LIONMAG FEBRUARY 2010

Page 27

Turun langsung mengontrol tungku pembakaran

itu sekarang. Sebagai anak tunggal ia mewarisi pabrik sejak tahun 1982 saat Tan Houw Sian -sang pendiri Aroma yang juga ayahnya- meninggal dalam usia 86 tahun. Setelah bersalaman dan memperkenalkan diri segera saya diajak masuk dan berkeliling bagian dalam pabrik. Tur berawal dari bagian tengah pabrik. “Ini mesin kasir yang digunakan saat berdirinya Aroma,” paparnya. Ruang tengah adalah tempat penggilingan biji kopi menjadi bubuk sekaligus tempat pengepakannya. Bubuk kopi ­dikemas dalam kantung-kantung kertas berwarna putih. Masuk lebih ke dalam pabrik terlihat tiga sepeda onthel tergantung di dinding. “Ini warisan, semua disimpan agar kita selalu ingat bagaimana semua ini berawal,” kata pria yang juga menjadi pengajar di Universitas Padjajaran Bandung ini.

Perjalanan pun berlanjut. Ia bercerita tentang berbagai hal, juga tentang mesin pengolah kopi Probat buatan Jerman yang masih digunakan sejak awal pabrik berdiri hingga kini. Langkahnya berhenti di depan sebuah ­ruangan yang pintunya terbuka, dengan karung-karung goni bertumpuk menjulang, nyaris menyentuh atap. Rupanya itulah salah satu syarat terciptanya kopi yang baik. Seusai dijemur biji-biji kopi disimpan selama lima hingga delapan tahun –disebut sebagai proses penuaan atau aging- sebelum siap diproses lebih lanjut. Proses ini menyebabkan kadar asam kopi turun hingga menjadi 2-3%, begitu juga kadar kafeinnya. Hasilnya, kita tidak akan kena sakit maag atau kembung saat meminumnya. Biji kopi sebagai bahan baku juga harus dipetik saat ­masak. Pak Widya berburu sendiri biji-biji kopi terbaik. Kopi ­Arabika biasa diperoleh dari Aceh, Toraja, hingga ­Jember.

februari 2010 LIONMAG

27


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.