Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto

Page 316

6. SUHARTO, ANGKATAN DARAT, DAN AMERIKA SERIKAT

Armed Forces Leaders,” 9 November 1965, dalam Department of State, FRUS 1964–1968, 26:362. 88 Setiyono dan Triyana, Revolusi Belum Selesai, I:89. 89 Ibid., 44, 156. 90 Ibid., 163. 91 Tentang hal ini saya tidak sependapat dengan Robert Elson, yang mengatakan bahwa Suharto, sesudah menjadi pemangku (caretaker) panglima Angkatan Darat, “tidak mempunyai strategi yang jelas tentang bagaimana harus bertindak lebih lanjut, tidak juga tahu untuk tujuan apa.” Suharto melangkah ke depan “dengan waspada, hati-hati, dan sensitif,” selama berbulan-bulan, “meraih kekuasaan saat kekuasaan itu datang kepadanya” tanpa dipimpin oleh “visi megah atau skema utopia apa pun” (Suharto, 120-121). Lihat tinjauan saya terhadap buku Elson dalam “Violence in the Suharto Regime’s Wonderland.” 92 Catatan brifing untuk Presiden Johnson, 15 Februari 1966, dalam Department of State,

FRUS 1964–1968, 26:403. 93 Setiyono dan Triyana, Revolusi Belum Selesai, 2:184-85.

290


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.