalah di bawah kebutuhan harian yaitu 1,7-1,9 miligram per hari. Kondisi serupa terjadi pada albumin yang hanya terdapat sejumlah 3,2 mg/dl, kurang dari batasan normal sebanyak 3,4 mg/dl. Bila defisiensi ini dibiarkan, risikonya menyebabkan infeksi pada tubuh bumil. Infeksi ini, lanjut Noroyono, bisa terjadi di saluran kemih atau faringitis yang merupakan infeksi subklinis. Infeksi saluran kemih menjadi tujuh persen penyebab mual muntah pada bumil. “Karena itu bila terjadi mual muntah yang sangat parah segera periksakan dan perbaiki keseimbangan asu-

pan. Pemeriksaan memungkinkan infeksi bisa ditangani sedini mungkin, yang tentunya memberi dampak positif pada kesehatan ibu dan janin,” ujarnya dilansir kompas.com. Kondisi mual muntah rentan terjadi pada trimester pertama kehamilan. Ibu yang mual muntah biasanya mengalami susah makan dan hanya mengkonsumsi hidangan yang sesuai selera. Hal ini tentu berbahaya karena awal kehamilan menjadi masa terbentuknya otak dan saraf. Awal pembentukan otak terjadi pada minggu keempat kehamilan bersama sumsum tulang belakang dan jantung. Selain itu terjadi pula pembentukan struktur badan eksternal, organ kaki, tangan, dan jari. Di minggu ke delapan ini, jantung mulai berdetak teratur dengan mata yang bergerak maju mundur. Trimester pertama diakhiri pada minggu ke-12 dengan saraf dan otot yang mulai kerja bersama. Minggu ini juga mulai menentukan jenis kelamin yang dimiliki bayi, apakah laki-laki atau perempuan. Perkembangan juga terjadi pada kelopak mata yang tidak akan membuka sampai minggu ke-28, saat perkembangan mata sudah sempurna. Mual muntah sebetulnya akan berhenti sendiri saat telah lewat trimester pertama. “Saat itu produksi hormon Human Choreonic Gonadothropin (HCG) sudah mulai menurun, sehingga selera makan bumil mulai meningkat. Namun ketika saat itu tiba masa penting yang menentukan kualitas hidup anak telah terlewati,” kata Noroyono. Karena itu, Noroyono menyarankan bumil segera memperbaiki gizinya tepat usai menikah dan sebelum hamil. Perbaikan sesegera mungkin memungkinkan nutrisi ibu segera tercukupi. Dengan cara ini, janin bisa tumbuh sempurna kendati bumil tidak menyadari awal kehamilannya. Kecukupan nutrisi juga memungkinkan ibu tidak mengalami mual muntah yang tentunya tidak nyaman selama kehamilan. (net/ron)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.