24 senin 06 2013 asahan

Page 5

HUKUM & KRIMINAL

SENIN

24 Juni 2013

5

METRO ASAHAN

Gudang Miras Oplosan Digerebek

Dipasarkan di Berbagai Kota di Sumut MEDAN- Setelah penggerebekan gudang pembuatan dan pengelolaan minuman beralkohol oplosan di Jalan Besar Medan-Deli Tua Km 9,8 Deli Tua, Selasa (21/6) kemarin, Unit Ekonomi Sat Reskrim Polresta Medan kembali menemukan dua ruko di Komplek Katamso Square yang berada di Jalan Brigjend Zein Hamid Km 6,5 yang dijadikan gudang miras oplosan, Minggu (23/6). Dua ruko berlantai dua tersebut disewa I alias Y. Kepada wartawan di lokasi kejadian, Kapolresta Medan AKBP Nico Afinta mengatakan, dalam gudang tersebut, petugas menemukan 15.480 botol minuman palsu dengan berbagai merek. “Dari keterangan satpam kita temukan kalau minuman tersebut dibawa ke gudang ini selalu pada malam hari,” ucapnya. Lebih lanjut perwira berpangkat 2 melati di pundaknya tersebut mengatakan, untuk mengelabui satpam saat mengantar

miras oplosan tersebut, supir miras oplosan selalu mengatakan kalau barang yang diantar tersebut merupakan beras. Setelah miras tersebut berada di dalam gudang, miras tersebut kemudian diedarkan ke berbagai kota di Sumut sampai ke Prov Nangroe Aceh Darussalam. Niko menerangkan, sudah banyak berita mengenai masyarakat yang meninggal akibat miras. Hal itu disebabkan lantaran dalam produksi miras oplosan itu tidak memenuhi standar industri yang telah ditentukan. “Selain UU Perindustrian, tersangka juga akan kita kenakan UU Perlindungan Konsumen dengan ancaman 5 tahun penjara,” ucapnya. Disinggung apakah para tersangka saat mengedarkan tersebut melakukan penyamaran terhadap kotak minuman, Niko membenarkan hal tersebut. Pasalnya, miras tersebut dimasukkan tersangka ke dalam kotak termal sweat (sejenis minuman isotonic).(ind)

Jadi Lokasi Mesum, Warga Gerebek Praktik Dokter Kanit Reskrim Dilempar Batu MEDAN- Gerah melihat sebuah rumah toko (ruko) praktik dokter yang dioperasionalkan sebagai tempat meseum di Jalan Aksara, Medan, puluhan warga sekitar menggerebek praktik dokter milik dr R Tobing, Minggu (23/6) dini hari sekitar pukul 00.15 WIB.

Dituduh Pukul Anaknya saat Lerai Perkelahian

Anak SD Dihajar IRT SIANTAR- Gara-gara melerai anak-anak berkelahi, Jos (12) justru ditendang oleh seorang wanita yang masih tetangganya. Jos dituduh memukul anak ibu rumah tangga (IRT) ini saat melerai perkelahian, Minggu (23/6) sekitar pukul 11.00 WIB di Jalan Pematang, Kelurahan Simalungun, Siantar Selatan. Akibat tendangan itu, bibir Jos yang masih duduk di bangku SD ini pecah dan kepalanya bengkak. Namun ketika nenek Jos meminta pertanggungjawaban, IRT itu malah menantang ke jalur hukum dan persoalanpun berlanjut ke Polres Siantar. Dengan kondisi bibir pecah dan mengeluarkan darah, Jos mengaku peristiwa itu terjadi saat dia melihat kerumunan anak kecil yang berusia antara 710 tahun tak jauh dari rumahnya. Bocah-bocah itu ternyata sedang berkelahi hingga menimbulkan suara bising, Merasa terganggu, Jos berinisiatif melerai perkelahian itu seraya membubarkan kerumunan anak-anak tadi. Tapi di antara bocah tersebut, ada yang berteriak kalau Jos memukul salah seorang di antaranya berinisial BS (8). Tidak hanya satu orang, tuduhan pemukulan itu juga disambut anak-anak yang lain hingga mengundang kemarahan wanita yang akrab disapa Sibirong (33) itu. “Aku disangka memukul anaknya karena diteriaki anakanak itu. Datang dia (pelaku) langsung ditunjangnya mukaku. Kepalakupun dipastapnya,” terang Jos. Menurut putra sulung dua bersaudara ini, tendangan itu

membuatnya terjatuh dan melukai bibirnya. Saat hendak bangkit, kepala dipukul lagi oleh pelaku yang diketahui sudah memiliki dua anak. Jos pun menangis dan pulang untuk mengadukan kejadian itu pada neneknya, S br Pakpahan (60). Sementara ibunya, D br Purba (28) masih berjualan, tak jauh dari rumah. S br Pakpahan yang terkejut mendengar pengakuan cucunya itu serta melihat pendarahan pada bibir Jos, langsung mendatangi pelaku. Namun pelaku seolah tak bersalah. Pelaku justru menantangnya untuk melapor ke polisi. Saat itu juga, Pakpahan bersama putranya, J Purba (35) (paman korban) melapor ke Polres Siantar. Ketika petugas Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) menggelar olah TKP usai menerima laporan dengan mendatangi rumah pelaku, sikap menantang pelaku justru berubah dan memohon maaf kepada Pakpahan dan Jos. Dia mengaku khilaf karena emosi setelah mendengar anaknya dipukul Jos. Padahal pemukulan itu tidak ada, hanya melerai perkelahian. Keduanya sepakat membuat surat perdamaian disaksikan petugas SPK. Senada juga dikatakan petugas SPK yang mendatangi lokasi kejadian, Ipda M Manik. Karena terlapor memohon maaf dan diterima korban, perdamaianpun disepakati dan laporan diurungkan. “Mereka sudah damai di hadapan kita. Sudah tak ada masalah lagi,” katanya. (dho)

Foto Bayu

Para penghuni kos yang digerebek warga saat diamankan di Polsek Percut Sei tuan.

Dituding Tak Pernah Ikut Marhobas

Suami-Istri Nyaris Cerai

Manullang dan istrinya usai berdamai di Polres Siantar. SIANTAR- Selalu dituding tak pernah ikut marhobas (bekerja, red) pada pesta adat yang digelar pihak keluarga suami hingga selalu berujung pertengkaran, E Siallagan (56) akirnya melaporkan suaminya, M Simanullang (54). dalam pengaduannya ke poisi, Minggu (23/6), korban tak terima dituding tidak pernah terlibat membantu pesta adat marga suaminya hingga tudingan itu selalu jadi pemicu pertengkaran di rumah. Amatan METRO di ruang SPK Polres Siantar, korban yang sudah dipertemukan dengan suaminya, dalam hal ini sebagai terlapor, tetap saja terlihat keras hingga rdebatan terus berlangsung. Bahkan ketiga putrinya yang turut dibawa ke ruang

Foto Fandho

Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) juga tak bisa berbuat banyak. Keduanya saling ngotot. Bahkan menurut Manullang, dirinya tetap merasa tidak senang. “Bagaimanapun aku tidak senang diperlakukan seperti ini. Anak-anakku ini mau minta apa, kuberi,” katanya di hadapan petugas. Puncak pertengakran itu terjadi pada Sabtu (22/6) sekitar pukul 19.30 WIB di rumah mereka di Kelurahan Bane, Siantar Utara. Menurut korban, pelaku sudah bersikap kurang ajar di keluarganya saat pesta adat masih digelar. Tiba-tiba suaminya memukul meja hingga membuatnya merasa malu. Begitupun, saat sikap itu dibiacrakan lagi setelah sampai di

rumah, suaminya yang bekerja sebagai PNS itu malah marah-marah hingga pertengkaran mulut terjadi. Kata korban, tetap saja pelaku mengungkit persoalan yang dianggap sudah berlalu. Dalam pertengkaran itu, pelaku menudingnya tidak pernah marhobas ketika marga Simanullang sedang menggelar pesta adat. Tudingan itupun tidak hanya sekali, melainkan berkali-kali setiap ada acara adat dari marga suaminya. Terlebih lagi, pelaku ngotot hanya dirinyalah yang selalu terlibat langsung saat pesta adat Siallagan berlangsung. Tuntutan itulah yang berulang-ulang diungkapkan pelaku hingga pertengkaran selalu terjadi. Katanya, pelaku menuding kalau korban sudah memengaruhi anakanaknya untuk tidak membela ayahnya. Tudingan itu kembali menimbulkan kericuhan di ruang SPK. Padahal, pertemuan yang dimediasi petugas itu adsalah untuk perdamaian bagi sepasang suami-istri tersebut. Setelah berembuk panjang, keduanya akhirnya sepakat berdamai setelah pelaku meminta maaf pada istrinya. Pelaku juga berjanji tidak mengulangi perbuatannya dengan ribut-ribut serta membuat kacau di rumah. Korban juga mengurungkan niatnya membuat laporan resmi terkait pertengkaran tersebut. Surat perjanjian perdamaian itu disaksikan tiga putri korban. Kasubag Humas Polres AKP Efendi Tarigan yang dikonfirmasi membenarkan perdamaian tersebut setelah pelaku menyetujui surat perjanjian tidak akan mengulangi lagi perbuatannya. (dho)

Hasil penggerebekan itu, warga mengamankan 15 orang, diantaranya 6 wanita dan 9 pria, termasuk dr R Tobing. Setelah ditangkap, warga menyerahkannya kepada polisi dan seluruhnya dibawa ke Mako Polsek Percut Sei Tuan untuk diperiksa atas dugaan kecurigaan warga. Penggerebekan dilakukan warga karena sudah gerah, sebab selama dua tahun aktifitas di dalam klinik praktik dr R Tobing sudah dibiarkan. Namun sejumlah pria etnis Tionghoa masih mondar-mandir masuk untuk berbuat mesum di tempat tersebut. Akibatnya, warga masuk ke dalam ruko dan menarik paksa para pasangan yang diduga kumpul kebo di dalam ruko tersebut. Aksi warga kian beringas. Warga emosi sehingga merusak isi ruko, bahkan sempat memukuli para pria yang ada di dalam ruko. Tak lama kemudian, personel Polsek Percut Sei Tuan dibantu personel Sabhara Polresta Medan yang mendapat informasi tersebut dikerahkan ke lokasi guna melakukan pengamanan. Waka Polresta Medan AKBP Yusuf Naibaho dan Kasat Shabara Polresta Medan Kompol Tris Lesmana Zeviansyah mengamankan warga yang sudah tampak anarkis. Bahkan, dalam penggerebekan yang dilakukan, Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan AKP. Faidir Chaniago terluka di bagian kepala setelah terkena lemparan batu oleh warga. Setelah itu, 15 orang diamankan dan dinaikkan ke dalam truk lalu diboyong ke Mapolsek Percut Sei Tuan guna diperiksa lebih lanjut. “Ini sudah meresahkan. Di dalam ini sudah jadi lokasi mesum. Sudah 2 tahun kami pantau. Tapi tak ada juga mengerti. Praktik dokter itu hanya modus saja supaya bisa bebas di dalam orang itu mau ngapain dengan perempuan muda itu,” ucap Andy (29), warga sekitar. Warga lainnya, Reinhard Purba (36) mengatakan, praktik dr Tobing tersebut sering dimasuki pria etnis Tionghoa dan dijadikan tempat kostkosan. “Bayangkan sajalah, masak tempat praktik dicampur sama kos-kosan. Apalagi yang ngekos cowok dan cewek. Kami menduga ini sudah lama dijadikan tempat mesum, makanya warga di sini resah dan menggerebek tempat ini,” katanya saat ditemui di lokasi penggerebekan. Amatan di Mapolsekta Percut Seituan, tampak dr R. Tobing masih dimintai keterangan oleh Wakapolresta Medan AKBP Yusuf Naibaho di ruang pemeriksaan. Terlihat 7 orang pria etnis Tionghoa diamankan dan 6 wanita muda berikut seorang dokter pemilik rumah serta seorang warga yang diduga pelaku pelemparan diamankan di dalam ruangan penyidik Polsek Percut Sei Tuan. Sementara, Kapolresta Medan AKBP.Nico Afinta mengatakan bahwa pihaknya masih mencegah amuk massa dan sudah merawat Kanit Reskrim Percut Sei Tuan akibat terkena lemparan batu. Tapi dr R Tobing juga sudah dimintai keterangan. Lebih lanjut dia mengimbau kepada masyarakat, bila ada lokasi yang dicurigai, tidak perlu dilakukan aksi main hakim sendiri, melainkan dilaporkan kepada polisi agar polisi melakukan tindakan. (gus)

Abang Beradik Keroyok Tetangga LABUHAN- Dengan kondisi kening berdarah, Syarifudin Ansari Siregar (42), warga Jalan Platina I, Gang Mushollah, Simpang Dobi, Kelurahan Titipapan, Kecamatan Medan Deli melaporkan tetangganya yang merupakan abang beradik, Amran (38), Yumpin (35) dan Manca (28) yang telah mengeroyoknya, Minggu (23/ 6) sore. Dalam laporannya di ke Mapolsek Medan Labuhan, Syarifudin bercerita, tiga hari lalu dia kehilangan Hp. Ternyata diketahui, ada yang melihat Hp miliknya itu berada di tangan tetangganya Manca. Syarifudin pun menuduh Manca yang mencuri Hp miliknya. Tuduhan itu didengar oleh

Manca dan memberitahukan hal ini kepada kedua abangnya. Merasa tak terima adik bungsu mereka dituduh mencuri, maka abang beradik itu mendatangi rumah Syarifudin yang saat itu sedang berada di rumah. Akibatnya terjadi perang mulut antara mereka hingga terjadi pertengkaran. Kemudian abang Amran yang emosi langsung memukul Syarifudin hingga keningnya berdarah, lalu dibantu oleh kedua adiknya. Istri Syarifudin bernama Lena Sari dan anaknya, Yasir, yang membantu orangtuanya juga mendapat bogeman dari ketiga abang beradik itu. Akibatnya kegaduhan kedua te-

tangga itu membuat tetangga lainnya heboh dan mencoba melerai. Setelah kedua belah pihak dipisahkan, Syarifudin mengalami luka di bagian kening bersama anaknya yang juga luka memar di tangan, melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Medan Labuhan. “Padahal kami masih dengar kalau mereka mengambil Hp, tiba-tiba dia marah dan langsung menghajar saya dan keluarga. Istri sayapun sampai dipijak mereka,” ujar Syarifudin di kantor polisi. Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan AKP Pahala Manurung mengatakan, pengaduan korban masih diterima dan akan diproses. (ril)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.