Metro Banjar Sabtu, 21 September 2013

Page 2

2

Metro Banjar

Banjarbaru Highlight

SABTU 21 SEPTEMBER 2013

Berencana Buang Sampah Medis ke TPA BANJARBARU - Kebijakan manajemen RSUD Banjarbaru untuk tidak lagi menerima sampah medis dari luar rumah sakit membuat jajaran Dinas Kesehatan Banjarbaru pusing. Itu karena kondisi incinerator atau alat pembakar sampah medis di RSUD Banjarbaru yang sudah tua. Maklum saja, limbah medis dari puskesmas selama ini diproses pembakarannya dengan memanfaatkan incinerator yang ada di RSUD Banjarbaru. Untuk mengatasi persoalan ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru mengusulkan untuk membawa sampah medis ke TPA Hutan Panjang. Di sana, sampah medis dari seluruh Puskesmas di kota ini akan disterilisasi dan dikubur. Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru drg Agus Widjaya mengatakan, saat dia masih bertugas memimpin RSUD Banjarbaru seluruh sampah medis dari Puskesmas ditangani pembakarannya pada fasilitas incinerator yang dimiliki rumah sakit tersebut. Dia juga tidak mengetahui kenapa kemudian kebijakan rumah sakit sekarang ini tidak lagi menerima sampah dari puskesmas. “Saat ini saya bersama dengan seluruh puskesmas tengah berembug mencari solusi terkait permasalahan tersebut,” terang dia, Jumat (20/9). Agus mengatakan, sebenarnya puskesmas di BanSaat ini saya jarbaru kecuali puskesmas Cempaka sudah memiliki bersama dengan fasilitas berupa incinerator. seluruh pusNamun, sebagian memang kesmas tengah rusak dan sebagian lagi tiberembug mendak bisa dioperasikan karena adanya keberatan dari cari solusi terkait warga di sekitar puskespermasalahan mas. tersebut Karena itu, kemudian sampah puskesmas ini AGUS WIDJAYA dititipkan pembakarannya Kadinkes Kota melalui incinerator RSUD Banjarbaru. Banjarbaru Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Banjarbaru H Fakhruddin mengatakan, incinerator yang ada di Puskesmas sebenarnya masih bisa digunakan. Hanya tinggal ditinggikan cerobong asapnya serta dilengkapi dengan alat dost collector sebuah alat penangkap partikel debu. Selain itu, dia menyarankan untuk pembakaran tidak dilakukan pada saat jam kerja. Bisa saja, pembakaran dilakukan sore hari. Dengan cara demikian, asap yang keluar tidak menimbulkan gangguan kepada masyarakat di sekitar puskemas. Untuk Puskesmas yang tidak memiliki incinerator seperti Puskesmas Cempaka, Fakhrudin mengatakan, sampah medik dari puskesmas yang tidak punya incinerator bisa dititipkan ke puskesmas yang memiliki kelengkapan alat incinerator. “Saya kira kalau ke TPA jangan dulu. Bagaimana pun, sampah medis tidak bisa dibuang dan dikubur begitu saja. Harus diolah dahulu,” katanya. Kedepannya melihat perkembangan Kota Banjarbaru pemusnahan sampah medis tidak bisa lagi dilakukan di RSUD. Dia pun mengusulkan agar pemusnahan limbah rumah sakit dilakukan di TPA. Di lokasi tempat pengolahan sampah itu, dibentuk UPTD pemusnahan sampah medis. UPT ini, nanti yang akan memproses sampah dari rumah sakit negeri maupun swasta di Kota Banjarbaru. Karena kondisi incinerator yang uzur RSUD sementara tidak bisa melayani pembakaran sampah medis dari puskesmas-puskesmas di Banjarbaru. Diketahui Komisi III DPRD Banjarbaru belum bisa menerima usulan pengadaan incenerator dari RSUD senilai Rp 1,2 miliar. DPRD menyarankan RSUD sementara membeli alat penyaring asap yang harganya Rp 100 juta. DPRD beralasan ingin mengetahui lebih dahulu akan dijadikan sebagai apa gedung RSUD yang ada bila jadi direlokasi. (wid)

TEDUH - Sejumlah orang melintasi di Jalan Panglima Batur, Banjarbaru yang sangat teduh dengan pepohonan yang ada dibahu jalan. Adanya pepohonan ini sangat memberikan kenyamanan kepada pengendara yang melitasi kawasan tersebut terlebih saat udara panas.

BANJARMASIN POST GROUP/APUNK

WARGA ANCAM KIRIM VIDEO PENCEMARAN BANJARBARU - Keluhan warga Sukamaju RT 4 dan RT 5 RW 1 Kelurahan Landasan Ulin Utara (LUU) Kecamatan Lianganggang Kota Banjarbaru belum juga bisa diselesaikan Pemko Banjarbaru. Warga mengeluhkan lemahnya kinerja pengawasan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Banjarbaru terhadap PT Sarikaya Segara Utama (SSU). Perusahan pengolahan rotan itu, telah menimbulkan dampak cemaran lingkungan yang sangat mengganggu terhadap kesehatan masyarakat. Tidak sedikit warga di RT 4 dan RT 5 mengeluhkan gangguan pernapasan serta gatalgatal. Oleh sebab itu, warga pun mendesak Badan Lingkungan Hidup (BLH) untuk bertindak tegas kepada PT SSU untuk memperbaiki sistem pengolahan limbahnya sehingga tidak mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat di sekitar, perusahaan. “Masyarakat juga merasakan gatal-gatal mengggunakan air sumur. Air yang ada ini, tidak bisa dikonsumsi karena kemungkinan tercemar air limbah dari PT SSU,” ujar Ketua RT 4 RW 1 Suparman. Ia mengungkapkan hal itu dalam sebuah pertemuan antara warga dengan perusahaan yang berlangsung di Kantor

Silakan mereka (perusahaan) beraktivitas tetapi jangan sampai asap atau limbahnya mengganggu kami

Kami minta waktu selama empat bulan untuk memenuhi tuntutan warga

SUKMA FIRDAUS Perwakilan Warga

SANTOSO Direktur PT SSU

Kecamatan Lianganggang, Jumat (209). Hadir dalam pertemuan tersebut Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) H Fakhrudin, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Banjarbaru drg Agus Widjaya serta Camat Liangangngang, Ubay Ssos Danramil Lianganggang Kapten Johanes serta Direktur PT SSU Santoso. Warga lainnya Sukma Firdaus menyesalkan, permasalahan ini selama bertahun-tahun dibiarkan terjadi. Kenapa, kemudian ini terjadi karenaan memang tidak ada pengawasan dari instansi terkait. Siapa yang bertanggung jawab dalam hal ini, BLH serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Setiap perusahaan, pasti memiliki dokumen UKL/UPL. BLH yang kemudian memiliki kewenangan untuk mengawasi pelaksanaan dokumen UKL/UPL perusahaan diantaranya pemeriksaan kualitas air

dan udara itu wajib dilakukan pengawasan pertiga bulan serta kualitas tanah per enam bulan. “Sejak 2006 sampai sekarang tidak ada pengawasan terhadap aktivitas cemaran perusahaan. Akibatnya, warga banyak yang mengeluh mengalami gangguan pernapasan yang tidak punya

penyakit bengek timbul penyakit bengek terlebih yang sudah punya riwayat penyakit tersebut tambah bengek lagi,’ katanya. Dia meminta ada deadline kepada perusahaan untuk menyelesaikan persoalan ini. Warga tidak menuntut macam-macam kepada perusahaan, mereka hanya menginginkan asap tidak lagi berhembus ke perumahan warga. Kemudian, limbah cair harus diolah tidak bisa hanya ditampung kemudian dialirkan keluar melalui pipapipa pembuangan di tembok perusahaan. Limbah cair yang dihasilkan PT SSU harus diolah tidak bisa diendapkan kemudian dialirkan keluar karena bahan kimia. “Kalau hanya diendapkan percuma saja. Kita tidak nuntut

macam-macam. Itu saja, kami minta perusahaan penuhi. Silakan mereka (perusahaan) beraktivitas tetapi jangan sampai asap atau limbahnya mengganggu kami. Bila tidak, kami akan sebar video pencemaran PT SSU ini ke importir luar negeri sehingga produk PT SSU tidak akan diterima olah importir luar negeri,” ucap dia. Direktur PT SSU Santoso meminta waktu untuk bisa membenahi sistem pengolahan limbah perusahaanya seperti yang dimintakan. Semestinya, karena ini menyangkut teknis ia berbicara dulu dengan pegawainya yang menangani. “Kami minta waktu selama empat bulan untuk memenuhi tuntutan warga,” katanya. (wid)

Mengawasi Setelah Ada Keluhan LEMAHNYA kinerja dan pengawasan selama ini yang ditudingkan warga hanya ditanggapi Badan Lingkungan Hidup (BLH) Banjarbaru bahwa mereka sudah memproses keluhan warga. Kepala Badan Lingkungan Hidup(BLH) H Fakhruddin mengatakan, air dari sumur-sumur warga akan diperiksa kandungan kimianya dan cocokkan dengan bahan kimia yang digunakan PT SSU. Kalau memang cocok, maka perusahaan berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga. Ada kemungkinan, bila pelanggaran me-

mang dilakukan PT SSU terbukti izin lingkungan PT SSU dicabut. Kalau izin lingkungan ini dicabut ini maka UKL/UPL perusahaan bisa gugur sehingga izin usaha PT SSU juga bisa dicabut. Dia berharap, perusahaan bisa sesegeranya memenuhi tuntutan warga jangan terlalu lama karena warga sudah cukup terganggu dengan gangguan yang terjadi. “Saya harap perusahaan bisa memenuhi tuntutan warga. Kami pun, akan mengawasi operasional perusahaan ini selanjutnya. Dokumen UKL/UPL PT SSU juga akan kami evaluasi kembali,” katanya. (wid)

Surip Takut Nemu Bom Pas Ambil Pasir

BANJARMASIN POST GROUP/NURHOLIS HUDA

EVAKUASI - Anggota polisi dan TNI bersama-sama mengevakuasi mortir yang ditemukan di Pemasiran, Lianganggang, Banjarbaru, Kamis (19/9).

BANJARBARU - Penemuan mortir seberat hampir setengah ton di Pemasirang, Lianganggang, Kota Banjarbaru ternyata juga menarik perhatian Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Banjarbaru, AKBP Riko Sunarko. Lelaki yang abru saja menjabat sebagai Kapolres Banjarbaru itu mengaku juga masih penasaran soal temuan besi sebesar tubuh orang dewasa yang diduga bom mortir, untuk mengetahui lebih detailnya. “Saya juga nanya-nanya terus nih ke Brimob Polda Kalsel soal temuan besi yang diduga bom mortir itu,” ujar Riko saat dihubungi, Jumat (20/9). Dia menerangkan, temuan itu memang sangat mengejutkan mengingat ukurannya yang besar dan berat. “Hingga kini masih diteliti

soal temuan itu di Sat Brimob. Soal tahunnya, berat, umur, jenis dan dari mana,” ungkap Riko yang tak bisa juga menjelaskan kapan hasil penelitian dari Brimob didapatkan. Sementara menunggu penelitian soal Bom mortir dari Satbrimobda Polda Kalsel, warga di sekitar temuan lokasi terutama pencari pasir kembali lancar melakukan aktivitas. Garis polisi di areal temuan sudah dicabut. Namun sebagian pemasir sedikit waswas kalau kalau masih ada lagi bom sejenis mortir dan sebagainya yang masih terpendam di lokasi penambangan pasir tradisional tersebut. “Ya, kalau mencangkul atau menggali kini aku lebih hati-hati lagi. Siapa tau ada bom, pas meledak,” ujar Surip seorang pencari pasir.

Senada diucapkan Amin, warga LIK Lianganggang yang juga mengaku waswas. Meski demikian, dia tetap aja turun mencari pasir untuk keperluan sehari hari. “Kalau takut bom gak dapat uang lah kami,” ungkapnya. Seperti diberitakan, Sebuah besi sebesar tubuh orang dewasa yang diduga kuat bom mortir, di Jalan Trikora depan Lik Liang Anggang kelurahan Landasan Ulin Selatan tepatnya di galian pasir rakyat, ditemukan, Rabu (18/9) dan akhirnya berhasil dievakuasi, Kamis (19/9) pagi. Temuan mortir tersebut, dilaporkan Fahrul Iilmi (30) saat menambang pasir di Jalan Trikora depan Lik kelurahan Landasan Ulin Selatan tepatnya di galian pasir rakyat, Rabu (18/9) sekitar pukul 17.30 Wita.

Warga Mistarcokrokusumo RT 14 Kelurahan Cempaka tersebut lansung mengontak kawannya untuk melihat lagi. Namun karena takut ia langsung mengontak anggota Polsek Banjarbaru Barat. Karena melihat indikasi benar bom mortir. Anggota Polsek kemudian mengontak ke Polres Banjarbaru, yang kemudian berkoordinasi dengan Tim Gegana Brimob Polda Kalsel. Guna mengevakuasi bom mortir tersebut, 20 personel mulai dari tim gegana Polda Kalsel dan anggota Polres dan Polsek dan Anggota TNI juga diterjunkan ke lokasi ditemunya bom mortir tersebut. Petugas yang mengavakuasi ini, perlu waktu sekitar tiga jam. Mereka mengavakuasinya secara ekstra hati hati. (lis)

2109/M2


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.