kelas10_aktif-dan-kreatif-berbahasa-indonesia_adi-yudi-amin

Page 214

Melalui apa yang diperbuat tokoh. Hal ini berkaitan dengan bagaimana sang tokoh bersikap dalam situasi ketika tokoh harus mengambil keputusan. Contoh: Dengan terburu-buru Wei meninggalkan kota, dan peristiwa itu tak lama kemudian sudah terlupakan. Ia lantas pergi ke barat, ke ibu kota, dan karena dikecewakan oleh pinangan terakhir yang gagal itu, ia mengesampingkan pikirannya dari hal perkawinan. Tiga tahun kemudian, ia berhasil meminang seorang gadis dari keluarga Tan yang terkenal kebaikannya di dalam masyarakat. Sumber: Cerpen "Sekar dan Gadisnya", Ryke L.

Melalui ucapan-ucapan tokoh. Dari apa yang diucapkan tokoh kita dapat mengetahui karakternya. Contoh: "Apa yang tidak Ibu berikan padamu? Ibu bekerja keras supaya bisa menyekolahkanmu. Kau tak punya kewajiban apa-apa selain sekolah dan belajar. Ibu juga tak pernah melarangmu melakukan apa saja yang kau sukai. Tapi, mestinya kamu ingat bahwa kewajiban utamamu adalah belajar. Hargai sedikit jerih payah Ibu!" Di luar dugaannya anak itu menatapnya dengan berani. "Ibu tak perlu susah payah menghidupi aku kalau Ibu keberatan. Aku bisa saja berhenti sekolah dan tidak usah menjadi tanggungan Ibu lagi." Darah Sekar –ibu anak itu–serasa naik ke ubun-ubun. Sumber: Cerpen "Sekar dan Gadisnya", Ryke L.

Melalui penjelasan langsung. Dalam hal ini penulis menggambarkan secara langsung karakter tokoh. Contoh: Memang, sebenarnya, semenjak dia datang, kami sudah membenci dia. Kami membenci bukan karena kami adalah orang-orang yang tidak baik, tapi karena dia selalu menciptakan suasana tidak enak. Perilaku dia sangat kejam. Dalam berburu dia tidak sekadar berusaha untuk membunuh, namun menyiksa sebelum akhirnya membunuh. Maka, telah begitu banyak binatang menderita berkepanjangan, sebelum akhirnya dia habiskan dengan kejam. Cara dia makan juga benar-benar rakus. Bukan hanya itu. Dia juga suka mabuk-mabukan. Apabila dia sudah mabuk, maka dia menciptakan suasana yang benar-benar meresahkan dan memalukan. Dia sering meneriakkan kata-kata kotor, cabul, dan menjijikkan.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 11.7 Buku kumpulan cerpen Malaikat Tak Datang Malam Hari karya Joni Ariadinata.

Sumber: Cerpen "Derabat", Budi Darma

2. Latar (Setting) Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sunguh-sungguh ada dan terjadi.

Informasi

207


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.