Haluankepri 25nov13

Page 13

Natuna

Senin, 25 November 2013

13

Perekonomian Natuna Makin Lesu RANAI (HK) — Perekonomian di Natuna mengalami kemunduran sejak beberapa bulan terakhir ini, meski Pemerintah Kabupaten Natuna terus berupaya menggeliatkan perekonomian daerah yang berbatasan dengan Vietnam ini Buyung Liputan Natuna “Mana ada perubahan apa-apa. Begini-begini saja kita. Perekonomian makin sulit. Pasar makin sepi. banyak pun uang APBD kita juga tidak meningkatkan perekonomian warga,” kata Kokom, salah seorang pedagang sayur di Pasar Ranai. Hal senada juga disampaikan warga lainnya Muktar seorang nelayan. Menurut dia, Kota Ranai semakin sepi. Ia mengatakan, musim Mau kerja melaut musim begini juga lebih banyak ruginya. Kita kerja paling cuma dapat untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari,” ujarnya. Tak hanya aktivitas perdagangan yang lesu di pasarpasar maupun pusat pertokoan, namun perbankan juga tampak sepi. Aktivitas di bank-bank hanya meningkat pada saat gajian pegawai atau sedang termin pekerjaan proyek pemerintah. Sementara itu Ketua LSM Forkot Natuna, Wan Syofyan mengatakan, aktivitas perekonomian warga khu-

susnya di Kota Ranai, Kabupaten Natuna sangat ditopang oleh perputaran uang APBD Kabupaten Natuna. Saat itu semua pelaku ekonomi mulai dari usaha kecil hingga sektor perbankan menggeliat. “Perekonomian khususnya di Kota Ranai nyaris hanya ditopang APBD Kabupaten Natuna. Pasar-pasar dan pusat-pusat pertokoan menjadi ramai disaat pegawai sedang gajian atau kontraktor telah menerima pembayaran,” tuturnya. Sofyan mengatakan, pemerintah harus segera ciptakan lapangan pekerjaan, tingkatkan ekonomi kerakyatan, yang ada saat ini sebagian warga menggantungkan hidup dengan memilih menjadi kontraktor penyedia jasa bagi pekerjaan fisik maupun non fisik pemerintah. Sementara warga lainnya memilih menjadi pegawai negeri sipil ataupun tenaga honorer di kantor pemerintah “Ini kan sangat kontradiktif, di satu sisi pemerintah berteriak supaya jangan bangga atau mengejar menjadi honor namun di sisi lain pe-

BUYUNG/HALUAN KEPRI

SEPI PENGUNJUNG — Seorang pedagang di pasar tradisonal Ranai berdiri di belakang barang dagangan sembari menunggu pembeli. Namun belakangan ini mereka mengeluh lantaran sepi pengunjung sehingga omzet juga berkurang. merintah tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan. Masyarakat dituntut

Ferni Merasa Tidak Pantas Terima Bantuan Pemerintah RANAI (HK) — Meski ia tergolong miskin dan hidup sangat sedehana, Ferni (38) warga Puak, Ranai mengaku tidak pernah berharap akan bantuan pemerintah sebab ia merasakan masih ada yang jauh lebih berhak untuk mendapatkan bantuan. Secara akal sehat, Ferni memang sangat layak untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah sebab secara kasat mata kemiskinan Feri tampak jelas. Bagaimana tidak, rumah yang ditempatinya bersama istri dan anaknya hanya berukuran 3x3 meter yang dibangun dengan material seadanya serta isi rumah tersebut pun berisikan peralatan rumah tangga yang sangat sederhana. Selain itu, bukti kemiskinan Ferni adalah dari segi pekerjaan dan pendapatannya yang serabutan, ia tidak memiliki pekerjaan tetap,

kalau pun ada pekerjaan tetapnya hanya menjadi tukang pecah batu yang penghasilannya tidak tetap. “Ya beginilah rupa gubuk kami mas, dan memecah batu inilah yang jadi pekerjaan kami sehari-hari, tapi ndek hallah (tak masalah,red) asal ada kegiatan aja,” kata Ferni. Dengan keadaannya yang seperti itu ia menanggung kehidupan seorang istri dan dua orang anaknya dan anaknya yang pertama kini sudah duduk di bangku sekoah dasar. Namun demikian, Ferni mengaku tidak pernah sedikitpun berharap bantuan dari pemerintah hingga saat ini, sebab ia mengaku tidak pantas untuk mendapatkan bantuan tersebut. Dikatakannya, banyak yang ia saksikan di Ranai orang-orang yang lebih pantas mendapatkan bantuan pemerintah, seperti orangorang tua sudah sepuh (jom-

po) yang mana mereka sudah tidak kuat lagi bekerja untuk mencari rezeki. Bahkan katanya lagi, banyak sekali kaula muda yang masih belum memiliki pekerjaan dan penghasilan yang cukup di Ranai untuk mengembangkan kehidupannya ke depan. Menurut Ferni, merekamereka itu sangat jauh lebih pantas diberikan bantuan oleh pemerintah sebab menurutnya mereka itu jauh lebih membutuhkan bantuan ketimbang dirinya. “Waduh, begini aja bang, kalau saya tak pantas untuk dibantu oleh pemerintah bang, sebab banyak sekali orang masing butuh bantuan. Saya merasa tak enak kalo saya dibantu terus orang-orang yang lebih lemah dari saya tidak di bantu. Jadi saya belum merasa pantas untuk dibantu, kan saya masih kuat mecah batubatu ini bang,” pungkasnya tersenyum.(cw61)

untuk berwirausaha namun ditengah lesunya perekonomian seperti ini sama saja

bunuh diri. Warga diminta bertani namun ketersediaan sarana produksi hingga ke

pemasaran tidak terjamin, maka dari itu pemerintah harus ciptakan lapangan pe-

10.445 e-KTP Belum Disalurkan RANAI (HK) — Penyaluran eKTP di Kabupaten Natuna belum selesai dibagikan. Pasalnya, sisa penyaluran e-KTP tersebut masih menunggu selesainya pengiriman dari pusat. Sementara ini, jumlah penerima e-KTP di Kabupaten Natuna sebanyak 37.941 yang sudah disalurkan kepada warga Natuna. Sedangkan jumlah keseluruhan penerima e-KTP yang telah direkam sebanyak 48.386 ribu orang. “Jumlah penerima e-KTP yang terekam di Kabupaten Natuna sebanyak 37.941 ribu

yang sudah tersalurkan,” tandas Kabid Pendataan Kependudukan Disdukcapil Kabupaten Natuna, Trisulo Varianto, SE. Sabtu (23/11). Ia mengakui, pihaknya masih menunggu datangnya e-KTP dari sisa yang belum tersalurkan. Sekitar 10.445 ribu penerima e-KTP warga Natuna yang belum terdistribusikan menyusul penyaluran dari pusat tidak secara keseluruhan. “Warga Natuna belum semua yang menerima e-KTP karena dari pusat belum da-

tang juga atau bisa jadi pencetakannya belum selesai. Biasanya kalau datang dari pusat pasti diinfokan ke kami, selanjutnya baru kami ambil dan segera disalurkan,” paparnya. Dikatakan Trisulo, sistem penyaluran e-KTP di Kabupaten Natuna dilakukan oleh pihak RT dengan cara terjun langsung ke lapangan. Artinya e-KTP tersebut diserahkan langsung kepada warga. “Jadi, untuk mempercepat penyaluran kami bekerjasam dengan Desa untuk

turun langsung ke masyarakat membagikan e-KTP nya,” ungkapnya. Trisulo berharap agar eKTP tersebut segera disalurkan oleh pusat. Ia mengatakan belum ada info lagi dari pemerintah pusat, namun pihaknya selalu koordinasi dengan pemerintah pusat. Diharapkan pemerintah pusat secepatnya menyalurkannya, sehingga semua bisa disalurkan sesuai sebab banyak warga yang belum mendapatkan e-KTP bertanya-tanya.(Cw85)

BUYUNG/HALUAN KEPRI

FATURAHMAN/HALUAN KEPRI

INILAH gubuk reot milik Ferni sekeluarga berukuran 3x3 dengan dinding papan yang mulai lapuk dan beratapkan daun rumbia. Meski kondisinya sangat memprihatinkan namun ia tidak terlalu berharap bantuan dari pemerintah.

kerjaan, setidaknya dapat mengatasi pengangguran,” pungkas Syofyan. ***

ISMAIL dan beberapa nelayan sedang duduk di tempat pelelangan ikan sembari membaca koran Haluan Kepri.

Guru Keluhkan Aturan RANAI (HK) — Dengan adanya aturan yang mengharuskan para guru untuk senantiasa bersikap lembut terhadap siswa, maka banyak guru yang mengeluhkan kurang leluasa dalam mengajar siswanya. Demikian dikatakan Usman, salah seorang guru di Bunguran Tengah, Minggu (24/11). Usman mengatakan, dengan adanya aturan yang baru ini para guru tidak boleh lagi berlaku sedikit kasar dan bahkan tegas sebab hal itu melanggar aturan. “kalau sekarang kan kita mesti lemah-lembut saja dalam mengajar, lebih dari itu tidak boleh,” katanya. Hal ini tentunya dinilai kurang menguntungkan

bagi dunia pendidikan itu sendiri sebab disamping murid tersebut memerlukan sikap yang lemah lembut dalam belajar mereka juga sesekali perlu terhadap tindakan yang tegas dari guru mereka. Namun kata Usman, apa hendak dikata, sang guru hanya boleh mengajar dengan cara yang lemah lembut saja, dan sama sekali tidak dibolehkan sedikit keras dan tegas. Susahnya, tambah Usman jika ada siswanya yang sedikit nakal, ia dan kawan-kawannya yang seprofesi sebagai guru selalu bingung untuk meredam kenakalan muridnya tersebut sementara tindakan sang guru telah dibatasi

oleh aturan. Dan hingga saat ini ia mengaku sangat takut untuk melanggar aturan tersebut, sebab jika dilangar ia akan dikenakan hukum pidana dan dijebeloskan ke dalam penjara. “Tapi mau gimana lagi bang, kita takut juga nanti dilaporkan ke polisi kalau kita bertindak keras kepada siswa, jadi serba susah bang,” keluhnya. Namun demikian ia tetap berharap dan berdoa semoga aturan yang berlaku sekarang itu dapat diterapkan dan dan mendapatkan out put yang baik seperti yang ia harapkan, sebab ia yakin semua aturan pasit mengandung kebaikan.(cw61) Editor: Niko, Layouter: Syahril


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.