inilah review edisi 12: Pengusaha di Balik Sea Games

Page 22

bisnispelumas

Adu Strategi di Pasar Pelumas Seiring naiknya populasi kendaraan bermotor, kebutuhan pelumas terus meningkat. Pertamina masih yang terkuat di dalam negeri. TEKS AS Riyanto FOTO riset

J

umlah kendaraan bermotor semakin melimpah. Data WardAuto 2011 menyatakan, hingga tahun 2010, populasi kendaraan bermotor di seantero dunia telah mencapai 1,015 miliar unit. Sementara kendaraan roda empat dan dua di Indonesia jumlahnya diperkirakan sudah mencapai 50.824.128 unit. Tentunya, kendaraan yang mencapai angka miliaran itu membutuhkan minyak pelumas. Bisnis pelumas di Asia Pasifik pun, termasuk Indonesia, kian prospektif. Berdasarkan data lembaga riset Kline and Comp, kontribusi penjualan pelumas di Asia Pasifik mencapai 43% terhadap total pasar pelumas dunia. Kinerja penjualan terbesar terjadi di Cina, Jepang, India, Korea Selatan, Indonesia, Thailand, Australia, dan Pakistan. Adapun di Indonesia, penjualannya diramal tumbuh sekitar 6% per

22

tahun selama periode 2010-2020. Untuk ukuran dunia, saat ini jawara pelumas masih dipegang Shell. Berdasarkan data Kline and Comp, perusahaan asal Belanda ini menguasai 13% pasar pelumas dunia. Hebatnya lagi, Shell berhasil merajai pasar pelumas selama lima tahun berturut-turut. Untuk memacu penjualan, Shell menggunakan strategi pembagian dividen bagi distributor yang memasarkan pelumasnya. “Pada 2010, volume rata-rata distributor telah meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2009,� kata Johari Jalil, Manajer Umum Bahan Bakar Komersial dan Pelumas PT Shell Indonesia, Di Indonesia, posisi Pertamina belum tergoyahkan. Saat ini Pertamina tetap memimpin pasar pelumas domestik dengan pangsa pasar antara 54-58%. Angka itu terbilang sangat tinggi apabila dibandingkan

dengan pasar pelumas asal negeri jiran, Petronas, yang hanya menguasai 22% dari total pasar Malaysia. Petronas masih kalah dengan produk Shell yang menguasai pasar Malaysia sampai 30%. Tak hanya di dalam negeri, Pertamina juga mengembangkan pasar di luar negeri. Tercatat sudah 19 negara yang ditembus pelumas Pertamina. Negara terakhir yang disiram pelumas Pertamina adalah Bangladesh. Selain Bangladesh, Pertamina juga sudah mengekspor pelumas ke berbagai negara, di antaranya Belgia, Arab Saudi, Myanmar, Singapura, Taiwan, Filipina, Timor Leste, Malaysia, Nepal, Australia, Jepang, Thailand, Korea, Nepal, dan China. Serta, Pakistan dan Uni Emirat Arab dengan merek Zipex. Agar semakin kuat, Pertamina akan melakukan beberapa bentuk akuisisi di sejumlah negara. Untuk menguasai pasar Asia, misalnya, Pertamina mengakuisisi sebuah perusahaan di Thailand untuk memotong rantai transportasi. Dari Thailand, produk pelumas Pertamina akan dapat lebih mudah dan murah memasuki pasar Indocina, seperti Myanmar dan Kamboja. Dari Thailand, juga dapat lebih mudah mencapai Nepal dan Pakistan. Khusus pasar China, Pertamina melakukan akuisisi merek dagang. Sementara itu di Timur Tengah, perusahaan negara ini akan melakukan partnership dengan perusahaan di Dubai. Nantinya, pengiriman ke Pakistan atau ke Afrika dilakukan dari Dubai. Modus serupa juga dilakukan Shell di Indonesia. Agar lebih berbicara di Indonesia, Shell menggandeng PT Astra Otoparts. Keduanya meluncurkan pelumas co-branding untuk kendaraan bermotor, Oktober lalu. Mampukah kerang kuning menggoyang pasar kuda laut biru? n

inilahREVIEW 12 Tahun I | 14-20 November 2011


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.