:: LAMPUNG POST :: Jumat, 16 Agustus 2013

Page 31

 

CMYK CMYK

JUMAT, 16 AGUSTUS 2013 LAMPUNG POST

 

 

CMYK

Lampung Makmur

31

 WAY KANAN

Way Kanan Selaraskan Pembangunan Bumi Petani KABUPATEN Way Kanan memiliki slogan “bumi petani”. Slogan ini bukanlah basabasi Pemerintah Kabupaten setempat, tetapi diwujudkan dalam konsep pembangunan yang mengedepankan sektor pertanian. Tujuannya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang 80% adalah petani.

K

onsep pembangunan pertanian yang digagas yakni mengembangkan perkebunan rakyat, terutama untuk tanaman yang punya nilai ekspor seperti sawit dan karet. Bupati Way Kanan Bustami Zainudin mengatakan konsep dan program pembangunan itu haruslah selaras dengan potensi sumber daya yang ada. “Karena itu, kami menitikberatkan konsep pembangunan di Way Kanan ini sebagai bumi para petani,” katanya. Konsep itu merupakan korelasi untuk mencapai sebuah kesejahteraan. Rumusan tersebut yang dapat menyelesaikan persoalan pengangguran serta kemiskinan di kabupaten berpenduduk mayoritas petani. Kesejahteraan masyarakat yang terletak di perbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Selatan tersebut dalam tiga tahun terakhir mulai meretas ke jalur kemajuan. Bustami meyebutkan dalam umur yang masih belia, arah pembangunan Way Kanan harus betul-betul dijaga, dengan merumuskan prioritas pembangunan agar tidak menyimpang. Konsep Way Kanan Bumi Petani didasari lebih dari 80% masyarakat yang tersebar di 14 wilayah kecamatan bergantung pada hasil perkebunan dan pertanian. Latar belakang kondisi daerah ini miskin dan banyak penganggur, bahkan puluhan tahun mendapat predikat salah satu kabupaten tertinggal di Indonesia. Penyebabnya, masyarakat petani tidak memiliki ilmu pengetahuan di bidang pertanian dan perkebunan. Mereka mengolah lahan yang dimiliki hanya berbekal pengetahuan turun-temurun, jauh tertinggal dari perkembangan ilmu dan teknologi. Selain itu, kata Bupati, konsep bumi petani juga mengubah komoditas pertanian sebelumnya, yakni tanaman kopi dan lada, dengan tanaman karet dan sawit. Tujuannya, agar masyarakat mendapat penghasilan setiap hari, bukan mengandalkan pendapatan hasil tahunan. Bahkan, jika dihitung, hasil kebun yang didapat lebih sejahtera dibanding dari hasil tahunan. Menurut Bustami, ada tiga persoalan dalam dunia perkebunan dan pertanian harus ditangani dan diselesaikan, yakni pengolahan, produksi, dan pasar. Dalam konsep bumi petani, merangkum bagaimana membekali masyarakat cara bertani dengan iptek melalui para petugas penyuluh perkebunan dan pertanian, sehingga hasil pengolahan kebun yang dikelola dapat berlipat dan memuaskan.

 LAMPUNG POST/DOK.

KOMODITAS ANDALAN. Bupati Way Kanan Bustami Zainudin melihat hasil panen komoditas andalan tanaman sawit bersama Reporter Cilik Lampung Post, beberapa waktu lalu. puluhan pengusaha telah mendirikan sejumlah usaha di kabupaten setempat, yakni membangun pabrik-pabrik untuk menampung hasil perkebunan para petani. Pabrik tersebut sudah tersebar di seluruh penjuru wilayah kabupaten setempat, mulai dari pabrik sawit, karet, singkong, dan pabrik tebu. Selain memudahkan petani menjual hasil kebun mereka, berdirinya puluhan pabrik tersebut dapat membantu menyerap tenaga kerja untuk masyarakat sekitar. Efek lain dengan berdirinya sejumlah pabrik di antaranya pergerakan perekonomian masyarakat yang terus berkembang seiring meningkatnya nilai jual hasil petani Way Kanan. Konsep bumi petani ini sekaligus dapat menyelesaikan persoalan penganguran dan kemiskinan di Way Kanan. Seluruh masyarakat mengolah dan bekerja di kebunnya dan mendapatkan hasil yang dapat meningkatkan kesejaheteraan. “Jika pemerintah dan investor mendirikan pabrik industri, belum tentu dapat menampung seluruh tenaga kerja di Way Kanan,” kata Bustami. Saat ini, kata Bustami, hampir seluruh masyarakat telah menikmati hasil kebun milik mereka, baik dari hasil karet maupun sawit. Bahkan, dengan meningkatnya hasil para petani, harga lahan mereka kian lama kian meningkat. Lahan kebun yang tadinya semak belukar perlahan mulai dimanfaatkan menjadi kebun karet maupun sawit. Kini, kesejahteran masyarakat Kabupaten Way Kanan bukan lagi tergolong kabupaten tertinggal dan miskin. Para petani mulai merasakan peningkatan kesejahteran dengan berhasilnya perkebunan dan pertanian mereka. Program pembangunan lintas sektoral juga tidak berjalan parsial, tetapi tetap saling mendukung dan terus maju. (LEH/L10)

Way Kanan Pionir Pendidikan Gratis BLAMBANGAN UMPU (Lampost): Kabupaten Way Kanan telah menerapkan program wajib belajar 12 tahun. Namun, dua tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Way Kanan menerapkan program belajar 15 tahun. Anak-anak tidak mampu yang lulus SMA diberi beasiswa untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. Keterbatasan APBD, jika dibanding kabupaten lain di Provinsi Lampung, tidak menjadi halangan. Selama dua tahun ini, puluhan anak telah dibiayai belajar di Universitas Lampung (Unila). Se-

Sarjana Pertanian Menjawab kebutuhan ilmu dan teknologi tersebut, Pemkab Way Kanan merumuskan program satu sarjana untuk satu kampung. Pada tahun ajaran 2012-2013, angkatan pertama sebanyak 70 mahasiwa dari keluarga petani miskin diberikan beasiswa untuk menjalani pendidikan sarjana pertanian, yakni D-3 Perkebunan di Universitas Lampung (Unila). Untuk tahun ajaran 2013—2014, angkatan kedua sebanyak 70 putra-putri Way Kanan kembali direkrut untuk melanjutkan pendidikan tinggi di D-3 Perkebunan. “Program beasiswa pendidikan perguruan tinggi bagi keluarga miskin akan terus berjalan tiap tahunnya,” kata Bupati. Terkait hasil produksi, tugas pemerintah selanjutnya ialah menciptakan pasar petani, bukan membangun pasar yang berbentuk mal, dengan bergerak bersama para investor membangun pabrik-pabrik sawit, karet, singkong. Pabrik itu ialah pasar petani untuk mengurangi ongkos angkut dan harga jual. Dengan memberikan kemudahan perizinan bagi para investor oleh Pemkab Way Kanan,

CMYK

banyak 70 mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu dibiayai menyelesaikan kuliah di D-3 Perkebunan. Tidak hanya biaya kuliah yang ditanggung oleh Pemkab setempat, setiap mahasiswa juga diberikan susbsidi untuk biaya asrama, biaya hidup, serta biaya akomodasi lainnya selama menyelesaikan pendidikan. Terobosan rintisan beasiswa D-3 Perkebunan bagi mahasiswa yang berasal keluarga miskin dalam setiap tahun itu untuk mendukung program Way Kanan Bumi Petani, sekaligus menjawab ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang perkebunan. “Lebih dari 80% masyarakat Way Kanan menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian dan perkebunan. Tugas pemerintah menyiapkan SDM-nya,” kata Bupati Way Kanan Bustami Zainudin. Program menggratiskan pendidikan hingga perguruan tinggi tersebut merupakan kebijakan yang cerdas. Hal itu juga merupakan modal investasi pendidikan jangka panjang bagi Pemkab setempat. Sebab, nantinya para mahasiswa yang lulus diharuskan mengabdi di kabupaten setempat sehingga tercipta satu desa-satu sarjana bidang perkebunan. Bustami menjelaskan pembiayaan beasiswa bagi mahasiswa D-3 Perkebunan itu murni dibebankan pada APBD kabupaten setiap tahunnya. Tak tanggung, Pemkab Way Kanan mengucurkan beasiswa Rp18 juta/anak/tahun.

Untuk menyelesaiakan pendidikan tersebut, setiap mahasiswa akan menghabiskan anggaran tidak kurang dari Rp56 juta. Di sisi lain, dalam program beasiswa itu, masing-masing satuan kerja para kepala dinas dan instansi Pemkab Way Kanan wajib mengangkat anak asuh dari masingmasing seluruh mahasiswa. “Inilah generasi penerus masa depan Way Kanan. Kita harapkan generasi anak kita nantinya dapat mengolah dunia perkebunan dan pertanian di Way Kanan ini,” kata Bupati. IPK Sangat Memuaskan Sementara itu, di angkatan pertama D-3 Perkebunan Unila tersebut, keseluruhan mahasiswanya mendapat nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) rata-rata di atas 3. Bahkan, nilai tertingi dari D-3 Perkebunan itu diraih tiga mahasiswa asal Way Kanan: Dedi Maulana dengan IPK 3,89, Erli Wijiyanti dengan IPK 3,66, dan Juan Gunawan Situmeang dengan IPK 3,65. Dengan hasil nilai tertinggi itu, kata Bustami, Pemerintah Way Kanan tidak sia-sia membiayai perkuliahan mereka. Pemerintah sangat bangga melihat prestasi yang dicapai anak didik yang dibiayai pemerintah. “Bayangkan jika para putra-putri Way Kanan itu diberikan beasiswa jurusan kedokteran atau insiyur. Dipastikan, setelah mereka lulus, tidak akan kembali (mulang tiuh) ke kampungnya,” kata dia. (LEH/L10)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.