Edisi 48 th ii low res full

Page 49

internasional investasi bodong

Skema klasik ponzi merujuk pada pola tipu menipu dengan membayar investor lama dengan uang yang dihimpun dari investor baru. tidak tahu bahwa uang yang disetor digunakan Guzman untuk kemewahan pribadi, seperti membeli cincin berlian senilai US$ 365 ribu, kapal pesiar US$ 600 ribu, serta mobil Bentley senilai US$ 200 ribu. Aksi curang Guzman itu akhirnya diketahui oleh seorang karyawan NDG Investment yang kemudian membocorkannya ke publik. Guzman akhirnya diproses dan jaksa menuntutnya 12 tahun penjara. Di depan pengadilan Federal AS, de Guzman harus menghadapi dakwaan praktik penipuan dan pencucian uang. Ketika tipuannya terbongkar, para korban baru sadar jika mereka sudah ditipu. Yang dilakukan Guzman adalah investasi bodong alias skema ponzi. Skema klasik ponzi merujuk pada pola tipu menipu dengan membayar investor lama dengan uang yang dihimpun dari investor baru.

Skema Ponzi Istilah skema ponzi diambil dari nama mafioso Italia yang menetap di AS, yakni Charles Ponzi, yang menjalankan usaha dengan cara kotor untuk menumpuk keuntungan. Ponzi merujuk pada investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor dari uang mereka sendiri atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya. Sederhananya, membayar investor lama dengan uang yang dihimpun dari investor baru. Skema ponzi bukan laba atau keuntungan yang diperoleh individu atau organisasi yang menjalankan bisnis. Skema ponzi biasanya membujuk investor baru dengan menawarkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan investasi lain. Tingkat pengembalian mereka biasanya tinggi atau luar biasa konsisten. Kelangsungan dari pengembalian yang tinggi tersebut membutuhkan aliran yang terus meningkat dari uang yang didapat dari investor baru untuk menjaga skema ini terus berjalan. Meski bersifat kriminal, investasi

HSBC new york: Korban muslihat juga menimpa lembaga keuangan besar.

skema ponzi ini membidik kelas tertentu atau bahkan yang melek investasi. Sama dengan PT QSAR yang menjual nama-nama besar sebagai pendukung (endorser). Sistem pengelolaannya dibungkus rapi dan tampak bonafid. Padahal, skema yang dijalankan sama sekali tidak bisa dipertanggungjawabkan. Mereka menjalankan usaha dengan teknik pemasaran andal dan progresif sehingga investor cenderung tergiur membeli. Mereka tergiur karena selalu muncul perilaku mengekor (herd behavior). Belum lagi jika alasan utama melakukan investasi atau mengelola usaha adalah untuk mengeruk untung sebesar-besarnya dalam waktu secepat-cepatnya. Mereka tak lagi memperhitung­ kan risiko.

Bernard Madoff Sama dengan Indonesia, AS pun pernah ‘meledak’ karena investasi bodong ini. Publik AS tentu tak melupakan tokoh bursa Bernard Madoff pada 2008 yang menjanjikan return investasi yang luar

inilahREVIEW 48 Tahun II | 29 Juli-4 Agustus 2013

biasa menggiurkan. Hebatnya, Madoff sukses mengelabuhi ribuan nasabah kelas kakap sampai US$50 miliar. Wow. Prinsipnya sama. Berawal dari sikap aji mumpung yang bertemu mental ingin cepat untung dari para investor. Penipuan yang mereka terapkan tergolong primitif, yakni memanfaatkan kekosongan regulasi dan pemahaman terbatas dari investor pada skema ponzi. Justru yang merisaukan adalah jika hal sederhana seperti itu lolos dari pengamatan investor yang melek investasi. Korban Madoff tak main-main, karena menyangkut nama besar seperti HSBC, BNP Paribas, dan Santander (bank terbesar di Spanyol). Yang menarik dari sidang Madoff adalah ucapannya yang mengatakan bahwa semua negara sebenarnya mengembangkan sistem ponzi dalam mengelola keuangan publik. Ada yang cepat terbongkar dan ada yang masih jalankan itu. Konyolnya, ada saja yang jadi korban. Coba tebak vonis untuk Madoff? 150 tahun! n

49


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.