M&i magz ed 24

Page 14

Interview

Diungsikan oleh orang tuanya karena kerusuhan Mei 1998, dengan bekal 10 dollar perminggu yang hanya cukup untuk roti atau mie instan, bahkan harus berpuasa. Sampai hutang ke pemerintah Singapura untuk biaya kuliah dan hidup sehari-hari. Terpuruk sampai merasa Tuhan tidak adil padanya. Namun saat usianya 26 tahun, wanita ini justru berhasil membukukan penghasilan satu juta dolar dinegeri orang. Siapa milliarder muda ini?

N

amanya Merry Riana, wanita asli Indonesia yang merupakan Sarjana Teknik Elektro di Nanyang Technological University, Singapura. Wanita yang lahir tanggal 29 Mei 1980 ini awalnya hanyalah seorang wanita biasa dari keluarga yang sederhana, dan harus “terdampar� di negara orang akibat kerusuhan yang terjadi di Jakarta pada tahun 1998. Saat itu Orang tua Merry memutuskan untuk memindahkan Merry ke Singapura agar Merry selamat dari kerusuhan. Keputusan orang tua Merry itu membuat impian Merry melanjutkan kuliah di Universitas Trisakti batal terlaksana. Namun keputusan spontan orang tua Merry tersebut membuatnya tidak mempunyai bekal yang cukup untuk melanjutkan kuliahnya. Merry bahkan sempat gagal tes bahasa Inggris di Universitas barunya. Selain itu Merry juga tidak mempunyai persediaan uang yang cukup selama kuliah, hal itu membuat Merry meminjam uang sebesar 40.000 dollar kepada pemerintahan Singapura untuk biaya kuliah dan hidup kesehariannya. Namun segala keterbatasan itulah yang membuat Merry yang saat itu masih berumur 20 tahun mendapat semangat baru untuk memperbaiki hidupnya. Merry muda berjanji akan mencapai kebebasan finansialnya sebelum berusia 30 tahun. Bagaimana wanita ini mewujudkan mimpinya? Kepada M&I wanita ini bertutur. Simak hasil interviewnya kepada Arif Rahman. 26

- Vol. 24 D ec - J a n 2 0 1 2

Ceritakan, bagaimana awalnya hingga bisa meraih 1 juta dolar di usia 26 tahun? Sukses tidak datang dengan mudah untuk saya. Lahir di Jakarta, saya terpaksa merantau ke Singapura tahun 1998, untuk melanjutkan pendidikan di Nanyang Technological University (NTU), dan untuk mengungsi dari Indonesia yang sedang dilanda krisis moneter dan kerusuhan pada saat itu. Saya hanya berbekal seadanya, dengan sejumlah uang yang sangat terbatas, pada saat pertama kalinya sampai di Singapura. Untuk memenuhi biaya hidup dan kuliah, saya terpaksa harus berutang pada pemerintah Singapura. Tetapi, ternyata itu pun tidak cukup, dan saya harus berjuang melalui masa-masa kuliah dengan keadaan ekonomi yang sangat memprihatinkan. Untuk menghemat, saya menjalani hari-hari dengan standard kehidupan yang sangat sederhana. Saya harus membiasakan diri untuk makan hanya roti tawar, mi instan, dan terkadang bahkan terpaksa

Mimpi Sejuta Dolar

Merry Riana - Vol. 24 D ec - Jan 2012

27


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.