RADAR TEGAL 18 SEPTEMBER 2012

Page 17

SELASA 18 SEPTEMBER 2012

NASIONAL

17

RADAR TEGAL

Golkar Dekati Tiga Parpol

PEKALONGAN Konflik Partai Golkar Disarankan Damai PEKALONGAN - Paska pilkada Kabupaten Pekalongan 2011 lalu, suhu politik diinternal DPD II Partai Golkar Kabupaten Pekalongan makin memanas. Untuk itu, kedua kubu di Partai Golkar disarankan untuk berdamai. Hal itu diungkapkan Tokoh dan Pengamat Politik Kabupaten Pekalongan, Slamet Sukamto, saat ditemui Radar belum lama ini. Kata dia, adanya konflik di tubuh partai Golkar akan berbuntut. Seperti ancaman perpecahan pada institusi partai berlambang pohon beringin tersebut. Begitu pula efek yang paling dominan adalah ancaman serius dalam menghadapi pemilu pemilihan legislatif 2014 mendatang. Sebab tanpa adanya kesolidan internal partai (pengurus) akan berdampak krisis kepercayaan dari masyarakat. “Saya menyarankan kedua kubu yang berseteru di tubuh partai Golkar lebih baik untuk segera islah atau damai, karena ini sangat menentukan kemajuan partai. Sebab itulah satu-satunya jalan yang terbaik dalam mengatasi kecamuk ditubuh golkar,” kata dia saat di Kulu Asri. Namun, lanjut dia, apabila permasalahan akan terus berlanjut berakibat perolehan suara dalam pemilihan legislatif kurang maksimal. Semua ini akibat diinternal Golkar itu sendiri mengalami konflik. “Masih ada waktu untuk ber-Tabayun, dan terbuka lebar untuk dilakukan islah diantara mereka yang terlibat front ditubuh internal Golkar ini,” saran mantan anggota DPRD Kab Pekalongan 1999-2004 & 2004-2009 itu. Adanya fenomena tersebut, harusnya jajaran Partai Golkar yang lebih tinggi, dalam hal ini DPD I Partai Golkar Jateng atau bahkan jika perlu tingkat DPP, mengambil sikap terhadap internal parpol yang melakukan upaya-upaya tidak menyehatkan partai. Karena bagaimanapun, partai ada aturan AD/ART-nya. Jika memang ada kadernya yang dianggap membahayakan atau mengancam kesolidan internal partai, pasti ada sanski yang mengaturnya. (yon)

Belum Usung Cagub

SEMARANG Janji Tingkatkan Pelayanan SEMARANG – Memasuki usia ke-87 tahun, Rumah Sakit Umum Kariadi (RSUP) dr Kariadi terus berbenah diri. Fokusnya, pelayanan yang mengutamakan keselamatan pasien. “Ini merujuk Permenkes tentang Keselamatan Pasien Nomor 1691 tahun 2011,” kata Direktur Pelayanan Medik RSUP dr Kariadi Semarang Bambang Sudarmanto, di sela-sela perayaan HUT ke-87 RSUP Kariadi, kemarin. Bambang mengungkap, standar pelayanan berbasis keselamatan pasien di RSUP dr Kariadi telah diterapkan sejak 2006. Hingga kini, pihaknya terus melakukan perbaikan di banyak sisi untuk mencapai standar tersebut. (dna/isk/ce1)

Rawat Gabung Dukung Keberhasilan Menyusui SEMARANG – Banyak hal yang perlu disiapkan menyambut kelahiran buah hati. Termasuk, upaya menyusui yang berperan penting dalam mendukung kesehatan bayi. Selain Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang banyak disosialisasikan, rawat gabung juga dinilai bisa mendukung keberhasilan menyusui. “Keberhasilan menyusui dimulai dengan cara yang benar, meliputi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan rawat gabung,” kata Konselor Laktasi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Jawa Tengah, Arina Molitha dalam sebuah acara yang dihelat oleh AIMI Jateng di rumah ASI, Jalan Kyai Saleh, akhir pekan lalu. Kegiatan bertajuk Ingin yang Terbaik untuk Si Buah Hati, Mulailah dari Sini, Arina mengatakan, keberhasilan memberikan ASI butuh dukungan dari berbagai pihak. Merujuk peraturan Menteri Kesehatan, seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib menerapkan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) “Antara lain, menetapkan kebijakan peningkatan pemberian ASI secara rutin yang dikomunikasikan kepada semua petugas, tidak memberikan makanan atau minuman apa pun selain ASI kepada bayi baru lahir, dan melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari.” Puluhan ibu muda yang hadir dalam kegiatan itu, menyampaikan sejumlah kekhawatiran, kala fasilitas dan tenaga kesehatan, justru tak sesuai yang diharapkan. Seperti kurangnya dukungan dalam proses rawat gabung. “Kekhawatiran saya, setelah melahirkan, tenaga kesehatannya tidak mendukung proses awal menyusui saya,” ucap Nanda, seorang ibu hamil yang hadir dalam kegiatan itu. Menanggapi hal itu, Anggrahenny Ciptaning Putri, seorang konselor laktasi AIMI Jateng menyarankan untuk menghindari hal-hal seperti itu. Ia menyarankan, sebaiknya calon ibu mencari informasi fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang mendukung ibu untuk menyusui nantinya. “Sebelum memutuskan, ibu hamil bisa memilih dan mempertimbangkan terlebih dahulu agar mendapatkan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan sesuai harapan.” (dna/isk/ce1)

SALATIGA Hanya Tetapkan Satu Tersangka SALATIGA - Aparat Kepolisian Resor Salatiga akhirnya menetapkan satu tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap Guruh Ciptanur Muhammad Izroil (17), siswa kelas XI-4 SMA Negeri 2 Salatiga. Berdasarkan keterangan saksi, polisi menyimpulkan kasus ini merupakan penganiayaan bukan pengeroyokan. Hal itu diungkapkan Kapolres Salatiga AKBPAsep Jenal Ahmadi melalui Kasat Reskrim AKP Rudi Cahya Kurniawan kepada wartawan, kemarin. “Kita telah memeriksa sejumlah saksi dan sudah menetapkan Ed, kakak kelas korban sebagai tersangka,” jelas Rudi melalui telepon pribadinya. Dijelaskannya, tersangka dijerat dengan pasal 351 KUHP mengenai penganiayaan. Menurutnya, para saksi menyebutkan jika yang melakukan pemukulan terhadap Guruh adalah Ed. Dengan pengenaan pasal tersebut, maka ancaman hukuman maksimal adalah dua tahun penjara. Disinggung mengenai upaya kekeluargaan untuk menyelesaikan permasalahan ini, Kasat Reskrim menandaskan jika pihaknya tetap melakukan penanganan sesuai dengan prosedur. “Hingga ini masih dalam proses penyidikan. Tersangka hingga saat ini masih diperiksa oleh penyidik,” jelas dia. Sementara Kepala Dinas Pendidikan ,Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Salatiga Susanto mengharapkan kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Menurutnya, semua permasalahan ini merupakan perselisihan antarmurid yang masih labil. “Sehingga perlu dibina agar tidak terulang lagi ke depannya,” jelas Susanto melalu telepon pribadinya, kemarin siang. Disinggung mengenai kasus yang masih diproses di kepolisian, ia berharap ada perdamaian antara korban dan pelaku. “Kita mengharapkan yang terbaik bagi anak – anak. Semoga bisa diambil pelajaran dari permasalahan ini,” terang pria yang akrab dengan wartawan, kemarin. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, aksi bullying (kekerasan) menimpa Guruh yang mengaku dikeroyok sekitar 40 orang kakak kelasnya, Kamis (13/9) sore. Akibatnya ia harus dirawat intensif di ruang pavilion RSUD Salatiga, karena menderita retak tulang hidung dan syaraf. Korban juga menderita lebam di mata kirinya. Ibu korban, Siti Zulaikah saat ditemui wartawan mengaku belum menentukan sikap, meski pihak sekolah telah meminta maaf kepadanya dan meminta agar aksi pemukulan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. “Saya masih belum akan bersikap apa, karena Guruh anak saya ini, merasa belum terima dengan kejadian ini,” imbuhnya. (sas/ton)

PRISTYONO/RADAR SEMARANG

DICEKIK - Dwi Murtaningsih memperagakan adegan ketika dirinya mencekik bayinya sendiri hingga tewas. Rekonstruksi dilaksanakan di rumah tersangka di lingkungan Blondo, Kelurahan/ Kecamatan Bawen.

Melahirkan Sembari Jongkok, Setelah Lahir Dicekik SEMARANG - Puluhan warga Lingkungan Blondo, RT 01/ RW 7, Kelurahan Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Senin (17/9) pukul 13.00 kemarin, berkerumun di depan rumah Dwi Murtaningsih (35). Dia merupakan tersangka pembunuh bayinya sendiri yang baru saja dilahirkan beberapa waktu lalu. Warga ingin melihat dari dekat jalannya rekonstruksi tersebut. Total ada 22 adegan yang dilakukan tersangka Dwi. Polisi menggunakan boneka sebagai objek bayi yang dibunuh tersangka. Dalam reka ulang kemarin, polisi juga menyertakan barang bukti berupa cangkul, ember, dan kain yang digunakan untuk membersihkan darah. Reka ulang yang semestinya digelar di rumah tersangka batal dilakukan. Sebab, rumah tersebut dikunci oleh keluarga tersangka yang saat ini sudah mengungsi ke kampung lain. Karena itu, anggota Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Semarang menggunakan gudang rumah tersangka untuk reka ulang.

Adegan pertama menggambarkan peristiwa yang terjadi pada Selasa (7/8) silam, pukul 12.00. Siang itu, tersangka merasa perutnya mulas. Ia merasa hendak melahirkan. Tersangka pun keluar kamar, menuju kamar mandi yang berada di sebelah rumah. Di kamar mandi itulah, tersangka melahirkan dengan posisi jongkok. Ketika melahirkan, tersangka sendirian, tak ada satu pun keluarga atau tetangga yang tahu. Adegan selanjutnya, tersangka membekap bayi perempuan yang baru saja dilahirkan. Disusul adegan memotong tali pusar menggunakan kuku. “Setelah saya potong tali pusarnya, kemudian (bayi) saya bersihkan. Setelah itu saya (bayi) masukkan ember warna putih. Selanjutnya, saya sembunyikan di bawah tempat tidur. Keesokan paginya, saya kubur di belakang rumah,” kata tersangka kepada penyidik dari Unit PPA yang dipimpin Aipda Gaduh Widodo. Adegan ke-17 hingga 22, menggambarkan cara tersangka mengubur bayinya di belakang

rumah. Adegan ke-22, tersangka mencuci ember yang digunakan untuk membawa mayat bayi dan kaos yang digunakannya. Sebelum reka ulang, tersangka mengaku menyesali perbuatannya. Tersangka mengaku kalut ketika akan melahirkan, pacarnya justru kabur ke Riau. “Saya malu dan bingung harus berbuat apa. Akhirnya saya melakukan ini semua. Saya menyesal, Pak,” aku tersangka yang saat itu didampingi kuasa hukumnya, Agus Mandono. Menurut Agus Mandono, pihaknya tetap akan melakukan pembelaan di Pengadilan Negeri saat sidang mendatang. “Sekalipun dia melakukan kejahatan, tetapi dia punya hak mendapatkan pembelaan,” katanya. Kanit PPA Polres Semarang, Aipda Gaduh Widodo mengatakan, pihaknya telah melakukan otopsi mayat korban, pemeriksaan, dan melakukan rekonstruksi. “Rekonstruksi dilakukan untuk melengkapi Berita Acara Pemeriksaan dengan tersangka Dwi,” kata Gaduh. (tyo/isk/ce1)

SEMARANG – Partai Golkar Jawa Tengah mengklaim akan fokus untuk membangun koalisi dengan partai lain terkait pemilihan gubernur (pilgub) 2013 mendatang. Hal itu disampaikan oleh Ketua DPD Partai Golkar Jawa Tengah, Wisnu Suhardomo, kemarin. Koalisi merupakan syarat mutlak, karena Partai Golkar tidak bisa mengusung sendiri calon gubernur dan wakil gubernur. Seperti diketahui, perolehan suara Golkar tingkat provinsi pada pemilu lalu kurang dari 15 persen. Tepatnya, hanya meraup 11 persen kursi parlemen Jateng. “Kita sudah membangun komunikasi dengan tujuan untuk berkoalisi di ajang pilgub 2013 mendatang. Setidaknya, ada tiga partai yang sudah melakukan komunikasi, namun saat ini belum deal,” kata Wisnu, kemarin. Meski begitu, Wisnu enggan menyebut tiga partai yang disebut. Alasannya, dia khawatir bahwa tiga partai tersebut tidak berkenan untuk disebutkan. Meski enggan menyebut parpol dimaksud, Wisnu menyatakan bahwa partai dimaksud, berasal dari partai menengah dan kecil. “Dalam pembicaraan dengan partaipartai itu, Partai Golkar akan minta jatah untuk posisi gubernur,” katanya. Alasannya, perolehan suara tiga partai yang akan diajak bermitra, masih di bawah Golkar. “Posisi ini yang membuat Partai Golkar memiliki nilai tawar yang lebih bagus dibanding tiga partai calon mitra.” Rencana-

nya, kata Wisnu, awal Oktober, koalisi akan dimatangkan. Siapa calon yang akan diusung? Menurut Wisnu, Golkar belum memutuskan calon. Wisnu sendiri mengaku belum tertarik untuk maju di ajang pilgub. “Sejauh ini saya belum tertarik. Memang, partai-partai yang akan bermitra dengan kami juga mendorong saya untuk maju, namun saya belum tertarik.” Disinggung nama Gubernur Bibit Waluyo, Wisnu menyatakan, peluang Bibit untuk diusung oleh Partai Golkar masih ada. Meski, aturan partai menyatakan bahwa calon incumbent popularitas dan elektabilitasnya harus lebih dari 50 persen. Padahal, hasil survei Lembaga Pengkajian dan Survei Indonesia (LPSI) Jateng awal Maret lalu, tingkat elektabilitas dan popularitas Bibit hanya 17 persen. “Partai Golkar tidak mau menyandera Pak Bibit atau nama lainnya. Sejauh ini kita belum pernah berkomunikasi dengan Pak Bibit soal pilgub Jateng ini,” ucapnya. Wakil Ketua DPW PPP Jawa Tengah Istajib As mengaku sudah berkomunikasi dengan Partai Golkar. Namun, hanya sebatas penyamaan persepsi, belum mengarah ke koalisi. Justru dengan PAN, PPP sudah intensif berkomunikasi. “Kami tidak akan buru-buru menentukan partai mitra koalisi. Kami masih mengamati dinamika politik yang tengah terjadi di Jateng. Ini wajar, agar tidak salah pilih,” terang Ketua Fraksi PPP DPRD Jateng tersebut. (saf/jpnn/isk/ce1)

Yoga Prenatal Tenangkan Emosi Ibu Hamil SEMARANG – Memasuki masa kehamilan, calon ibu biasanya bingung mencari olahraga yang tepat untuk menjaga kebugaran. Yoga prenatal, bisa menjadi salah satu pilihan. Tak hanya menjaga kebugaran. Tapi mengharmonisasikan tubuh, pikiran, dan emosi. Seorang yogi (instruktur yoga, Red) Gusti Puspawati Ekaputri menuturkan, gerakangerakan sederhana nan lembut dalam yoga, bisa membantu meminimalisasi rasa tidak nyaman selama menjalani kehamilan. “Selain itu, yoga membuat tubuh lebih fleksibel sehingga memudahkan adaptasi berbagai posisi ketika melahirkan dan mengurangi rasa sakit. Dengan berlatih yoga secara teratur, juga bisa membantu kelancaran persalinan,” kata Gusti usai berlatih yoga bersama sejumlah

ibu hamil di Jalan Kyai Saleh 13, baru-baru ini. Gerakan yang dipilih dalam yoga prenatal tak bisa sembarangan. Sebaiknya, disesuaikan dengan usia kehamilan dan keluhan-keluhan yang dialami oleh ibu hamil. Pada tri semester pertama, saat memasuki kehamilan muda, biasanya diikuti dengan rasa mual, pusing, dan emosi yang kurang stabil. “Karena itu, pada saat tri semester pertama, lebih ditekankan latihan-latihan pernafasan, penguatan pada kaki serta rileksasi,” jelasnya. Pada tri semester kedua, teknik yang digunakan mountain pause dan cat stretch. Gerakan ini bisa menguatkan panggul, kaki, dan punggung. Baru pada tri semester ketiga, fokus pada otot dasar panggul, perinium, kaki. (dna/isk/ce1)

Pembongkaran Kanjengan Ternyata Gagal SEMARANG - Pembongkaran Pasar Kanjengan blok C dan D yang sedianya dilakukan Senin (17/9) kemarin, urung dilakukan. Para pedagang yang menghuni dua blok tersebut melakukan aksi penolakan. Pihak PT Pagar Gunung Kencana (PGK) yang rencananya melakukan langkah awal pembongkaran dengan memasang pagar pembatas di sekeliling gedung pun tak terlaksana. Bahkan puluhan pedagang siap melakukan perlawanan jika pekerja PGK tetap akan mela-

kukan pemagaran. Kemarin, PT PGK sudah membawa peranti pemagaran seperti kayu dan seng dengan sebuah truk. Namun ketika sampai di lokasi, puluhan pedagang Kanjengan langsung melakukan pencegahan. Sejumlah petugas kepolisian pun terlihat melakukan penjagaan di sekitar lokasi. Pedagang, pihak PT PGK, dan Dinas Pasar lantas melakukan audiensi. “Saya menyadari bahwa lahan ini adalah milik pemerintah dan memang keputusan penga-

dilan harus dibongkar. Tapi pembongkaran harus dilakukan secara manusiawi. Sampai sekarang saya belum mendapat sosialisasi,” beber Nunuk (50), pedagang emas Kanjengan. Wanita yang sudah puluhan tahun menempati kios Kanjengan blok C itu meminta agar PT PGK melakukan penundaan hingga ada surat resmi dari Pengadilan Negeri (PN). “Pembongkaran ini terkesan mendadak, kami juga belum memiliki tempat pengganti sementara yang bisa dipakai sebelum nanti

Kanjengan dibangun lagi,” ujar pemilik toko emas ‘Mutiara’ itu. Hal senada dikatakan Mariyanto (40), pedagang buah yang menempati kios blok C-2. Menurutnya, selama ini tidak ada sosialisasi. Tiba-tiba pedagang diberi surat pada 6 September lalu, yang isinya meminta pedagang mengosongkan tempat. Dengan batas waktu pengosongan hingga 15 Sepetember. Kuasa hukum pedagang Kanjengan, Slamet Haryanto menyatakan, penolakan peda-

gang bukan didasari keinginan menguasai gedung atau lahan Kanjengan. “Solusi tempat sementara bagi pedagang sampai sekarang tidak ada. Mau dikemanakan para pedagang jika gedung dibongkar, mereka ini sudah puluhan tahun beraktivitas di sini, tentu pemerintah harus memikirkan nasib mereka,” ujar aktivis LBH Kota Semarang ini. Selain itu, penolakan dikarenakan pembongkaran gedung hendak dilakukan PT PGK. (zal/aro/ce1)

Robohnya Cungkup Makam Eyang Tjokro Djojo

Dipercaya Masyarakat Menyimpan Teka–teki Bangunan makam Eyang Tjokro Djojo di Dukuh Kemiri, Desa Sarirejo, Kecamatan Pati masih menyimpan banyak teka-teki. Masyarakat sekitar mempercayai ada makna-makna yang tersirat tiap kali terjadi sesuatu dengan makam tersebut. HERY SETIAWAN, Pati TIDAK ada terpaan angin maupun hujan deras, namun Kamis (13/9) malam lalu sekitar pukul 23.30, cungkup

makam Eyang Tjokro Djojo di Dukuh Kemiri, Desa Sarirejo, Kecamatan Pati mendadak roboh. Atap berserakan dan rata tanah. Padahal, umur bangunan cungkup beratap joglo dengan konstruksi kayu serta berpenutup genteng pres tersebut baru selesai dibangun awal Maret 2010 lalu. Robohnya cungkup makam tersebut sempat membuat heran masyarakat setempat tentang penyebab robohnya cungkup makam yang berdiri di atas areal tanah 10 x 12 meter. Sebab, atap tidak miring atau lepasnya salah satu tiang terlebih dahulu. Menurut Sukarman (55), sa-

lah satu warga Dukuh Kemiri, Desa Sarirejo, saat kejadian di makam tersebut ada suasananya berbeda. Baginya kejadian tersebut benar-benar menjadi suatu teka-teki. Mengingat Bumi Kemiri merupakan cikal bakal berdirinya Pemerintahan Kadipaten Pati Pesantenan. ”Jika menurut cerita Tutur Tinular, cikal bakal pendiri Kadipaten Pati, waktu itu adalah atas jerih payah dan prakarsa Raden Kembang Joyo setelah berhasil membuka Alas Randu Gumbolo yang banyak ditumbuhi pohon kemiri. Anehnya pohon tersebut, bila pagi dibabat sore sudah tumbuh dan membesar lagi,” ungkapnya, kemarin. (*/ris)

HERY SETIAWAN/RADAR KUDUS

DISINGKIRKAN - Sisa puing reruntuhan bagian atap cungkup makam Eyang Tjokro Djojo. Sebagian masih tersandar di tembok keliling makam.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.