EDISI XI / 25 NOVEMBER 2018
PENETRASI GEOFISIKA UNTUK INDONESIA
1 3 5 13 21 22 25 27
Salam Redaksi Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera buat semua pembaca, puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat-Nya tim redaksi HMGZine dapat berinovasi dan kreasi dalam terbitnya majalah HMGZine edisi ini. HMGZine merupaka majalah kegeofisikaan yang menghimpun seluruh civitas akademika geofisika khusunya mahasiswa melalui Himpunan Mahasiswa Geofisika. Majalah ini sangat direkomendasikan buat siapapun terutama ilmu kebumian dan terkait untuk menjadi referensi wawasan kebumian. Artikelnya mencakup akademik, report acara, media partner, non akademik dan sebagainya. Harapannya dengan adanya HMGZine ini bisa menjadikan majalah bacaan favorit teman-teman geofisika di seluruh Indonesia. Sekian yang saya sampaikan, Terima kasih dan Mohon dukungannya. Jabat Erat Achmad Faiz Fathoni Pimpinan Redaksi
1
2
Asia Geoscience Student and Conference Exhibition (AGSCE) merupakan agenda tahunan yang diadakan oleh Universiti Teknologi Petronas, Malaysia. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 29 Oktober hingga 31 Oktober 2018 di Perak, Malaysia. Kegiatan ini diramaikan dengan teman-teman dari beberapa negara seperti Vietnam, India, Thailand, dan Indonesia, serta dihadiri oleh pemateri-pemateri yang berkualitas dari perusahaan-perusahaan yang berkecimpung dalam lingkup Geoscience Internasional. AGSCE membuka banyak bidang seminar yang diisi oleh profesional dari suatu perusahaan besar, yang juga berbagi pengalaman kepada para peserta yang hadir. Tidak hanya berfokus dalam satu bidang saja, tetapi melingkupi banyak bidang dalam ranah kebumian, seperti geoteknik, geoďŹ sika, petroleum engineering, perminyakan, dan masih banyak lagi. Pada acara ini, diadakan seminar berkala terkait bidang-bidang kebumian, dimana ketika peserta mengikuti seminar ini, peserta akan mendapatkan stiker sebagai tanda bahwa peserta aktif dalam mengikuti serangkaian acara. Dalam setiap seminar yang diadakan, dibangun suatu interaksi antara peserta dengan pemateri, ataupun peserta dengan peserta lainnya, sehingga seminar tidak membosankan dan interaktif, serta menambah relasi antara peserta dari tiap-tiap negara. Acara ini tak hanya mengundang peserta untuk menimba ilmu secara pasif, melainkan peserta juga mendapatkan bagian untuk turut serta mengikuti kompetisikompetisi yang cukup bergengsi di ranah internasional.
3
Kompetisi yang diadakan antara lain Outcrop analysis dimana peserta akan memilih suatu singkapan yang menarik di negaranya dan dipamerkan dalam rupa miniatur pada kompetisi ini, serta menjelaskan bagaimanakah proses terbentuknya singkapan yang dibawa, dan litologi dari singkapan yang ditemukan. Kompetisi selanjutnya ialah Geo-quiz dimana peserta akan berkompetisi secara langsung terkait pengetahuan mengenai ilmu kebumian yang dikuasai oleh peserta yang dikemas dalam bentuk cerdas cermat. Masih banyak kompetisi lainnya seperti poster, presentasi, dan analisis terhadap fenomena kebumian di dunia. Pada acara ini juga diadakan Networking Dinner, dimana para peserta dapat menikmati makan malam bersama para pembicara dari perusahaan-perusahaan besar internasional. Peserta dapat senyaman mungkin bertukar pikiran serta menimba ilmu di dunia pekerjaan yang sesungguhnya, dengan suasana yang lebih santai di malam hari. Salah satu rangkaian acara yang dihadiri oleh teman-teman HMGI adalah benchmarking yang diadakan oleh EAGE (European Association of Geoscientist and Engineers) untuk membangun relasi dengan teman-teman dari negara lain. Beberapa negara yang akan bergabung dalam Networking EAGE adalah Jepang, Cina, Malaysia, India, Indonesia, Thailan, dan Vietnam. Diharapkan kedepannya acara AGSCE ini akan menjadi acara yang diadakan di negara-negara terkait dengan penanggung jawab yang juga sesuai dengan tuan rumah negara terpilih. Besar harapan kami agar acara AGSCE dapat menjadi tali penghubung terbangunnya relasi teman-teman kebumian di Indonesia dengan negara-negara diluar Indonesia. Semoga acara kedepannya yang akan diadakan di negara lain, dapat berjalan dengan lancar dan mengundang banyak partisipan yang lebih antusias dalam berlangsungnya acara ini. Kiranya dengan adanya acara AGSCE ini, bisa mendorong semangat teman-teman yang aktif dalam ranah ilmu kebumian untuk terus menimba ilmu seluas dan sebanyak mungkin serta tidak cepat merasa puas dengan apa yang telah diperoleh.
4
DIES NATALIS HMGI 2018 yang merupakan acara dengan latar belakang peringatan ulang tahun berdirinya himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia yang ke-25. Penyelenggara Dies Natalis HMGI 2018 adalah HMGI dengan kepanitiaan berasal dari mahasiswa geofisika yang berada di Wilayah 3. Kegiatan ini dilaksanakan 2 hari yaitu pada 29-30 September 2018. Dalam kegiatan ini, di hari pertama diadakan talkshow dengan menghadirkan pembicara yang ahli di bidangnya yaitu Muhammad Ali Imron Z, Rizki Rahmandani, dan Fkrizan Hilmy Andradit dengan tema talkshow “Learn, Growth, and Improving Your Uniquely Personal Value”. Selain itu pada sesi talkshow juga dibahas mengenai sejarah HMGI. Di hari kedua peserta bermain games di Kota Lama Semarang sebagai kegiatan penutup dalam rangkaian acara Dies Natalis HMGI 2018. Konsep games pada kegiatan ini yaitu amazing race, dimana peserta dibagi per kelompok dan tiap kelompok diberikan beberapa teka-teki untuk mencari kepingan puzzle yang tersebar di Kota Lama Semarang. Kelompok yang tercepat mencari kepingan puzzle akan mendapat hadiah dari panitia. Kepingan puzzle yang telah terkumpul kemudian disusun membentuk lambang Dies Natalis HMGI 2018. Tujuan diadakan acara ini yaitu untuk merayakan peringatan ulang tahun ke-25 HMGI, untuk menambah relasi dan koneksi antar himpunan mahasiswa geofisika, serta untuk menambah softskill dan pengetahuan peserta Dies Natalis HMGI. Harapan kedepannya untuk acara ini adalah semoga hubungan antar pengurus pusat, wilayah, dan segenap himpunan mahasiswa geofisika masingmasing universitas di Indonesia dapat lebih bersinergi dan bekerja sama, demi menyongsong generasi masa depan, Geofisikawan Indonesia yang berintegritas dan saling berkoordinasi.
5
6
Pelatihan Software Techlog ini merupakan program untuk mengembangkan mahasiswa dalam bidang akademik. Acara ini diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peserta pelatihan mengenai pengolahan data well log, terutama menggunakan Software Techlog. Hal tersebut karena seorang ahli geoďŹ sika dituntut untuk dapat memahami dan menguasai teknologi untuk menganalisa dan menginterpretasikan data well log menggunakan teknologi yang terbaru. Adapun kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 3 September 2018 yang bertempat di Kantor PT. Schlumberger Geophysics Nusantara yang beralamatkan di Wisma Mulia Building Lt.45, Jakarta Selatan. Acara ini diikuti oleh sekitar 15 peserta dan dimulai pada pukul 08.00 sampai 16.00 WIB.
7
Telah diadakan rapat Triwulan Himpunan Mahasiswa GeoďŹ sika Indonesia (HMGI) yang bertempat di Jatinangor, Sumedang, provinsi Jawa Barat. Kegiatann ini diselenggarakan pada tanggal 25 s.d 26 Agustus 2018. Acara ini diadakan sebagai sarana silaturahmi antar anggota HMGI serta evauasi kinerja kepengurusan HMGI pada 3 bulan pertamanya. Kemudian, kegiatan ini juga bermaksud untuk mempererat komuniksi antar anggota dan kerja sama antar divisi di HMGI pusat serta koordinasi di setiap wilayah bagian kepengurusan HMGI. Kegiatan ini merupakan salah satu Program Kerja dari divisi MSDM HMGI Pusat. Penyelenggara acara di bentuk oleh saudara Daa Naufal Musyafa dan berada dalam tanggung jawab Rean Aulia. Acara di selenggarakan pada tanggal 25 s.d 26 agustus 2018 di Jatinangor, Jawa Barat. Acara dibuka oleh ketua HMGI, yakni saudara Hadyansyah Putra. Kegiatan inti dari acara ini dimulai dengan pemaparan proker yang sudah atau yang belum dilaksanakan di setiap Divisi HMGI Pusat, dan dilanjutkan dengan pertanyaan serta evaluasi tiap divisi. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari HMGI tiap Wilayah, yang disertai pertanyaan dan evaluasi di setiap wilayah. Pemaparan dikemas dalam bentuk persentasi. Selanjutnya sharing section antar divisi HMGI Pusat dan antar wilayah bagian HMGI. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan beberapa games yang di bentuk oleh panitia penyelenggara untuk mempererat satu sama lain. Acara ini di adakan untuk evalusi kinerja kepengurusan HMGI Pusat dan HMGI wilayah sebagai bentuk silaturahmi antar anggota serta memelihara komunikasi dan koordinasi antar annggota, antar divisi maupun antar kepengurusan Pusat dan Wilayah bagian. Hal hal yang menjadi evaluasi dijadikan sebagai acuan untuk mengambil keputusan dan perencanaan kegiatan selanjutnya dan Memonitoring Program yang tidak sesuai dengan perencanaan. Harapan kedepan, semoga dengan diadakannya kegiatan ini, komunikasi dan koordinasi yang baik antar anggota maupun kepengurusan HMGI Pusat dan Wilayah bagian tetap terjaga. Kemudian semangat kepengurusan di setiap anggota tetap terjaga dan terbentuknya lingkungan kepengurusan yang kondusif.
8
Tujuan diselenggarakannya kegiatan Buka Bersama dan Bakti Sosial HMGI Wilayah III tahun 2018 yang bertemakan ”Merajut Persaudaraan untuk Keberkahan Ramadhan” yaitu untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, mempererat tali persaudaraan sesama umat islam khususnya sesama anggota HMGI, menumbuhkan kepekaan sosial bagi anggota HMGI wilayah III. Selain itu kegiatan ini juga sebagai wujud kepedulian HMGI wilayah III kepada masyarakat sekitar. Melalui kegiatan ini diharapkan lebih membuka mata hati generasi muda untuk lebih peduli dengan keadaan orang – orang yang membutuhkan di sekitar kita, karena keilmuan saja tidak cukup untuk membentuk karakter seseorang. Semoga dapat bermanfaat untuk semuanya dan menambah tali silaturahmi antar anggota HMGI maupun masyarkat dan lingkungan
9
Acara yang dilaksanakan adalah berupa Bakti Sosial dalam bentuk acara buka puasa bersama anak-anak panti asuhan pada bulan ramadhan. Kegiatan Buka Bersama dan Bakti Sosial HMGI Wilayah III tahun 2018 bertemakan “Merajut Persaudaraan untuk Keberkahan Ramadhan” diselenggarakan pada hari Sabtu, 26 Mei 2018 di Panti Asuhan Darul Ulum, Yogyakarta. Kegiatan diawali dengan sambutan dari ketua acara, koordinator wilayah HMGI Wilayah III, dan perwakilan Pengasuh panti asuhan Darul Ulum Yogyakarta. Kemudian dilanjutkan dengan kuis dan sharing motivation untuk mengakrabkan diri dengan santri panti asuhan. Setelah itu, diadakan kultum yang disampaikan oleh pengasuh panti asuhan dan dilanjutkan dengan pemberian santunan dana kepada pihak panti asuhan. Sebelum adzan maghrib berkumandang, panitia telah membagikan takjil untuk berbuka puasa. Dilanjutkan berbuka bersama, sholat maghrib berjamaah, makan bersama dan terakhir adalah penutupan.
Kegiatan ini merupakan bentuk penyuluhan terpadu kepada masyarakat awam. Sosialisasi ini memiliki nama Cooperate Social Responsibility dengan tema “Sigap, Tanggap Bencana”. CSR ini dilaksanakan agar Meningkatakan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkait proses bencana alam yang terjadi serta Meningkatkan antusiasme dan pengetahuan masyarakat awam terkait proses bencana alam serta mengantisipasinya. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia Wilayah (HMGI) IV yang mendapat dukungan dari Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) yang diketuai oleh Muhammad Reza Perdana.
Acara ini diselenggarakan di Kuburan Rangkah, Surabaya pada tanggal 23 September 2018. Kegiatan ini berisi tentang pemaparan materi
Cooperate Social Responsibilti (CSR) dengan tema
“Sigap, Tanggap Bencana” WILAYAH IV dengan games kepada anak – anak serta simulasi menggunakan tools bencana (gunung meletus, tanah longsor, dan gempa bumi) dalam skala kecil. Tujuan dari acara ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan serta pemahaman masyarakat terkait proses bencana alam yang terjadi dan meningkatkan antusiasme serta pengetahuan masyarakat awam terkait proses bencana alam serta bagaimana mengantisipasi jika terjadi bencana tersebut. Harapannya, semakin meningkatkan kesadaran anggota HMGI Wilayah IV untuk peduli dengan keadaan sosial di sekitar mereka
10
Semester Break Training 2018 merupakan suatu kegiatan berupa pelatihan merupakan salah satu cara atau metode dalam mendapatkan ilmu pengetahuan dengan langsung mempraktikan ilmunya secara simulatif sehingga manfaatnya bisa lebih dirasakan oleh pesertanya. Terkait dengan kebutuhan mahasiswa geofisika akan pembelajaran dan aplikasi ilmu pengetahuan geofisika pada tahap pengolahan data metode Geofisika. Semester Break Training 2018 bertema “Pengolahan Data Well log” di ambil karena Kebutuhan adanya kegiatan pembelajaran metode Geofisika untuk mahasiswa geofisika untuk Pengolahan Data Well log. Untuk fasilitas mahasiswa jurusan geofisika dalam pembelajaran pengolahan Data Well log, dan untuk pembelajaran aplikasi ilmu pengetahuan geofisika pada tahap Pengolahan Data Well log. Acara tahunan ini diselenggarakan oleh HMGI Wilayah IV yang diketuai oleh Angga Pensada Bangun. Acara ini diselenggarakan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya pada hari Jumat- Minggu, tanggal 24-26 Agustus 2018. Pemaparan Materi oleh Pemateri dari perusahaan PetroChina (Lia Reulina Ketaren) dengan rangkaian acaranya adalah Pengolahan Data Well log menggunakan Geolog serta Presentasi Hasil Pengolahan. Tujuan dari acara ini yaitu mahasiswa bidang geofisika mendapatkan kegiatan pembelajaran Pengolahan Data Well log dan terfasilitasinya mahasiswa jurusan geofisika dalam pengolahan Data Well log. Harapannya, dapat memberikan pembelajaran aplikasi ilmu pengetahuan geofisika hingga tahap Pengolahan Data Well log.
11
Acara yang diadakan berupa seminar, dengan tema "Indonesia and its Challenges for Geothermal Development". Latar belakang dari diadakannya acara ini yaitu dikarenakan sumber energi khususnya indonesia masih bergantung pada energi yang berasal dari fosil. Sementara kita tahu bahwa energi yang berasal dari fosil tersebut, jika dipakai secara terus menerus pasti juga akan habis. Untuk itulah pentingnya kita mencari energi alternatif untuk mengurangi atau menggantikan penggunaan energi fosil yang masih menjadi energi utama. Acara ini diselenggarakan oleh anggota HMGI Wilayah 5 pada tanggal
23
September 2018 berlokasi Science Building lantai 2, Universitas Hasanuddin Makassar. Isi dari acara ini yaitu pemberiam materi kemudian dilanjutkan dengan diskusi (tanya jawab). Tujuan diadakan acara ini untuk memberikan pengetahuan mengenai tantangan pengembangan geotermal di indonesia. Harapan kedepannya dengan adanya kegiatan ini, diharapkan Mahasiswa GeoďŹ sika memiliki peran besar dalam pengembangan energi geothermal di indonesia.
12
ndonesia dirundung masalah silih berganti ,menyisahkan jejak pilu dan sebuah teriakan minor yang coba mengusik kita dalam gemuruh kemerlapnya kota – kota di Indonesia , Indonesia bumi pertiwi yang anak anaknya merintih dalam fenomena alam yang coba menyadarkan kita, bahwa kita ini bukan hidup hanya untuk makan, mengenyangkan hasrat birahi ataupun hanya membuat badan badan kita seolah berkilau karena rentetan barang - barang hasil jarahan yang seolah menjadi rantai dekadensi moral indonesia. Indonesia secara geografis terletak di daerah katulistiwa dengan morfologi yang beragam dari daratan sampai pegunungan tinggi. Keragaman morfologi ini banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas pergerakan lempeng tektonik aktif di sekitar perairan Indonesia di antaranya adalah lempeng Eurasia, Australia dan lempeng Dasar Samudera Pasifik . (BNPB, 2011) Lokasi Indonesia terletak pada daerah lempeng tektonik aktif atau berada di zona cincin api atau yang biasa di kenal dengan Ring of fire. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya hubungan dari aktifitas gunung api
13
yang menjajar dari Indonesia sampai Jepang, menyambung dari Alaska melalui bagian barat AS sampai Amerika Selatan. Dalam hal ini Indonesia merupakan salah satu kawasan yang sebagian besar lokasinya terdapat di Ring of fire (Kodoatie, Sjarief.2010) Hal ini menjadi unik dikarenakan sebuah fenomena yang sebenarnya menguntungkan kita dan sekaligus bencana yang siap melanda terutama di daerah Donggala , Palu serta daerah sekitarnya. BMKG mencatat Gempa bumi tektonik telah terjadi di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada hari Jumat, 28 September 2018, jam 17.02.44 WIB dengan M 7.7 Lokasi 0.18 LS dan 119.85BT dan jarak 26 km dari Utara Donggala Sulawesi Tengah, dengan kedalaman 10 km dari hasil monitoring BMKG hingga Pukul 02.55 WIB, telah terjadi 76 Gempa bumi susulan yang tercatat, dengan magnitude terbesar M 6,3; dan terkecil M 2.9. BMKG terus memonitor perkembangan gempa bumi susulan (Bmkg.go.id, 2018). Berdasarkan data dari BMKG di daerah donggala yang gempanya mencapai 7,7 SR yang memberikan dampak tsunami di daerah Palu yang meluluhlantakan infrastruktur di kota Palu sendiri ada dua fenomena lain selain
gempa bumi yaitu likuifasi dan tsunami. Menurut Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar, menjelaskan likuifaksi adalah gejala peluluhan lapisan pasir lepas yang bercampur dengan air. (Tribunkaltim.co di akses pada 10 oktober 2018). Likuifasi itu sendiri adalah fenomena amblesnya tanah yang di akibatkan karena gempa bumi yang dimana sifat ke homogenan dari tanah mulai melemah di karenakan intensitas air yang berada di bawah tanah yag mengakibatkan tanah seolah menjadi lumpur yang mengakibatkan bangunan di atasnya seolah terhisap ke dalam tanah . Peristiwa likuifaksi dapat menimbulkan amblesan, keruntuhan, tilting pada bangunan, retakan tanah, kelongsoran dan lain-lain.(Adrin. dkk, 2009) . Tsunami sebenarnya terjadi karena ada pergeseran lempeng yang membuat sekat sehingga air menjadi masuk dalam sekat tersebut. Setelah sekat tersebut terisi penuh maka terjadilah pengeluaran tampungan dari sekat tersebut berupa gelombang tinggi yang menggulung ke arah dermaga. Hal ini selaras dengan defenisi tsunami itu sendiri dimana, Tsu artinya gelombang dan Nami adalah dermaga, maka dalam hal ini tsunami
14
bisa diartikan sebagai gelombang yang terhadi di dermaga (Arif Mustofa,2010) Tsunami ini juga pernah terjadi pada tahun 2004 tepatnya di daerah Nangro Aceh Darussalam yang menewaskan ribuan warga Nangro Aceh pada saat itu yang menyeret Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Apung (PLTD) Apung sejauh 5 km dari lautan hingga ke daratan dan sekarang menjadi museum tsunami yang seolah menjadi saksi bisu kerinduan alam yang selalu merindukan suara dan lambaiannya terhadap kita semua. Gempa bumi , Likuifasi dan tsunami merupakan sebuah fenomena yang cukup membuat kita sebagai mahluk sosial meresapi diri bahwa bumi telah menyediakan apa yang kita perlukan maka dalam hal ini penulis menghimbau berikan apa yang dia butuhkan dan selalu ingat bahwa kita masih harus merendah karena kita hanya penikmat bukan penerima. Senja Sunyi M. Fajar Bohari Abdullah
Indonesia, salah satu negara yang t e r l e t a k d i A s i a Te n g g a r a m e m i l i k i keanekaragaman budaya serta kekayaan alam yang melimpah. Tak dapat dipungkuri bahwasannya negara – negara lain mendambakan yang ada didalamnya. Pemandangan alam yang menyegarkan dengan sumber dayanya yang melimpah menjadikan sebagai permata yang dapat dikembangkan dan dilestarikan sebagai cadangan untuk pembangunan negara. Oleh sebab itu, percobaan demi percobaan dilakukan untuk memaksimalkan sumber daya alam yang ada dan tetap memberikan waktu bagi ekosistem membaik agar dapat dirasakan oleh generasi berikutnya. Berbicara tentang sumber daya alam dengan energi yang tersembunyi di dalamnya dapat dimanfaatkan dengan ilmu yang tepat seperti ilmu geofisika dimana didalamnya mempelajari tentang kebumian menggunakan kaidah fisika untuk mempermudahnya. Seseorang yang telah mendalami ilmu geofisika ini yang nantinya akan mengulik tentang kekayaan alam yang ada di dalam permukaan tanah.
15
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sumber daya yang ada di dalamnya dengan menggunakan metode – metode dalam geofisika. Metode yang beragam memberikan spesifikasi serta signifikan dalam menentukan sumber daya apa yang ingin ditemukan. Eksplorasi panas bumi (Geothermal Energy) merupakan salah satu eksplorasi yang penggunaannya dengan metode geofisika. Eksplorasi panas bumi sendiri saat ini lagi marak – maraknya dalam pencarian di seluruh wilayah di Indonesia. Indonesia yang mendapatkan julukan Ring of Fire atau cincin api dimana dikelilingi oleh gunung berapi menjadikan negara dengan energi panas bumi yang tersimpan sangat banyak. Dalam pencapaianya diperlukan tenaga – tenaga yang terjun untuk melihat potensi yang ada dengan persetujuan pemerintahan daerah yang secara tidak langsung jika ditemukan adannya energi panas bumi dapat menambah pemasukan pendapatan daerah serta pembangunan nasional. Salah satu contoh yang didapatkan dari energi panas bumi ini yaitu dapat merasakan dampak
positif seperti pemanfaatan sebagai pembangkit listrik yang diperlukan di berbagai daerah. Akhir – akhir ini dihangatkan dengan potensi sumber daya panas bumi yang ada di Gunung Lawu yang terletak di tengah – tengah perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada tahap eksplorasi didapatkan bahwa adannya energi panas bumi yang tersimpan cukup banyak sehingga dapat menjadikan sumber daya energi untuk kedepannya. Salah satu perusahaan BUMN mengajukan untuk mengadakan proyek dalam pengambilan energi panas bumi di dalamnya, akan tetapi wilayah Gunung Lawu yang kaya akan keanekaragaman ora dan fauna menjadikan harus berhati – hati dalam eksploitasinya sehingga ramah lingkungan. Oleh sebab itu, dalam pengupayaan terlaksanannya proyek geothermal energi di Gunung Lawu dapat di telaah lebih dalam lagi dan ditinjau dari segala aspek seperti lingkungan, masyarakat serta yang berkencimpung dalam proyek dapat mematangkan untuk kedepannya sehingga dapat menguntungkan khalayak umum.
16
Arel Mutiara Sukma1, Ni Nyoman Krisningrum1, Tiara Nandya Assyiffa1 Fikri Alami2, Syamsurijal Rasimeng1, Aria Alhadi3 1Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung, Indonesia 2Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung, Indonesia 3A Square Engineering Services Consultant and Constraction, Batam, Indonesia e-mail: tiaranandyaa@gmail.com
Abstract. Ground Penetrating Radar (GPR) is a geophysical imaging technique used for subsurface exploration and monitoring. The ground penetrating radar (GPR) method involves the transmission of electromagnetic waves into the material under investigation. The reflections of these waves at interfaces and objects within the material are analyzed to determine the location (horizontal distance from a reference point) and depth (vertical distance from the surface) of the detected interfaces and buried objects. These reflections of GPR waves are detected by the receiving antenna and converted into electrical signals. The recorded reflections can be analysed in terms of shape, travel time and signal amplitude to provide information about the size, depth and properties in relation to the material object. Spun pile is a round and hollow pile in the middle. Method making of spun pile is centrifugal for concrete compaction process, that is with how to spin (spinning), there is no possibility will produce an unequal compressive strength on the thickness of the pole wall. The sight of the slurry layer will be possible affecting friction with filler concrete. This study to discuss the friction between the inner concrete of spun pile so new concrete as filler.Determining the thickness of concrete pavement is an important consideration for construction quality assurance of structural capacity estimation of existing. This information is essential for pavement management systems in order to maintain the safety, serviceability, and durability of pavement networks. the depth of spun pile in the area 1, which consisted of two locations, showed that piles rested on 16 m and 20 m below ground. The area 2 which consisted of four spun piles showed the depth of those piles were 13 m, 13 m, 20 m and 17 m for GPR 1,2, 3 and 4 respectively. These results were to confirm as built drawing that showed that the depth of all piles rested on 20 m below ground. Keywords: Ground Penetrating Radar (GPR), Spun Pile Gas Station, Batam
1. Introduction Ground Penetrating Radar (GPR) is a tool that uses radar pulses to image the subsurface. This nondestructive method uses electromagnetic radiation in the microwave band (UHF/VHF frequencies) of the radio spectrum, and detects the reflected signals from subsurface structures. GPR is a wellestablished non-destructive method of investigating the internal composition of many naturally occurring materials such as rocks, earth and gravels as well as manmade materials like brick, concrete and asphalt, etc.. It can be used to detect metallic and nonmetallic pipes, sewers, cables, cable ducts, voids, foundations, reinforcing in concrete and a whole host of other buried objects. 17
It is also used to investigate the depth and make up of different strata layers. A common use has been to scan areas of land before excavation takes place. GPR components for the measurement of subsurface conditions usually consist of a control unit, transmitter and receiver antennas. The transmitter and receiver antenna modes on GPR consist of monostatic and bistatic modes. The monostatic mode is when the transmitter and receiver are combined in one antenna, so there is no separation distance whereas the bistatic mode when the two antennas have separation spacing. The application of the GPR method is not only limited to the geophysics case study but also to one of the NDT methods in the
geotechnical field. Some researchers utilize the efficacy of GPR methods for geotechnical research ([4], [5], [6], [8], [9]). A Square Engineering Service is consultant and construction located in Batam, required soil investigation at location of SPBG Gagas Batam. One of those investigation is to measure the depth of spun pile which support the construction of storage tank and its machines. Two method was implemented for this application on the project namely points identification (time domain) and continuous identification (distance domain). Whereas the continuous identification is method of collecting data with moving GPR along the line that has been marked. The statement method of the first method as follows; (i) Identifying location of spun pile, (ii) Marking the lines and points for GPR collection data, (iii) Calibrating the GRP, (iv) Positioning the GPR at first start and collecting the data, (v) Moving the GPR on marking positions and collecting the data again.
The transmitter and receiver antenna are a transducer that converts electric current to antenna metal elements that transmit electromagnetic waves to propagate to the material. The antenna radiates electromagnetic energy when there is a change of current acceleration on the antenna. The GPR system is digitally controlled and data is recorded post-survey processing and display. Digital controls and GPR system display sections Comprises micro-processor, memory and storage media for storing field measurement data. A micro computer and standard operating system are used to control the measurement process, store data, and set user defined interfaces.
2. Methodology The GPR working mechanism and radargram recording example are depicted in The function of these components are as control unit, control unit serves to generate trigger signals simultaneously to the transmitter and receiver. These pulses control the transmitter and receiver in generating the waveform of the reflected pulse. The computer will provide complete information on how the procedure should be done. In addition, the control unit will keep track of each position and time. As well as storing raw data in a temporary buffer and when needed can be retrieved and transferred directly to the computer. The transmitter antenna generates EM wave pulses at a certain frequency according to the antenna characteristics. This unit produces electromagnetic energy and sends it to the surrounding area to be observed. The energy in the form of this pulse is transferred to the antenna part, then is transformed and amplified depending on the particular frequency used. The third is receiver. Convert the received signal of the antenna to an integer value form. Each scan will be displayed on the monitor screen called radargram, as a two-way travel time function, i.e. the travel time of the EM wave radiating from the transmitter-target-receiver.
18
Figure 2. Schematic of Radar Signal reflection [3]
GPR data is taken along the track and simultaneously recorded on the hard drive. When radar waves encounter structural contraction (drastically different material properties), some of the waves will be reflected and will be in secondary form. The impulse then captured by the receiver antenna and recorded in the form of observation data. If the data was interpreted correctly, then the data will show the subsurface structure of the observed material.
Figure 3. Comparing thickness
measurement using cores and GPR [3] When data is taken continuously, the horizontal scale on the radargram is determined by the speed of the antennae or wheel motion (hip chain) that is bound to a specific place at the beginning of the track. The vertical scale is the depth recording interval set at the frequency sampling. The recording interval presented the maximum two-way recorded travel time. The GPR travel time is then converted into depth conversion by calibrating the known object into it or by performing a common midpoint stack with a bistatic antenna around the flat reflector and separating the transmitter and receiver.
High-frequency radar signals will produce higher resolution with limited depth, otherwise low-frequency radar signals will result in deep depth penetration but low resolution [1]. The frequency of emitted radar waves can be adjusted by replacing the antenna. The dimensions of the antenna vary with the frequency of the radar wave, for example a 1 GHz antenna is 30 cm in size while the 25 MHz antenna has a length of 6 m [2]. 3. Results and Discussion Photo 1 and 2 show collecting data using GPR with frequency of 1 Ghz and 100 Mhz respectively. The reading was identified as point tracking versus the time and depth. Photo 3 shows collecting data using GRP with frequency of 100 Mhz outside location of pile as comparison with data collection in the center of spun pile. Photo 4 and 5 show collecting data using GPR with frequency of 1 Hhz for tracking lines of 201 and 202 respectively.
Figure 4. GPR application for concrete identification [8]
The response of the radar system is related to the filter of the transmitter antenna, receiver and the target response related to the reflection of subsurface objects. Further detection of GPR is the problem of sensing and measuring the target using input signal (input signal) already in the know and do analysis of output signal in the observation. GPR penetration capability depends on signal frequency, antenna radiation efficiency and dielectric properties
Figure 6. 3D GPR Model of Interior Grade Beam [7]
19
Figure 7. Gas station area and sketch GPR survey at SPBG Gagas Batam
The line 201 shows continuous reading in collecting data which cross two center of two spun piles (GRP 1 and 2). Whereas the line 202 shows continuous reading in collecting data which cross two center of two spun piles (GPR 3 and 4). Fig. (8a, 8c) shows the relationship between amplitude and depth of GPR 1 and 4 in time series using GPR with antenna of 100 MHz at area 1.
Figure 8. The result of GPR processing for spun pile detection at gas storage area-2
Fig. (8b) shows image on the center of Pile 102 where concrete layer rest until 20 m depth from ground. Below the 20 m depth, the image shows soil layer. On the other hand, Fig. (8d) shows image outside the pile (GPR 4). It shows that at the depth from 0 to 1 m, the concrete layer was found. Below depth of 1 m, the image only shows amplitude of soil layer. Figure 9 shows result from other spun pile spot still in the area 1 (GPR 2). It shows that bottom spun pile rest on the depth of 16 m below ground level. Below this level, the image shows amplitude of soil layer. Fig. 13 and Fig.14 show the relationship between amplitude and depth of GPR 1 and GPR 2 respectively in time series using. GPR with antenna of 100 MHz at area 2. Concrete slab lays from depth of 0 to 1 m. From this image, depth of the spun pile rested on 13 m from ground level. Below this level, the image shows amplitude of soil layer. From this image, depth of the spun pile rested on 20 m from ground level. Below this level, the image shows amplitude of soil layer. From this image, depth of the spun pile rested on 17 m from ground level. Below this level, the image shows amplitude of soil layer. The image shows amplitude for layer of concrete which smother compared with amplitude of soil which a bit disturbed rough amplitude.
20
Figure 9. The result of GPR processing for spun pile detection at gas station area-1
4. Conclusions Based on our study, we can summarize the depth of spun pile in the area 1, which consisted of two locations, showed that piles rested on 16 m and 20 m below ground. The area 2 which consisted of four spun piles showed the depth of those piles were 13 m, 13 m, 20 m and 17 m for GPR 1,2, 3 and 4 respectively. These results were to confirm as built drawing that showed that the depth of all piles rested on 20 m below ground. References [1] Arcone S A, 1984, Dielectric Costant and Layer Thickness Interpretation of Helicopter-Borne. Short Pulse Radar Waveforms Reflected from Wet and Dry River-Ice, IEE Trans, Geoscience and Remote Sensing. [2] ASTM Designation D 6432-11, 2011, Standard Guide for Using the Surface Ground Penetrating Radar Method for Subsurface Investigation. [3] Bungey J H, and Millard S G, 1993, Radar Inspection of Structures, Proc. Int. Civ. Engnrs. Structures & Buildings, 99, 173-178. [4] Hickman, S., Cardimona S, Webb D, Lippincott T, Wenzlick J and Anderson N, 2000, Ground Penetrating Radar Survey of Interstate 70 across Missouri, International Conference on the Application of Geophysical Technologies to Planning, Design, Construction, and Maintenance of Transportation Facilities, St. Louis. [5] Jamil M, Hassan M K, Al-Mattarneh H M A, Zain M F M, 2013, Concrete dielectric properties investigation using microwave nondestructive techniques, Materials and Structures, 46:77–87. [6] Maser K and Carmichael A, 2015, Ground Penetrating Radar Evaluation of New Pavement Density, Office of Research and Library, Washington State Department of Transportation. [7] Michael D, Gehrig, Derek V, Morris, John T Bryant, 2004, Ground Penetrating Radar for Concrete Evaluation Studies, Bryant Consultants, Inc, Carrollton, Texas. [8] Morcous G and Erdogmus E, 2009, Use of Ground Penetrating Radar for Construction Quality Assurance of Concrete Pavement, NDOR Project Number P307 Report-Nebraska Department of Transportation Research, University of Nebraska - Lincoln. [9] Rhazi J, Dous O, Laurens S, 2007, A New Application of the GPR Technique to Reinforced Concrete Bridge Decks, 4th Middle East NDT Conference and Exhibition, Kingdom of Bahrain. [10] Reynold J M, 1997, An Introduction to Applied and Eviromental Geophysics, Cambridge University.
TEKA- TEKI SILAN G
Mendatar 1. Sistem panas bumi resistivitas tinggi 2. Kemampuan material menyimpan arus listrik sesaat 3. Manifestasi geothermal 4. Medan magnet tidak hanya ditimbulkan dari arus listrik, tetapi juga dari perubahan pergeseran listrik terhadap waktu 5. Peredaman gelombang 6. Koreksi akibat bentuk bumi yang ellipsoid 7. Perbandingan volume rongga pori terhadap volume total batuan 8. Salah satu konfigurasi dalam geolistrik 9. Sebagai penginjeksi arus kedalam tanah 10. Kandungan dalam batubara selain gas
21
Menurun
1. Satuan resistivitas 2. Lapisan penudung 3. Koreksi pada metode magnetik 4. Koreksi kelelahan alat/ pegas 5. Medan listrik dapat ditimbulkan dari perubahan induksi magnet terhadap waktu 6. Gelombang tercepat 7. Metode geolistrik pasif 8. Persamaan medan elektromagnetik 9. Polarisasi self potential 10. Zona lemah 11. Arus induksi 12. Fraksi pori terisi air
Pada tanggal 10 – 14 September 2018, telah diadakan acara Workshop on Geophysical Methods 2018. Acara in merupakan acara yang terbuka untuk seluruh mahasiswa di Indonesia, khususnya mahasiswa geofisika. Acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa di Indonesia terutama yang menuntut ilmu dalam bidang geofisika, agar dapat meningkatkan kemampuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang geoscience. Melalui acara ini pula, diharapkan mahasiswa tidak hanya ahli dalam teori saja, tetapi juga paham mengenai praktek langsung di lapangan. Dalam kegiatan Workshop, mahasiswa Geofisika akan mendapatkan banyak ilmu, salah satunya mengenai alat dan metode-metode dalam Geofisika. Workshop on Geophysical Methods tahun 2018 ini mengambil tema “ Geophysical Methods on Potential Geothermal Areas “. Workshop on Geophysical Methods tahun ini merupakan acara kolaborasi antara SEG UB SC ( Society of Exploration Geophysicists Universitas Brawijaya Student Chapter ) dan IMGF UB (Ikatan Mahasiswa Geofisika Universitas Brawijaya). Karena Workshop on Geophysical Methods 2018 merupakan salah satu program kerja besar dari IMGF UB, maka ketiga Student Chapter yang berada di IMGF juga turut membantu dalam keberlangsungan acara ini. Ketiga Student Chapter tersebut yaitu AAPG UB SC ( American Association of Petroleum Geologists Brawijaya University Student Chapter ), SM-IAGI UB ( Seksi Mahasiswa Ikatan Ahli Geologi Indonesia Universitas Brawijaya Student Chapter ), dan EAGE ( European Association of Geoscientist and Egineers Brawijaya University Student Chapter ). Acara ini diselenggarakan di Universitas Brawijaya dan Laboratorium Agrotechnopark UB yang berada di Cangar, Jawa Timur. Cangar dijadikan sebagai tempat akuisisi yang disesuaikan dengan tema dan tujuan dari akuisisi tersebut yaitu untuk mengetahui potensi geothermal yang ada di daerah Cangar. Rangkaian acara Workshop on Geophysical Methods tahun ini terdiri dari beberapa macam. Acara berlangsung selama 5 hari yaitu pada tanggal 10 – 14 September 2018. Rangkaian acara dimulai dengan Basic Theory yang diadakan di Universitas Brawijaya. Basic Theory pada workshop kali ini, dikemas dalam bentuk seminar nasional. Dalam seminar nasional tersebut, peserta mendapatkan ilmu dari tiga pemateri yang telah diundang oleh panitia. Pemateri pertama
22
yaitu Bapak Riki Irfan, S.T., M.Si yang merupakan Technical Subsurface Manager dari PT Medco Cahaya Geothermal. Pemateri Kedua yaitu Bapak Suwarto, S.Si yang merupakan Chief of Observation and Information Sta. Geof. Class II Tretes-Pasuruan. Dan pemateri ketiga yaitu Bapak Sukir Maryanto, M.Si., Ph.D yang merupakan Lecturer of Brawijaya University and Head of Bravo GRC ( Brawijaya Volcano and Geothermal Research Center ). Dari ketiga pemateri tersebut, peserta mendapatkan ilmu dasar mengenai teori dasar tentang geothermal dan alat-alat yang ada di geoďŹ sika. Selain itu, peserta juga mendapat ilmu mengenai hal-hal yang harus dilakukan saat di lapangan, termasuk mengenai tempat akuisisi peserta yaitu di daerah Cangar, Jawa Timur. Acara selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan akuisisi data yang dilakukan di Lab Geothermal yang berada di daerah Cangar. Dalam akuisisi data, peserta melakukan pengambilan data menggunakan beberapa metode geoďŹ sika di beberapa titik yang sebelumnya telah dilakukan survei lapangan terlebih dahulu. Metode yang digunakan yaitu metode magnetik, magnetotellurik (MT), gravitasi, dan mikroseismik. Dalam satu hari, peserta melakukan akuisisi untuk dua metode yang berbeda. Setelah dilakukan akuisisi, di hari selanjutnya dilakukan processing data. Processing data merupakan pengolahan data menggunakan software terhadap data yang telah didapatkan oleh masing-masing kelompok saat akuisisi. Software yang digunakan disesuaikan dengan metode geoďŹ sika yang akan diolah. Tahap terakhir yang dilakukan peserta yaitu interpretasi terhadap data hasil pengolahan. Seluruh rangkaian acara workshop tersebut, dilakukan dengan didampingi oleh asisten untuk masing-masing metode. Dengan diadakannya Workshop on Geophysical Methods, diharapkan peserta mampu memahami penggunaan alat dari beberapa metode geoďŹ sika yaitu metode gravitasi, magnetik, magnetotellurik (MT), dan mikroseismik. Peserta diharapkan pula mampu menguasai seluruh proses dari proses pengambilan data, pengolahan data, dan interpretasi untuk keempat metode tersebut. Selain itu, peserta diharapkan dapat mengaplikasikan dan mengkorelasikan ilmu teori yang didapatkan dari perkuliahan dengan ilmu terapan yang didapat saat di lapangan.
23
Pembacaan Safety Induction
Sambutan sekaligus pembukaan oleh Dekan Fakultas MIPA Universitas Brawijaya
Sambutan Oleh Ketua Pelaksana Workshop on Geophysical Methods 2018
Pembekalan Materi oleh Bapak Riki Irfan, S.T., M.Si
Pembekalan Materi oleh Bapak Sukir Maryanto, M.Si., Ph.D 24
25