PERAK DENGAN KEPALA TEGAK

Page 14

B6

NEWS

TRAVELLING

SALAH satu yang menjadikan Kampung Tajur ini sebagai tujuan wisata bernilai edukasi, karena masyarakat di sini masih kental memegang tradisi.” Mumun Maemunah

MINGGU 22 DESEMBER 2013

KAMPUNG TAJUR PURWAKARTA

Wisata Pedesaan

FOTO/INILAH/ASEP MULYANA

Bernilai Edukasi ASRI, itu sedikit gambaran suasana Kampung Tajur, Desa Pasanggrahan Kecamatan Bojong Purwakarta. Meski tinggal di perkampungan yang jauh dari ingar-bingar kehidupan kota, penduduknya terlihat sangat damai.

B

agi masyarakat perkotaan, suasana lingkungan nan alami seperti ini merupakan sesuatu yang luar biasa dan sangat langka. Dengan lingkungan yang masih alami dan pemandangan yang eksotik, membuat kampung ini menjadi salah satu tujuan wisata bagi masyarakat perkotaan. Ya, di kampung ini menyuguhkan suasana pedesaan yang sangat asri. Kampung di kaki bukit Gunung Burangrang ini sekarang sudah memiliki predikat, yakni Kampung Wisata Kahuripan. Dan salah satu daya tarik bagi wisatawan karena keramahan masyarakatnya. Memasuki perkampungan, suasana desa sangat terasa. Puluhan rumah panggung, menghiasi kampung ini. Rumah tersebut, sangat cocok dipadukan dengan udara dingin kaki bukit Burangrang. Kampung ini berada di ketinggian 900 meter dari permukaan laut, dengan suhu udara 18-32 derajat celcius. Jadi, sangat cocok dijadikan tempat peristirahatan. Ny Mumun Maemunah, tokoh kampung tersebut mengatakan,

masyarakat di kampungnya ini masih memegang tradisi. Meski tinggal di kaki bukit, mereka tetap menomorsatukan keramahan dan kesantunan. Selain itu, mereka adalah warga yang jujur dan tak kenal pamrih. Kampung ini sudah menjadi tujuan wisata sejak 1982. Awalnya, yang datang adalah warga Jakarta. Tujuan kedatangan mereka, hanya ingin niis (hidup tenang) di tengah-tengah lingkungan perdesaan yang dingin. Namun, karena tidak ada hotel atau penginapan, para tamu ini tidur di rumah warga. Selama di kampung ini, mereka berbaur dengan tuan rumah. Saat tuan rumah melakukan aktivitas, seperti ke sawah, kebun ataupun hutan, para tamu ini selalu ikut. Sejak saat itulah, banyak tamu dari Jakarta yang sengaja datang ke kampung ini. Melihat potensi yang dimiliki kampung ini, Pemkab Purwakarta lalu meresmikan Kampung Tajur sebagai kampung wisata bimbingan penyuluhan pada 2006. Karena jadi tujuan wisata bimbingan penyuluhan, wisatawan yang datang pun sebagian besar

pelajar. “Biasanya, para pelajar ini datang dengan rombongan. Mereka, biasanya memilih waktu saat liburan sekolah dengan belajar hidup di pedesaan. Waktu kunjungannya pun bervariasi, antara dua sampai enam hari,” kata Mumun kepada INILAH. Para pelajar ini tidur di rumah warga setempat. Biasanya, satu rumah dihuni sepuluh pelajar. Selama di sana, aktivitas para pelajar akan disambungkan antara program sekolah dan kegiatan tuan rumah. “Misalnya bercocok tanam, membajak sawah, tanam padi, dan lainnya. Kegiatan mereka, tergantung dari instruksi guru pembimbingnya,” kata Mumun. Selain bercocok tanam, para pelajar ini biasanya ikut membuat kerajinan, di antaranya membuat anyaman bambu, gula aren, penganan ringan, dan belajar budi daya ternak. “Bagi warga kota, kebiasaan kami ini aneh dan menyenangkan. Makanya, mereka sangat bersemangat jika dilibatkan dalam kegiatan masyarakat,” pungkasnya. (asep mulyana/den)

Nikmati Pemandangan Indah di Sepanjang Perjalanan PERNAHKAN Anda begitu menginginkan berwisata di pedesaan, menginap di rumah penduduk yang kuat dengan nuasana Sunda, sambil menikmati alam yang asri, serta suasana keakraban wargannya? Apabila belum, Anda bisa berkunjung ke Kampung Tajur. Yang menarik dari kampung di lereng Gunung Burangrang itu, salah satunya pemukiman dengan organisasi penduduk yang tertata baik. Juga berarsitektur khas Sunda, yakni rumah panggung berbahan kayu. Bagi yang ingin datang ke kampung tersebut, tak perlu khawatir tersesat. Karena, kampung wisata ini sangat mudah dicari. Jika datang dari Bandung ataupun Jakarta via Tol Cipularang, cukup keluar Gerbang Tol Sadang atau Jatiluhur. Kemudian menuju Wanayasa. Sepanjang perjalanan, wisatawan pun akan dimanjakan dengan hamparan hutan yang membuat perjalanannya semakin nyaman. Setelah melewati Situ Wanayasa, sekitar 500 meter di depannya ada pertigaan jalan. Dari pertigaan itu, wisatawan mengambil jalur lurus

lalu belok ke kanan. Kemudian, ikuti terus jalan yang sudah beraspal itu. Dari pertigaan Wanaya tadi, kurang lebih sekitar 5 km menuju Kecamatan Bojong. Patokan ke desa wisata tersebut, yakni ada pangkalan ojeg. Untuk mencari kampung itu, patokannya hanya satu, yakni Kantor Desa Pasanggrahan. Jika sudah menemukan kantor ini, ada jalan desa di sebelah kiri jalan yang akan menuntun ke Kampung Tajur. Jalan ke kampung ini, berbeda dengan jalan ke kampung lainnya. Pemandangan, jalan rusak, berlubang dan berbatu tak akan pernah dijumpai. Karena, jalannya sudah mulus dan hitam. Sayangnya, lebar jalan hanya sekitar dua meter, sehingga harus lebih berhati-hati. Akses jalan menuju kawasan tersebut sudah sangat bagus. Bahkan, pengunjung disuguhi pemandangan yang sangat luar biasa. Hamparan hutan terlihat hijau di kiri kanan jalan. Burungburung hutan beterbangan dengan liarnya. Pemandangan tersebut tentunya tidak akan dijumpai di pusat kota. (asep mulyana/den)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.