Kendari Pos Edisi 7 Februari 2013

Page 19

Kendari Pos | Kamis, 7 Februari 2013

Unhas Siap Terapkan SPP Tunggal PTN Pertama yang Disetujui Kemenkeu Jakarta, KP Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjalankan program SPP tunggal atau uang kuliah tunggal (UKT) di seluruh PTN berjalan lambat seperti siput. Hingga saat ini, usulan penerapan SPP tunggal yang sudah disepakati hanya di Universitas Hasanuddin (Unhas) saja. Kemendikbud sangat gencar mengkampanyekan penerapan sistem pembiayaan model baru itu pada tahun ajaran 2013 ini. Alasannya dengan sistem pembiayaan SPP tunggal ini, Kemendikbud mengklaim biaya kuliah akan semakin murah. Mahasiswa tidak lagi dibebani biaya-biaya “dadakan” di tengah-tengah masa perkualiahan. Sayangnya, program andalan Kemendikbud ini berjalan lambat. Hingga memasuki bulan kedua 2013, hanya ada satu PTN yang usulan sistem SPP tunggalnya disetujui Kementerian Keuangan (Kemenkeu). PTN yang telah mendapatkan persetujuan Kemenkeu untuk menerapkan SPP tunggal itu adalah Unhas, Makassar. Rektor Unhas Idrus A. Paturusi kemarin mengatakan, pihaknya sangat bersyukur hitung-hitungan SPP tunggal mereka telah disepakati Kemenkeu. Dengan demikian, mereka siap menjalankan SPP tunggal mulai tahun akademik 2013-2014 pertengahan tahun ini. “UKT (SPP tunggal) memang belum diterapkan atau dijalankan bulan ini,” katanya. Tetapi Idrus menegaskan jika hingga saat ini masih Unhas yang memiliki daftar tarif SPP tunggal dan telah disetujui Kemenkeu. Dia mengatakan jika Kemendikbud telah memiliki acuan penyusunan tarif pada SPP tunggal. Sebagai ketua majelis rektor perguruan tinggi negeri Indonesia (MRPTNI), Idrus berharap seluruh rektor PTN kompak menjalankan sistem SPP tunggal ini. Apalagi sistem SPP tunggal itu adalah program Kemendikbud. Saat ini gerakan memprotes penerapan SPP tunggal sudah mulai muncul. Alasannya sistem SPP tunggal itu malah membuat biaya kuliah semakin mahal. Menurut Idrus, tudingan jika penerapan SPP tunggal malah membuat biaya kuliah semakin mahal itu tidak benar. “Asalkan pihak kampus dalam menghitung tarif SPP tunggalnya benar,” ujarnya. Menurut Idrus, dengan sistem SPP tunggal ini justru malah membuat ongkos kuliah semakin terjangkau. Alasannya biaya kuliah selama empat tahun ditotal di muka lantas dibagi delapan semester. “Termasuk uang muka masuk PTN juga dibagi menjadi delapan semester,” kata dia. Idrus membeberkan SPP tunggal untuk kelas reguler bidang eksakta dipatok Rp 5,2 juta untuk empat tahun, plus uang muka kuliah sebesar Rp 1,2 juta. Kemudian ada biaya KKN Rp 350 ribu dan biaya basic study skill (BSS) Rp 350 ribu. “Semua biaya itu ditotal, lalu dibayar per semester atau dibagi delapan,” katanya. Dia berharap masyarakat tidak langsung mengecap sistem pembiayaan kuliah melalui SPP tunggal itu bermasalah karena lebih mahal. Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya Triyogi Yuwono mengatakan penerapan SPP tunggal semestinya akan berjalan serentak di seluruh PTN tahun ini. “Karena ini kan kebijakan Direktorat Jenderal Dikti (Pendidikan Tinggi, red) Kemendikbud,” tandasnya. Dia menampik jika ada PTN yang mendahului menerapkan SPP tunggal untuk seluruh mahasiswanya. Kalaupun Unhas telah mendapatkan persetuan Kemenkeu, tetap saja berlaku efektifnya pada tahun akademik 2013-2014 pertengahan tahun ini. “Insyallah ITS juga menerapkan SPP tunggal tahun ini. Tapi rinciannya nanti ya,” pungkasnya. (wan)

Kampus

19

Mahasiswa Teknik Buat Turbin Tenaga Angin Kendari, KP Kreativitas dua mahasiswa jurusan mesin Fakultas Teknik Unhalu, Muhammad Syarifuddin dan Dadang Kristiawan perlu diapresiasi. Dua mahasiswa angkatan 2009 itu, merancang alat pembangkit listrik tenaga angin yang mereka namakan “Turbin Tenaga Angin”. Ide awalnya, alat itu dibuat sebagai rangkaian penyelesaian tugas akhir mereka, namun karena melihat potensi dan kondisi daerah sangat membutuhkan, sehingga terobsesi untuk mengembangkannya. Bahkan mereka berharap bisa digunakan keperluan masyarakat sekitar pulau, yang hingga saat ini belum teraliri listrik. “Alat itu kita buat selama tiga bulan, mulai pertengahan November tahun lalu, saat ini sudah bisa dioperasikan, meskipun kapasitasnya masih sederhana. Tempat uji coba, kita lakukan di pulau cempedak, kebetulan disana potensi alamnya mendukung dan masyarakatnya juga sangat butuh listrik. Alasan itulah sehingga kami ingin mengembangkannya lebih jauh,” kata Muhammad Syarifuddin, saat bertandang di kantor Graha Pena Kendari Pos, kemarin (6/2). Menurut Syarif, hasil uji coba menunjukan kalau pulau cempedak punya potensi besar mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin. Beberapa penunjang, seperti hembusan angin yang terus menerus dari segala arah sehingga membuat turbin terus bergerak, termasuk kondisi masyarakatnya yang masih butuh listrik. “Kami dedikasikan alat yang kami buat untuk masyarakat setempat. Mudah-mudahan ini bisa menjadi perhatian pemerintah untuk menindaklanjuti lebih jauh potensi itu,” ujarnya. Dalam satu bulan terakhir, kedua mahasiswa ini sudah melakukan uji coba dan hasilnya memang belum maksimal, tetapi minimal itu berhasil menyalakan lampu ukuran beberapa puluh watt. Meski begitu belum bisa menjangkau dan memenuhi kebutuhan masyarakat. “Untuk mengembangkannya kita butuh bantuan dari pemerintah. Kami hanya berikan idenya, kalau mau dilanjutkan silakan.

Inong/KP

Turbin Tenaga Angin, hasil kreatifitas dua mahasiswa Teknik Mesin Unhalu. Mereka berharap alat ini bisa dikembangkan pemerintah sehingga bisa digunakan masyarakat sekitar.

Muh.Syarifuddin, Dadang Kristiawan, dan La Ode Muhammad Isdar, saat bertandang ker graha pena kendari pos, kemarin

Yang jelas niatan kami ingin membantu masyarakat disana belum teraliri listrik,” timpal Dadang Kristiawan, diamini rekan lainnya La Ode Muh.Isdar. (p6)

Inong/KP


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.