Metro7 Kalimantan Selatan

Page 15

SAMBUNGAN HAL 1

|Th V| 16-22 September 2013 |Edisi 309 Hal

Polisi Ditusuk... Kedua aparat ini terluka parah setelah ditikam oleh Amat Ampau (35), warga Desa Habirau Tengah RT 08 RW 2 Kecamatan Daha Selatan. Setelah mendapatkan perawatan di UGD Puskesmas, Kedua aparat penegak hukum ini selanjutnya di rujuk ke Rumah Sakit Hasan Basry Kandangan. Karena dokter bedah yang menangani tidak ada, Briptu Aji Putra yang terlihat lemah, kembali dilarikan ke Rumah Sakit Datu Sanggul Rantau dan dirujuk lagi ke Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin. Sementara Brigadir Abijar yang mengalami luka di kaki, dirawat di Rumah Sakit Hasan Basry. Dari informasi yang didapat di lapangan, pagi itu, sekira pukul 07.00, Amat Ampau bertemu dengan mantan istrinya, Ernasari (23), keduanya pun bertengkar. Parahnya, Amat Ampau kemudian menyandera dan membawa Ernasari ke rumah orangtuanya. Mendengar kejadian itu, orangtua Ernasari melapor kepada Kepala Desa Sungai Pinang, Maskuri.] Setengah jam kemudian, orang tua

Erna, ditemani Kepala Desa Sungai Pinang, Kepala Desa Habirau beserta 4 orang angota Polsek Daha Selatan mendatangi rumah orangtua Amat Ampau. Mengetahui kedatangan rombongan tersebut, Amat langsung menyeret Erna untuk bersembunyi di dalam wc. Empat anggota kepolisian mendekati pintu wc. Sambil meminta agar Amat menyerahkan mantan istrinya dengan baik-baik. Bujukan polisi dari balik pintu, tidak dihiraukan. Briptu Aji dan Brigadir Abijar pun bertindak tegas, mendobrak pintu wc. Alasan dilakukannya pendobrakan, karena Erna terdengar menjerit-jerit berteriak meminta tolong. Pukul 08.15, dua anggota polsek mendobrak pintu WC. Setelah pintu terbuka, spontan Amat lari keluar sambil menghunus sebilah belati. Briptu Aji Putra yang berada di dekat pintu, langsung ditusuk ke arah perut. Mendapatkan serangan secara tibatiba dan tidak disangka. Aji berupaya menangkis, upaya tersebut berhasil, namun tusukan tersebut sempat menggores pergelangan tangan kiri Aji,

hingga menghujam pinggang kirinya. Melihat rekannya terluka, Brigadir Abijar mendekat untuk memberikan pertolongan. Namun nasib apes juga dialaminya, sebuah tusukan didaratkan oleh Amat Ampau. Kendati sempat menghindar, namun tak urung, kaki kanannya juga tertusuk oleh pisau yang dipegang erat Amat. Setelah melukai dua orang polisi. Amat langsung kabur sambil mengacungkan belatinya ke atas untuk menakuti orang-orang yang ingin menangkapnya. Setelah Amat melarikan diri, dua orang rekan Briptu Aji yang ada di halaman rumah langsung mengevakuasi Aji dan Abijar ke UGD Puskesmas Bayanan. Kasat Reskrim Polres HSS Iptu Mufid yang dikonfirmasi membenarkan bahwa, ada dua anggotanya yang menjadi korban penusukan. "Benar, ada dua anggota kita yang terluka akibat ditusuk senjata tajam oleh tersangka ketika akan diamankan. Kita masih lakukan pengejaran, terhadap tersangka," katanya. (Metro7/Fit)

Membusuk Dalam Karung... Bripda Sultan langsung menuju TKP untuk memastikan kebenaran laporan tersebut. Sesaat memastikan laporan itu benar, ia meneruskannya ke Mapolres Balangan. Mayat itu kemudian diketahui bernama M Yasin (34) warga Desa Ilung Pasar Lama Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Jasad pria malang ini ditemukan dalam keadaan tertelungkup di tengah kebun karet. Tengkorak kepala belah, tangan kanan hampir putus, serta banyak ditemukan luka gores dan tusukan di bagian dada. Parahnya lagi, bagian

belakang sudah membusuk. Dari kesaksian Rudiansyah (34), kakak ipar korban, Yasin meminjam sepeda motornya dan meninggalkan rumah sejak hari Jum’at (6/9) lalu. “Kalau meminjam sepeda motor biasanya sebentar saja. Pas turun rumah itupun dia seperti tergesa-gesa,” ungkapnya. Kasubag Humas Polres Balangan Aipda B Piktrus mengatakan, berdasar keterangan dari Rudiansyah, diketahui ada beberapa barang milik korban yang tidak ditemukan di TKP.

Yakni sepeda motor Satria F bernomor polisi DA 4676 GU, satu buah HP dan dompet milik korban. “Diperkirakan mayat sudah membusuk selama empat hari. Korban diduga korban dari penganiayaan berat. Kami masih dalam penyelidikan,” katanya. Pikrus juga menjelaskan, pihaknya menemukan ceceran darah tidak jauh dari lokasi kejadian. Di belakang sebuah rumah kosong, sekitar 100 meter dari lokasi penemuan mayat, tepatnya di pintu belakang telah ditemukan titisan darah. (Metro7/Sri)

Tertangkap Main Judi... Empat siswa yang masih tercatat sebagai murid kelas 11 IPS ini hanya pasrah ketika polisi membawa mereka beserta barang bukti 1 pack kartu domino dan uang senilai Rp 20 ribu. Kejadian bermula ketika guru yang sedang mengajar merasa curiga setelah mendapati sejumlah muridnya tidak berada di ruang kelas. Padahal, sebelum istirahat, murid-murid tersebut masih terlihat belajar di kelas. Hal itu kemudian dilaporkan kepada Kepala SMAN 1 Tamiang Layang, Khoirul Anam SPd. “Mereka saya pergoki bermain judi domino ketika usai jam istirahat,” papar Khoirul Anam. Tanpa pikir panjang, Anam pun langsung menggrebek mereka yang tengah asyik bermain judi. Karena

ketahuan, para murid ini pun tunggang langgang melarikan diri dari kejaran Anam. Namun, upaya mereka sia-sia karena Anam beserta guru-guru lainnya berhasil menangkap keempat siswa tersebut. Karena kejadian ini sudah berulang kali dilakukan oleh oknum siswa tersebut, Anam pun memanggil pihak Kepolisian Polres Bartim untuk menindak para murid tersebut. Hal ini diungkapkan Anam agar memberi efek jera dan para murid lainnya dapat menjadikan contoh bahwa sekolah tidak akan segan-segan melaporkan kepada pihak yang berwajib jika kedapatan bermain judi. “Ini sebagai pelajaran untuk yang lain, karena selama ini pihak sekolah sudah kewalahan menangani kenalan

siswa-siswa ini,” tutur Anam. IG dan JU pun terancam akan dikeluarkan dari sekolah tersebut karena sebelumnya sudah berulangkali melakukan kesalahan yang sama. Pihak sekolah dan wali murid pun sudah mengadakan pernyataan diatas materai bersedia dikeluarkan dari sekolah apabila terlibat praktik perjudian lagi di lingkungan sekolah. Bahkan, menurut pengakuan mereka ada indikasi orang luar dari siswa tersebut yang ikut bermain judi dan menjadi bandar. “Menurut penuturan oknum yang tertangkap, ada oknum lain yang bukan murid dari SMA ini ikut bermain judi dan menjadi bandar. Ini akan kami tindak lanjuti dan selidiki bersama jajaran kepolisian,” pungkas Anam. (Metro7/MJ/Sigit)

Menurut penuturan warga, kejadian itu bermula ketika AP dan ED yang masih berstatus pelajar SMKN di Tamiang Layang mengendarai motor Yamaha Vega ZR dengan Nopol KH 2282 KG melaju kencang dari arah Mungkur Kandangan menuju ke sekolahnya yang terletak di Tauluh. Karena terburu-buru menuju kesekolah, AP mengebut dan sesekali menoleh sambil mengobrol dengan ED, teman yang diboncengnya. Karena sering menoleh kebelakang, AP tidak melihat Rianti berbelok menuju rumahnya di gang Kirab Pemuda. AP yang melihat ada motor di depannya, spontan panik dan membelokkan kemudi kearah kanan. Tabrakan pun tak terelakkan.

Rianti yang mengendarai motor Yamaha Mio Soul warna putih dengan nopol KH 3147 KF terpelanting dan tersungkur di tengah jalan setelah diseruduk dari belakang. Sedangkan AP dan ED juga jatuh karena hilang kendali setelah menabrak. Warga sekitar pun langsung menolong Rianti. Akibat helm yang dikenakan terlepas, korban mengalami benturan yang sangat keras di kepala. Darah segar pun mengucur dari hidung dan telinga. Sedangkan AP dan ED hanya mengalami luka lecet dan memar pada bagian tubuhnya. Rianti sempat dilarikan ke RSUD Tamiang Layang. Namun dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, ia menghembuskan nafas terakhir.

Di hadapan warga, AP mengaku tergesa-gesa karena akan masuk sekolah. Ketika itu, dia di SMS oleh temannya untuk segera kembali ke sekolah karena guru mereka sudah masuk ke dalam kelas. AP dan ED yang kala itu sedang “cabut” sekolah dan sedang “Saya sedang tergesa gesa, kami sedang istirahat dan pulang ke rumah karena tidak ada guru di kelas. Tapi tiba-tiba dapat sms bahwa guru sudah masuk ke kelas, jadi saya ngebut ke sekolah,” kata AP. Hingga saat ini, AP masih dimintai keterangan oleh Unit Lakalantas Satlantas Polres Bartim. AP diancam terkena pasal 310 ayat 4 yakni karena kelalaiannya dalam berkendara mengakibatkan orang lain meninggal dunia. (Metro7/MJ/Sigit).

Kebetulan rumah itu sedang kosong karena kakak MR lagi berada di Banjarmasin. Setelah cukup lama di dalam rumah, keduanya lantas jalan-jalan sekaligus mengantar Bunga pulang. “Kami hari itu tidak sempat menggerebek keduanya. Beberapa warga lalu berencana untuk menjebol dinding dengan membuat lobang dengan cara dibor agar mudah mengintai,” kata warga yang enggan namanya dikorankan. Persiapan matang itu rupanya tidak sia-sia. Pasangan sejoli yang tak

sadar telah diintai warga itu datang lagi. Kali ini keduanya berniat menginap dan tidur bersama di rumah yang belakangan diketahui milik Supian, saudara MR. Salah satu warga yang bertugas melakukan pengintaian terperanjat begitu mengetahui dari balik dinding keduanya bermesraan dan berhubungan layaknya suami istri. Dia langsung memanggil warga lain. Tak membutuhkan waktu lama, ratusan warga serentak bergerombol di depan rumah. MR dan Bunga kaget mendengar

Tabrak Ibu Hamil...

Pasangan Mesum...

pintu digedor. MR yang hanya sempat memakai celana panjang langsung syok dan pucat saat membuka pintu dan di depannya ratusan warga telah mengelilingi rumah saudaranya itu. Saat itu MR sempat berusaha mengelabui warga dengan mengatakan mereka telah menikah. Namun pengakuan itu tidak digubris warga. Bahkan karena kesal, ratusan warga yang sangat marah sempat menggiring pelaku keluar rumah dan memukulinya. Lelaki yang bekerja sebagai buruh batu itu beberapa kali harus

15

Habib Munzir Al Musawa Wafat

Sang kakak Habib Nabil Almusawa mengabarkan berita duka tersebut melalui akun twitternya. "Adinda Habib Munzir meninggal, mohon maafkan kesalahannya dan mohon doanya," tulis Habib Nabil di akun Twitternya, Minggu(15/9/2013). Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa atau lebih dikenal dengan Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa lahir di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, 23 Februari 1973. Ia adalah pimpinan Majelis Rasulullah, majelis dzikir terbesar di Indonesia. Berikut ini biografi singkat Habib Munzir al Musawa, orang nomor satu di Majelis Rasulullah, seperti dipajang di www.majelisrasulullah.org menjawab pertanyaan di laman tersebut: Alaikum Salam wr wb.., Ayah saya bernama Fuad Abdurrahman Almusawa, yang lahir di Palembang, Sumatra selatan, dibesarkan di Makkah Al mukarramah, dan kemudian mengambil gelar sarjana di Newyork University, di bidang Jurnalistik, yang kemudian kembali ke Indonesia dan berkecimpung di bidang jurnalis, sebagai wartawan luar negeri, di harian Berita Yudha, yang kemudian di harian Berita Buana. Beliau menjadi wartawan luar negeri selama kurang lebih empat puluh tahun, pada tahun 1996 beliau wafat dan dimakamkan di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Nama saya Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa, saya dilahirkan di Cipanas Cianjur Jawa barat, pada hari jum'at 23 februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393H, setelah saya menyelesaikan sekolah menengah atas, saya mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma'had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan. Lalu mengambil kursus bhs.Arab di LPBA Assalafy Jakarta Timur, lalu memperdalam lagi Ilmu Syari’ah Islamiyah di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur, kemudian saya meneruskan untuk lebih mendalami Syari’ah ke Ma’had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman, selama empat tahun, di sana saya mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Qur;an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya. Saya kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah, dengan mengunjungi rumah rumah, duduk dan bercengkerama dg mereka, memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan, lalu atas permintaan mereka maka mulailah saya membuka majlis. Jumlah hadirin sekitar enam orang, saya terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah swt, yang membuat hati pendengar sejuk, saya tidak mencampuri urusan politik, dan selalu mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kpd Allah swt, bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll, tapi justru mewarnai semua gerak gerik kita dg kehidupan yang Nabawiy. Kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawiy, kalau konglomerat, maka dia konglomerat yang Nabawiy, pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy, petani yang Nabawiy, betapa indahnya keadaan ummat apabila seluruh lapisan masyarakat adalah terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan. Inilah Dakwah Nabi Muhammad saw yang hakiki, masing masing dg kesibukannya tapi hati mereka bergabung dg satu kemuliaan, inilah tujuan Nabi saw diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam. Kini majlis taklim saya yang dulu hanya dihadiri enam orang, sudah berjumlah sekitar tiga ribu hadirin, saya sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta pusat, saya juga sudah membuka majlis di seputar pulau jawa, yaitu: Jawa Barat: Ujungkulon Banten, Cianjur, Bandung, Majalengka, Subang. Jawa Tengah: Slawi Tegal, Purwokerto, Wonosobo, Jogjakarta, Solo, Sukoharjo, Jepara, Semarang, Jawa Timur: Mojokerto, Malang, Sukorejo, Tretes, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo. Bali: Denpasar, Klungkung, Negara, Karangasem. NTB: Mataram Ampenan Luar Negeri: Singapura, Johor, Kualalumpur. Namun kini kesemua kunjungan keluar jakarta telah saya cukupkan setahun sekali dengan perintah Guru saya. Dan saya pun telah menjadi Narasumber di beberapa stasion TV swasta, yaitu di Indosiar untuk acara Embun Pagi tayangan 27 menit, di ANTV untuk acara Mutiara Pagi tayangan 27menit, RCTI, TPI, Trans TV dan La TV. Saya membina puluhan majelis di jakarta, yg kesemuanya mendapat giliran jadwal kunjungan sebulan sekali, selain Majelis Induk di Masjid Almunawar Pancoran jakarta selatan yg diadakan setiap senin malam dan setiap malam jumat di kediaman saya, maka padatlah jadwal saya setiap malamnya sebulan penuh, namun tuntutan dari wilayah wilayah baru terus mendesak saya, maka saya terus berusaha memberi kesempatan kunjungan walaupun dg keterbatasan waktu. Email pribadi saya : munziralmusawa@yahoo.com Demikianlah sekilas dari Biografi saya, untuk memperjelas gerakan dakwah yang saya jalankan, semoga limpahan rahmat Allah swt bagi mereka yang berminat menerima seruan seruan Kelembutan Allah swt, Amin Allahumma Amin. Demikian Biografi ini saya buat, Hormat Saya, Khadim Majelis Rasulullah saw (Munzir Almusawa) *saudara mursa, terimakasih atas partisipasi anda, saya jadi malu, Baarakallahufiikum. (Metro7/berbagai sumber)

menahan sakit di sekujur tubuhnya akibat pukulan benda tumpul. Sementara Bunga hanya bisa menangis saat melihat kekasihnya dihakimi warga. Beruntung, amukan warga berakhir ketika pelaku tak berdaya dan wajahnya dipenuhi darah. Pelaku yang masih belia itu langsung diamankan kembali masuk rumah sambil menunggu polisi datang. Setelah diamuk warga MR akhirnya mengakui kalau mereka masih berpacaran. Kedua orang tua MR pun kemudian dipanggil warga. ”Ulun umpat (saya ikut) menginap di Paju-

kungan bersama MR,” timpal Bunga. Perbuatan mesum keduanya akhirnya selesai setelah keluarga besar Bunga dari Desa Rangas Dalam, Batang Alai Selatan dan keluarga MR dari Desa Limbar, Kecamatan Batang Alai, bertemu di Mapolres HST. Usai dimintai keterangan, MR bersedia mengawini kekasihnya itu secepatnya. Bahkan, keluarga MR juga sanggup membayar Dam atas permintaan warga Pajukungan. Uang tebusan senilai Rp 4 juta itu nantinya dimanfaatkan untuk selamatan kampung. (Metro7/Fit)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.