Majalah Manunggal Edisi XXII/September/Tahun XV/2016

Page 18

ARTIKEL DOSEN Oleh : Kushandajani Ketua Departemen Politik dan Pemerintahan FISIP Undip

Narkoba: Musuh Elusif Bagi Keluarga “Perang melawan teroris lebih mudah, karena yang dilawan adalah orangorang dan organisasi yang sudah jelas teridentifikasi. Tapi bagaimana dengan perang melawan narkoba? Bisa jadi kita akan berhadapan langsung dengan keluarga sendiri, bahkan anak-anak kita, jika kita tidak mampu mendeteksi sejak dini penyimpangan ini.” Foto: Dokumen Pribadi Narkoba beredar di kalangan anak di bawah umur, begitu judul tulisan yang terjadi di Sampang, Jawa Timur. Diikuti dengan kabar “Angka Anak Korban Narkoba Naik 400 Persen di tahun 2015”. Data berikut memperlihatkan bagaimana penyalahgunaan narkoba makin meningkat tiap tahunnya. Membaca data tersebut bisa membuat kita miris. Apabila jumlah mahasiswa dan pelajar digabung, maka posisi tersebut berubah menjadi posisi kedua. Pertanyaan besar muncul, bagaimana kita menghadapi “perang” model ini? Perang melawan teroris lebih mudah, karena yang dilawan adalah orang-orang dan organisasi yang sudah jelas teridentifikasi. Bahkan melawan korupsi juga masih bisa terdeteksi orang-orangnya, mengingat KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) mampu melakukan tangkap tangan sebagai hasil penyadapan terhadap para pelaku. Tapi bagaimana dengan perang melawan narkoba? Bisa jadi kita akan berhadapan langsung dengan keluarga sendiri, bahkan anak-anak kita, jika kita tidak mampu mendeteksi sejak dini penyimpangan ini. Situasi semakin memburuk karena negara tidak mampu mengatasi makin banyaknya oknum alat negara (TNI, Polisi, Kehakiman, dan lain-lain) yang menjadi pengguna dan pengedar juga. Maka Indonesia sudah masuk dalam kategori darurat narkoba. Pentingnya peran keluarga Tulisan ini akan mengukil peran keluarga, utamanya perempuan atau ibu dalam berperang melawan penyahgunaan narkoba. Keluarga adalah struktur terkecil dalam masyarakat, sebaliknya struktur terbesar adalah negara. Meski negara merupakan struktur terbesar, namun baik buruknya negara sangat tergantung pada baik buruknya keluarga, karena yang menopang kehidupan negara adalah keluarga. Mungkin kesadaran ini yang sering terlupakan bagi para orang tua, khususnya seorang ibu. Ibu merupakan pilar utama dalam keluarga, karena ibu adalah manusia pertama yang mengenalkan anak-anak pada dunia sosial. Ibu pulalah yang mengenalkan anak-anak pada nilai-nilai yang secara tidak langsung membentuk karakter mereka di masa dewasa, saat terekrut dalam proses bernegara nanti. Dengan

18

Manunggal

demikian anak-anak pada dasarnya akan lebih dekat dengan ibu karena jalinan komunikasi sudah terjadi saat anak lahir, bahkan dalam kandungan pun komunikasi itu sudah terbentuk. Atas dasar inilah tanggungjawab ibu menjadi sangat besar. Gambaran suram tentang merebaknya narkoba di kalangan anak-anak muda kita, sebenarnya juga mencerminkan peran para ibu dalam melakukan fungsi pendidikan dalam keluarga. Nilai-nilai utama yang seharusnya dijunjung tinggi seperti kejujuran, tanggungjawab, bisa jadi telah bergeser secara drastis digantikan oleh nilai-nilai yang praktis, realistis, dan ekonomis semata. Ibu merupakan pihak pertama yang mampu mendeteksi secara dini “penyimpangan” (baca: penyalahgunaan narkoba) yang terjadi pada anak. Saat seorang ibu tidak mampu melakukan itu, maka pertahanan keluarga bisa goncang, dan bahkan ambruk. Peran penting ibu Dalam organisasi, setiap anggota memiliki fungsi yang saling berkaitan satu sama lain, untuk saling menguatkan, agar tujuan organisasi tercapai. Demikian pula dalam keluarga. Ayah sebagai kepala keluarga mempunyai fungsi menancapkan visi keluarga, menentukan hal-hal strategis, dan memberi kecukupan dalam keluarga. Bagaimana dengan ibu? Di era modern ini ibu dituntut melakukan banyak fungsi, tidak saja dalam ranah domestik namun juga publik. Namun sering kali peran di ranah publik menjadi alasan kurang dilaksanakannya fungsi perempuan di ranah domestik. Perhatian, komunikasi, respon emosi terhadap anak sering terabaikan, meski secara materi tercukupi. Saat kebutuhan psikis anak terabaikan, muncullah jiwa-jiwa yang “kosong” yang manjadi ladang subur bagi tersemainya penyalahgunaan narkoba. Itulah sebabnya mengapa perempuan atau ibu seharusnya terdidik dan memiliki wawasan yang luas, bukan untuk mengungguli para pria dalam berebut pekerjaan atau pun mendominasi pria dalam keluarga, tetapi lebih karena perannya yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter seorang anak. Semoga tulisan singkat ini bisa menjadi penggugah kesadaran kita bersama, betapa pentingnya menguatkan peran keluarga, utamanya peran perempuan atau ibu dalam membangun negeri tercinta, Indonesia.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.