MURKA CITARUM

Page 12

12

INILAH/DICKY ZULFIKAR NAWAZAKI

RABU 21 NOVEMBER 2012

S O T I M S U HAP PERSIB merupakan salah satu tim terbesar di Indonesia dan menjadi magnet bagi para pemain. Namun di balik nama besar itu, ada mitos yang menyebut Maung Bandung tim ‘pembunuh’ karier pemain. Ya, hampir seluruh pemain berlomba masuk dalam tim yang didirikan pada 1933 silam ini, baik pemain lokal maupun asing. Sayangnya, dari beberapa pemain yang memutuskan bergabung bersama Persib, kariernya malah melempem. Salah satu contohnya adalah mantan penjaga gawang Timnas Indonesia, Markus Horison dan Charis Yulianto. Performa Markus menurun di bawah asuhan pelatih Jovo Cuckovic dan Daniel Roekito musim 2010/2011. Berbeda dengan Charis, kariernya justru melejit setelah berganti kostum Sriwijaya FC. Bahkan, dia menjadi pemain langganan timnas. Disinggung mengenai masalah tersebut, Pelatih Djadjang Nurdjaman menilai, banyak faktor yang menyebabkan hal seperti ini terjadi. Salah satunya karena tingkat kedisiplinan yang diterapkan cukup rendah. “Saya sudah sadar dengan mitos itu. Waktu masih jadi pemain, saya sudah tahu soal ini. Tapi, saya rasa awalnya dari kedisiplinan. Disiplin sangat berpengaruh. Buktinya sekarang, Atep beberapa kali berkomentar mulai ada rasa kekeluargaan dalam tim. Pemain datang on time. Tidak ada yang telat. Tidak ada blok-blokan dalam tim. Dari

dulu saja saya sudah berandai-andai, PR saya dari dulu ingin melepas hal itu dan menghapus mitos itu,” ujar Djadjang kepada wartawan di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani Kota Bandung, Selasa (20/11). Selain meningkatkan disiplin, mengenai mitos ini pun, dia sampaikan kepada para pemain, agar termotivasi untuk menjaga performa mereka. Bahkan kata pelatih yang akrab disapa Djanur ini, tekanan dari berbagai pihak yang menuntut Persib berprestasi seharusnya jangan menjadi beban pemain. Melainkan jadi pemacu semangat untuk lebih baik. “Saya juga sudah bilang kepada mereka untuk upaya memecahkan masalah ini. Ini tantangan untuk mereka dan menjadi senjata untuk menjaga performa. Selain itu, kadang dukungan dan dorongan bobotoh juga berpengaruh. Tapi hal seperti itu jangan dijadikan beban. Kalau tidak, ya malah makin menurun,” ucapnya. Djanur menambahkan, kejadian soal penurunan performa pemain sebetulnya tak hanya terjadi di Persib. Firman Utina kata Djanur, pernah mengalami penurunan performa ketika masih berkostum Persita Tangerang. “Sebenarnya tidak hanya di sini.

Dulu Firman waktu masih di Persita sempat menurun kemampuannya. Bahkan enggak dipanggil timnas lagi. Tapi, setelah itu dia mulai bangkit lagi dan naik sampai sekarang,” tandas Djanur. Pagi ini ke Ciamis Menghadapi Tangerang All Stars dalam laga uji coba di Stadion Galuh, Kabupaten Ciamis, Kamis (22/11) nanti, Persib dipastikan memboyong seluruh pemain, termasuk dua pemain seleksi Naser Al Sebai dan Todd Howarth. Bahkan pemain yang tengah cedera sekalipun, I Made Wirawan turut diboyong. “Ke Ciamis kita bawa semua pemain. Made juga kita bawa, walaupun dia masih cedera,” kata mantan Asisten Pelatih Rahmad Darmawan ini. Mengenai Kenji Adachihara dan Herman Epandi Dzumafo, Djanur mengaku, sudah tidak ada masalah. Dua legiun asing tersebut dipastikan turun, menghadapi tim besutan Arcan Iurie nanti. “Kenji dan Dzumafo sudah bagus. Tidak ada masalah. Saya tidak bisa mengukur berapa persen kondisi mereka sekarang. Tapi saya rasa mereka sudah siap main,” tutupnya. (yuliantono/ddy)

Kenji ara Adachih

SIMAMAUNG

Tak Janji Bobol Gawang Tangerang All Star Lagi, Persib Kesulitan Cari Tempat Latihan PERSOALAN klasik sulit mencari lapangan sekadar untuk berlatih, kembali dialami skuad Persib musim ini. Pelatih Djadjang Nurdjaman, bukanlah orang pertama yang mengeluh sulit mencari lapangan di Kota Bandung. Pelatih sebelumnya, mulai Jaya Hartono, Drago Mamic, Jovo Cuckovic, Daniel Darko Janackovic, serta Daniel Roekito sempat merasakan hal yang sama, yakni sulitnya menggelar latihan untuk timnya. Walhasil, pada sesi latihan, Selasa (20/11), Atep dan kawan-kawan terpaksa menggelar latihan di lapangan futsal, dalam menjalani serangkaian persiapan tim jelang kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2013 yang digelar pada 5 Januari mendatang. “Kita sulit dapat lapangan. Stadion

Siliwangi sama Pusdik Armed dipakai. Hari ini kita enggak dapat lapangan, makanya main di tempat futsal. Musim hujan juga memang berpengaruh. Untuk itu, kita putuskan ambil latihan pagi. Soalnya kalau sore, takut hujan dan tidak bisa latihan,” ujar Djadjang kepada wartawan seusai memimpin sesi latihan di Lapangan Futsal Asia-Afrika, Selasa (20/11). Djanur mengakui, sulitnya lapangan juga berdampak dengan tidak maksimalnya latihan tim. Kendati demikian, paling tidak dalam latihan tersebut, dapat meningkatkan fisik Atep dan kawan-kawan. “Pasti ada perbedaan materi latihannya. Kita dapat fitnes di sini, untuk meningkatkan kondisi fisik pemain,” tutupnya. (yuliantono/ddy)

JELANG laga uji coba melawan Tangerang All Star di Stadion Galuh Ciamis, Kamis (22/11). Herman Dzumafo Epandi tak menjanjikan bakal mencetak gol, dia mengatakan, hanya akan tampil maksimal. Kabarnya, Tangerang Al Star akan diperkuat beberapa pemain Indonesia Super League (ISL) seperti, Ok John, Vali Khorsandi, Afsin Parsaei, Prince Kabir Bielo, Javad Moerardy, Agus Salim, Wawan Hendrawan, Feriansyah, Farid Alfaridzi dan Ramadhan eks PSMS Medan. Namun, Dzumafo menolak pernyataannya tersebut karena Tangerang All Star akan diperkuat beberapa pemain yang pernah merumput di ISL. “Kita tidak mau tahu siapa saja pemain lawan. Yang penting kita sudah persiapan untuk menang. Saya tidak janji untuk mencetak gol tapi yang pasti kita berusaha semaksimal mungkin untuk itu,” ujar Dzumafo saat ditemui di Mes Persib Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Selasa (20/11). Ditanya soal penerapan skema 4-4-2 dan 4-2-3-1 yang diterapkan Pelatih Djadjang Nurdjaman, Dzumafo mengaku, sudah terbiasa dengan pola tersebut. Dia juga tidak mempermasalahkan ketika dirinya ditempatkan sebagai striker tunggal ataupun berduet dengan Kenji Adachihara. “Tidak ada masalah ditempatkan bagaimanapun, apa yang pelatih mau harus siap. Saya juga sudah mengerti dengan apa yang menjadi keinginan pelatih. Di PSPS Pekanbaru juga saya sering sendiri di depan. Cuma memang kita harus lebih pintar,” ujar pemain yang memilih nomor punggung 99 ini. (putra prima/ddy)

Dzumafo Epandi

INILAH/BAMBANG PRASETHYO


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.