12 Panduan Fasilitasi Penyusunan RKPD Provinsi Peka Perdamaian

Page 87

Q

BAHAN BACAAN 1. Strategi-Strategi Resolusi Konflik

bisa juga pihak ketiga tersebut memerankan diri sebagai diplomat bagi kedua pihak, disaat kedua pihak yang bertengkar memulai proses tawar-menawar yang kompetitif dan mencapai kesepakatan kompromis. Mediasi bisa lebih fokus pada proses klarifikasi dan mentransformasi hubungan (sering juga disebut konsiliasi atau mediasi transformatif) atau untuk menklarifikasi isu-isu substantif. Hasil akhir proses mediasi transformatif sering berupa permintaan maaf, atau saling pengakuan atas perasaan tersakiti dan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Hasil akhir mediasi pemecahan masalah biasanya berupa kesepakatan atas substansi isu spesifik. Fasilitasi proses-proses pemecahan masalah (juga disebut mediasi multi pihak) digunakan ketika banyak pihak dan kepentingan yang terlibat konflik dalam hal isu-isu yang kompleks. Pihak ketiga, fasilitator yang mempunyai kontrol atas proses dan pihak-pihak yang bertikai memiliki kontrol atas solusi yang diambil. Sebagaimana juga dalam mediasi, pihak ketiga membantu pihak yang bertikai untuk terlibat dalam proses penyelesaian masalah yang efektif, mempunyai struktur logis dan jelas, membuka komunikasi dan hubungan kerjasama. Arbitrase adalah proses formal atau informal yang mana pihak ketiga mendengarkan argumen pihak pihak yang bertikai dan mempuat keputusan mengenai siapa yang benar dan siapa yang salah, dan seberapa besar kesalahan dan ketidakbersalahan dibagi diantara mereka. Pihak ketiga yang berperan sebagai penengah harus mendapat pengakuan dari kedua pihak. Dalam arbitrase, kedua pihak yang bertengkar tidak mempunyai kontrol atas proses maupun hasil akhir. Namun setidaknya, dibanyak kasus, arbitrase menyediakan ruang bagi pihak yang bertikai untuk menyajikan argumen mereka dan memilih pihak ketiga.

Litigasi – proses proses berdasarkan hak (right based (judicial) processes). Ketika pihak-pihak yang terlibat konflik bersepakat menggunakan proses pengadian, mereka kehilangan kontrol atas proses dan ahsil akhir atas pemecahan masalah yang disengketakan. Terlebih lagi, mereka tidak boleh menampilkan diri mereka, dan diwakilkan pada pengacara. Keputusan diserahkan pada hakim, siapa yang menang dan siapa yang kalah. Dalam banyak kasus, yang menang berarti menang secara mutlak, dan hubungan diantara pihak yang berkonflik menjadi renggang dimasa depan.

Pasca konflik (de-eskalasi konflik) Untuk mengakhiri kekerasan dan menurunkan tensi konflik, strategi-strategi berikut bisa digunakan.

Panduan Fasilitasi Penyusunan RKPD Provinsi Peka Perdamaian

71


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.