CANTHING ARTIKEL LEPAS
Melihat Jogja Ketika Berhenti
Nyaman
Teks: Della Y. & Foto: Dok. PFI (Hasan)
Pameran dibanjiri pengunjung
Menpora KRMT. Roy Suryo ketika mengamat i sebuah foto
Sambutan pada pembukaan pameran
Para anggota PFI yang mengikuti pameran
S
ebanyak 21 pewarta foto yang tergabung dalam Pewarta Foto Indonesia (PFI ) Yogyakarta menggelar pameran foto bertema Yogyakarta Berhenti Nyaman di Bentara Budaya Yogyakarta pada 26 hungga 30 Desember 2013 lalu. Pameran ini merupakan sebuah otokritik bagi pemimpin dan masyarakat Jogja untuk melihat kondisi Jogja yang semakin perlahan menjadi kurang nyaman. Pilihan tema tersebut merupakan semacam sindiran atau diibaratkan sebagai peluit tanda peringatan
58
Februari 2014
bagi laju pertumbuhan kota yang melupakan kebutuhan manusia. Bahwa membangun kota tidak boleh melupakan manusia yang hidup di dalamnya. Membangun kota juga diartikan sebagai upaya membangun ruang hidup bagi masyarakat. Dalam pameran foto tersebut, PFI seakan memperlihatkan sebuah pesan bahwa di balik ancaman keistimewaan Jogja ternyata tersembunyi sebuah ancaman yang datang dari fenomena penyimpangan hukum dan sosial yang terjadi sehingga membuat Jogja yang yang memiliki slogan Berhati Nyaman pelan-pelan berubah tingkat kenyamanannya. Kurang lebih 115 karya foto yang dipamerkan menceritakan banyak sisi lain Jogja luar dan dalam. Dari foto-foto yang dipamerkan pula, para
pengunjung bisa melihat berbagai macam permasalahan infrastruktur, pendidikan, hukum sosial, hingga budaya yang kian terusik dan bertentangan dengan slogan Jogja yang berhati nyaman. Ide menggelar pameran ini berawal dari keinginan para pewarta foto untuk merekam perubahan Kota Jogja dengan segala problematikanya melalui lensa
Ide menggelar pameran ini berawal dari keinginan para pewarta foto untuk merekam perubahan Kota Jogja dengan segala problematikanya melalui lensa kamera.