HaluanKepri 27Apr13

Page 13

Natuna

Sabtu, 27 April 2013

13

Dirut PDAM Dituntut Mundur RANAI (HK) — Sejumlah karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Ranai menuntut Direktur Utama PDAM, Adi Candra mundur dari jabatannya, sebab mereka merasa dianakktirikan. Fathurahman Liputan Natuna Tuntutan disampaikan kepada Bupati Natuna, Ilyas Sabli di Kantor Bupati Natuna, Kamis (25/4). “Kami merasa kesal atas perlakuan Pak Dirut, ketika kami punya keperluan terus minta bantu kepada perusahaan tapi tidak diberi tapi kalau orang luar yang perlu bantuan perusahaan dengan gampang Pak Dirut memberikan bantuan berupa pinjaman,” kata salah seorang karyawan sehari setelah menyampaikan tuntutannya kepada Bupati Natuna. Ia bahkan mencontohkan salah seorang karyawan yang sakit namun tidak mendapatkan perhatian dari perusahaan. Hal ini merupakan salah satu pemicu hingga mereka menuntut direktur mundur dari jabatannya. Menanggapi hal tersebut, Bupati Natuna, Ilyas Sabli mengatakan, sesungguhnya kesalahan yang dilakukan Dirut PDAM tersebut belum memenuhi syarat untuk diberhentikan. Sebab member-

hentikan dan mengangkat seseorang tidak bisa dilaksanakan begitu saja, melainkan ada aturan sebagaimana diatur dalam peraturan daerah. Ketika ditanya, apakah Pemerintah Kabupaten Natuna hendak mempertahankan keberadaan Dirut PDAM tersebut Bupati Ilyas mengatakan, pihaknya tetap mempertahankan posisi dirut. Bupati Ilyas mengatakan, pemerintah saat ini sedang melakukan berbagai upaya pendekatan kepada seluruh karyawan agar segera kembali bekerja sebagaimana biasanya. Ilyas juga mengatakan, masa jabatan Direktur Utama PDAM itu tinggal beberapa bulan lagi akan berkahir, jadi para pekerja tidak perlu menuntut direktur mundur dari jabatan. “Toh juga masa jabatan daripada Dirut PDAM sebentar lagi berakhir, bulan September 2013 ini masa jabatannya sudah habis jadi tinggal sebentar lagi,” ujarnya. Ia berharap, agar karyawan segera kembali bekerja sebagaimana biasanya agar pelyanan air bersih kepada

DOK

TAPAL BATAS — Ini adalah tiang penunjuk tapal batas laut di Perairan Subi yang dibangun Belanda sekitar tahun 1800, hingga saat ini masih kokoh berdiri.

warga tetap jalan, “ya kami berharap, agar mereka segera kemabali bekerja, agar pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan, ya semestinya semuanya bisa bersabar, sebab semuanya akan kita benahi sebaik mungkin,” pungkasnya. ***

40 Personil Satpol PP Ikuti Diklat di Bandung RANAI (HK) — Sebanyak 40 anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Natuna akan mengikuti pendidikan kedisiplinan dan kepemimpinan di Bandung dalam waktu dekat ini. Demikian disampaikan Kepala Kantor Satpol PP Natuna, HM Subandi, Jumat (26/4). Kata Subandi, para personil akan mengikuti pelatihan di pusat pendidikan (Pusdik) di Ranca Upas Bandung. Diharapkan para personil dapat meningkatkan mental dan kinerja sebagai penegak peraturan daerah (Perda). “Rencananya Minggu (28/4) besok kita berangkat menggunakan kapal Bi-

naya dari Natuna menuju Jakarta,” ujar Subandi. Sebagai bekal selama mengikuti pelatihan di Bandung nanti, Subandi mengajak 40 anggotanya untuk berlatih di Pasukan Khas (Paskhas) Ranai, mulai dari persiapan fisik, pengenalan pada senjata militer serta pelatihan mental, disiplin dan bertanggung jawab dalam tugas. “Sebagai bekal, kami kemarin bekerjasama dengan Paskhas Ranai untuk memberikan pengarahan serta masukan mengenai hal-hal menyangkut tugas pokok aparat keamanan baik itu TNI maupun Satpol PP. Apa lagi kami yang berada di pulau perbatasan

ini,” Paparnya. Menyangkut tugas pokok Satpol PP, Subandi lebih menegaskan kepada pasukannya untuk bisa bekerja secara profesional, bijak sana dan arif dalam melayani masyarakat. Disamping itu, harus sigap tanggap terhadap kemelut dan persoalan yang ada di dalam daerah. “Ya mereka harus bisa tanggap terhadap persoalan serta gejolak yang ada di dalam daerah agar persoalan itu tidak melebar dan membesar. Satpol PP harus bisa berperan aktif dalam hal ini demi terciptanya keamanan, ketertiban dan kenyamanan,” Pungkasnya.(leh)

Kampung Tanjung Batu Belum Dialiri Listrik RANAI(HK) — Kampung Tanjung Batu Rt 10 RW 02 Kecamatan Pulau Laut hingga kini belum dialiri listrik. Padahal kampung yang dihuni sekitar 22 kepala keluarga tersebut merupakan pintu keluar masuk masyarakat Pulau Laut. Ketua KNPI Kecamatan Pulau Laut, Bambang Erawan mengatakan, kampung Tanjung Batu merupakan pusat ibu kota Kecamatan Pulau Laut. Dimana di kawasan kampung tersebut banyak berdiri bangunan perkantoran termasuk Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Pulau Laut. Akan tetapi sejak listrik masuk ke Pulau Laut sekitar tahun 2010 akhir, kampung Tanjung Batu belum juga mendapat aliran listrik. “Bagaimana mau mendapat aliran listrik, jaringan listrik saja tidak sampai ke kampung Tanjung Batu. Padahal hanya sekitar 1500 meter lagi dari jaringan listrik yang ada di saat ini, namun pihak Perusahaan Daerah belum mau memasang jaringan baru,” ungkap Bambang kepada Haluan Kepri, Jumat (26/4). Bambang menjelaskan, selama ini warga yang tinggal di kampung Tanjung Batu mendapatkan pasokan lis-

trik dari mesin genset milik sendiri. Akan tetapi bagi warga yang tidak mempunyai mesin genset terpaksa menggunakan lampu minyak. “ ironis sekali, padahal pintu keluar masuk di Pulau Laut adalah kampung Tanjung Batu, tetapi fasilitas listrik belum ada juga,”keluhnya. Bambang berharap, tahun 2013 ini, Pemerintah Kabupaten Natuna melalui Perusahaan Daerah untuk segera membangun jaringan listrik

ke kampung Tanjung Batu. Sebab masyarakat di wilayah ini saat ini sudah mulai resah dengan tidak adanya perhatian serius dari pemerintah. “kasian warga di sana (kampung Tanjung Batu), tidak pernah merasakan fasilitas listrik yang cukup seperti masyarakat yang ada di kampung sebelah. Padahal samasama masyarakat Pulau Laut dan sama-sama menjadi penduduk Indonesia yang berada di Pulau perbatasan,” papar

Bambang. Padahal kata Bambang, pelabuhan yang ada di Tanjung Batu merupakan pusat dimana kampal nelayan berlabuh. Ketika di kampung ini ada fasilitas listrik, maka peluang usaha masyarakat akan berkembang. “contoh, kalau listrik ada, masyarakat bisa usaha es batu, dimana nelayan akan sangat membutuhkan pasokan es batu untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan,”pungkasnya.***

FATHURAHMAN

KUE Bakpia masih menjadi kue favorit bagi sebagian masyarakat Natuna karena rasanya enak. Tampak pedagang kue bakpia tengah memajang dagangannya.

Koperasi Ahmadi Paling Tua di Indonesia RANAI (HK) — Pada 1906 didirkanlah sebuah koperasi yang diberi nama Syerkah Ahmadi (Koperasi Ahmadi). Koperasi ini didirkan sebagai salah satu penunjang kesejahteraan Kerajaan Lingga Riau pada waktu itu. Syerkah (koperasi) Ahmad ini didirikan berdasarkan inisiatif kerajaan Riau Lingga di Pulau Mida untuk membuka pusat budidaya pohon kelapa pada 1895. Hal ini dimaksudkan untuk menambah Pendapatan Asli (PAD) bagi kerajaan Riau Lingga. Dan untuk memudahkan masyarakat pekebun dan pemerintah kera-

jaan dalam mengelola dan mengkoordinir dan pemungutan pajak maka didirikanlah sebuag koperasi yang diberi nama Syerkah Ahmadi, yang berfokus pada budidaya kelapa dan sirkulasi hasil kelapa tersebut. Melalui Koperasi ini, kerajaan setiap tahun memungut pajak hasil kopera yang dijual keberbagai wilayah

yang ada di Pulau Tujuh, terutama sekali hasil kopera dan hasil bumi lainnya yang diekspor ke Singapura. Waktu itu, wilayah Pulau Tujuh (Kabupaten Natuna), merupakan pusat pengahasil kelapa kering terbesar di Kerajaan Riau Lingga, sehingga bermunculanlah syerkah-syerkah yang tersebar di wilayah Pulau Tujuh seperti Syarikat (koperasi) Natoena Co. di Pulau Sedanau yang didirikan sekitar 1900 yang diplopori oleh Amir Raja Idris. Kemudian Syarikat Ahmadi di Midai sekitar 1906 serta Syarikat Terempa (1913) yang juga dikenal dengan Syarikat Maat-

schappailijik kapital. Koperasi Ahmadi yang terdapat di Pulau Midai itu kemudian dinyatakan sebagai koperasi tertua di Indonesia oleh Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta. Namun, kiprah koperasi ini sebagai penunjang kesejahteraan kerajaan dan kesajahteraan masyarakat Pulau Tujuh perlahan-lahan diperlemah oleh penjajah Belanda dengan cara membubarkan Kerajaan Riau lingga.Kemudian kekuasaan atas koperasi tersebut diambil alih oleh Penjajah Belanda. (cw61)

Editor: Niko, Layouter: Mulia Aditya


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.