Manado Post, 29 Juni 2010

Page 5

6

Layout: Budi Santoso

SELASA, 29 JUNI 2010

o m l o b e

BIJAK

Kandas karena Biaya

Refleksi Menjelang Sidang Raya KGPM

KGPM Masa Lalu, Kini dan Esok. Mencari Pemimpin yang Berkualitas Bagian Pertama MODERENISASI yang mengglobal telah membawa perubahan zaman sehingga memicu individu atau kelompok masyarakat akan mengalami alih generasi yang akan dihadapi individu atau kelompok di berbagai lapisan masyarakat. Sepertinya halnya seorang pemimpin gereja pun mengalami alih generasi atau pengaruh dari moderenisasi yang mengglobal. Seorang pemimpin gereja yang handal sudah barang tentu paham tentang manajemen gereja dan fungsi organisasi dalam mengkoordinasi semua jemaatnya. Oleh karena itu dibutuhkan kemauan yang keras dan motivasi yang mumpuni untuk mengayomi bahtera KGPM sebagai wadah yang bisa membawa jemaatNya mengalami berkat baik segi jasmani maupun rohani. Dalam Sidang Raya, sebagai institusi tertinggi mencari pemimpin terbaik diharapkan bisa menelorkan pelayan yang mau melayani bukan untuk dilayani. Masa lalu Sejarah KGPM tidak lepas dari

Seorang pemimpin gereja yang handal sudah barang tentu paham tentang manajemen gereja dan fungsi organisasi dalam mengkoordinasi semua jemaatnya Gembala Donald K A Lonteng STh (Ketua PMS KGPM Bukit Kasih Kanonang) sejarah penduduk Minahasa terdiri dari beberapa suku yang dikelompokkan berdasarkan geografis, dialek bahasa yang antara lain : Tombulu Tonsea Tountemboan dan Tolour Kemudian dari empat suku asli Minahasa di atas ada pula suku pendatang yang menetap di Minahasa seperti suku : Suku Tonsawang Suku Ponosokan

Suku Bobentahu dan Suku Batik Minahasa berasal dari kata “Asa” yang di artikan “Esa” (satu) kemudian ditambahkan dengan kata awalan MAHA maka terjadilah kata MAHAESA (menjadi satu) bersatu atau telah bersatu dengan sisipan “IN” pada kata Maha maka terjadilah kata MINAHASA. Berdirinya Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) dan Penyebaran Agama Kristen.

Diego de Magelthaes, seorang Spanyol yang melarikan diri sebagai tahanan Portugis di Ternate serentak mengajarkan penduduk Manado dan Minahasa tentang ajaran agama Kristen. Pada masa itu Indonesia sebagai jajahan Belanda sejak tahun 1602 di bawah suatu badan yang bernama Verenigde Coast Compagnie (VOC) adalah suatu badan perdagangan di bawah pemerintah berada di bagian Asia. Kebijakan VOC yaitu mendirikan sekolah-sekolah dan mendatangkan tenaga-tenaga rohaniwan untuk melayani gereja di Minahasa. Peraturan-peraturan pemerintah tidak begitu memuaskan bagi para jemaat karena harus terikat dengan kebijaksanaan VOC. Dengan berakhirnya VOC tahun 1799 gereja di Minahasa mengalami perubahan di bawah pemerintahan langsung Belanda dengan kebijaksanaan Raja Willem yang menghendaki satu gereja dalam satu wilayah pemerintahan.(bersambung)

Membongkar Bungker Teroris Oleh Anton Tabah (Jenderal Polisi, pengurus HMI di Semarang 1977-1981)

Bagian Kedua KEEMPAT; Pasca strategi keras radikal mengubah strategi deradikalisasi. Menyaru sebagai dai menyampaikan ayat-ayat keras dan dahsyat tentang jihad, tentang perang, dan pahala surga di masjid-masjid, di diskusi-diskusi terbatas, bahkan door to door. Kelima; Kemiskinanpengangguran menjadi constributing faktor pemicu remaja mudah tergiur dogma-dogma keagamaan yang dahsyat (surga neraka). Daripada hidup susah mencari kerja lebih baik jihad untuk mati syahid lebih cepat masuk surga dijemput istri-istri cantik jelita 72 bidadari. Itulah asal munculnya istilah siap untuk menjadi calon manten. Sebab, teroris-teroris remaja yang siap melakukan bom bunuh diri menurut mereka adalah calon-calon pengantin.

Keenam; Budaya masyarakat permisif mudah menerima kehadiran orang lain dan tenggang rasa (ewuh pekewuh) dimanfaatkan dengan baik oleh teroris. Ketujuh; Sistem data penduduk manual dengan mudah seseorang memiliki KTP ganda akan mempersulit identifikasi. Hal itu juga memudahkan tersangka melarikan diri ke luar negeri atau ke tempat lain yang mereka mau. Ayat-Ayat Dahsyat Dari tujuh faktor di atas, kini kita bedah faktor yang keempat (4) menggunakan taktik deradikalisasi. Itu artinya kelompok teroris mengubah pola aksi dari radikal keras dengan bom bunuh diri dengan dakwah bilkoul dan dakwah bilhal. Mereka tampil sebagai mubalig dan ustad pada umumnya, tetapi selalu menyelipkan ayat-ayat keras dan dahsyat yang dapat

membakar semangat jihad orang-orang yang baru semangat belajar agama dan dangkal pengetahuan keagamaannya. Orang-orang semacam itulah yang sering menjadi sasaran lunak para teroris untuk menjadikan mereka ’’calon-calon pengantin’’, istilah lain dari pelaku bom bunuh diri atas nama jihad yang keliru atau sesat tadi. Dengan sasaran Amerika yang sudah telanjur terstigma buruk di negaranegara Islam sebagai musuh bersama umat Islam, ayat-ayat dahsyat akan sangat efektif dan komunikatif diterima kaum muda. Lihat kader-kader baru yang direkrut teroris. Ternyata mereka mayoritas berusia 18-30 tahun. Adapun ayat-ayat keras dan dahsyat itu, antara lain, surat Maidah ayat 44 yang artinya begini: ’’Barang siapa menghukumi sesuatu tidak dengan hukum Allah, maka dia kafir’’.

Surat Taubat ayat 38, yang artinya: ’’Wahai orang-orang beriman, mengana ketika kamu diperintahkan untuk perang di jalan Allah, kau malah lebih memilih mencari dunia? Apakah kau lebih mencintai dunia ketimbang akhirat, padahal kesenangan dunia itu cuma sebentar dan sangat sedikit, sedangkan kesenangan akhirat abadi selama-lamanya’’. Jika seseorang telah terkunci dengan dalil-dalil dahsyat tersebut, semangat mereka untuk mati dalam jihad akan terus membara dan sulit sekali disadarkan. Sebab, mereka telah membuka kitab suci dan menafsirkan ke satu persoalan: Mati sahid. Apa yang penulis kemukakan di kajian ini adalah fakta dari keterangan mantanmantan teroris yang sadar dan telah kembali ke jalan yang benar.(bersambung)

KEGEMBIRAAN para orang tua (ortu) siswa di Sulut yang anaknya baru lulus Ujian Nasional (Unas) SMP-SMA berangsur-angsur hilang. Sukacita ketika membaca amplop kelulusan kini digantikan dengan kegelisahan. Ya, para ortu mulai berpikir, bagaimana menyiapkan dana untuk anak mereka yang akan lanjutkan pendidikan selanjutnya. Kalau orang tua mampu tentunya tidak akan cemas. Mereka pasti enjoy bahkan sudah menyiapkan keperluan anak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi di Unsrat, Unima maupun perguruan tinggi swasta lainnya. Bahkan ada yang mungkin sudah menyiapkan anaknya kuliah di Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Semarang maupun luar negeri. Mengapa, mereka punya fulus. Namun yang mampu lanjutkan tinggi mungkin hanya 10 persen dari yang tidak mampu kuliah. Bagaimana dengan ortu siswa kurang mampu. Sudah pasti sangat sulit mencari jalan keluar masuk perguruan tinggi yang membutuhkan donor dana yang yang besar. Semisalnya masuk Unsrat, calon mahasiswa lewat jalur T2 maupun penerimaan umum sudah pasti wajib menyiapkan dana pembangunan. Yang lagi tren sekarang yakni dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Bukan soal dana pembangunan, tetapi apakah ortu mampu dan sanggup membayar dengan ketidakadaan. Banyak siswa-siswi cerdas harus menggantungkan harapan dan cita-cita di rumah sendiri. Mereka sebagai generasi penerus pembangunan bangsa hanya bisa melihat teman-teman mereka menjadi mahasiswa dan mahasiswi karena terdongkrak ortu punya dana. Itu perguruan tinggi. Bagaimana dengan lulusan SMP yang akan masuk SMA. Sudah pasti harus menyediakan dana yang tidak sedikit. SPP memang bebas untuk sekolah negeri. Tetapi biaya tetebengek yakni biaya seragam sekolah dan olahraga serana dana untuk fasilitas sekolah ikut melambung. Kata orang Manado, biaya masuk kuliah dan SMA relatif sama. Belum juga dengan rebutan masuk sekolah unggulan yang sudah memasang tarif masuk. Bagaimana siswa yang cerdas namun tak bisa masuk sekolah unggulan karena dana tak punya. Inilah kiamat dunia pendidikan yang hany mengutamakan dana dari ortu bukannya dari pemerintah. Gambaran kegelisahan itu setidaknya akan dialami siswa yang memang pintar namun tak ada dana masuk universitas. Banyak masyarakat memang tidak memiliki kemampuan untuk membayar biaya pendidikan putra-putrinya karena rendahnya kemampuan ekonomi. Perluasan akses pendidikan yang dicanangkan pemerintah sering berhadapan dengan kenyataan adanya keinginan untuk meningkatkan akses sumber daya ekonomi institusi pendidikan yang terus terjadi. Di tengah realitas seperti itu, dirasakan sangat mendesak untuk merumuskan berbagai kebijakan pendidikan yang berpihak kepada kaum miskin tetapi cerdas. Pendidikan memang diakui sebagai human investment. Pendidikan merupakan suatu instrumen dalam rangka meningkatkan kemampuan manusia dalam menghadapi kehidupan nyata di dunia ini. Memang, dapat dinyatakan bahwa mobilisasi vertikal dalam banyak hal ditentukan oleh pendidikan. Semakin tinggi pendidikan, semakin besar peluang mobilisasi vertikal tersebut terjadi. Banyak contoh tentang pengaruh pendidikan terhadap mobilitas vertikal. Banyak orang yang sukses dalam kehidupan karena pendidikannya. Meskipun tidak didapatkan data yang jelas, namun dapat dipahami tentang relasi antara pendidikan dan mobilitas vertikal pada masyarakat Indonesia termasuk Sulut. Pendidikan memang menjadi prioritas bagi pengembangan sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM yang sangat baik tentu berdampak positif bagi kualitas bangsa secara umum. Karena itu, tidak salah jika dalam Pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa tujuan kemerdekaan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Artinya, seharusnya pendidikan menjadi prioritas dalam pembangunan bangsa. Meskipun agak terlambat, pilihan penganggaran pendidikan 20 persen sudah berada di jalur yang benar (on the right track). Melalui anggaran pendidikan, Kementerian Pendidikan Nasional telah mampu memberikan berbagai layanan anggaran yang sangat memadai. Serta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota berlomba-lomba membebaskan biaya pendidikan namun masih terdengar pungutan sanasini.(*)

POJOK Elly Tetap Bertanding - Bisa Kalahkan Para Lawan Pak 658 M Pendidikan Mandul - Tak Bisa Lahirkan Siswa Berprestasi

Suara Pembaca

Gaji 13 Dipotong

Basmi Pencurian di Bahu

KAMI para guru di wilayah Kauditan mengeluh. Penegasan tidak ada pemotongan gaji 13 ternyata hanya isapan jempol. Buktinya, ada pemotongan dan angka bervariasi. Ada yang Rp12 ribu hingga Rp70 ribu. Pemotongan itu tergantung besaran angka rupiah yang ada di belakang dari total yang diterima. Pemotongan gaji 13 juga terjadi di wilayah Kecamatan Kalawat. Kami sebagai guru berharap tidak ada pemotongan. Selanjutnya, dana yang terkumpul dari pemotongan tersebut perlu dipertanyakan. Bupati Minahasa Utara perlu penegasan kepada oknum-oknum yang lakukan pemotongan. Kami tidak keberatan di potong, namun kebijakan ini tidak sepadan dan sejalan kebijakan pemerintah kabupaten. Terima kasih perhatiannya

KAMI masyarakat di tinggal di Kampus Unsrat Bahu selalu resah dengan pencurian. Hampir setiap malam selalu terjadi pencurian. Yang hilang diantaranya sepeda motor, laptop, TV, komputer hanphone dan sebagainya. Kami meminta kepolisian lebih intensif lakukan ronda malam. Masyarakat juga diingatkan untuk selalu waspada dan selalu menaruh curiga bagi orang baru. Tak ada salahnya juga dilakukan pemeriksaan terhadap penghuni di kost-kost di Bahu. Peristiwa ini tentunya sangat memalukan bagi warga Kota Manado. Daerah tujuan wisata namun pencurian di masyarakat intelektual kampus kerap terjadi. Sungguh malang jika pelakunya oknum mahasiswa. Iya, Bahu

Nama dan alamat ada di redaksi

Manado Post Penerbit

: PT. Wenangcemerlang Press, SIUPP: NO. 216/SK/Menpen/SIUPP/A.6/1986

Perintis Pembina Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris

: : : : :

Direktur Utama Direktur Marketing Direktur Keuangan Direktur Afiliasi

: : : :

Eric Samola SH Dahlan Iskan Ny Dorothea Samola-Luntungan Imawan Mashuri Zainal Muttaqin Alwi Hamu Suhendro Boroma Benny Raintama Urief Hassan Dino Gobel’s

Pemimpin Redaksi Redaktur Pelaksana Koordinator Liputan

: : :

Dewan Redaksi

:

Marlon Sumaraw Tommy Waworundeng Djaya Dixie Tasiam Idham Malewa Tommy Waworundeng Djaya Dixie Tasiam Idham Malewa Feryando Lamaluta

Alamat: Manado Post Center Manado Town Square Blok B no 14/15 Manado. Telp. (0431) 855-558, 855-559, Fax. (0431) 860-398. Homepage: http://www.mdopost.com, e-mail: editor@mdopost.com. Percetakan: Jalan Pomorow Manado. Telp. (0431) 852-004

Redaktur Senior: Leonardo Axel Galatang. Redaktur: Tenny Assa, Hetty JC Tuerah, Martha Pasla, Peggy Sampouw, Bahtin Razak, Stenly Kowaas, Irvan Sembeng, Novel Najoan. Staf Redaksi: Ronald Gampu, Budi Siswanto, Cesylia Saroinsong, Oliviani Simbar, Angel Rumeen . Fotografer : Max Tungka, Lukman Polimengo Biro-Biro: Mesya Mohammad, (Jakarta), Filip Kapantow (Tomohon), Benyamin Allo (Minahasa),Firmansyah Toboleu (Bolaang Mongondow-Kotamobagu, Bolsel, Boltim),Charencia Repie (Bitung), Jemmy Gahansa (SangiheTalaud-Sitaro), Veronica FM Sondang (Minahasa Selatan), Risky Pogaga (Minahasa Utara), Haryadi (Bolaang Mongondow Utara), Hesty Sondakh (Minahasa Tenggara), Miedy Pakasi (USA, California). Operator JPNN (Jawa Pos News Network); Iswan Buka. Information Technology (IT): Jonly Tumiwang. Sekretaris Redaksi: Suwarni Rahim, Renny Lomboan. Pracetak/Quality Qontrol: Vanny Kawulusan (Koordinator), Budi Santoso, Dedi Ahmad, Rusman Linggama, Adrian Kasenda, Maxi Mangimbulude, Usamah Tamau, Alfian Tinangon, Amos Tempone, Fuad Puspita. Ombudsman Manado Post Grup: Max Rembang (Ketua), Ais Kai, Hinca IP Pandjaitan Manajer Sirkulasi: Eddy Marzuki. Manajer Iklan : Dayke Rarobong. Manajer Keuangan : Marlin Tamauka, SE Ak, Pemasaran Koran: Jalaludin Rauf, Hamid Rachman, Muchlis Labagow, Syahri Yusuf, Arifin Dude, Jemmy Howan, Suryadi, Sutami Hassan, Suratno, Dolfin Mantiri, Olviane Oroh, Eko Hardjo, Rudy Risdianto. Staf Iklan: Rizaldy Bason, Harmiadi Asnawi, Bonny Djou, Rinny Watoelangkow, Agus Bungkaes, Chandra Limbo, Denny Nangin, Frederiek Gimon, Maurent Winerungan, Sitty Hadji, Jeffry Assa, Paulus Marinu. Desain Iklan: Melky Umboh (Koordinator), Dany Kumajas, Andi Pombaile, Bachtiar Paharudin, Tom Sondakh, Alfian Tumuahi. Iklan Jakarta: Joppy Dumanaw (Kepala), Puspita Sari, Lenda Sondakh, Amelia Beatrix, Ali Firdaus.Umum/Keuangan: Lucy Harun, Flankry Tendean, Alfiane Lumantow, Philips Yohanes, Djufry Tangguda, Helda Ibrahim. Corporate Secretary: Suhartina Mamangkey

Info Pembaca Kirim Tulisan Anda ke alamat dibawah ini: OPINI dan GAGASAN Untuk artikel Opini panjang tulisan kurang lebih 850 kata. Sedangkan Gagasan, 250 kata. Kirim ke: editor@mdopost.com/kacekaai@yahoo.com Sertakan data dan foto diri (Usahakan jangan pasfoto), serta nomor telepon yang bisa dihubungi PEMBACA MENULIS Untuk e-mail Pembaca Menulis: editor@mdopost.com/kacekaai@yahoo.com Tulis alamat yang lengkap disertai fotokopi identitas dan nomor telepon Anda (*) Atau kirim langsung ke redaksi Manado Post, alamat Manado Town Square (Mantos) Blok B no 14/15 Manado. Lewat faksimile: (0431) 860-398

Alamat Perwakilan: Graha Pena Jakarta Lt. 6 Jl. Raya Kebayoran Lama 12 Jaksel, Telp. (021) 536 99509, Fax. (021) 532 8487 Graha Pena Jawa Pos Jl. A. Yani 88(Surabaya) Telp. (031) 82833333, Fax. (031) 828 5555 Harga Langganan: Rp. 80.000/bulan. (Luar kota tambah ongkos kirim) Tarif Iklan; Rp 27.000/mm kolom (BW/Hitam-Putih) Rp 40.000/ mmk (berwarna) Jitu: Rp60.000,-(max empat baris)1x muat Redaksi menerima tulisan karya asli, terjemahan atau saduran (dengan sumber asli bagi karya terjemahan dan saduran). Panjang tulisan antara tiga sampai tujuh halaman, diketik spasi rangkap, sertakan identitas diri. Redaksi berhak menyunting selagi tidak mengubah maksud tulisan. Wartawan Manado Post dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita. Wartawan Manado Post dibekali dengan kartu pers ketika menjalankan tugas. Jika ada kejanggalan, baik tentang identitas wartawan maupun tentang tindakan wartawan dapat menghubungi redaksi Manado Post. Artikel di semua rubrik berkode ‘bintang”(*) adalah pariwara


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.