LIONMAG FEBRUARI 2012

Page 36

bisa dibayangkan bagaimana jika terinjak kerbau seberat satu ton yang lari liar ini. Sebelum adu kerbau beberapa kali panitia melalui loudspeaker menyampaikan supaya penonton berhati hati, apabila ada yang terinjak kerbau bukan menjadi tanggung jawab keluarga atau anak cucunya, yaa.. resiko tanggung sendiri.

tamu. Tidak jauh dari tempat penerimaan tamu sekelompok orang berpakaian hitam melakukan ritual ma’badong, sambil bepegangan tangan membuat lingkaran menyanyikan syair-syair sedih. Selanjutnya para tamu diantar ke lantang, rumahrumah Tongkonan yang dibuat dari bambu dan kayu yang sudah disiapkan bagi para keluarga yang datang selama acara pesta berlangsung. Menjelang sore, setelah penerimaan tamu diadakan acara hiburan yaitu mappasilaga tedong , adu kerbau. Inilah acara yang paling meriah dan ditunggu -tunggu penonton. Acara ini dilakukan setiap hari selama pesta berlangsung. Riuh sorak penonton meneriakkan kerbau jagoannya, dan taruhan diluar arenapun mengalir. Sore itu di dalam arena Bholongk dan Rambo sudah saling berhadapan, dua ekor kerbau ini siap bertarung. Terdengar beberapa kali bunyi keras saat kedua kepala kerbau saling bertubrukan. Akhirnya Rambo menyerah dan lari keluar arena menyeruduk liar kearah penonton hingga semua berhamburan menyelamatkan diri. Tidak (Searah jarum jam) Arak-arakan didahului oleh cucu almarhum membawa salib; Ma’badong, menyanyikan syair-syair sedih; Seekor Tedong Bonga bisa seharga satu buah mobil.

34

LIONMAG FEBRUARI 2012

Penguburan Pada hari terakhir Rambu Solo adalah acara Meaa, penguburan mayat. Dari Lakkiang jenazah diturunkan dan diantar ke tempat kuburan yang sudah disiapkan, yang akan menjadi tempat peristirahatan terakhirnya. Sehari sebelumya dilakukan Mattiggoro sekitar 30 kerbau sekaligus, dagingnya dibagikan ke masyarakat sekitar dan para tamu, hari ini menjelang penguburan beberapa kerbau yang tersisa dilelang dan hasilnya diserahkan ke tempat ibadah, gereja dan masjid. Menurut catatan panitia total kerbau yang dipersembahkan sebanyak 117 ekor, 5 diantaranya adalah Tedong Bonga. Sekitar jam dua siang rombongan seluruh keluarga sudah mulai bersiap untuk mengantar jenazah ke peristirahatan terakhir dan ‘melepas’ arwahnya ke Nirwana. Sebuah bangunan menyerupai Tongkonan dari beton tidak jauh dari tempat pesta menjadi kuburan Ibu Agnes. Penguburan ini akhir pesta Rambu Solo yang melibatkan tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Sebenarnya, melalui upacara Rambu Solo ini, ada nilai yang ingin diwariskan oleh masyarakat Toraja yakni gotong-royong, tolong-menolong, kekeluargaan dan menghormati orang tua. Tradisi ini tak berubah. Bagi orang Toraja, kematian bukanlah akhir, melainkan bagian dari proses panjang menuju dunia arwah. Deretan makam di dinding tebing, dalam Gua Londa ataupun peti peti yang tergantung di Kete’ Kesu’ menjadi saksi kepercayaan ini.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.