12
WARTA
5 February 2010
PULUHAN BMI mengelar aksi mengecam pemerintahan SBY-Boediono di depan KJRI-HK, Kamis (28/1)
SBY dinilai tak punya visi perlindungan BMI SBY sebagai program 100 harinya, tak ada satupun yang berkaitan dengan PEMERINTAH Indonesia di bawah sektor buruh migran. “Program 100 hari kepemimpinan Susilo Bambang Yud- pemerintah itu mencerminkan prioritas hoyono-Boediono di dinilai tak punya daripada pemerintahan baru, sehingga visi dalam hal perlindungan dan pen- menjadi jelas bagi kami bahwa BMI buingkatan kesejahteraan buruh migran. kanlah prioritas SBY-Boediono” ungkap Penilaian ini disampaikan oleh Koalisi Ketua Kotkiho, Purwanti, dalam rilis Organisasi Tenaga Kerja Indonesia di yang dikeluarkan pada hari yang sama. Hong Kong (Kotkiho) dalam aksi perinSementara itu, dalam aksi yang digegatan 100 hari pemerintahan SBY-Boedi- lar di depan KJRI, sekitar 25 BMI dengan ono yang mereka gelar di depan gedung membawa bendera Kotkiho dan sejumKonsulat Jenderal Republik Indonesia lah spanduk yang mengecam kebijakan di Hong Kong, Kamis (28/1) lalu. Dari SBY, meneriakkan yel-yel “SBY-Boedi15 program prioritas yang ditetapkan ono, Boneka Amerika!” Oleh Santi
Yel-yel sama juga diteriakkan oleh massa dari Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia yang menggelar aksi beberapa saat sebelum aksi dari dari massa Kotkiho. ATKI sendiri menggelar aksi atas nama Front Perjuangan Rakyat (FPR), sebuah aliansi ormas dari berbagai sektor yang pada hari sama juga menggelar aksi di Jakarta. Dalam aksi di Hong Kong, Ketua ATKI yang juga juru bicara FPR, Eni Lestari, mendesak pemerintah segera mengkonkretkan penurunan biaya penempatan dan menghentikan pungutan biaya lebih dari HK$358 di Hong Kong.