duta edisi 10 januari 2013

Page 3

Kamis 10 Januari 2013

Opini

Oleh: Prof. Dr. Haryono Suyono Mantan Menko Kesra dan Taskin

Konvensi Posdaya di UIN Maliki Malang

H

ari ini, apabila tidak ada aral melintang, diselenggarakan Konvensi Posdaya se Provinsi Jawa Timur di UIN Maliki (Maulana Malik Ibrahim) Malang. Penyelenggaraan Konvensi ini difasilitasi oleh Rektor UIN Maliki, Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, Ketua LPPM Universitas Merdeka Malang, Prof. Ir. Agus Suprapto, MSc, PhD, dan aktifis Ketua LPPM UIN Maliki, Dr. Hj. Mufidah Ch. MAg, yang selama ini bekerja keras membangun jaringan Posdaya di Malang Raya dan kabupaten sekitarnya. Diperkirakan sekitar 4.000 – 5.000 Pengurus Posdaya akan hadir disertai dengan contohcontoh kegiatan dan produk-produk unggulan yang telah berhasil dikemas oleh keluarga miskin yang sedang berjuang memperbaiki keadaannya. Berbeda dengan Konvensi di Yogyakarta yang berhasil dengan sangat baik di Graha Saba Pramana Universitas Gadjah Mada, Konvensi kali ini akan banyak dihadiri oleh Pimpinan Posdaya berbasis Masjid karena jumlah masjid yang mendirikan Posdaya di Jawa Timur sangat melimpah dan mereka tidak mau ketinggalan ikut memamerkan keberhasilannya, menjadikan Masjid sebagai pusat pemberdayaan jamaah dan keluarganya. Para santri Masjid bukan saja bergerak di Masjid, tetapi juga menjadikan Masjid sebagai pusat pemberdayaan dan menyebar ke desadesa di sekitar Masjid. Dalam perkembangan yang menarik, sebuah Masjid yang menjadi basis Posdaya sekaligus menjadi basis yang menyediakan bibit tanaman untuk Kebun Bergizi, membagi juga alat-alat permainan edukatif bagi PAUD yang dibentuk di kampungkampung di sekitar Masjid, menyediakan tenaga muda untuk mengajar sebelum PAUDnya mendapat tenaga pendidikan yang memenuhi syarat, serta pusat sukarelawan mengikuti berbagai jenis pelatihan TOT atau Training of Trainer yang menghasilkan guru ngaji yang mahir memberi pelajaran tentang kehidupan duniawi (life skills) sesuai ajaran Kitab Suci Al Qur’an. Konvesni juga akan mengetengahkan pengalaman mahasiswa dalam KKN tematik Posdaya dan kegiatan para mahasiswa yang bergabung dalam sukarelawan meneruskan pengembangan Posdaya sesudah mereka menyelesaikan tugasnya dalam KKN. Perkembangan baru ini menghasilkan pengikut yang bukan mahasiswa, tetapi generasi muda yang dimasa lalu dilatih menjadi sukarelawan KB dengan pelajaran reproduksi, pada waktu ini mengarahkan perhatiannya untuk mempelajari delapan fungsi keluarga, yaitu fungsi keagamaan, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi kesehatan dan KB, fungsi pendidikan, fungsi wirausaha dan fungsi lingkungan yang memberi manfaat kepada setiap keluarga yang sedang membangun. Keikutsertaan generasi muda itu juga merangsang generasi tua yang tidak mau ketinggalan, sehingga diharapkan adanya partisipasi generasi tua dalam Konvensi yang menyediakan diri dan rumahnya sebagai pusat pengembangan Posdaya di daerahnya. Kebersamaan tiga generasi itu dicerminkan pada partisipasi yang aktif dalam Posdaya serta kehadiran mereka dalam Konvensi yang Insya Allah akan disaksikan dengan kehadiran Menko Kesra RI, Dr. HR. Agung Laksono, serta pejabat kementerian dalam koordinasinya. Beberapa perwakilan lembaga PBB diundang dan diharapkan mengirimkan wakilnya untuk menyaksikan kiprah penyelesaian target MDGs secara mandiri melalui pembangunan berbasis keluarga. Konvesni ini akan diikuti dengan deklarasi pengembangan Posdaya di berbagai kabupaten di Jawa Timur dan sekaligus memantabkan upaya mengisi Posdaya yang sudah terbentuk dengan kegiatan ekonomi kerakyatan yang mementingkan kebersamaan dalam

Posdaya Merasuk Program Ekonomi Biru BOGOR - Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono kembali memperluas jaringan dalam usaha membentuk Pos Pemberdayaan Keluaraga (Posdaya) sebagai salah satu progam pengentasan kemisikan di pedesaan. Yayasan Damandiri menggandeng Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Bogor yang memiliki 1500 Taruna (mahasiswa) sebagai calon penyuluh di lapangan. “Kami akan mengajak para Taruna untuk lebih dekat dengan rakyat. menjadi pahlawan bagi rakyat di pedesaan melalui KKN tematik Posdaya. Karena sekolah ini disiapkan menjadi tenaga penyuluh maka akan lebih mudah untuk bersinergi,” ujar Haryono Suyono dalam pemaparan di STP Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor, Rabu (9/1) yang dihadiri para Taruna dan dosen. Mantan Menko Kesra Prof Dr Haryono Suyono menjelaskan, tahun 2013 Yayasan Damandiri yang dipimpinnya akan mengembangkan ekonomi biru dalam kegiatan Posdaya. “Mahasiswa STP harus menjadi entrepreneur yang dapat mengubah sesuatu yang tidak terlihat atau sesuatu yang belum ada menjadi ada dan berguna bagi masyarakat,” ujarnya. Haryono mengajak mahasiswa STP untuk bergabung dengan Posdaya yang sudah ada atau membuat Posdaya baru. “Anda bisa menjadi penyuluh di pos-pos pemberdayaan. Usahakan sampai rakyat itu tahu, paham, lalu dalam pikirannya mengatakan saya bisa, lalu dia akan menggerakkan tangannya, menggerakkan kakinya untuk melakukan

KETUA Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono mempresentasikan Posdaya dihadapan dosen dan Taruna Sekolah Tinggi Perikanan di Bogor, Rabu (9/1).

kerja. Jadi orientasi ke tingkah laku, bukan hanya mendengar, melihat dan tertarik saja,” ujarnya. Artinya, mahasiswa menjadi pelopor yang dapat menggerakkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan, bukan hanya menjadi penonton saja. Ketua Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Bogor Dr Ir Djodjo Suwardjo, MM, menyatakan siap bersinergi dengan program Posdaya. Para taruna siap menjadi pendamping dan bergabung dalam kegiatankegiatan masyarakat di pedesaan

untuk mengentaskan kemiskinan. “Kami sangat setuju dan siap bersinergi dengan program Posdaya, apalagi dikaitkan dengan blue economy building. Salah satunya, pemanfaatan sumber daya perikanan. Kalau program Posdaya dikawinkan dengan program yang ada di STP yang mempunyai 1.504 mahasiswa akan sangat membantu di lapangan,” kata Djodjo. Dia menjelaskan, selama ini, pendidikan di STP mempunyai komposisi 60 persen praktik dan 40 persen teori. Para taruna (maha-

siswa) diturunkan ke pesisir karena di sana ada 2,1 juta jiwa rakyat miskin yang menjadi sasarannya. Para mahasiswa juga melakukan penyuluhan dan sejumlah kegiatan dalam program Desa Mitra (binaan). Mahasiswa STP berasal dari seluruh provinsi di Indonesia, ada utusan dari pemerintah daerah dan sebanyak 41 persennya adalah putra putri nelayan. Lulusan dari STP akan mendapatkan ijazah dan sertifikat kompetensi seperti kompetensi penangkapan ikan dengan berbagai ukuran kapal dan mampu berlayar ke

semua lautan di Indonesia. Potensi yang ada di STP ini diharapkan menjadi nilai tambah dalam pemberdayaan masyarakat di pedesaan utamanya di daerah pesisir sesuai dengan sasaran program pendidikannya. Jajaran STP tertarik dengan pola pengabdian masyarakat seperti yang dilakukan oleh sejumlah perguruan tinggi melalui KKN Posdaya. Sementara itu, penyuluh perikanan masih dibutuhkan oleh masyarakat, terutama di wilayah pesisir. Saat ini di Indonesia ada sekitar 8.000 penyuluh perikanan dan tahun 2014 akan dibutuhkan sekitar 15 ribu penyuluh lagi. Kebutuhan ini antara lain dipenuhi oleh Sekolah Tinggi Perikanan (STP), jurusan penyuluhan perikanan. Dosen STP OD Subhakti Hasan mengatakan, sudah sebulan ini, sebanyak 70 taruna (mahasiswa) STP telah disebar ke beberapa pesisir. Para taruna ini mengidentifikasi masalah. Sebagai contoh, di dua kabupaten di wilayah Kalimatan Timur. Hasil temuan di lapangan, di sana ada perusahaan pengolahan ikan yang menghasilkan berton-ton ikan tipis. Namun, para perempuan pekerja di sana pendapatannya sangat kecil atau tidak sebanding dengan pekerjaannya. “Tetapi, kami melihat di sana banyak limbah dari pengolahan ikan itu yang tidak dimanfaatkan. Mungkin itu bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan perempuan pekerja di sana dan bisa dibentuk Posdaya di sana,” ujarnya. ful

Radio Komunitas Semarakan Posdaya YOGYAKARTA- Selain mendapat dukungan dari berbagai pihak dan kalangan, Posdaya yang digagas Prof Haryono ini berkembang semakin meluas. Dukungan juga datang dari Komunitas Radio yang siap ikut menyemarakan Posdaya diseluruh tanah air. Dukungan disampaikan pada acara konvensi dan gelaran pameran Posdaya dalam rangka menyonsong Pencapaian sasaran Millinium Development Goals (MDGs) melalui Posdaya. Beberapa Radio komunitas yang ada di Jawa Timur maupun Yogyakarta dan Jawa Tengah menceritakan bagaimana UGM mengkoordinasikan berbagai perguruan tinggi dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah. Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UGM, Prof Dr Suratman mengatakan, berkumpulnya dalam konvensi diharapkan semakin berkemebangnya Posdaya di Jogyakarta, Posdaya Nusantara, Posdaya untuk dunia. Karena Posdaya akan memenuhi sasaran target MDGs

yang akan dilihat oleh dunia. Untuk itu, lanjut dia, Perguruan Tinggi harus menyatu. Sesama perguruan tinggi yang peduli Posdaya harus memakai hati nurani dan ikhlas. Untuk itu tambahnya, kita juga harus terima kasih kepada seponsorship. Terima kasih kepada masyarakat komunitas,Terimakasih kepada konvensional termasuk radio komunitas dan media lainnya. Posdaya harus segera membumi di Indonesia. “Kami akan menyusun tehnologi informasi agar informasi modern menjadi instrumen untuk ekonomi kegotong royangan di Indonesia,” ujar Prof Suratman. Konvensi dan Pameran Produk Posdaya juga dimeriahkan beberapa seni tari produk Posdaya dari beberapa Kabupaten di Jogyakarta, diantaranya tarian Jatilan dan tari topeng. Dalam konvensi itu dihadiri sedikitnya 3 ribu pengurus dan anggota Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dari empat Kabupaten dan Kota Daerah Provinsi Isimewa Yogyakarta berumpul dalam Konvensi dan

?????????????????????????????????

Pameran Produk Posdaya di Auditorium Graha Sabha Pramana Uniersitas Gajah Mada UGM), Bulak Sumur, Yogakarta beberapa waktu lalu. Posdaya adalah salah satu program pemberdayaan masyarakat berbasis keluarga. Posdaya dibentuk masyarakat ditumbuh kembangan oleh mamsayarakat hasilnya untuk kesejahteraan msyarakat. Posdaya sendiri merupakan suatu

forum silaturahmi, komunikasi, advokasi dan wadah kegiatan. Wadah ini untuk menguatkan fungsi-fungsi kelurga terutama bidang kesehatan, pendidikan, wirausaha dan lingkungan yang saat ini di DIY sudah terbentuk 1.517 Posdaya dan melibatkan 7 Perguruan Tinggi dan 4.742 mahasiswa melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya.

Dalam upaya meningkatkan program diperlukan penguatan antara stakeholder untuk terus mengawal kegiatan Posdaya. Hal ini karena permasalahan kemiskinan membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Pameran dikuti tidak karng dari 25 stan Posdaya dengan ciri khas produk unggulan masing-masing daerah. Kegiatan Konvensi dan pameran Posdaya ini juga dihadiri para stakeholder terkait untuk melakukan koordinasi. Tampak hadir dalam Kovensi tersebut antara lain Ketua LPPM UGM, Prof Dr Suratman MSc, Ketua LPM UIN Alauddin, Makasar, Prof Dr Satu Alang, Rektor Universitas Taman Siswa Sarjana Wiyata (UST) Jogyakarta, Drs Pardimin MPd, Ketua LPM UIN Sunan Kalijaga, Dr Salahuddin, Uniersitas Trilogi Persiapan, Dr Agung Nur Fajar, serta sejumlah Ketua LPM dari beberapa Perguruan Tinggi lainnya baik dari Perguruan Tinggi yang ada di Yogyakarta maupun luar Jogyakarta.

GALERI POSDAYA

1

1. Ibu Hj Astuty. Hasinah Haryono dengan semangat ikut menjaga penjaga stand dalam konvensi Posdaya di Yogyakarta

3

2. Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono memberi materi pada pelatihan Posdaya yang dihadiri tim penggerak PKK dan SKPD dari sejumlah kab/kota di Indonesia di Haryono Centre Jakarta

2

3. Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono foto bersama usai melakukan pelatihan. 4. Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono rajin mengujungi dan mengajak perguruan tinggi selaku mitra strategis pengembangan Posdaya. Tampak bersama Ketua Sekolah Tinggi Perikanan di Bogor.

4

EDITOR: ROFIQ KURDI ISMAIL z LAYOUTER: YUSRONI

www.dutaonline.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.