19 Juni 2014

Page 12

12

MELAWI MEMBANGUN

RAKYAT KALBAR Kamis, 19 Juni 2014 LABOH JU

DPT Pilpres Melawi Berkurang NANGA PINOH. Menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) Tahun 2014, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Melawi telah menetapkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilpres tahun 2014 sebanyak 152.330 orang. Jika dibandingkan dengan DPT Pemilu Legislatif (Pileg), jumlah tersebut mengalami penurunan. DPT Pileg lalu berjumlah 152.650, turun menjadi 152.330 orang pada DPT Pilres, ungkap Ketua KPU Melawi, Yovinus, Rabu (18/6). Menurut Yovinus, terjadinya penurunan jumlah DPT Pilpres dibandingkan DPT Pileg, disebabkan adanya pemilih yang meninggal, alih status, data ganda kabupaten dan ganda provinsi. Sebelum DPT Pilres tersebut ditetapkan oleh KPU, sudah dilakukan pemutakhiran data pemilih, ucapnya. Sementara mengenai apakah masih ada kemungkinan terjadinya pengurangan jumlah DPT yang telah ditetapkan oleh KPU, menurut Yovinus, pihaknya belum bisa memastikan, tergantung dari rekomendasi Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). Ndak tahulah, yang pasti kalau ada rekomendasi Panwas, selalu kami tindaklanjuti, ujarnya. Selain itu, penurunan tidak hanya pada jumlah pemilih, namun jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS). Saat Pileg TPS berjumlah 546, sementara pada Pilres mendatang turun menjadi 514 TPS. Penurunan jumlah TPS ini memang diminta oleh Undang-undang dan Peraturan KPU untuk melakukan regrouping, karena jumlah pemilih per TPS maksimal 800 orang, ucapnya. Yovinus mengungkapkan, pengurangan jumlah TPS tersebut terjadi di semua kecamatan, bahkan pengurangan jumlah TPS yang terbesar berada di wilayah Kecamatan Nanga Pinoh. Akibat pengurangan jumlah TPS tersebut, sehingga ada desa yang hanya memiliki satu TPS pada pelaksanaan Pilpres mendatang. (aji)

Puskesmas Nanga Pinoh Targetkan Akreditasi Nasional NANGA PINOH. Selama kepemimpinan dr Sien Setiawan, Puskesmas Nanga Pinoh telah meraih predikat puskesmas terbaik ke-5 se-Kalbar. Tak puas sampai disitu, lulus sertifikasi tingkat nasional jadi target berikutnya. Target tersebut disampaikan Kepala Puskesmas Nanga Pinoh, dr Sien Setiawan disela-sela Lokakarya Mini tentang Akreditasi Nasional Puskesmas Tahun 2014 di Ruang Pertemuan Puskesmas Nanga Pinoh, Rabu (18/6). Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, kepala desa, seluruh tenaga medis baik dari Polindes dan Pustu se-Kecamatan Nanga Pinoh. dr Sien Setiawan mengatakan, tujuan lokakarya mini ini supaya ke depan Puskesmas Nanga Pinoh bisa meraih prestasi yang lebih bagus lagi, serta bisa mendapatkan predikat terakreditasi secara nasional. Menurut Sien, upaya-upaya yang dilakukan untuk meraih akreditasi, pada tahun 2014

Puskesmas Nanga Pinoh memiliki program unggulan, yaitu program Puskesmas Peduli Anak Sekolah. Kata Sien, hal itu sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan kredit poin akreditasi nasional, karena salah satu syaratnya puskesmas harus memiliki program unggulan. Kata Sien, program anak sekolah ini menjadi pilihan karena jumlah anak sekolah banyak, sementara para guru dihadapkan dengan sejumlah permasalahan. Contohnya anak SD sekarang sudah ada yang suka merokok, ngelem. Sedangkan untuk siswa SMP dan SMA sudah mengenai pornograďŹ . Bahkan, ada sekolah yang gurunya sudah kewalahan mengurus anak didiknya, karena siswanya sudah mengenal pergaulan bebas dan narkoba. Untuk mengatasi persoalan tersebut, kami melihat jajaran kesehatan yang harus turun tangan. Apalagi sudah banyak kasus hamil dini, karena adanya pergaulan bebas, ungkapnya.

Apalagi saat ini, berdasarkan data di Dinas Kesehatan Melawi, kasus HIV/AIDS di Melawi sudah mengkhawatirkan. Sementara pada usia SMP dan SMA rawan akan tertular penyakit tersebut, karena pada usia tersebut lagi senang-senangnya mencari jati diri, sehingga mudah terjerumus pada pergaulan dan seks bebas. Sedangkan Camat Nanga Pinoh, Aimolnija mengapresiasi upaya Puskesmas Nanga Pinoh yang telah melaksanakan lokakarya mini. Menurut Aimol, untuk setingkat kecamatan, program seperti itu memang perlu, karena tidak banyak UPT yang menyelenggarakan kegiatan seperti itu. Lokakarya mini ini tentu tujuannya untuk mengevaluasi terhadap program-program yang telah dilaksanakan pada tahun lalu, untuk menjadi acuan pada pelaksanaan program tahun depan, ucapnya. Karena itu, berharap kepada semua pihak mari meningkatkan apresiasi diri

untuk mendukung program kesehatan di desa masing-masing. Karena ini merupakan salah satu program induk Pemerintah Kabupaten Melawi, yaitu Melawi Sehat. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi, Simson mengatakan, ada beberapa program prioritas yang akan dilaksanakan dalam rangka melaksanakan kegiatan untuk mensukseskan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sehingga kegiatan lokakarya mini yang diselenggarakan oleh Puskesmas Nanga Pinoh, kami fokuskan untuk mensosialisasikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), ungkapnya. Saat ini sudah ada aturan baru dalam pengelolaan dana BPJS, karena sudah ada peraturan yang baru terkait pengelolaan dana BPJS, sehingga pelayanan kesehatan bisa lebih dimaksimalkan. Bahkan, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi ke semua kecamatan dan puskesmas se-Kabupaten Melawi. Ia berharap, pelayanan prima dalam mensukseskan

pelayanan kesehatan nasional bisa terlaksana. Karena itu diperlukan dukungan dari semua pihak, baik dari tokoh masyarakat, kader posyandu, PKK dan sebagainya, tuturnya. Dikatakannya, dalam pelayanan kesehatan, Puskesmas Nanga Pinoh memang dirancang oleh Dinas Kesehatan untuk menjadi pilot project, terutama dalam akreditasi. Karena dengan puskesmas terakreditasi, nantinya bisa menjadi Badan Pelayanan Umum. Kami berharap pada tahun 2016, semua puskesmas sudah Badan Layanan Umum, dalam rangka efektivitas pelayanan BPJS, ujarnya. Dijelaskannya, dengan adanya peraturan baru tersebut, pengelolaan dana BPJS akan dikelola oleh bendahara umum daerah, tapi sayangnya dana tersebut belum bisa dimanfaatkan, karena belum adanya perangkat hukum untuk pengelolaan dana BPJS. Walaupun belum ada dana, namun pelayanan BPJS sudah diberikan sejak Januari 2014 lalu, ucapnya. (aji)

Jual Makanan Tidak Layak Bisa Dipidana Nanga Pinoh. Saat bulan Ramadan, berbagai macam makanan dijual. Tapi ingat, pedagang bisa saja dituntut pidana jika menjual makanan yang tidak layak konsumsi. Hal ini sesuai dengan Undang ‒ undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Konsumen telah dilindungi oleh undang-undang. Kalau ada yang tidak puas terhadap barang yang dibeli bisa saja minta ganti rugi, kalau tidak diindahkan, bisa dilakukan gugatan hukum, tegasnya, kata salah seorang pengusaha

kluner Melawi, Hendi,. Hendi menguraikan lebih detail isu NN No 8/1999. Dia mengatakan, dalam Undang-undangan Perlindungan Konsumen sangat jelas sanksi yang diberikan pada pedagang yang nakal. Yakni sanksi perdana dan pidana. Sanksi pidana berupa ancaman penjara 5 tahun atau denda Rp 2 miliar, dan penjara 2 tahun atau Rp 500 juta. Sanksi perdata berupa ganti rugi dalam bentuk pengembalian uang, penggantian barang, perawatan kesehatan dan pemberian santunan. Na-

mun. perlu diingat kata Hendi, ganti rugi diberikan dalam tenggang waktu 7 hari setelah tanggal transaksi. Sanksi administrasi ini maksimal bisa Rp 200 juta melalui BPSK, ujarnya. Adanya sanksi, ulas Bambang sebagai efek adanya tanggung jawab pelaku usaha. Terdiri dari pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan kerugian konsumen akibat mengkomsumsi dagangan. Kemudian ganti rugi dapat berupa pengembalian uang,

bisa juga penggantian barang, kalau sampai konsumen sakit pedagang berkewajiban memberi perawatan kesehatan dan pemberian santunan. Pemberian ganti rugi dalam waktu 7 hari setelah tanggal transaksi. Tapi perlu diingat pemberian ganti rugi tidak menghapuskan tuntutan pidana. Tapi, apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen, maka sanksi tidak berlaku apabila, ulas Bambang. Hingga itu Bambang menyarankan agar pelaku usaha

menjalankan kewajibannya. Berupa beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya, memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi barang. Serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan. Lalu memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. Menjamin mutu barang yang diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang yang berlaku. Memberi kesempatan kepada konsumen

untuk mencoba barang tertentu, serta memberi jaminan barang yang diperdagangkan. Memberi penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang yang diperdagangkan. Termasuk memberi kompensasi apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian, ulasnya. Tapi ingat tegasnya, bukan hanya pelaku usaha yang memiliki kewajiban, dalam Undangan-undang Perlindungan Konsumen, pihak konsumen pun memiliki kewajiban. Yakni

membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang demi keamanan dan keselamatan. Kemudian, beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati. Dan mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut. Dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen, antara konsumen dengan pelaku usaha samasama memiliki kewajiban. Ini harus dipatuhi bersama, pungkasnya. (aji)

SINTANG RAYA

Patung Kuno di Sungai Melawi Diperkirakan Peninggalan Hindu

Stadion Baning Sintang masih dalam proses pembangunan tribun. Sudah lebih dari satu tahun proyek ini tak kunjung selesai sejak direhab 2013 lalu. SUHARDIN

Proyek Stadion Tak Kunjung Tuntas SINTANG-RK. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sintang melakukan peng alihan konstruksi atau speck pembangunan Stadion Baning di tahun 2014 ini. Konstruksi yang semulanya direncanakan baja dialihkan ke beton. Pengalihan konstruksi ini dengan dalih penghematan anggaran. Dengan dialihkannya dari baja ke beton kita dapat menghemat anggaran. Dana yang semula hanya cukup untuk penyelesaian tribun dapat kita bagi hingga penyelesaian pagar, ujar Ir Murjani MT, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sintang, Selasa (17/6). Hanya memang, Murjani tidak merincikan selisih dana dari pengalihan baja ke beton. Alasannya lupa. Kalau soal itu (selisih dana dari baja ke beton) saya lupa. Menyangkut nominal sulit diingat. Banyak pekerjaan lain yang sedang ditangani, ucapnya. Namun ia memastikan pembangunan stadion dapat terselesaikan di tahun 2014 ini. Dana sekitar Rp6 miliar telah dialokasikan untuk penyelesaian tribun dan pagar. Kemungkinan besar 2015 stadion sudah bisa difungsikan. Mudah-mu-

dahan tidak ada kendala, ujar Murjani. Ditambahkan Murjani, perencanaan pembangunan stadion tidak hanya sampai tribun dan pagar. Ke depan pembangunan pagar direncanakan lebih modern, sehingga bisa difungsikan untuk kursi penonton layaknya tribun. Pagar akan dibangun menggunakan beton. Nantinya bisa digunakan untuk duduk penonton. Bedanya dengan tribun utama, tempat duduk ini tidak menggunakan atap, jelasnya. Agar multi fungsi, lanjut Murjani, di sekeliling pagar beton akan dibuat petak seperti kios untuk para pedagang berjualan. Kios-kios ini akan dibuat sepanjang pagar. Kalau ada kegiatan seperti pameran, kios-kios ini bisa kita gunakan, ucapnya. Perencanaan Asal-asalan Anggota DPRD Sintang Wiwin Erlias mengaku belum mengetahui bila ada perubahan konstruksi dari baja ke beton, terhadap pembangunan Stadion Baning Sintang. Dinas PU selaku penanggungjawab serta instansi teknis terkait proyek itu belum ada melakukan koor-

dinasi ke DPRD Sintang. Belum ada informasi ke dewan terkait perubahan itu. Saya saja baru mengetahuinya sekarang, kata Wiwin. Diungkapkannya, bila memang terjadi perubahan konstruksi dari baja ke beton, menandakan perencanaan terhadap proyek tersebut kurang matang. Sejatinya, pelaksanaan proyek sesuai dengan perencanaan awal. Kalau memang perubahan dari baja ke beton menghemat dana, harusnya dimulai sejak perencanaan. Bagi kita tidak masalah asalkan manfaatnya jelas, ucapnya. Wiwin menilai perencana maupun pelaksana proyek tersebut kurang matang. Sudah lebih dari satu tahun rehab stadion tak kunjung rampung. Apalagi pernah dijanjikan berulang kali bila stadion akan rampung dalam waktu dekat, namun fakta di lapangan masih jauh dari harapan. Harapan kita pembangunan stadion ini cepat selesai. Jangan ada pembohongan kepada masyarakat. Janji dalam waktu dekat akan selesai, tapi sudah sekian lama ini tak kunjung selesai, kesalnya. (din)

S INTANG -RK. Sungai Melawi punya cerita tersendiri bagi Kodimus, 35. Mencari kerang menemukan benda kuno. Warga RT 4/RW 3, Kelurahan Ladang, Kecamatan Sintang itu tak menyangka di dasar sungai tersebut menyimpan misteri peninggalan masa silam. Secara kasat mata, benda tersebut berupa patung terbuat dari batu yang menyerupai manusia. Ia duduk dengan badan dililit sejenis ular berwarna kuning. Lilitan ular tersebut diperkirakan terbuat dari emas. Di bagian perut berles warna merah. Berat benda tersebut sekitar enam kilogram, dengan tinggi 30 cm dan lebar 12 cm. Benda itu diperkirakan arca peninggalan Agama Hindu. Penemuan patung itu pada 18 Maret silam. Saat itu air Sungai Melawi surut. Pendangkalan membuat permukaan air di tepi sungai berubah menjadi hamparan pasir. Banyak warga setempat menjadikan sungai sebagai tempat rekreasi dadakan atau lokasi mandi saat itu. Sementara Kodimus pada petang itu, sekitar pukul 15.30, beranjak dari rumah menuju sungai berniat mandi sekalian mencari kerang. Begitu tiba di sungai, Kodimus langsung melakukan pencarian kerang. Tidak ada persiapan istimewa saat berangkat dari rumah. Tepian sungai langsung disusuri. Berharap bisa mendapatkan barang yang dicari (kerang). Keasyikan mencari kerang harus terhenti begitu kaki Kodimus menyentuh benda keras yang tertanam di pasir, persis saat berada di bawah Jembatan Melawi. Penasaran, tangan Kodimus mulai bekerja, menggali benda yang sudah disentuh. Benda yang terkubur di

Bongkahan batu berbentuk patung yang ditemukan Kodimus di bawah Jembatan Melawi. SUHARDIN dalam pasir akhirnya terlihat. Benda itu sebuah batu berwarna hitam. Bukan kerang. Kodimus sempat terkejut dan tidak menyangka kalau benda yang ditemukan itu batu berukir. Begitu dibersihkan di sungai, ukiran di batu terlihat jelas. Yakni berupa perawakan pria berbadan kekar duduk dengan badan penuh lilitan ular. Lilitannya berwarna kuning. Kemudian di bagian perut berles merah. Kodimus mencoba menilai kalau batu yang sudah ditemukannya merupakan arca. Namun perlu keahlian untuk memastikan lebih lanjut. Yang jelas batu ini diukir bukan di masa sekarang, kata Kodimus, Selasa (17/6) malam saat ditemui di kediamannya. Sekalipun tak mempunyai keahlian di bidang arkeologi, tapi Kodimus berani menaksir kalau benda yang ditemukan dibuat bukan

dari batu Kalimantan atau Sintang. Pasalnya terpendam di dalam pasir tetapi tak berlumut. Kemudian bila batu lokal (Sintang) jika diukir atau dipahat bisa pecah. Penilaian itu berangkat atas pengalamannya sebagai tukang bangunan. Kalau batu asal Sintang kita bisa lihat di bukit Labu. Bentuk dan jenisnya berbeda, kata dia. Bila dilihat secara kasat mata, benda yang didapat Kodimus memang sebongkah batu utuh. Berwarna hitam. Persis dengan batu pada bangunan candi Borobudur. Kini, benda itu sudah hampir tiga bulan tersimpan di rumah Kodimus, sejak ditemukan. Namun bapak dari tiga orang anak ini lebih banyak merahasiakan atas benda yang sudah ditemukan. Tetangga sekeliling tempat tinggal tak pernah diberitahu. Kecuali keluarga dekat. Tetapi masih terbatas pada keponakan. Lambat laun informasi

temuan benda mirip arca mulai menyebar atas inisiatif keponakan Kodimus. Hingga berita penemuan itu menarik minat kolektor barang antik di Sintang. Dua orang sudah pernah datang ke rumah. Menawar ingin mengambil, kata Kodimus. Calon kolektor pertama datang belum pada tahap menawarkan harga pembelian. Tetapi sudah menunjukkan ketertarikan usai diperlihatkan batu berukir yang ditemukan. Tidak ada kesepakatan antara calon kolektor dan Kodimus. Kemudian kembali datang calon kolektor yang berbeda. Hanya harga yang ditawarkan tidak membuat Kodimus bergeming untuk melepas batu itu. Sempat menawar Rp6 juta calon pembelinya. Mungkin belum cocok saja, maka saya lebih memilih untuk tetap disimpan, kata dia. Kendati demikian Kodimus tetap memberi sinyal melepas batu mirip arca yang ditemukan kepada pihak manapun. Alasannya sederhana. Tak tahu manfaat barang tersebut. Kini masih disimpan hanya karena belum menemukan orang yang dinilai benarbenar berminat. Menurut Kodimus, anaknya yang berusia tiga tahun seperti tidak ingin lepas dari batu yang ditemukannya. Di mana saat mau tidur harus diletakkan batu itu di depan wajahnya. Bila sudah melihat, selalu senyum dan baru bisa tidur. Ini aneh juga. Padahal anak saya agak penakut, terangnya. Satu rasa penasaran Kodimus yang belum terungkap. Lilitan ular pada arca itu yang berwarna kuning, emas atau bukan? Selain itu, sejak menyimpan benda itu ia selalu didatangi mimpi baik. (din)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.