Jambi Independent | 20 Agustus 2010

Page 26

Jumat, 20 Agustus 2010

Jambi Independent

�������������������������������������������������

LINGKUNGAN

Rp 1 Miliar Per Kecamatan Jambi- Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi dana sebesar Rp 1 miliar per kecamatan. Selain itu, pemkot juga akan dibantu delapan mobil dan gerobak motor. Bantuan itu akan diberikan pemprov dalam tahun 2010 ini. Wali Kota Jambi Bambang Priyanto mengatakan, Pemerintah Kota Jambi mendapatkan bantuan dana kebersihan Rp 1 miliar per kecamatan dari Gubernur Jambi Hasan Basri Agus dalam tahun 2010 ini. Menurutnya, setiap kecamatan juga dibantu mobil dumptruck sebanyak delapan unit dan gerobak motor untuk mengangkut sampah. “Nanti, di setiap kelurahan dan kecamatan juga akan ada tempat pembuangan sampah sementara,” katanya. (dip)

DOK /JAMBI INDEPENDENT

Banjir

DOK /JAMBI INDEPENDENT

Bersih : Petugas kebersihan sedang mengangkut sampah. Tahun 2010 ini Pemkot Jambi mendapat bantuan dana kebersihan dari Pemprov Jambi.

TENAGA KERJA

Miliki 10 Karyawan, Wajib Jadi Peserta Jamsostek Jambi- Bagi perusahaan yang memiliki jumlah karyawan minimal 10 orang, wajib untuk mengikutsertakan karyawannya menjadi peserta jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek). Selain itu perusahaan setiap bulannya mampu membayarkan upah senilai Rp 1 juta atau lebih kepada karyawannya juga wajib menjadi peserta jamsostek. Ketentuan itu telah menjadi dasar yang harus dilaksanakan oleh seluruh perusahaan kata Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Provinsi Jambi Rafli Nur melalui Kabid Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Mahmud kepada Jambi Independent baru-baru ini. Menurutnya dengan upah minimum Provinsi Jambi saat ini sebesar Rp 900.000, maka bagi setiap perusahaan yang telah mempekerjakan karyawannya sebanyak dua orang telah wajib untuk mengikutsertakan karyawannya sebagai menjadi peserta Jamsostek. Dijelaskannya prosedur untuk menjadi perserta Jamsostek adalah dengan mendatangi Kantor Jamsostek terdekat dan secara berkelompok perusahaan mendaftarkan karyawannya untuk mengikuti Jamsostek, kemudian mengisi formulir yang disediakan, serta membayar iuran yang ditetapkan. Apa sanksi yang diberikan bagi perusahaan yang tidak mengikuti ketentuan tersebut? Rafli mengatakan sanksi yang diberikan bagi perusahaan yang tidak mengikutsertakan karyawannya dalam program Jamsostek seperti ancaman hukuman kurungan selama enam bulan dan denda setinggi-tingginya Rp 60 ribu. “Sanksi tersebut tidak dapat dikatakan ringan. Saat ini kesadaran perusahaan untuk mendaftarkan karyawannya menjadi peserta Jamsostek sudah cukup baik, terutama bagi perusahaan yang cukup eksis dalam pengembangan usahanya,” tandasnya. Disisi lain mengenai gaji karyawan dibawah standar diberikan oleh perusahaan maka perusahaan dapat dikenai sanksi pidana selama satu hingga empat tahun kurungan penjara dan denda Rp 1 juta hingga Rp 400 juta. Hal itu sesuai dengan UU Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. “Dari ketentuan itu, tidak ada diskriminasi, dan seluruh perusahaan yang tetap eksis akan memiliki kewajiban untuk mematuhi aturan untuk membagikan UMP kepada karyawannya,” pungkasnya. (dwy)

Salah satu bangunan yang digenangi air. Wali Kota Jambi mengakui banyak pembangunan dilakukan di atas lahan resapan air. Namun, sampai sekarang Pemerintah Kota Jambi belum bertindak untuk mengatasi persoalan banjir yang rutin terjadi setiap hujan turun.

Dewan Desak Wali Kota Atasi Banjir dipar kusmI, Kotabaru

Anggota DPRD Kota Jambi meminta agar Wali Kota Jambi segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah banjir. Pasalnya, sampai saat ini belum kelihatan langkah Pemerintah Kota

Jambi untuk mengatasi banjir tersebut. Maesita Arifien, anggota DPRD Kota Jambi dari Fraksi Golkar mengatakan, sampai saat ini dirinya belum melihat adanya kebijakan dari wali kota untuk mengatasi 29 titik banjir di Kota Jambi. “Untuk mengatasi banjir itu belum terlihat ada gerakan dari Pemkot Jambi,” katanya,

kemarin (19/8). Anggota DPRD Kota Jambi dari Fraksi PKS Zayadi juga mengatakan bahwa dana yang dikeluarkan untuk masterplan drainase di Kota Jambi ratusan juta, namun sampai saat ini belum kelihatan hasil dari program tersebut. Sedangkan anggota dewan dari Fraksi Demokrat Horizon menilai SKPD yang paling

bertanggung jawab atas terjadinya banjir ini adalah Dinas Tata Ruang. Hal ini karena dinas tersebut memberikan izin pembangunan yang sembara­ ngan. “Benar atau tidak kinerja kepala SKPD Tata Ruang itu,” timpal Maesita. Sementara itu, Swandi dari Fraksi PAN meminta sesegera mungkin Wali Kota jambi mengatasi masalah banjir di

Kota Jambi. Terkait hal itu, Wali Kota Jambi Bambang Priyanto me­ ngakui saat ini banjir memang terjadi dimana-mana. Dia me­ngakui salah satu penyebabnya adalah bangunan yang baru dibangun di daerah resapan air. “Jalan keluarnya kita pikirkan agar ke depan jangan sampai seperti ini lagi,” katanya.(*)

Dua Truk Terjebak Jalan Tidak Bisa Dilewati Jambi- Sampai kemarin (19/8), puluhan truk masih tertahan di Jalan Lingkar Selatan, Paal Merah. Malah jumlah kendaraan yang tertahan di jalan yang kondisinya sangat parah tersebut bertambah. Pantauan di lapangan tampak sebuah truk pembawa batu bara terbenam di dalam lumpur. Informasi yang diterima Jambi Independent, ternyata truk itu sudah sejak tiga hari lalu tersangkut di jalan yang berlubang tersebut. Di sam­ ping truk pengangkut batubara itu, tampak juga truk tronton pembawa CPO yang tidak bisa bergerak karena tersangkut di dalam lubang. Hal ini membuat seluruh badan jalan

tertutup dan tak bisa dilewati oleh kendaraan lain. Dari pantauan di lapangan, juga tampak dua eksavator milik Dinas Kipraswil Provinsi Jambi. Namun dua alat berat itu tidak banyak membantu karena sampai sekarang dua truk tersebut belum juga dievakuasi. Selain itu, juga terlihat beberapa anggota Polsek Jambi Selatan sedang berjagajaga. Sedangkan para sopir truk hanya berkumpul menunggu ditariknya kedua kendaraan yang terjebak di dalam lubang jalan. Bahkan para sopir truk ada yang menanam batang ubi dan batang pisang di badan jalan yang berlubang tersebut. Salah seorang sopir truk yang tidak mau namanya dikorankan mengatakan, kondisi jalan lingkar selatan itu seperti kon-

Masih Terjebak : Mobil-mobil truk bertonase tinggi yang membawa CPO dan batubara masih terjebak di dalam lubang di Jalan Lingkar Selatan. Sampai saat ini belum ada langkah nyata dari pemerintah untuk memperbaiki kondisi jalan tersebut. nurul fahmy / JAMBI INDEPENDENT

disi jalan saat Indonesia belum merdeka. Sopir lainnya mengatakan, saat ini mereka tidak ada pilihan lain untuk melanjutkan perjalanan karena terjebak di sana “untuk lewat jalan lain tidak bisa. Mau lewat mana

lagi,” katanya. Par a so p i r m en g at ak an , masalah kerusakan jalan tersebut tidak hanya di satu titik saja, tetapi juga daerah lain juga ada mobil yang tertahan berhari-hari karena belum di-

evakuasi. Menurutnya, jalan kian parah karena banyak lubang-lubang ditimbuni de­ ngan tanah lalu dicampur batu. “Lubang hanya ditimbuni tanah dan dicampuri batu, ya tambah parah lah,” tandasnya. (cr01)

Panti Asuhan Yatim Piatu Anak Cacat Teratai Jaya (2-habis)

Tidak Bedakan Agama, Ajarkan Anak Agar Mandiri Panti Asuhan Yatim Piatu Anak Cacat Teratai Jaya berdiri tahun 1989. Sejak didirikan, siswa panti hanya menumpang di SDLB saja. Saat ini panti asuhan tersebut sudah memiliki bangunan sendiri. Panti ini menerima anak cacat dan yatim piatu saja, namun pihak yayasan tidak membedakan mereka. Baik dari segi fisik maupun agama. Shopian Hadi, Thehok Kemarin (19/8) pagi, Panti Asuhan Yatim Piatu Anak Cacat Teratai Jaya tampak ramai

oleh anak-anak. Panti Asuhan Anak Cacat ini juga bersebelahan dengan SDLB. Beberapa

orang tua terlihat mengawasi anak-anaknya. Saat ditemui hanya ada Kepala Tata Usaha Panti Asuhan Zai­ nal Abidin. “Maaf, begini lah keadaannya, Bapak Ahmad Tarmizi, ketua yayasan lagi tidak masuk, katanya ada hala­ ngan,” katanya. Dia menceritakan, panti ini awalnya dirintis oleh Bapak H Ahmad Tarmizi pada tahun 1989. Saat itu siswa menum­ pang pada SDLB yang berada di belakang gedung yayasan. Panti hanya menerima anak cacat dan yatim piatu. Dikatakannya, dari sumbangan berbagai pihak seperti masyarakat dan keluarga siswa, akhirnya dapat didirikan bangunan seperti ini. “Alhamdulillah dengan berbagai sumbangan dari berbagai pihak, berdiri bangunan ini, tanah ini juga hibah dari orang yang peduli, kemudian berangsur-angsur jadilah seperti ini,” terangnya. Dia mengungkapkan di panti asuhan saat ini lebih banyak anak cacat dibandingkan yang normal. Walaupun demikian,

nurul fahmy / JAMBI INDEPENDENT

Asrama : Suasana panti asuhan anak cacat dan yatim piatu di Kelurahan Thehok. Di panti ini, antara anak yang cacat dengan anak yang normal tidak dipisahkan.

para siswa tidak dipisahkan ka­r ena pihak yayasan ingin mengajarkan bersosialisasi antar siswa dan agar siswa dapat mandiri. ”Saat ini lebih ba­nyak anak yang cacat di sini diban­ dingkan yang normal,” jelasnya. Hal inilah yang membedakan panti asuhan ini dengan panti

asuhan lainnya. ”Di tempat lain anak cacat dipisah dengan yang normal, kalau di sini tidak, itu agar mereka percaya diri dan dapat bergaul dengan siswa yang normal, bahkan dengan masyarakat,” ujarnya. Menurutnya, yayasan itu dike­ lola oleh keluarganya. “Dulu belum dikenal, sekarang banyak

yang mau ikut jadi pengurus, tetapi kami di sini untuk mengabdi bukan cari keuntungan,” katanya. Dia mengungkapkan dulu pernah ada pihak yang tidak bertanggung jawab meminta sumbangan di luar dan me­ ngatasnamakan yayasan, tetapi akhirnya ketahuan. Diungkapkannya, yayasan tidak pernah meminta sumba­ ngan ke luar, namun dermawan yang memberikan sumbangan langsung ke yayasan ada. “Ada saja pihak yang memberikan sumbangan dalam bentuk uang maupun makanan,” tandasnya. Saat Jambi Independent berada di yayasan pun tampak beberapa dermawan datang mengantarkan sumbangan dalam bentuk makanan dan uang. “Yang datang dari berbagai agama, panti tidak membedakan agama. Siswa dari agama non muslim juga ditampung di sini. Hanya saja anak yang masuk di sini harus sudah bisa masuk sekolah sehingga mudah menjadi mandiri,” terangnya. Dia menambahkan panti terse-

but bukanlah tanpa prestasi. Menurutnya, beberapa orang anak cacat malah berprestasi. Ada yang meraih juara II tingkat nasional menulis puisi. “Anak yang memiliki kekurangan banyak yang pintar, kalau dahulu ada yang juara I tingkat nasional lomba lari di Kalimantan,” ujarnya. Disebutkannya, misi yayasan adalah turut membantu pemerintah dalam mengurangi penyelesaian masalah sosial seperti anak cacat. Itu agar anak mandiri dan berkembang agar dapat mengisi dan menunjang pembangunan Indonesia. Sampai saat ini yayasan ha­ nya dapat menerima anak yatim piatu dan anak cacat karena ruangan masih terbatas. ”Kita keterbatasan ruangan untuk menerima (anak yatim dan anak cacat, red) lebih banyak, tetapi Alhamdulillah selalu ada saja jalan untuk membantu mereka lewat panti ini, apalagi bagi yang selesai dari sini, kita sekolahkan lagi atau kita ajarkan keterampilan,” pungkasnya. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.