Kendari Pos Edisi 22 Juni 2010

Page 8

8

Kendari Pos | Selasa 22 Juni 2010

Tim Trisakti Touring Jakarta-Bali dengan Mobil Minyak Jelantah

Asap Knalpot pun Bau Chicken Nugget Mahasiswa Universitas Trisakti sukses melakukan tur Jakarta-Bali (PP) menggunakan mobil berbahan bakar minyak jelantah. Menariknya, bau asap knalpot yang keluar sesuai dengan apa yang digoreng minyak itu sebelumnya.

T.M. BANYUAJI-SUGENG S., Jakarta PAGI itu, dua mobil Isuzu Panther LS Turbo lansiran 2008 mulai dihidupkan mesinnya di pelataran parkir Fakultas Teknik Mesin dan Industri Universitas Trisakti (Usakti), Jakarta. Yang satu menggunakan minyak solar, mobil satunya dipenuhi bahan bakar yang tidak lazim. Yakni minyak jelantah atau minyak goreng bekas pakai. Kedua mobil itu diuji ketahanannya untuk me-nempuh perjalanan jauh Jakarta-Bali, pulang pergi. Mobil yang dijadikan kelinci percobaan itu milik orang tua salah satu dari tujuh mahasiswa peserta touring dalam rangka percobaan minyak jelantah sebagai bahan bakar pengganti solar itu. “Ini proyek diam-diam. Jadi, pemakaian mobil untuk percobaan ini tidak kami beritahukan ke orang tua kami. Nanti malah tidak boleh,” ujar Royan Thalib, kepala divisi riset dari Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) UsaktisaatditemuiJawaPos(Ken-dari Pos Group), Senin (14/6) lalu. Begitu mesin telah panas, kedua mobil pun memulai perjalanannya menuju Pulau Dewata. Perjalanan ditempuh dengan kecepatan 90 km per jam sampai 120 kilometer per jam. Tanpa mengalami ham-batan berarti, kedua mobil akhirnya sukses menyentuh garis finis di Bali, 5 Mei 2010 pukul 04.00 dan langsung

Atasan Gayus Terancam Ditahan Jakarta, KP Mabes Polri resmi menetapkan Maruli Pandapotan Manurung, mantan ataan Gayus Tambunan sebagai tersangka. Hari ini (22/06) Maruli dijadwalkan diperiksa oleh penyidik tim independen Polri. Pejabat eselon III Dirjen Pajak itu disangka dengan dugaan korupsi. Seorang penyidik kasus ini menyebut pemeriksaan Maruli merupakan titik tolak untuk membongkar jaringan Gayus di internal aparat pajak. “Dari unsur pajak, baru M (Maruli, red) dan Gayus yang ditetapkan sebagai tersangka. Yang lain masih saksi,” kata sumber itu kemarin. Maruli diancam dengan pasal 2 dan pasal 3 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2001. Pasal itu berbunyi, setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain yang suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit dua ratus juta rupiah dan paling banyak satu miliar rupiah. Dalam ayat dua disebut, dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu pidana mati dapat dijatuhkan. Sedangkan pasal 3 berbunyi setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit lima puluh juta rupiah dan paling banyak satu miliar

Baca ATASAN diHal.2

(FOTO: TRI MU-JOKO BAYUAJI/JAWA POS)

Sejumlah anggota tim energi alternatif Himpunan Mahasiswa Mesin, Universitas Trisakti, Jakarta, saat menunjukkan sampel Biodiesel Jelantah dan tanda rekor dunia MURI. menginap di sebuah hotel di Kuta. Sore harinya, sekitar pukul 16.00, perjalanan pulang ke Jakarta dilakukan dengan rute yang sama. Tentu saja setelah mobil percobaan dipenuhi minyak jelantah sebagai bahan bakarnya. “Alhamdulillah, nggak mogok. Bahkan, mobil minyak jelantah mampu menyalip mobil yang menggunakan minyak solar,” ungkap Royan, bangga. Yang menarik, mobil yang menggunakan minyak jelantah ternyata mengeluarkan asap dengan aroma bau sesuai apa yang digoreng sebelumnya dengan minyak kelapa tersebut. Nah, saat itu, para mahasiswa sengaja menggunakan minyak jelantah bekas menggoreng chicken nugget. “Ternyata, bau asap yang kelau dari knalpot juga beraroma chicken nugget. Enak kan,” tambah Royan lantas tertawa. “Jadi, kita bisa memilih bau apa yang kita inginkan. Asyik

kan,” tuturnya lagi. Secara sekilas, biodiesel jelantah —nama ilmiah minyak jelantah yang sudah diolah sebagai pengganti solar” itu seperti minyak goreng biasa. Para mahasiswa menamai minyak itu dengan B100. Warnanya kuning keemasan, namun tidak sekental minyak goreng. “Minyak jelantah yang sudah diolah ini siap digunakan,” kata Hendra Sufi Marsyah, wakil ketua tim energi alternatif HMM Usakti. Biodiesel jelantah yang ditunjukkan Hendra adalah sampel BBM yang sudah diproduksi untuk keperluan touring. Mereka memproduksi sekitar 15 jeriken. Satu jerikan berisi 20 liter. “Waktu touring uji coba itu, kami menghabiskan sekitar 13 jeriken atau 260 liter minyak jelantah,” kata Hendra sambil menunjuk dua jeriken berisi biodiesel jelantah yang masih tersisa. Touring dengan biodiesel

jelantah itu adalah salah satu peristiwa penting bagi tim riset energi alternatif HMM Usakti. Perjalanan menyusuri jalanan pantai utara (pantura) hingga Bali itu membuktikan bahwa konsumsi BBM biodiesel lebih irit dibandingkan solar. “Satu liter solar bisa habis dalam 11-13 kilometer, sementara satu liter B100 bisa untuk menempuh jarak 12-15 kilometer,” ujar Hendra. Perjalanan sekitar 2.800 km itu ditempuh selama empat hari, 3-7 Mei lalu. Menurut Hendra, butuh waktu yang panjang untuk bisa menghasilkan biodiesel jelantah yang siap pakai. Riset B100 itu merupakan kelanjutan penelitian yang sudah dilakukan para senior mereka sejak tahun 2005. “Kami sendiri mulai bekerja sejak Mei tahun lalu (2009, Red),” kata Hendra. Pada 2005 sebenarnya tim energi alternatif yang di-

Baca ASAP diHal. 7

Endemis Malaria, Sulawesi Rendah Jakarta, KP Kementerian Kesehatan mencatat bahwa hampir seluruh daerah di Indonesia merupakan daerah endemis malaria. Dari 495 kabupaten/kota yang terpantau, terdapat 424 kabupaten/kota yang menjadi daerah endemis malaria. Diperkirakan, 45 persen penduduk Indonesia juga berisiko tertular malaria. “Malaria merupakan salah satu penyakit yang mempengaruhi tingginya kematian bayi, anak balita, wanita hamil, dan dapat menurunkan produktivitas sumber daya manusia,” kata Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih di Jakarta, kemarin. Dipaparkannya, endemis tinggi dengan annual parasite incidence (API) lebih dari lima per 1.000 penduduk ada di Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sumatera Utara (Kabupaten Nias dan Nias Selatan), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sedangkan daerah yang termasuk dalam endemis sedang dengan wilayah API berkisar antara satu sampai kurang dari lima per 1.000 penduduk ada di banyak daerah antara lain Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (Kabupaten Siemeulue), Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Kepulauan Riau (Kabupaten Lingga), Provinsi Jambi (Kabupaten Batang Hari, Merangin, dan Sorolangun), Kalimantan Tengah (Kabupaten Sukamara, Kota Waringin Barat, Mura), Sulawe-

Endang Rahayu Sedyaningsih si Tengah (Kabupaten Toli-toli, Banggai, Banggai Kepulauan, Poso), Sulawesi Tenggara (Kabupaten Muna), Nusa Tenggara Barat (Sumbawa Barat, Dompu, Kabupaten Bima, dan Sumbawa), Jawa Tengah (Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, Pekalongan, dan Sragen), serta Jawa Barat (Sukabumi, Garut, Ciamis). Adapun wilayah non endemis yang tidak terdapat penularan malaria (daerah bebas malaria) antara lain Provinsi DKI Jakarta (Kepulauan Seribu), Bali, Kepulauan Riau (Kota Batam). “Wilayah yang endemisnya rendah ada di sebagian Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Wilayah ini API-nya nol sampai satu per 1.000 penduduk,” ungkap Endang.

Endang menjelaskan, pemerintah menargetkan Indonesia akan bebas malaria pada 2030. Langkah yang dilakukan antara lain melakukan beberapa tahapan eliminasi malaria. Pada 2010, eliminasi malaria di DKI Jakarta, Bali, dan Batam. “Langkah ini berhasil karena ketiga daerah tersebut dinyatakan Annual Parasite Incidence (API)nya nol,” ujarnya. Pada 2015, pemerintah menargetkan mengelimansi malaria di Jawa, NAD, dan Kepulauan Riau. Sedangkan untuk wilayah Sumatera, NTB, Kalimantan, dan Sulawesi akan bebas malaria pada 2020. “Tahun 2030, kita targetkan Papua, Papua Barat, Maluku, NTT, dan Maluku Utara dielimanasi dari malaria. Dengan demikian semua daerah di Indonesia bebas malaria,” tandasnya. Untuk mencapai itu, menurut Endang, Kemenkes melakukan berbagai kegiatan pengendalian malaria. Di antaranya, penyemprotan rumah pada daerah yang terjadi peningkatan kasus, pembagian kelambu massal, monitoring efikasi obat anti malaria, membangun sentinel surveilans vektor dan monitoring insektisida (Kalimantan dan Sulawesi), monitoring efikasi obat anti malaria (sentinel Kalimantan dan Sulawesi), dan lain-lain. “Di samping itu program imunisasi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan lima provinsi Indonesia Timur ikut kami tingkatkan,” tandasnya.(esy)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.