Majalah Jejak Islam Edisi 2 (Des 2015)

Page 53

Rizki Lesus

yang sudah disediakan keluarga Zainatun Nahar di Koto Gadang dan pindah ke Batavia. Sang Istri hanya menghela nafas. Bagaimanapun kini, pria di hadapannya adalah suaminya. Salim memboyong Zainatun Nahar ke Jakarta. Baru lima hari menikah, Salim kembali membuat kehebohan. Ia memutuskan keluar dari pekerjaannya di Bureu voor Openbare Warken atau Dinas Pekerjaan Umum Hindia Belanda karena merasa tak sesuai dengan prinsipnya. “Bagi orang Koto Gadang saat itu, berhenti dari dinas pemerintah adalah bencana besar,” kata Zainatun Nahar. “Kira-kira sama seperti mendengar kematian keluarga.” Kenang Zainatun Nahar. Hanya dua pekan di Jakarta, Salim pun memutuskan pulang ke kampungnya untuk menjadi guru. Setibanya di Koto Gadang, mata-mata memincing. Kasakkusuk keluarga semakin menusuk. Beribu pertanyaan terlontar. Mengapa kembali? Mengapa keluar? Baru berapa hari, mengapa sudah kembali? Pertanyaan yang tak kunjung usai dijawab. Ketika keluarga besar menentang Salim, hanya ada satu orang yang mendukung penuh keputusan suami: Zainatun Nahar! Sungguh jawabannya sederhana. Berjuta pengalaman, setelah pulang Haji, Salim merenung. Salim menilai kala itu pendidikan inlander jauh tertinggal dibandingkan kaum penjajah. Sederhana memang, ia kembali ke kampungnya untuk mendirikan sekolah khusus kaum pribumi, agar kelak, negeri Ini merdeka, kaum terdidik ini bisa mengisinya. Sepasang kekasih ini benar-benar memulainya dari nol. Meyakinkan warga, mereka harus menikmati jua pendidikan tinggi. Agus Salim dan Zainatun Nahar turun langsung sebagai pengajar HIS Studiefonds. Seiring berjalan waktu, anak-anak kampung pun mendaftar ke sekolah Salim dan Nahar. Zainatun Nahar nampak bahagia sekali, jauh melebihi saat Salim mengenakan pakaian dinas kantor Pekerjaan Umum Belanda. Kebahagiaan semakin lengkap, setelah Salim memiliki momongan. Anak pertama yang ia namakan Theodora Atia. Dua tahun waktu melesat sangat cepat. Sikap keluarga yang menentang, kini memaklumkan aktivitas Salim sebagai guru. Sebagai pendidik, Salim pun terus belajar. Bacaan demi bacaan ia lahap. Ketertarikannya pada dunia Islam sekembali dari Jazirah menggerakkanya untuk terus berbuat. Islam, menurut Salim mengajarkan untuk

Kisah

mereformasi keadaan sekitar menjadi lebih baik. Pemikiran tokoh-tokoh Islam pun terus ia amati, hingga suatu saat ia membaca lamat-lamat :TJOKROAMINOTO. Entah apa yang membuat Salim tertarik kepada nama di atas. Nama Tjokroaminoto melambung seiring naik daunnya Sarekat Islam. Sarekat Islam melepas sekat-sekat ketat, menautkan semua kelas, menjadikan siapapun dapat berjuang bersama. Berita demi berita tentang Sarekat Islam Salim ikuti, hingga terbesit ingin bersama berjuang dengan sang Raja Tanpa Mahkota tersebut. Keputusan bulat pun diambil. Agus Salim memutuskan untuk kembali ke Jawa. Sontak, keputusan ini membuat Zainatun Nahar kaget. Pasalnya, kehidupan Salim kini bisa dibilang sudah cukup. Dapat gaji bulanan dari hasil kerjaan, apa yang kurang? Apalagi keluarga besar Salim semakin ngedumel mendengar keputusan Salim. Pertanyaanpertanyaan sejurus terlontar. Apa yang ada dalam benakmu nak? Di Jawa mau kerja apa? Dulu ke Jawa dan kembali, mengapa sekarang kembali lagi? Sebenarnya kamu mau apa? Bagaimana dengan istri anakmu? Kamu mau kasih makan apa mereka? Zainatun Nahar sembari menggendong Theodera si mungil kembali bertanya, apakah sang suami telah memikirkan matang –matang? “Engkau tak perlu cemas istriku. Serahkan semuanya kepada Allah. In Syaa Allah, semuanya akan baik-baik saja,” Agus Salim meneguhkan. Sejoli itu saling menatap. H-e-n-i-n-g. “Apakah engkau tak percaya dengan jalan keputusan yang telah saya ambil istriku?” Zainatun Nahar hanya menghela nafas. Tersenyum, Wajahnya bersinar. “Saya percaya dan tak pernah meragukan kemampuan Kakanda. Ke mana pun engkau mengajak saya pergi, saya akan tetap setia menemani. Sebab saya tau, insya Allah itulah keputusan yang terbaik untuk kita,” kata Zainatun Nahar mantap. Sejoli itu saling menatap. Pelukan hangat sang suami dengan lembut membungkus sang belahan jiwa. Keduanya tergugu. Entah apa yang akan menanti di hadapan sana. Babak baru segera di mulai. Ya Rabb…Sungguh, perjuangan hidup setelah ini akan


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.