Bulletin soeara pena edisi 4

Page 1

Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena tanpa ridha-Nya bulletin Soeara Pena Spesial MUSMA Edisi 4 tidak akan bisa terbit seperti sekarang. Kedua kalinya shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW . tidak lupa ucapan terimakasih kepada para kru yang telah bekerja keras demi terbitnya buletin ini. Pada buletin kali ini kami menyajikan 5 tulisan yang berkaitan dengan kepengurusan yang baru yang diresmikan dengan acara pelantikan yang dilaksanakan pada 6 Juni 2016. Pertama, kami menyajikan tentang acara pelantikan pengurus baru KBM STAIN Ponorogo. kedua dan ketiga, kami menyajikan “bincang-bincang� Kru aL-Millah dengan ketua DEMA dan SEMA yang baru. Keempat dan kelima kami sajikan opini dari Kru aL-Millah yng bisa kita jadikan renungan dan diskusi bersama. Semoga buletin Soeara Pena Spesial MUSMA Edisi 4 ini dapat memberi manfaat kepada kita. kami menyadari bahwa buletin ini ada banyak yang perlu diperbaiki. Atas nama kru, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Susuna redaksi buletin Soera Pena Spesial pra MUSMA 2016 Diterbitkan oleh: LPM aL-Millah STAIN Ponorogo Pelindung: Ketua STAIN Ponorogo Pemimpin Umum: Moh. Ihsan Fauzi Pemimpin Redaksi: Ilyas Nur Kholis Sekretaris Redaksi: Nurul Khusna Lay out: Tim Kreatif Staf Redaksi: Abidin, Wibi, Mandela, Ulfa, Iin, Fatimah, Elmy, Eko, Awaludin, Joko, Hatika, Adhetika, Arina, Rina, Amelia, Amila, Diah, Anjani, Ruli, Ria,Nining, Erma, Ulfi, Salsabila. Alamat Redaksi: Jl. Pramuka 156. Ronowijayan, Siman, Ponorogo. Email: lpmalmillah@gmail.com Contact Person: 085748780446 Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma

1


News

DIALOG DENGAN KETUA DEMA Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa MUSMA KBM STAIN Ponorogo telah menghasilkan pemimpin DEMA yang baru. Lutfi Habibi tepilih menjadi ketua DEMA tahun 2016-2017.

ini juga berkaitan dengan alih status dari STAIN menjadi IAIN. Jadi ada harapan bahwa yang diperbaiki tidak hanya dari segi fisiknya, se­perti gedung dan jumlah mahasiswa, tetapi juga harus diimbangi dengan upaya meningkatkan keintelektualan mahasiswa. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Luthfi dengan memaksimalkan HMPS dan SMJ yang diagendakan melakukan kajian sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Ketika berbincang dengan kru aL-Millah Luthfi pertama menjelaskan tentang posisi dan fungsi DEMA.“Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa DEMA adalah Dewan Eksekutif tertinggi ditingkat KBM yang secara otomatis memselanjutnya Luthfi Habibi, menbawahi daripada UKM, HMPS, dan jelaskan tentang misi DEMA beriSMJ,�terang Luthfi. kutnya yang berhubungan dengan Luthfi juga menuturkan DEMA secara konsep bersifat keintelektualan dan memiliki fungsi advokasi, yang memiliki garis koordinatif kepada seluruh UKM, SMJ, HMPS, dan seluruh mahasiswa. Ditanya mengenai misi dalam kepegurusannya, Luthfi menjelaskan ingin mengembalikan iklim keintelektualan di kampus STAIN Ponorogo. Lutfhi melanjutkan hal 2

Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma

Luthfi juga menuturkan DEMA secara konsep bersifat keintelektualan dan memiliki fungsi advokasi, yang memiliki garis koordinatif kepada seluruh UKM, SMJ, HMPS, dan seluruh mahasiswa


masalah administrasi. Dia berkaca pada kepengurusan DEMA yang sebelumnya tentang administrasi yang juga dikeluhkan oleh ORMAWA yang lain. Luthfi melanjutkan akan ada upaya untuk melakukan pendampingan dan pengawalan kegiatan organisasi-organisasi di bawah lingkup KBM STAIN Ponorogo. Selanjutnya diharapkan seluruh program kerja masing-masing organisasi selesai sampai bulan Januari. Luthfi juga menegaskan dalam kepengurusannya nanti tentang pentingnya memperbaiki pola komunikasi dengan KBM STAIN Ponorogo. “karena kemaren lagi-lagi pola komunikasi yang kurang harmonis antar KBM. Maka kita ingin mencoba membangun lagi pola komunikasi dengan KBM dan mencoba untuk lebih terbuka dan transparan. Jadi ketika ada kritik dan saran dengan legowo kita akan menerima apapun bentuk kritik dan saran itu dan terus dari segi fungsional kantor yang mungkin hari ini menjadi pertanyaan, karena pada saat itu yang menjadi keluhan adalah minta tanda tangan dan stempel DEMA aja kok sulit?,�terang Luthfi.

Luthfi Habibi, menjelaskan tentang misi DEMA yang berikutnya yang berhubungan dengan masalah administrasi. Dia berkaca pada kepengurusan DEMA yang sebelumnya tentang administrasi yang juga dikeluhkan oleh ORMAWA yang lain. Luthfi melanjutkan akan ada upaya untuk melakukan pendampingan dan pengawalan kegiatan organisasi-organisasi di bawah lingkup KBM STAIN Ponorogo. Selanjutnya diharapkan seluruh program kerja masing-masing organisasi selesai sampai bulan Januari. Luthfi juga megajak seluruh elemen KBM bersama-sama mengembalikan lagi citra baik KBM, terakhir Luthfi dalam kepengurusannya ingin mengembalikan lagi kepercayaan DEMA dihadapan seluruh mahasiswa STAIN Ponorogo. Dimana menurutnya pada kepengurusan sebelumnya DEMA yang tidak maksimal dan menimbulkan kekecewaan dari pihak mahasiswa. Ruly, Erma_Kru.

Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma

3


News

Dialog dengan Ketua SEMA Baru: Upaya Pemaksimalan Fungsi Legislatif SEMA KBM STAIN Ponorogo

Seperti yang disajikan pada buletin Soeara Pena Edisi 3 bahwa Musma KBM STAIN Ponorogo 2016 menghasilkan pemimpin baru Senat Mahasiswa (SEMA) STAIN Ponorogo yang terpilih secara aklamasi. Menyambut kepemimpinan yang baru Kru aL-Millah berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan ketua SEMA terpilih. Ketika disinggung masalah visi misi, Rizky Wahyudatama, selaku ketua terpilih mengungkapkan bahwa secara garis besar agendanya telah tertuang dalam visi-misi SEMA sendiri, yaitu menjadikan SEMA STAIN Ponorogo sebagai lembaga yang aspiratif, solusif, serta dapat menumbuhkan atmosfir yang inovatif.

“Aspiratif, solusif dan inovatif dalam artian kata bahwa kami (anggota SEMA. Red) mencoba untuk menampung aspirasi-aspirasi dari mahasiswa kemudian menindak lanjutinya dengan cara mencoba untuk memberikan solusi terhadap setiap permasalahan yang dikeluhkan. Dan juga mengapa saya pilih kata menciptakan atmosfir yang inovatif, karena kami ke depannya mencoba untuk menciptakan hal-hal baru yang mengarah ke hal lebih baik dalam artian mengacu pada tolak ukur kami dari pengurus-pengurus SEMA sebelumnya.� Kata Rizky. Salah satu contoh yang menjadi gambaran inovatif dalam program kerja yang dicita-citakannya, Riz-

Kinerja SEMA sendiri dibagi menjadi tiga komisi, komisi pertama berkaitan dengan perencanaan undang-undang. Komisi Dua dijelaskan Rizky berperan dalam Advokasi dan aspirasi. Komisi terakhir yaitu komisi ketiga yang bertugas sebagai Controling dan hubungan antar lembaga 4

Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma


tugas utama dari lembaga SEMA sendiri adalah untuk menjalankan fungsi legislatif yang ideal, yang berkaitan dengan undang-undang yang telah disepakati bersama. “Maksudnya, bagaimana undang-undang ky berencana untuk memyang ‘dari-oleh-untuk’ mahasiswa buatan grup komunikasi da- tadi dapat disepakati dan dilaksanlam bentuk WA, BBM, mau- akan dengan baik oleh setiap elepun media sosial lainnya yang men lembaga, baik dari SEMA, DEMA, SMJ, HMPS, mau- kap Rizbertujuan untuk memudahkan pun UKM dalam pengkoordinasian dari setiap ky. lembaga-lembaga yang rencananya akan direalisasikan untuk seluruh pengurus DEMA maupun SEMA beserta seluruh ketua dari masing-masing lembaga. Selain memanfaatkan media sebagai alat kordinasi, Rizky menuturkan bahwa Dia juga akan memanfaatkan media sosial untuk sosialisasi tentang SEMA dan perannya terhadap mahasiswa. “Ya, nanti ke depannya dalam program kerja kami ingin mensosialisasikan apa sebenarnya SEMA dan tugasnya ngapain aja dengan cara lewat media sosial entah Facebook, Instagram dan sebagainya. Juga melalui pesan yang akan ditempel di sebelah kotak aspirasi yang memuat informasi singkat mengenai SEMA,”ung-

Selain hal tersebut, Dia juga menjelaskan bahwa tugas utama dari lembaga SEMA sendiri adalah untuk menjalankan fungsi legislatif yang ideal, yang berkaitan dengan undang-undang yang telah disepakati bersama. “Maksudnya, bagaimana undang-undang yang ‘dari-oleh-untuk’ mahasiswa tadi dapat disepakati dan dilaksanakan dengan baik oleh setiap elemen lembaga, baik dari SEMA, DEMA, SMJ, HMPS, maupun UKM,”jelas Rizky. Terakhir Rizky memaparkan kepada Kru aL-Millah tentang komisi-komisi yang ada di Senat Mahasiswa sekaligus perannya. “Kinerja SEMA sendiri dibagi menjadi tiga komisi, komisi pertama berkaitan dengan perencanaan unBulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma

5


dang-undang. Peran SEMA disini yaitu membuat, menyempurnakan dan memperbaiki Rancangan Undang-Undang (RUU) yang berkaitan dengan draft-draft MUSMA dan juga kebijakan-kebijakan yang ada di kampus. Dengan berkoordinasi dengan DEMA, nantinya akan disosialisasikan kepada setiap lembaga (DEMA, SEMA, SMJ, HMPS, UKM. Red) jika ada kebijakan yang kami regulasikan. Selain itu, SEMA juga memiliki fungsi sebagai ‘budgeting’ yaitu sebagai pengawas penyaluran DPP dari pihak akademik kepada seluruh lembaga, sedangkan pengesahannya melalui DEMA,”papar Rizky. Komisi Dua dijelaskan Rizky berperan dalam Advokasi dan aspirasi. “Di situ SEMA berperan untuk menampung segala bentuk aspirasi mahasiswa, berkaitan dengan hal tersebut kami telah mempunyai gambaran untuk program kerja kami kedepannya, yaitu terkait pengadaan kotak aspirasi di setiap gedung yang nantinya akan ditindak lanjuti setiap dua minggu sekali. Dengan penindak lanjutan tersebutlah merupa-

kan salah satu bentuk advokasi dari kami, yaitu bentuk pengawalan kami terhadap apa-apa yang jadi ‘maunya’ mahasiswa sesungguhnya. Selain itu dari kami juga meminta kepada pihak yang berwenang terkait informasi maupun data-data mengenai peraturan maupun kebijakan untuk mahasiswa, nah untuk selanjutnya jika dari mahasiswa tersebut ada yang mengeluhkan terkait peraturan tersebut, kami dari SEMA lah yang akan mengadvokasikannya kepada yang berwenang,”jelas Rizky. “Lalu, Komisi terakhir yaitu komisi ketiga yang bertugas sebagai Controling dan hubungan antar lembaga. Jadi nantinya pada setiap AD/ART, GBBK dan peraturan-peraturan yang sudah kita sepakati bersama itu akan kami kontrol perjalanan-perjalanan dari setiap lembaga, sudah sesuaikah dengan patokan peraturan yang ada. Jadi semisal ada salah satu lembaga yang memang tidak sesuai dengan kebijakan yang telah disepakati, maka kita yang akan ‘mengeksekusi’ nya,”pungkas Rizky dalam penjelasannya. Rina, Hatika_Kru

yang penting itu....

Dari Mahasiswa, Oleh Mahasiswa, Dan Untuk Mahasiswa 6

Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma


NEWS

ACARA PELANTIKAN KBM STAIN PONOROGO

Agenda pelantikan seluruh pengurus organisasi mahasiswa di bawah naungan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo dilaksanakan pada haris senin 6 Juni 2016, yang bertepatan dengan 1 Ramadan. Prosesi yang dilaksanakan di Graha Watoe Dhakon tersebut dihadiri oleh Siti Maryam Yusuf selaku ketua STAIN Ponorogo dan Saifullah selaku Wakil Ketua 3 bidang kemahasiswaan. Sebelum acara berlangsung, Saifullah selaku waka 3 mengumumkan bahwasannya sarasehan tidak bisa dilaksanakan bersamaan dengan pelantikan. Namun, sarasehan rencananya akan dilaksanakan bersamaan pada hari pembahasan

proker (Program Kerja). “Saraehan akan diagendakan pada hari lainnya, bersamaan dengan pembahasan proker maka dari itu agenda kita hari ini adalah agenda tunggal yaitu pelantikan seluruh pengurus organisasi mahasiswa di bawah naungan STAIN Ponorogo”, Ungkap Saifullah. Saifullah menuturkan bahwa Sarasehan tidak bisa dilaksanakan karena ada sedikit kesalahan. Pelantikan dimulai pukul 14.36 WIB. Acara dipandu oleh Isma mahasiswi semester 4 program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir selaku pembawa acara. Susunan acara dimulai dengan pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma

7


Indonesia Raya, acara inti ( pelantikan), sambutan, dan diakhiri dengan do’a. Acara diawali dengan pembacaan Surat Keputusan (SK) oleh Saifullah yang berisi jajaran pengurus organisasi. Dilanjutkan dengan pelantikan seluruh pengurus organisasi mahasiswa STAIN Ponorogo yang dimulai dari Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA), Senat Mahasiswa (SEMA), Senat Mahasiswa Jurusan (SMJ), Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Seluruh pengurus organisasi mahasiswa dilantik secara langsung oleh Siti Maryam Yusuf. Pelantikan dimulai dari Dema dan Sema selaku organisasi tertinggi STAIN Ponorogo di ikuti seluruh jajarannya dipersilahkan maju ke depan untuk melakukan sumpah

8

Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma

yang dipandu oleh Siti Maryam Yusuf. Setelah pelantikan DEMA dan SEMA dilanjutkan pelantikan SMJ, HMPS, dan UKM. Acara pengambilan sumpah ditutup dengan pernyataan kesiapan untuk mengemban amanah sebagai pengurus organisasi mahasiswa STAIN Ponorogo, yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari seluruh undangan. Setelah acara pelantikan Siti Maryam Yusuf memberikan sambutan. Dalam sambutannya beliau menyampaikan harapannya kepada semua pengurus. “ untuk pengurus organisasi baik Dema, Sema, SMJ, HMPS dan UKM diharapkan jujur dalam kegiatannya, adil, kemudian disiplin. Walaupun ikut organisasi kuliahnya harus disiplin.”ujar Siti Maryam Yusuf,” kata Siti Maryam Yusuf.*** IIn_Kru


Opini

DUNIA POLITIK MAHASISWA YANG SEHAT

Kampus tak ubahnya suatu negara yang syarat akan kekuasaan. Berbicara tentang kekuasaan, layaknya negara, kampus juga memiliki “dunia politik” di kalangan mahasiswa. Politik itu sendiri tidak luput dari adanya partai politik (PARPOL). Lain nama dengan negara yang lingkupnya jauh lebih besar, penyebutan PARPOL sepertinya masih tabu bagi mahasiswa yang gemar berpolitik. Disadari atau

tidak, PARPOL itu sendiri sebenarnya menjelma menjadi organisasi-organisasi mahasiswa yang menampung “jiwa keintelektualan” mereka (mahasiswa.red). Memasuki dunia politik tidak selayaknya orang “nyemplung” kemudian langsung bisa berenang di kolam dengan mudah. Tentunya ada banyak hal yang harus mereka (politisi) lakukan supaya tidak tenggelam dalam dunia “kegemarannya”. Begitupun mahasiswa, yang ruang lingkup politiknya masih bisa dikatakan “seujung kuku”. Dalam politik, mahasiswa layaknya politisi besar yang bersaing keras dalam memperebutkan kursi jabatan. Tak ayal, dalam persaingan tersebut acap kali terjadi perseteruan antara mahasiswa. Dunia politik memang erat hubungannya dengan persaingan. Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma

9


Dunia politik memang erat hubungannya dengan persaingan. Terkadang, yang lebih mencengankan adalah ‘proses’ dalam persaingannyal yang justru menjadi “momok” tersendiri bila direnungi. Bagaimana tidak, para politisi biasanya rela meng”halal”kan segala cara demi merebutkan kekuasaan. Sepertinya, bersaing secara sehat kecil kemungkinannya dalam dunia politik di Indonesia 10

Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma

Terkadang, yang lebih mencengankan adalah ‘proses’ dalam persaingannya yang justru menjadi “momok” tersendiri bila direnungi. Bagaimana tidak, para politisi biasanya rela meng”halal”kan segala cara demi merebutkan kekuasaan. Sepertinya, bersaing secara sehat kecil kemungkinannya dalam dunia politik di Indonesia. Jika sudah demikian, langkah apa yang harus ditempuh mahasiswa supaya tidak terjadi perseteruan dalam berpolitik? Dan pertanyaan yang sebenarnya lebih mendasar adalah, bisakah mahasiswa bersaing secara sehat dalam berpolitik? Renungkan! Perseteruan tersebut antara lain dipicu oleh adanya kekecewaan beberapa pihak (mahasiswa.red) yang merasa dirugikan oleh pihak lain (mahasiswa.red) yang terkait terhadap hak dan kewajibannya, baik sebagai rakyat maupun sebagai pemerintah. Ini merupakan tamparan keras bagi kita sebagai mahasiswa dalam dunia politik. Bahwa kata ‘sehat’, itu merupakan hal yang sangat vital dalam dunia “persaingan”, terlebih dalam sistem politik demokrasi yang kita anut. Nurul Khusna_Kru.


Opini

Teruntuk Para Pemimpin Terpilih “Kullukum ro’in wa kullukum mas ulun ‘an ro’iyyatihi”

A

dalah satu hadis yang biasa jadi hafalan wajib para santri yang pernah merasakan pendidikan di pondok pesantren. Sebuah pertanda dari Rasul Saw., lewat sabdanya, bahwa lebih jauh dari sekedar khalifah, seluruh manusia pada hakikatnya adalah pemimpin. Pemimpin bagi –setidaknya- dirinya sendiri, bagi keluarga, kelompok, komunitas atau organisasi tempat dia bernaung dan berproses di sana. Dalam hadis di atas diterangkan pula bahwa setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah

dilakukan terhadap yang dipimpin. Sosok pemimpin dengan segala penyebutannya, entah ketua, kepala atau bahkan presiden sebenarnya memiliki makna sepadan yang secara umum diartikan sebagai figur yang “mengatur”. Satu kata multimakna. Dalam “mengatur” itu terkandung pengertian yang luas antara lain meliputi fungsi memerintah, mengayomi, mengkoordinir, melindungi dan mengawasi (tentu tidak sebatas itu). Karena fungsi seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh posisinya di dalam konteks dimana Ia berada dalam situasi dan kondisi saat itu. Ada kalanya pemimpin harus Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma

11


Bahwa seorang pemimpin semestinya menjadi contoh bagi orang yang dipimpin, mencetuskan gagasan dan semangat, serta memberi motivasi pada anggotanya. Maka tidak cukup sosok pemimpin dipilih hanya karena popularitas, tetapi juga harus mempunyai karakter, integritas dan kualitas yang tercermin dalam setiap tindakannya 12

Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma

mengambil salah satu peran sebagai pemerintah, pelindung atau koordinator saja. Tetapi tak ayal kadang ia harus menggunakan beberapa fungsi sekaligus dalam satu waktu secara bersamaan. Membincang babagan bagaimana sosok pemimpin yang ideal tidak akan selesai dalam sekali bincang atau sekali tulis dalam satu hela nafas saja. Bagaimanapun, pemimpin bukanlah sosok yang pasti sesuai untuk mengatur kelompok tertentu dalam kurun selamanya, tetapi dia merupakan seorang yang dianggap tepat untuk menjadi pemimpin kelompoknya di waktu (periode. red) itu. Maka melakukan generalisasi dengan serampangan terhadap kriteria pemimpin yang paling tepat untuk semua situasi dan kondisi, selayaknya perlu ditinjau kembali. Sebagaimana para tokoh intelektual semisal Ki Hajar Dewantara, Emha Ainun Najib hingga Aristoteles atau bahkan tokoh rekaan macam para titisan Dewa Wisnu dengan ilmu Hastabrata-nya memiliki versi sendiri untuk mencoba mengambil kesimpulan atas kriteria yang dimaksud di atas. Kriteria pemimpin ideal


menurut bapak pendidikan Indonesia yaitu “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang menjadi pedoman dalam pendirian lembaga pendidikan Taman Siswa beliau. Sebagaimana kalimat terakhir dari tiga kalimat itu bisa kita temui tercetak di atas dasi dan topi para pelajar sekolah dasar karena telah diadaptasi menjadi bagian dari logo pendidikan nasional secara resmi melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan NO. 0398/M/1977 yaitu “Tut Wuri Handayani”. Meskipun secara eksplisit slogan tersebut diperuntukkan bagi seorang pendidik, namun dalam pengaplikasiannya juga menyentuh wilayah kepemimpinan. Bahwa seorang pemimpin semestinya menjadi contoh bagi orang yang dipimpin, mencetuskan gagasan dan semangat, serta memberi motivasi pada anggotanya. Maka tidak cukup sosok pemimpin dipilih hanya karena popularitas, tetapi juga harus mempunyai karakter, integritas dan kualitas yang tercermin dalam setiap tindakannya. Bagi Cak Nun, kriteria seorang pemimpin bila dihubungkan dengan bentuk negara demokrasi setidaknya

Senada dengan apa yang Aristoteles ungkapkan, bahwa pemimpin adalah tokoh yang dapat menjaga kesatuan warganya. Berkaca pada dalih Socrates bahwa semakin kuat kesatuan negara, maka semakin baik. ada tiga yang berkaitan dengan kemampuan IQ, EQ dan SQ manusia, yaitu memliki kecerdasan pikiran, keberanian mental dan kebersihan hati. Di sisi lain, budayawan asal Jombang itu menambahkan dalam syair yang merupakan tafsiran dari masterpiece tembang “Lir-ilir” karya fenomenal Kanjeng Sunan Kalijaga. Bahwa seorang pemimpin yang ia analogikan sebagai bocah angon (anak gembala) haruslah memiliki daya angon, kesanggupan untuk ngemong atau –hemat penulis- mengayomi siapa saja yang ia pimpin. Dia bukanlah tokoh golongan tertentu, melainkah pemimpin yang dipilih atas konsensus bersama. Dengan karakter yang dibutuhkan semua kecenderungan, semua warna, semua golongan, untuk “memesrai” mereka seluruhnya. Senada dengan apa yang Aristoteles ungkapkan, bahwa pemimpin adalah tokoh yang dapat menjaga Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma

13


kesatuan warganya. Berkaca pada dalih Socrates bahwa semakin kuat kesatuan negara, maka semakin baik. Maka sifat menerima adanya pluralitas mutlak dibutuhkan. Perbedaan adalah anugerah, bukan wabah yang harus disingkirkan, dibasmi. Sedangkan dalam cerita pewayangan dikenal ilmu luhur Hastabrata atau Wahyu Makutha Rama yang tidak akan diperoleh kecuali dengan jalan Tapabrata oleh seorang yang hendak menjadi pemimpin. Hasta Brata (delapan laku) merupakan bentuk personifikasi atas delapan unsur alamiah yang dijadikan pedoman watak manusia sebagai khalifah. Delapan unsur tersebut meliputi sifat alamiah bumi, langit, angin, air, rembulan, matahari, api dan bintang. Pada perkembangannya, ilmu tersebut berhasil men-

14

Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma

gantarkan keberhasilan atas kepemimpinan Rama Wijaya raja kerajaan Ayodya dan Bathara Kresna ratu kerajaan Dwarawati, keduanya sebagai titisan Dewa Wisnu. Bicara persoalan kepemimpinan dalam konteks KBM STAIN Ponorogo sebagaimana merupakan organisasi terbesar (miniatur negara) di kampus humanis yang mengkoordinir organisasi-organisasi di dalamnya (SEMA, DEMA, UKM, LPM, KOPMA, SMJ dan HMPS), keberadaan seorang pemimpin adalah sebuah keniscayaan. Dengan berakhirnya rangkaian MUSMA 2016 setelah mencapai puncaknya dengan prosesi pelantikan seluruh pengurus ORMAWA (6/6) bertepatan dengan 1 Ramadhan yang seakan menambah kesakralan “resepsi kenegaraan� itu, maka para ketua


(pemimpin) baru pun dilantik. MUSMA tahun ini seakan antiklimaks, karena pesta demokrasi mahasiswa dalam balutan Pemilu Raya urung terlaksana. Prosesi “coblosan” untuk memilih ketua SEMA dan DEMA tidak terlaksana karena baik dari SEMA maupun DEMA hanya ada satu calon tunggal. Hal itu bila disesusaikan dengan Tata Tertib pemilihan ketua SEMA dan DEMA yang telah disepakati maka otomatis secara aklamasi calon tunggal itu menjadi ketua yang baru. Tanpa bermaksud memandang sebelah mata terhadap kepemimpinan DEMA dan SEMA periode sebelumnya (2015.red), adalah hal yang wajar bila satu masa kepengurusan selalu membutuhkan perbaikan untuk masa selanjutnya. Pun bagi seluruh ketua berikut pengurus ORMAWA yang baru, khusunya kepemimpinan SEMA dan DEMA. Meski terpilih tanpa melalui pemilu raya, baik pun hanya melalui aklamasi, Ketua STAIN Ponorogo telah mengeluarkan SK sekaligus melantik

dan menyumpah seluruh ketua dan pengurus. Maka dengan optimisme tinggi, perlu disadari kembali bahwa ketua SEMA dan DEMA terpilih merupakan wakil dari seluruh mahasiswa kampus STAIN Ponorogo. Oleh karena itu sangat diharapkan, apapun kebijakan, program kerja dan kegiatan yang diselenggarakan atas tanggung jawab SEMA dan DEMA adalah kembali untuk kemaslahatan seluruh civitas akademika kampus humanis ini, bukan demi LPJ. Maryam Yusuf dalam sambutannya di acara pelantikan pengurus Ormawa (6/6) berulang kali mengungkap­ kan bahwa ketua (pemimpin.red) haruslah jujur, adil dan disiplin. Rasanya, tanpa me-nomordua-kan konsepsi para tokoh intelektual tentang kriteria pemimpin ideal versi mereka (yang telah dibahas di atas), tiga kata dari Ketua STAIN Ponorogo tadi cukup mewakili harapan akan sosok para pemimpin organisasi intra kampus yang baru untuk satu periode kedepan. Bahwa “Ketua organisasi harus jujur, adil dan disiplin”. ________________________ Zaenal Abidin/ NIC 23.14.136s Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma

15


Selamat atas dilantiknya Lutfi Habibi Sebagai ketua DEMA

Riski Wahyudatama Sebagai ketua SEMA

Prapto Sebagai ketua UKM Pramuka

Witriana Sebagai ketua UKM MAPALA PASCA

M. Anton Prastyo

Wahyu Widodo

Choirul Nur H.

Sebagai

Sebagai

Sebagai

ketua UKM KSR

ketua KOPMA

ketua UKM UKI

Aris Dwi Susanto

Miftahul Khoiri

Indra Agung R.

Sebagai

Sebagai

Sebagai

ketua UKM Bela Diri

ketua UKM Olga

ketua UKM SEIYA

Iqfan Rifaul

Moh. Faishal A.

Arizqa Rahmawati

Sebagai

Sebagai

Sebagai

ketua SMJ Tarbiyah

ketua SMJ Syariah

ketua SMJ Ushuludin

Adhie Handika

Dwi Hartono

Heru Budi S.

Sebagai

Sebagai

Sebagai

ketua HMPS AS

ketua HMPS ES

ketua HMPS IAT

Andi Supandi

Arif Mudhakir

Adi Ari Hamzah

Sebagai

Sebagai

Sebagai

ketua HMPS MU

ketua HMPS MPI

ketua HMPS KPI

Ansor Ridwani

Zuhal Syaifullah

Halwani Akhidya

Sebagai

Sebagai

Sebagai

ketua HMPS PAI

ketua HMPS PBA

ketua HMPS PGRA

Niken Sri

Allisa A. A. Irfana

Een Angga

Sebagai

Sebagai

Sebagai

ketua HMPS TBI ketua HMPS PGMI 16 Bulletin Soeara Pena Spesial edisi Musma

ketua HMPS PS


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.