Haluan 10 September 2012

Page 10

10 SIGAB

SENIN, 10 SEPTEMBER 2012 M 23 SYAWAL 1433 H

LOKASI SELTER DITETAPKAN

Kepala BNPB Syamsul Maarif Berikan Tips Hadapi Bencana PASBAR, HALUAN — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr. Syamsul Maarif, M.Si., Yang Dipertuan Rajo Maulana Paga Alam, memberikan tips-tips dan sugesti kepada masyarakat Kecamatan Sasak Pasaman Barat dalam menghadapi bencana terutama bencana gempa dan tsunami yang sulit diprediksi terjadinya. “Sudah ditakdirkan, kawasan pesisir laut kita memang rawan bencana, tetapi masyarakat jangan takut bencana tsunami. Persiapkan diri dan siaga menghadapi bencana, diantaranya jangan panik ketika terjadi bencana, cari jalan evakuasi yang tidak berdesak-desakan, tingkatkan kualitas bangunan rumah dan gedung Anda. Dan berdoalah kepada Allah agar dijauhi dari bencana tsunami. Tiru negara Jepang dalam cara-cara menghadapi bencana, semangat dan mentalnya tetap kuat dan bangkit meski telah berkali-kali diterjang bencana gempa dan tsunami,” ujar Syamsul Maarif saat bertatap muka dengan tokoh masyarakat Sasak Sabtu, (7/9) di halaman SMPN 1 Sasak Pasbar. Kedatangan Syamsul Maarif di Pasbar didampingi oleh Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim, Bupati Pasbar H. Baharuddin R, Wabup H Syahrul, dan tokoh dan ulama Sumbar H. Bagindo M Letter, Ketua LKAAM Sumbar M. Sayuti Dt Panghulu, Direktur Kedaruratan BNPB Harmen-

syah, Sekda Pasbar Yulrizal Baharin, Kepala BPBD Pasbar Asgiarman, para asisten dan lengkap dengan Muspida serta kepala SKPD di lingkungan Pemkab Pasbar. Menurut Syamsul Maarif, Tuhan tak akan memberikan cobaan kepada hambanya, kecuali manusia itu kuat menahan beban itu. Oleh karena itu penyerahan diri kepada Tuhan sangat penting sekali agar manusia itu selalu siaga. Syamsul merunut sejarah, bahwa di Sumatera dulu ada Kerajaan Barus yang juga hancur disapu tsunami, begitu juga Aceh beberapa tahun silam yang luluhlantak disapu stunami dengan korban ratusan ribu jiwa. Untuk, tidak ada salahnya lembaga adat menggali sejarah itu, dan belajar dari sejarah agar sejarah buruk itu tak berulang lagi. “Caranya adalah mempersiapkan diri, dan betulbetul mohon ridho dari Allah semoga bencana tak terjadi ,disamping berusaha dengan membuat shelter sebagai penyelamatan diri,” Syamsul mengulangi ketegasannya.

Dia menyebut, pemerintah akan membuatkan selter pada titik yang telah disepakati di Sasak. Sama halnya dengan dibuat di Padang dan kawasan kabupaten pesisir pantai lainnya di Sumbar. Anggaran pembuatan selter akan diajukan Pemkab Pasbar melalui BPBD setempat dalam waktu yang tidak lama lagi ke BNPB. “Sekitar 900.000 jiwa masyarakat Sumbar berdiam di kawasan pesisir laut, oleh karena itu kita harus waspada. Kita harus latihan menghadapi bencana, bisa saja sosialisasinya melalui budaya silat, randai, dan peran ninik mamak, alim ulama. Yang tujuannya agar masyarakat paham kiat-kiat menghadapi bencana jika terjadi,” kata Syamsul Maarif. Di samping itu, Syamsul juga berpesan, sebagai daerah rawan bencana terutama gempa, tsunami, kualitas bangunan rumah, gedung juga harus diperhatikan. “Selama ini kita lihat bagi kualitas bangunan yang bagus tidak hancur kena gempa, oleh karena itu tolong perhatikan kualitas bangunan rumah agar selamat dari gempa,” ajak Jenderal bintang tiga TNI ini. Tingkatkan Kepedulian Sementara itu Wagub Sumbar Muslim Kasim menyebutkan, terkait dengan kesiagaam menghadapi bencana itu, yang diperlukan adalah kepedulian sosial sebelum maupun saat bencana terjadi. “Kalau kita siap dan waspada terhadap ben-

Indonesia Timur Rawan Tsunami JAKARTA,HALUAN — Kementerian Riset dan Teknologi RI melansir, Indonesia bagian timur juga memiliki potensi gempa bumi yang besar. Menurut catatan seorang geolog dan mineralog Jerman bernama Arthur Wichmann dalam buku The Earthquake of the Indian Archipelago, serentetan peristiwa gempa besar dan tsunami telah terjadi di wilayah timur Indonesia dalam kurun waktu 1600-1800an. Menurut Ron Harris, ilmuwan geologi Brigham Young University US, berdasarkan catatan sejarah kegempaan di buku itu, gempa berkekuatan besar umumnya terjadi dalam siklus 150-200 tahunan. Jika melihat catatan sejarah tersebut, artinya banyak daerah di Indonesia Timur yang sudah lama tidak mengalami gempa besar sejak ratusan tahun yang lalu. Pada tahun 1674 misalnya, gempa dirasakan di seluruh Kepulauan Maluku dengan magnitude hanya 6,8 dan pusat gempa 40km akan tetapi disusul tsunami di

sepanjang pantai pulau Ambon Tsunami yang mencapai ketinggian 100 meter dengan total korban meninggal sebanyak 2243 orang. Saat ini, porsi perhatian lebih banyak diberikan pada Indonesia bagian barat yang akhir-akhir ini banyak mengalami gempa bumi. Akan tetapi, kita juga harus waspada terhadap gempa yang mengancam wilayah timur Indonesia. Nova Roosmawati, peneliti Brigham Young University mengatakan, masyarakat di Indonesia timur masih belum aware terhadap bencana gempa bumi karena kurangnya informasi dan pengalaman itu sendiri dalam menghadapi gempa. “Daerah yang berpotensi antara Ambon sampai Maluku karena disana tiga lempeng terbesar di dunia bertemu. Masyarakat disana tidak pernah aware karena kejadian gempa besar yang terjadi sudah lama sekali dan generasi yang hidup pada saat itu sudah tidak ada. Baru-baru ini saja mereka baru tahu bahwa pernah ada sekitar 28 gempa bumi besar dan 7 tsunami

terjadi di Indonesia timur,” jelas Nova dalam siaran Iptek Voice, 4 September 2012. Saat ini banyak hal sederhana yang mampu dilakukan dalam mempersiapkan kesadaran masyarakat akan bencana yang mengintip. Perlu dipersiapkan petunjuk evakuasi dan berbagai hal penting lainnya. “Kalau kita bergantung pada teknologi tidak bisa makannya kita perlu lebih terjun ke masyarakat. Menjelaskan langsung. Itu yang sepertinya paling urgent untuk mengedukasi masyarakat dibanding hanya menunggu teknologi yang supercanggih,” tambah Nova. Hal senada juga disampaikan Kepala Bidang Teknologi Mitigasi Bencana BPPT, Udrekh, bahwa indikasi akan terjadinya gempa besar di Indonesia bagian timur perlu memperoleh perhatian yang serius. (h/wan/ristek)

MENINJAU — Kepala BNPB Syamsul Maarif, Bupati H. Baharuddin, Wagub Muslim Kasim meninjau abrasi pantai di jorong Pasar Lamo Sasak yang digerus ombak sekitar 1 km. Rombongan juga meninjau rumah layak huni untuk korban abrasi pantai Sasak yang dibuat berdasarkan kerjasama Kodim Pasaman dengan BPBD Pasbar yang dananya bersumber dari BNPB. M JUNIR cana Insya Allah korban bisa dikurangi. Yang perlu kita pupuk adalah semangat kegotongroyongan saat bencana maupun sebelum terjadi. Jangan berdesak-desakan maupun panik saat gempa terjadi. Budaya dan kearifan lokal harus kita hidupkan melalui peran ulama, ninik mamak dan cadiak pandai di negeri ini untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang kiat-kita menghadapi

bencana,” ujar Muslim Kasim. Seusai melaksanakan tatap muka dengan masyarakat Sasak, Kepala BNPB Syamsul Maarif, Bupati H. Baharuddin, Wagub Muslim Kasim meninjau abrasi pantai di jorong Pasar Lamo Sasak yang digerus ombak sekitar 1 km. Rombongan juga meninjau rumah layak huni untuk korban abrasi pantai Sasak yang dibuatkan oleh kerjasama

Kodim Pasaman dengan BPBD Pasbar yang dananya bersumber dari BNPB. Lokasi rumah semi permanen bagi nelayan korban abrasi pantai beberapa waktu lalu itu, terletak di jorong Padang Laban, sebanyak 142 rumah. Kondisinya semuanya sudah dihuni oleh warga setempat. Bupati Pasbar H. Baharuddin R menyebut Pasbar adalah daerah rawan bencana,

baik tsunami, banjir,longsor, dan letusan gunung berapi. “kita terletak di zona rawan bencana. Termasuk kawasan Sasak ini yang rawan kena abrasi pantai. Kemarin 1 km pantai Sasak digerus ombak besar. Oleh karena itu kita mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat untuk membangunkan shelter guna menyelamatan jika terjadi bencana tsunami,” kata Baharuddin. (h/nir).

BOGOR DIGOYANG GEMPA

Ratusan Rumah Rusak JAKARTA, HALUAN — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengemukakan, sebanyak 458 rumah warga rusak akibat bempa bumi berkekuatan 4,5 Skala Richter yang mengguncang wilayah Bogor dan Sukabumi pada Minggu dini hari (9/ 9) pukul 01:27:15 WIB. Melalui pesan blackberry kepada wartawan di Jakarta, Minggu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan bahwa pusat gempa di darat yaitu 31 km Barat Daya Kabupaten Bogor dan kedalaman 10 km serta dirasakan selama 15 detik dengan keras. “Hasil pendataan BPBD dan tim di lapangan hingga pukul 19.00 Wib tercatat 458 rumah rusak. Di Bogor total 341 rumah rusak yaitu terdiri 54 rumah rusak berat (RB), 69 rusak sedang (RS) dan 213 rusak

ringan (RR). Sedangkan di Sukabumi total 117 rumah rusak yang terdiri 2 RB dan 115 RR,” ujar Sutopo Di Kabupaten Bogor, ia menambahkan, kerusakan terjadi di Kecamatan Pamijahan dan melanda dua desa yaitu Desa Cibunian (9 Rt, 5 RW, 5 kampung) dan Desa Purwabakti (21 RT, 6 RW, 10 kp). Kerusakan rumah di Desa Cibunian adalah 28 RB, 61 RS, 121 RR, sehingga total 215 rusak. Musola 2 RB, masjid 2 RR, sekolah/MI 1 RR. Pengungsi 12 KK/63 jiwa tersebar menumpang di rumah saudaranya. Sedangkan di Desa Purwabakti, total 126 rumah, terdiri dari 26 RB, 8 RS, 92 RR, 1 RS SDN Ciasmara O4, 1 RR MI. Sutopo mengatakan, bantuan logistik dan peralatan dari BPBD yang sudah didorong ke lokasi adalah makanan siap saji 20 dus, beras 10

karung masing-masing 50 kg, sarden 10 dus, air mineral 15 dus, tenda family 5 unit, family kit 125 paket, Hyigenis kit 125 paket, tikar 100, selimut 100. Dari PMI tenda family 20 unit, family kit 20 paket. “Pendataan masih akan dilanjutkan besok. Di lokasi terkendala hujan lebat dengan medan yang berjauhan dan listrik mati,” ujarnya. Sedangkan di Sukabumi, menurut Sutopo, kerusakan terjadi di Kecamatan Kabandungan yang meliputi 3 desa yaitu Desa Cipeuteuy, Desa Tugu Bandung dan Desa Kabandungan dengan total 117 rumah rusak terdiri 2 RS dan 115 RR. “Kepala BNPB telah memerintahkan Tim Reaksi Cepat BNPB ke lokasi untuk mendampingi BPBD dan memberikan bantuan dalam penanganan darurat,” ujarnya. (h/mio)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.