in Christ Magazine (Vol. 02)

Page 5

D

alam hidup ini, kita pasti pernah membayangkan

seperti apakah calon pasangan kita dan bagaimana kita akan bertemu dengannya. Imajinasi kita pasti tidak akan jauh-jauh dari yang sering kita lihat di film-film. Yang wanita tidak sengaja bertemu dengan seorang laki-laki tampan di sebuah pusat perbelanjaan karena mengambil satu barang yang sama pada saat bersamaan, lalu mereka berkenalan, saling jatuh cinta, menjalani cerita cinta yang begitu romantis dengan kejutan-kejutan yang diberikan oleh sang pria setiap harinya,

lalu

kemudian

menikah

dan

hidup

bahagia

selamanya. Yang pria membayangkan sedang mengobrol dengan teman-temannya di sebuah kafe dan tiba-tiba matanya tertuju pada seorang wanita yang sangat cantik dan anggun, lalu mereka berkenalan, jatuh cinta, dan hidup bahagia selamanya. Kurang lebih, seperti itulah cerita yang ada di film-film. Sebuah cerita cinta romantis tanpa ada masalah kehidupan yang berat. Di Indonesia, menikah sebelum menginjak usia 30 tahun adalah sesuatu yang banyak dilakukan. Sehingga, ketika kita sudah mendekati the big three, kita mulai mempertanyakan kepada diri kita sendiri dan meragukan Tuhan. Angan-angan yang sudah kita bayangkan sewaktu kita lulus kuliah itu tiba-tiba saja memudar dan kita merasa itu tidak akan pernah terjadi. Sehingga itu membuat kita menjadi terburu-buru dalam mengambil keputusan di area percintaan. Kita tidak lagi menyerahkannya ke dalam tangan Tuhan tapi kita mulai mengambil alih ke tangan kita sendiri. Sebagai orang percaya, kita bukan hanya percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat kita, tetapi kita juga mempercayakan hidup kita kepada Dia. Itu artinya, kita menyerahkan seluruh aspek kehidupan kita kepada Tuhan, termasuk hati kita. Menyerahkan hidup dan hati kita kepada


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.