Metro Banjar Edisi NO 4.437 TH. XII ISSN 0215-2987

Page 8

METRO BANJAR

8

METRO BANJAR z SELASA, 23 OKTOBER 2012

10 Tahun Ketua Dewan Pakai Nama Palsu PAMEKASAN- Puluhan pemuda Pamekasan, Jawa Timur, yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Penegak Kebenaran (Krapak) menggelar demonstrasi ke kantor Komisi Pemilihan Umum, Senin (22/10). Mereka meminta KPU Pamekasan untuk menyampaikan kepada publik tentang penggunaan nama palsu oleh Ketua DPRD Pamekasan Drs Kholil Asyari. Nama asli Kholil Asyari adalah Halil. Beberapa poster dibentangkan massa pengunjuk rasa. Ada tulisan, “10 tahun rakyat Pamekasan dibohongi Ketua DPRD Pamekasan (Kholil Asyari/Halil)”, “Ketua Dewan kok Tidak Jujur”, dan “KPU Jangan Main Mata dengan Kholil Asyari/Halil”. Hasan Basri, koordinator aksi, mengatakan kebijakan yang selama ini dilahirkan oleh DPRD Pamekasan pun patut dipertanyakan. Pasalnya Ketua DPRD Pamekasan sendiri sudah melakukan pemalsuan identitas. “Di ijazahnya bernama Halil tetapi beberapa tahun menggunakan nama Kholil Asyari,” ungkap Hasan Basri.Ditambahkan Hasan, nama Kholil Asyari oleh yang bersangkutan digunakan untuk menandatangani seluruh

rangkaian kebijakan di DPRD Pamekasan. Kebijakan tersebut di antaranya Peraturan Daerah, rekomendasi ke Satuan Kerja Perangkat Daerah, surat ke Bupati, pengangkatan staf, undangan dan APBD Pamekasan selama bertahuN-tahun. “Kebijakan itu wajib ditaati oleh masyarakat, tetapi yang menandatangani ternyata melakukan pembohongan dan pemalsuan identitas,” tambah Hasan. Atas tindakan itu, Hasan menilai tindakan Kholil Asyari sudah mencoreng dan menciderai kehormatan dan kewibawaan DPRD Pamekasan. Menanggapi hal itu, ketua KPU Pamekasan Muhammad Ramli mengatakan, ijaZah yang dimiliki Kholil Asyari memang berbeda selama ini. “Di ijazah yang disetor ke kami namanya memang Halil, bukan Kholil Asyari,” kata Ramli. Soal pembohongan nama, pihaknya tidak punya kewenangan untuk menanggapinya. “Kami hanya menyeleksi berkas saja dan tidak berwenang untuk memutuskan yang bersangkutan berbohong atau tidak,” ungkap Ramli. (kps)

Anggota DPRD Dihadiahi Kepala Anjing MANADO- Puluhan warga Pulau Bangka, Kabupaten Minahasa Utara, yang mendatangi kantor DPRD Provinsi Sulawesi Utara, Senin (22/10), menghadiahi para anggota dewan ini dengan kepala seekor anjing. Hadiah tersebut sebagai ekspresi warga yang kesal dengan sikap anggota DPRD Sulut. Warga menilai Pansus Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DPRD Sulut tidak merespons keinginan warga Pulau Bangka yang menolak keberadaan tambang pasir besi di pulau mereka. Bersamaan dengan hadiah kepala anjing, warga juga membawa 1.000 lebih kartu pos dari warga yang ada di beberapa desa di Pulau Bangka yang berisi ungkapan penolakan aktivitas penambangan. “Kepala anjing ini sebagai simbol agar Pansus RTRW tidak terlalu banyak bicara dan

cepat menyelesaikan masalah yang ada di Pulau Bangka dengan menetapkannya melalui Perda RTRW,” kata salah satu warga. Ketua Komisi I DPRD Sulut, John Dumais, yang sempat menerima kedatangan warga tersebut, mengungkapkan masalah penambangan pasir besi sebenarnya adalah tanggung jawab Pemkab Minahasa Utara (Minut). Sebab, yang memberi izin ekplorasi adalah Bupati Minut. Akan tetapi, Dumais berjanji akan menindaklanjuti masalah tersebut. Pulau Bangka menjadi isu penting akhirakhir ini di Sulawesi Utara karena adanya kegiatan eksplorasi penambangan pasir besi yang mendapat izin dari Bupati Minut. Sementara warga menolak keberadaan kegiatan penambangan tersebut dengan alasan akan merusak lingkungan Pulau Bangka. (kps)

Camat Asyik Lihat Foto Syur PROBOLINGGO- Seorang Camat atau pejabat eselon III di lingkungan Pemkab Probolinggo, tertangkap basah asyik menonton foto syur model dewasa Novi Amalia. Kejadian itu saat tiga calon bupati Probolinggo sedang menyampaikan visi dan misi mereka di ruang sidang paripurna DPRD Probolinggo. Pejabat itu terlihat oleh wartawan membuka foto di ponselnya, dari lantai dua (dari

arah belakang) gedung DPRD Probolinggo. Karena ketahuan, camat yang tertangkap basah itu berinisial Tk, langsung memberi klarifikasi kepada wartawan, didampingi Kabag Kominfo Pemkab Probolinggo, Sentot DH. “Itu kan cuma foto syur biasa. Ada Teman yang kirim MMS, begitu dibuka langsung gambar foto model, tapi tidak telanjang,” katanya.

Sementara dari lensa kamera wartawan, foto yang dilihat memang agak buram, namun terlihat foto yang dilihat itu adalah foto seorang perempuan mengenakan bikini. Sementara itu Sekda Kabupaten Probolinggo, HM Nawi, berjanji akan menindaklanjuti kejadian ini. “Kami akan peringati yang bersangkutan. Itu aksi pribadi, tidak terkait dengan lembaga,” tandasnya. (tribunnews)

Beri Sedekah ... Saya melihat duduk permasalahan perwaletan di Kabupaten Banjar bukan adanya perbedaan antara perda yang menetapkan jarak bangunan sarang burung walet dengan rumah pendudukan 200 meter dengan peraturan Bupati yang baru dikeluarkan hanya 15 meter. Berdasarkan pengamatan saya, selama ini di beberapa daerah seperti di Sampit (Kalteng), di Jawa dan beberapa daerahnya, timbulnya masalah di masyarakat karena pengusaha walet tak mau bagi hasil ke masyarakat sekitar 10

persen per kilogramnya. Ini merupakan hukum perwaletan yang berlaku di masyarakat atau istilahnya hukum normatif. Jadi, saya melihat kebijakan Bupati Banjar membolehkan sarang burung walet dibangun dengan jarak hanya 15 meter mengacu pada hukum formal atau normatif dan sisi manfaatnya. Bupati secara tersirat meminta pengusaha sarang burung walet tersebut melakukan bagi hasil atau memberikan sedekah 10 persen per kilo setiap panen buat mas-

yarakat di sekitar seperti disumbangkan ke masjid atau TPA. Sebaliknya, kalau masyarakat yang merasa resah dan meminta diterapkan hukum positif yaitu jarak sarang walet dengan rumah penduduk sekitar 200 meter, tidak akan mendapat konpensasi bagi hasil 10 persen tadi. Mungkin saja ada sebagian pengusaha sarang burung walet tidak tahu menahu mengenai pembagian hasil tersebut, yang berakibat protes di lingkungan masyarakat sekitarnya. (ful)

Sepanggung Klantink ... adalah personel Klantink. “Anggota Klantink saat diminta berfoto masih sempat bercanda dengan meminjam mandau, yang kami gunakan untuk menari. Mereka bergaya ala pendekar saat berfoto dengan kami,” ujarnya. Perempuan yang juga seorang vokalis sebuah band ini mengatakan dalam acara hiburan itu Sanggar Idaman Banjarbaru membawa tarian Dayak berjudul Eksotika Borneo. Tarian mendapat sambutan meriah dari pengunjung. “Penampilan kami tak kalah menarik dengan beberapa atraksi dimainkan orang. Penampilan kami lebih menarik karena memang khas, baik dari tarian dibawakan maupun

pakaian dikenakan,” ujar Ririn. Kini, Ririn sudah balik ke Banjarbaru dan kembali beraktivitas di pemerintahan kota berjuluk Idaman ini. Perempuan berkulit putih tersebut merupakan salah satu honorer di pemerintahan setempat. Ririn memang cukup banyak punya kebisaan. Selain piawai menarin juga jago menyanyi. Tak hanya itu, dia juga kerap kali tampil diminta sebagai pembawa acara berbagai kegiatan. “Selalu berusaha mengasah bakat dan kemampuan dimiliki itu harus. Selain banyak mendapatkan pekerjaan juga banyak teman. Pastinya pula lumayan dapat honor,” ujarnya.

Disinggung kegiatan musik, Ririn mengaku aktivitas yang satu ini agak berkurang, seiring padatnya kegiatan masing-masing personel. Namun hubungan sesama personel tergabung dalam Valentine band tetap saja berjalan dengan baik. “Dunia tari lebih dulu dikenalnya dibanding menyanyi. Wajar kalau saya lebih sering tampil menari dibanding ngeband,” ujar mantan finalis Galuh Banjarbaru ini. Bukan hanya tari tradisional, Ririn juga menguasai tarian modern dan kreasi. Sehingga untuk urusan tampil di panggung, dia sudah tak canggung lagi. Pastinya Ririn berharap bisa menjadi penari profesional. (ris)

Paneri Dilempar ... Sementara itu, Abdul Rahman, tetangga korban yang menjemput jenazahnya di rumah sakit, menuturkan Paneri adalah ayah tiga anak, yang merantau ke Barabai. Dia menjadi pedagang satai keliling di daerah pegunungan Meratus tersebut. “Dia (Paneri) sudah tinggal di Pantai Hambawang selama empat tahun,” ujarnya. Tiap hari, kata Abdul, Paneri biasanya berangkat dari rumah menuju desa-desa di Hantakan dari pukul 06.00 Wita dan kembali lagi sekitar

pukul 15.00 Wita. “Tapi kemarin (Minggu) sampai pukul 18.00 Wita tak juga kembali. Kami tetangganya sesama perantau cemas dan berusaha mencari tahu keberadaannya. Tapi tak satu dari kami yang tahu kemana dia pergi,” ujar Abdul. Paneri tinggal sendiri di rumah kontrakannya, karena istri dan anaknya sedang ke Jatim. “Kami mendapat kabar Paneri tewas dari kepolisian pagi tadi,” kata Abdul, saat menjemput jenazah korban

bersama para tetangganya. Kapolsek Hantakan, Ipda Rusdiansyah, mengatakan Paneri diduga korban pembunuhan. Hal itu berdasarkan luka-luka fisik yang ada di tubuh korban. Mengenai pelakunya, Rusdi menyatakan masih melakukan penyelidikan. “Selain barang-barang korban yang tercecer di sekitar lokasi sebagai petunjuk, belum ada saksi yang bisa dimintai keterangan. Tapi kami yakin secara perlahan bisa mengungkap kasusnya,” ujarnya.(han)

ANTARA/SEPTIANDA PERDANA

GENG MOTOR- Kepolisian mendata sejumlah tersangka kejahatan geng motor yang ditangkap di Mapolresta Medan, Sumut, Senin (22/10). Pihak kepolisian berhasil menangkap 64 tersangka yang terdiri atas 42 orang pelaku curanmor dan 22 pelaku geng motor serta menyita 24 unit sepeda motor dan empat unit mobil.

Polisi Dilempari Cuka Para Eksekusi Lahan Ricuh PALEMBANG- Eksekusi lahan seluas 10.000 meter per segi dilahan yang selama ini diklaim milik Ny Sri Wariyani atau Riri memicu kericuhan antara warga yang mendukung Riri dengan polisi yang didukung oleh aparat TNI, Senin (22/10). Pelemparan bom molotov dan cuka para terjadi saat petugas akan mengeksekusi lahan yang terletak di Jalan Residen Abdul Rozak (Patal-Pusri), RT 15/0/ Kelurahan 8 Ilir, Kecamatan IT II Palembang, puluhan warga melempari bom molotov ke arah petugas keamanan. Gara-gara itu, personel keamanan memilih mundur. Namun, mereka masih bersiaga di tempat. Seorang petugas malah tampak mengeluarkan senjata

peringatan. Petugas pun terpaksa menahan suami Riri, Erly S, yang juga anggota Kodam Sriwijaya dan memancing warga sekitar berbuat anarkistis. Jika sebelumnya warga menggunakan bom molotov, kali ini warga melempari cairan cuka para ke arah petugas. Akibatnya, beberapa petugas kepolisian dari Polresta Palembang terkena cuka para. Petugas lainnya langsung sigap menyiramkan air ke arah anggota yang terkena cairan cuka para. Karena adanya perlawanan dari masyarakat, eksekusi tertunda. Dari informasi yang beredar, petugas berinisiatif memanggil petugas pemadam kebakaran dan pihan Pomdam II Sriwijaya.

Sementara petugas Sabhara Polres Palembang melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan masa pendukung Sri Wariyani. Sebanyak tiga kali tembakan tersebut untuk membubarkan pendukung yang berjaga di dalam menolak eksekusi lahan seluas 7.000 meter di Jalan Residen Abdul Rozak (Patal-Pusri), RT 15/0/ Kelurahan 8 Ilir, Kecamatan IT II Palembang oleh Pengadilan Negeri. Pantauan di lapangan, pendukung Sri berjaga dengan disertai samurai dan golok. Ada pula yang mempersenjatai diri dengan sebilah kayu sepanjang 1,5 meter. Hingga berita ini dibuat, petugas tengah mengusahakan dialog dengan suami Riri. (tribunnews)

Muhidin Beli ... tak perlu jauh-jauh. Cukup ke SMKN 5,” ujarnya seraya berharap perusahaan besar di bidang otomotif bisa ‘melirik’ karya siswa SMKN 5. Selain mini truk, Muhidin juga memesan tiga unit sepeda, yang saat ini baru selesai satu unit. Sepeda beroda tiga tersebut dilengkapi motor listrik dengan tenaga aki. “Saya membeli sepeda dan truk mini ini untuk mendukung SMKN 5,” ujarnya.Kepala SMKN 5, Syahrir, menga-

SMKN 5. Ternyata pemko memberikan dukungan kepada SMKN 5,” ujarnya. Menurut Syahrir, siswa SMKN 5 selalu membuat karya inovatif. “Kami tak hanya memikirkan proses pembelajaran di dalam, tetapi juga memikirkan bagaimana memberikan sesuatu kepada masyarakat,” ujarnya. Dia menjelaskan jika pariwisata di Banjarmasin perlu ditingkatkan. SMKN 5 Banjarmasin ingin memfasilitasi

melalui perakitan sepeda roda tiga yang dilengkapi penutup. “Sepeda roda tiga ini sangat menarik. Turis lokal dan manca negara bisa menggunakannya keliling kota Banjarmasin,” ujarnya. Untuk nama, kat dia, masih dalam konsep, yang jelas memuat nama SMKN 5 dan Kota Banjarmasin. “Pakai sepeda ontel, kalau capai pakai mesin. Ini masih rahasia, nanti launching-nya,” ujarnya. (dia)

pihaknya sempat khawatir bahwa pembangunan sarang burung walet bisa dilakukan di tengah kota. “Sebenarnya saya berkeras bahwa jarak bangunan harus 200 meter, bahkan kalau perlu sekitar 1 kilometer dari permukiman. Biar aman,” ujarnya. Saat pembahasan aturan itu, kata Abidinsyah, pihaknya sebenarnya dilibatkan. Namun masukan dan saran dari BP2T tidak dipakai. “Karena itu, kami mencari solusi sendiri untuk mengantisipasi pesatnya bangunan sarang burung walet. Mulai dari izin gangguan (HO), SKTU, Amdal, spesifikasi bangunan itu semua diperhatikan. Kami lebih ketat saat ini,” ucapnya. Data dari BP2T Banjar, hingga saat ini sudah ada 81 pengusaha walet yang mengajukan

perizinan. Yang sudah lengkap berkasnya dan keluar izinnya baru 40 pengusaha. Sisanya masih dalam proses. “Dari data Dishut Banjar, terdapat sekitar 210 bangunan walet. Namun yang baru mendaftar cuma 81. Saya harap pada akhir 2012 sudah punya izin semua,” ujarnya. Terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Walet Kayuh Baimbai Banjar, Kasmili, mengatakan peraturan bupati itu hanya berlaku pada 2012 ini saja. “Ini untuk merangsang masyarakat berusaha sarang burung walet. Setelah 2012, aturan itu akan direvisi lagi dan kembali seperti jarak semula yakni 200 meter,” ujarnya. Mengapa seperti itu? Kasmili menerangkan, jauh sebelum aturan dibuat beberapa bangunan sarang burung walet sudah ada lebih dulu. Karena itu menyesuai-

kan bangunan yang ada dulu. “Ke depan, jarak 15 meter itu tidak boleh lagi. Pada 2013, aturan sudah berlaku penuh. Kalau ingin mudah, pengusaha silakan gabung ke asosiasi,” ucapnya, seraya menambahkan anggota asosiasi sudah sebanyak 145 anggota. Pemkab Banjar dan Asosiasi Walet, kata dia, telah menegaskan bahwa tak akan ada lagi tolerir diberikan setelah 31 Desember 2012. “Kami terapkan sanksi keras. Dengan Satpol PP, kami tak segan membongkar bangunan yang tak berizin. Ini sudah sesuai arahan Bupati Banjar,” ujarnya. Menurut dia, terhitung Januari 2013 pajak bisa ditagih ke pengusaha yang panen. “Jika masih saja ada pengusaha yang belum melengkapi, maka sanksinya bisa ke ranah hukum,” ungkap dia. (nic)

main di Banjarmasin. Makanya, saya tidak sabar ingin menjajal Barito di ISL nanti,” katanya pemain yang waktu membela Barito memakai nomor punggung 86 itu. Sandi sendiri sempat beberapa kali menyatakan keinginannya kembali berseragam Barito. Namun, keinginan itu tidak ditanggapi tim pelatih Laskar Antasari. Itu terjadi karena, saat Barito memasuki musim 2011/ 2012, Sandi yang termasuk pemain dipertahankan, malah hengkang ke Persis Solo dengan alasan lambatnya manajemen Laskar Antasari memberi kepastian. Rasa tidak sabar bertemu mantan tim juga ada di hati

David Faristian. Penggawa Persegres yang juga baru diperpanjang kontraknya itu ingin merasakan sensasi melawan mantan tim yang berandil membesarkan namanya. Meski begitu, dia tetap menaruh hormat pada pelatih, manajemen dan suporter Barito yang dua musim lalu selalu mendukungnya saat berlaga di lapangan. Bagi pemain yang akrab disapa David ini, bisa menjadi seperti sekarang ini, tidak lepas dari tangan dingin pelatih Barito, Salahudin. “Rasanya, ingin cepat-cepat main di Banjarmasin melawan Barito. Yah, anggaplah reunian,” ujarnya. David sendiri merupakan

pemain gelandang yang menjadi andalan Barito pada musim 2010/2011. Bahkan, nama David sempat masuk daftar pemain yang dipertahankan di Laskar Antasari. Akan tetapi, dengan alasan ingin dekat ibunya di Gresik, Jawa Timur. Kebetulan, pemain bernomor punggung 11 saat membela Barito itu lolos seleksi Persegres yang sebelumnya bernama Gresik United. Di ISL nanti, Barito juga akan dihadapkan pada mantan anak asuhnya. Selain David dan Sandi, ada Isnan Ali yang membela Mitra Kukar, Qischil Gandrum Minny (Arema-Pelita) dan Michael Yansen Orah (PSPS Pekanbaru). (ire)

takan dukungan terhadap hasil rakitan siswa SMKN tak hanya terjadi di Solo. “Tak hanya Joko Widodo yang membeli mobil rakitan SMK, Wali Kota Banjarmasin juga melakukan hal yang sama,” ujarnya. Mini truk 1.800 CC ini, kata Syahrir, rencananya akan dikembangkan dengan bekerja sama dengan investor. Saat ini, sudah ada tiga unit yang dirakit. “Sebuah penghargaan buat

Bupati Banjar ... yang mengatur jarak rumah warga dan bangunan sarang burung walet itu jelas tidak pro-rakyat. “Jika melihat dampak yang ditimbulkan, jarak 200 meter itu saja masih dinilai terlalu dekat,” ujarnya. Selain menyinggung dampak, Hasniah juga mengaku khawatir kalau bangunan sarang burung walet itu tiba-tiba roboh.“Pasti serpihan bangunan itu akan mengenai rumah warga sekitar. Kan jaraknya cuma 15 meter, tak lebih,” ucapnya. Tak Dipakai Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Banjar, H Pangeran Abidinsyah, tak menampik dalam aturan tentang walet itu ada revisi mengenai jarak. Menurut dia, setelah mengetahui bahwa jarak yang diberikan hanya 15 meter,

Isnan Tak ... suasana Stadion 17 Mei Banjarmasin. Bagi kiper bertinggi badan 185 sentimeter ini, semasa membela Laskar Antasari, meski hanya satu musim, 2010/2011, namun banyak kenangan yang tidak mudah dilupakan. “Para suporternya, masyarakatnya dan suasana yang tercipta di dalam tim sangat luar biasa,” ujar mantan kiper Persis Solo versi Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo ini. Kini, rasa kangen itu muncul lagi. Tapi kali ini sebagai lawan. Kiper yang akrab disapa Sandi itu mengaku tidak sabar melawan Barito di ISL. “Terus terang saya kangen


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.