Majalah Ventimiglia Edisi 20 Tahun 2013

Page 31

JEJAK IMAN 2. Pater J. Reinders, MSF, bertugas di Chili dari tahun 1947-1988. Beliau meninggal tanggal 28 Maret 1988. 3. Pater J. Lengers, MSF, bertugas di Nederland dari tahun 1941-1964. Beliau meninggal pada tanggal 22 Juli 1964. 4. Pater N. Lengers, MSF, bertugas di Jawa dari tahun 1951-1972, kemudian kembali ke Nederland dan bekerja di sana. Beliau meninggal pada tanggal 25 Januari 1997. 5. Pater A. Lighthart, MSF bertugas di tiga negara: Nederland, Indonesia dan Chili. Beliau meninggal pada tanggal 31 Oktober 1994. 6. Pater A. Kempes, MSF, bertugas di Chili dari tahun 1959-1980. Beliau sudah meninggal (dalam kronik itu tidak ditulis tahun berapa meninggal). 7. Pater van Stuivenwold, MSF, bertugas sebagai dosen di seminari. Beliau kemudian meninggalkan imamatnya (keluar). 8. Pater B. Kobesen, MSF, bertugas di Chili dari tahun 1945. Beliau meninggal pada tanggal 27 Oktober 1982. 9. Pater A. Wijtvliet, MSF, pernah bertugas sebagai Superior Provinsi dan kemudian sebagai Prokurator Misi. Beliau meninggal pada tanggal 11 April 1989. 10. Pater van Deudekom, MSF, bertugas di Kalimantan dari tahun 1946-1974. Beliau meninggal pada tanggal 11 Pebruari 1975.

di bumi Kalimantan hingga saat wafatnya pada tanggal 5 Desember 2012. Sebuah perjalanan panggilan yang panjang, berliku dan disertai dengan banyak kesulitan, antara lain situasi politik setelah perang kemerdekaan Indonesia, salah satunya adalah peristiwa misa HUT kemerdekaan RI tahun 1947 itu. Perang kemerdekaan telah usai akan tetapi perang batin nampaknya berlanjut. Berdoa untuk keselamatan Bangsa Indonesia dalam Ekaristi HUT Kemerdekaan RI masih dicurigai Opsir Belanda. Namun kecurigaan itu tidak menghentikan suara kenabian sang imam muda ini untuk menjelajah bumi Kalimantan seluas Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur. Pertanyaan retoris tahun 1947 dari pastor muda Wilhelmus Demarteau, “Siapa yang berkeberatan dan mempersalahkan saya jika saya diminta berdoa untuk keselamatan Indonesia?� semestinya menjadi pertanyaan di lubuk hati umat Katolik yang mencintai negeri ini. Ada banyak jalan untuk menyelamatkan bangsa dan negara yang tercinta ini. Puluhan tahun yang silam, pastor muda Wilhelmus Demarteau, MSF yang baru tiga bulan berada di Indonesia dengan mantap berdoa untuk keselamatan Indonesia melalui perayaan Ekatisti kendati untuk itu beliau telah dicurigai, bahkan terancam deportasi kembali ke negeri Belanda. Namun tak ada kata “mundur� dari bumi Indonesia dalam kamus hidup pastor Wilhelmus Demarteau, MSF. Ketika kita menghadapi situasi terancam seperti pastor W. Demarteau, MSF apakah kita takut dan mundur? (don)

11. Pater Wim Demarteau, MSF, bertugas di Kalimantan sejak tahun 1947 sebagai pastor paroki di Katedral Banjarmasin, sampai diangkat menjadi Uskup Banjarmasin pada tahun 1954.

Menjadi misionaris di Kalimantan adalah pilihan P. Wim Demarteau, MSF, bahkan ketika masuk di Seminari kecil kala masih berumur 12 tahun. Keputusan itu telah membawa P. Wim. Demarteau, MSF mengabdikan 65 tahun imamatnya

Mgr. W.Demarteau MSF dilantik menjadi Uskup Keuskupan Banjarmasin, 1961

Edisi Khusus2013

31


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.