HARIAN SEMARANG 090212

Page 10

kamis, 9 Februari 2012

harian semarang

AGAM

10 5

pok kePSIS

PT Klub Jadi UKUM & KRIMINAL Event Organizer TIDAK mudah mengais dana untuk menghidupi sebuah klub sepakbola. Nasib yang kurang mengenakan menimpa tetangga PSIS, Persiku Kudus. Tim berjuluk Laskar Muria itu mengalami krisis finansial bahkan sebelum putaran pertama berakhir. Beberapa pabrikan rokok yang sebelumnya menjadi sponsor kini sulit didekati. Untuk menutup biaya operasional tim sampai Februari, manajemen hanya bisa mengandalkan dari pemasukan tiket. Bahkan, jika sampai Februari tak ada sinyal positif dari perusahaan, Persiku berniat mundur dari kompetisi Divisi Utama PT Liga Indonesia. Padahal, tren Persiku semakin positif. Peter Kuoh dkk bahkan selalu meraih hasil seri di kandang lawan. Tak hanya itu, manajemen Persiku di bawah PT Kudus Muriatama sudah mempersiapkan even untuk mengais dana. Februari ini, Persiku akan menggelar dua even, salah satunya ‘Aksi Giring Bola’ yang digelar 26 Februari di Alun-alun Kudus. Beberapa even lain juga dipersiapkan untuk memperpanjang nyawa tim. “Dibantu suporter, kami terus berusaha

ITIS

LWALKOT

harian semarang

mengumpulkan dana dari even-even yang kami rencanakan. Intinya, kami maksimalkan kerja kami sampa ada sponsor yang masuk,” kata Dirut Utama PT Kudus Muriatama Heru MS. Musim ini, Persiku memang mengalami ujian berat. Sebelumnya, niatan berkompetisi di bawah PT Liga Indonesia dimaksudkan agar tak kehilangan sponsor sebelumnya, PT Djarum dan PT Nojorono. Pada musim lalu, Djarum mengucurkan Rp 1 miliar dan Nojorono Rp 300 juta. Namun, tiga bulan kompetisi berjalan, proposal sponsorship Persiku belum satu pun ditindaklanjuti. Bahkan, di kalangan pengusaha menengah ke bawah, Persiku pun tak dilirik. “Sangat disayangkan pengusaha lokal belum ada rasa memiliki terhadap Persiku. Kami prihatin sekali, semoga sampai akhir Februari ini bisa ada jalan keluar,” lanjutnya. Pada akhirnya, Persiku harus pontangpanting mencari dana dari sektor lain. Saat ini, PT Kudus Muriatama diarahkan untuk mengelola event organizer itu. Meski dari segi pemasukan tak sebesar sponsor, even bisa menarik minat perusahan-perusahaan. (wig/twu)

harian semarang

harian semarang

Nasib Persiku untuk mengarungi sisa kompetisi musim ini kian tak menentu karena ketiadaan dana

4 16 8 HARSEM/INDRA PRABAWA

Siap Tampung Along cs Oleh Wikha Setiawan & Wiwig Prayugi Rumor eksodus eks pemain Arema Indonesia ke Semarang mulai mengemuka. Mungkinkah terwujud?

K Noh Alam Shah mungkinkah bergabung dengan PSIS?

HARSEM/ISTIMEWA

ABAR bakal hengkangnya sejumlah pilar Arema Indonesia langsung mendapat respons pelatih PSIS Edy Paryono. EP mengaku siap menampung pemain-pemain Singo Edan. Menurutnya, Noh Alam Shah cs memiliki kualitas lebih baik dari PSIS, karena berlaga di Level I liga Prima Indonesia 2011/2012. Noh Alam Shah, meskipun kerap bikin masalah tapi telah terbukti kualitasnya sebagai lumbung gol. Pemain yang akrab disapa Along tersebut bersama koleganya sesama Singapura M

Ridhuan berperan besar saat membawa Arema menjadi kampiun ISL 2010. “Kalau ditawari untuk merekrut pemain Arema, ya suka-suka saja. Tidak dapat dipungkiri, kualitas mereka lebih unggul,” ujar Edy Paryono usai melatih di Stadion Jatidiri, kemarin. Namun, ia masih menunggu penawaran manajemen terkait membuka pintu PSIS terhadap para pemain Arema tersebut. Ditambahkan, bila mendapat sinyal baik dari manajemen, pelatih berkacamata minus ini akan meminang pemain yang sesuai dengan kebutuhan Mahesa Jenar saat ini. “Sampai saat ini belum ada pembicaraan soal itu. Ya, kami menunggu penawaran dari manajemen dulu lah,” lanjutnya. “Tidak semua pemain yang bagus kemudian kami rekrut, tapi kami pilih pemain yang sesuai kebutuhan tim saat ini,” papar pria yang akrab disapa EP ini. Kendati demikian, EP mempertimbangkan harga pemain yang akan diajak bergabung dengan tim kebanggaan Kota Semarang ini. Selain itu, EP juga belum memberikan

Pembenahan Wasit Harga Mati TIM-tim Divisi Utama LPIS masih mengeluhkan integritas pengadil lapangan. Sebelumnya, pelatih PSIS Edy Paryono bahkan mengusulkan agar wacana PSSI yang akan menggunakan wasit asing direalisasikan. “Saya merasakan betul perbedaannya saat kompetisi LPI dulu, wasit asing meskipun kualitas juga sama dengan lokal, tapi integritasnya bisa diandalkan. Perbedaannya sangat signifikan,” kata Edy yang pernah menangani Semarang United itu. Menurut Edy, meskipun kualitas wasit di Indonesia sudah lebih baik, namun budaya ‘dekat’ dengan tuan rumah masih sulit dihilangkan. Jika memakai wasit asing, meski dengan kualitas sama tapi netralitas tetap terjaga. Hal yang sama diungkapkan manajemen PSIR

Rembang. Setelah melakoni beberapa laga tandang yang dianggap menyakitkan, Laskar Dampo Awang berharap PSSI segera berbenah. Pasalnya, jika korps wasit tak diperbaiki, akan mencederai klub yang ingin menjalani pertandingan secara fair. “Keputusan kontroversi sebenarnya biasa. Hanya saja, kalau dilakukan berulang-ulang membuat klub tidak percaya. Efeknya tentu emosi pemain yang tidak terkontrol dan menyebabkan kericuhan,” kata Siswanto, Manajer PSIR. Menurut Siswanto, ada baiknya PSSI membuat semacam agenda untuk menyatuhan pemahaman aturan permainan. Klub-klub perlu diajak duduk bersama agar bisa saling memahami dan menerima kekalahan dengan sportif, terutama pemain dan ofisial.

“Mudah-mudahan di jeda kompetisi ini ada pembenahan yang berarti. Kami sebagai klub juga terus berusaha untuk menerima kekalahan dengan sportif,” lanjtnya. Ia juga berharap PSSI bisa mendatangkan wasit asing tak hanya untuk kompetisi LPI, namun Divisi Utama. Pasalnya, selama ini banyak kasus kericuhan yang terjadi akibat kepemimpinan wasit yang dinilai tidak netral. “Apapun caranya, korps wasit harus segera diperbaiki. Jangan sampai menjadi ajang balas dendam klub. Misalnya saja, saat dikerjai di kandang lawan, klub jadi berpikir untuk membalas saat di kandang. Itu sama saja kembali ke era dulu,” tambah Manajer Persepar, Feky Pangendaheng. (wig/wse/twu)

Matangkan Formasi Alternafif JEDA Kompetisi yang lumayan lama ini terus dimanfaatkan Edy Paryono untuk meramu formasi PSIS yang dipastikan kehilangan tiga pemain pilarnya saat menjamu Persepar Palangkaraya, 17 Febuari nanti. Menurutnya, jeda pertandingan yang cukup lama ini akan dipergunakan untuk eksperimen formasi maupun komposisi pemain. Setelah itu, baru ia akan mematangkan strategi untuk menghabisi Persepar di hadapan ribuan pendukung setia PSIS. “Di waktu yang ada ini kami mencoba berbagai kemungkinan format maupun komposisi pemain yang nanti akan kami gunakan. Dan sekaligus memoles pemain supaya tidak canggung saat bermain, terutama pemain muda dan jarang dimainkan,” ujar Edy Paryono usai melatih di Stadion Jatidiri, kemarin sore. Selain itu, pria yang kerap disapa EP ini sedikit memperuncing sektor depan supaya bisa menusuk jantung pertahanan lawan dan

mencetak gol. “Sektor depan juga menjadi evaluasi setelah bermain di Magelang. Jadi, kami harus sedikit menggodoknya kembali,” lanjutnya. Kendati demikian, EP belum memastikan format dan pemain yang akan digunakan melawan tim berjuluk Rangkong Borneo tersebut. Ia masih akan melihat kondisi para pemainnya hingga menjelang pertandingan nanti. “Saat ini belum pasti. Ya, kami harus melihat kondisi pemain dan kebutuhan startegi yang akan kami terapkan,” ucapnya lagi. Pada kesempatan latihan yang digelar kemarin sore, pelatih berkacamata minus ini memberi suguhan game. Yakni para Pemain dibagi menjadi dua tim untuk bertanding. “Disamping sedikit memasuki wilayah strategi, latihan seperti ini kami gunakan untuk melihat kondisi pemain dan komposisi di setiap sektor,” imbuh EP. (wse/twu)

HARSEM/INDRA PRABAWA

Khusnul Yakin menjadi alternatif juru gedor pengganti Borges

keterangan akan menggaet pemain Arema yang berada di sektor mana. Mengingat, sebelumnya EP mengaku membutuhkan amunisi di benteng pertahanan. Menurut informasi yang terhimpun, tujuh pemain Arema Indonesia yang turun dalam kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI), secara resmi mengajukan surat pengunduran diri. Di antaranya adalah Noh Alam Shah, Leonard Tupamahu, M Ridhuan, Esteban Guillen, Sunarto, dan Ahmad Amiruddin. Sementara itu, manajemen PSIS belum memberikan sinyal mengenai rencana itu. Rumor eksodus pemain Arema dan diminati PSIS memang menjadi isu yang berkembang lantaran berada dalam satu konsorsium (Ancora). Pjs GM Teknik Budi Santoso menegaskan, saat ini manajemen fokus membenahi tim dalam kapasitas umum. “Kami belum melakukan rapat untuk ke arah itu. Yang jelas, kami menunggu rekomendasi pelatih, Pak Edy diberi kekebasan untuk menentukan sesuai dengan kebutuhan tim,” tandasnya. (twu)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.