Majalah Berdzikir Edisi 24 - Mei 2015

Page 10

membuktikan secara ilmiah dampak dari aktifitas ribawi. Sejumlah pakar ekonomi konvensional juga mulai mempertanyakan masa depan ilmu ekonomi kapitalis (ribawi) diantaranya, Roy Davies & Glyn Davies, Paul Omerod, Critovan Buarque, Joseph Schumpeter, Frijtop Chapra (1999) , Ervin Laszio (1999), Josepht Stigliz & Bruce Greenwald, Amitai Etzioni, Daniel Bell, Irving Kristol, Gunnar Myrdal, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan suatu hikmah yang manusia baru sadari dan membuktikan bahwa ilmu yang berasal dari Allah adalah pasti benar dan memiliki hikmah. Di dalam persoalan riba ini, Allah telah jelas-jelas melarangnya. Dalam Al-Qur'an ditemukan kata riba sebanyak delapan kali dalam empat surat. Diantaranya adalah surat Ar-Ruum ayat 39, An-Nisaa' Ayat 160 dan 161, Ali Imron Ayat 130, serta Al-Baqarah Ayat 275-276 dan Ayat 278-279. Dari firman Allah yang disampaikan pada ayat-ayat tersebut telas jelas bahwa Allah mengharamkan riba. Mengapa Allah mengharamkan riba dan apa hikmahnya? Di zaman sekarang ini, kita hidup dimasa yang hampir seluruh sisi kehidupan kita untuk memenuhi hajat dan kebutuhan bersinggungan dengan dosa yang amat besar, yaitu riba. Sebuah dosa yang sampai-sampai Allah mengajak perang kepada pelaku riba yang disampaikan pada surat Albaqarah ayat 279 berikut,

ْ ُ َ َ ‫ورﺳﻮ ِ ِ َوان ﺗُ ْ ُْﱲ‬ ْ ُ َ ْ ‫َﻓﺎن ْﻟﻢ ﺗ‬ ‫ﻓﻠﲂ‬ َ ِّ ‫ﲝﺮٍب‬ ُ َ َ ِ ّ ‫ﻣﻦ ا‬ ْ َ ِ ‫َﻔﻌﻠﻮا ﻓَ َذﻧ ُْﻮا‬ ْ ُ ِ َ ْ ‫رؤوس‬ َ َ ‫َﻈﻠﻤﻮن‬ ‫ُﻈﻠﻤﻮن‬ َ ُ َ ْ ‫وﻻ ﺗ‬ َ ُ ِ ْ ‫ﻣﻮاﻟﲂ َﻻ ﺗ‬ ُ ُ​ُ [2:279] Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. Selain ancaman dari Al-Qur'an di atas, Rasulullah shallahu 'alahi wasallam juga menjelaskan bahaya riba dan sekaligus mengancam pelakunya. Dalam hadits ini Nabi shallahu 'alahi wasallam mengancam pelaku riba dengan lebih tegas, beliau bersabda, “Dosa riba memiliki 72 pintu, dan yang paling ringan adalah seperti seseorang berzina dengan ibu kandungnya sendiri.” (Shahih, Silsilah Shahihah no.1871) Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Hakim dan dishahihkan oleh beliau sendiri, dijelaskan, “Bahwa satu dirham dari hasil riba jauh lebih besar dosanya daripada berzina 33 kali”. Mungkin kita bertanya-tanya mengapa dosa riba amatlah

9

Vol. XXIV

BERDZIKIR | Edisi Mei 2015

mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir

mengerikan, dan ironisnya riba sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kita dan cukup sulit terbebas darinya. Inilah sebuah kesalahan besar ketika kita mengataskan logika dibandingkan langsung mentaatinya. Kita harus menyadari bahwa dihadapan Allah kita adalah makhluk yang lemah, bodoh, dan tidak bisa berbuat apa-apa tanpa pertolongannya. Maka dari itu, seharusnya manusia harus mendahulukan ketaatannya dari logika berpikirnya. Ustadz Dr. Erwandi Tarmidzi, MA, doktor lulusan Universitas Islam Al Imam Muhammad bin Saud, Madinah, dalam suatu kajiannya menyampaikan mengapa dosa riba besar besar. Beliau berkata bahwa akibat dari dosa riba ini telah dirasakan oleh banyak kalangan di dunia, baik muslim maupun nonmuslim, karena riba merupakan kezhaliman yang sangat jelas dan nyata. Sehingga wajar kalau Allah subhanahu wata'ala dan Rasul-Nya shallahu 'alahi wasallam mengancam orang-orang yang telibat di dalamnya dengan berbagai ancaman. Riba merupakan salah satu penyebab utama inflasi dan krisis di belahan dunia. Contoh sederhananya, ketika seseorang masyarakat berbondongbondong melakukan deposito di bank konvensional, maka bank tersebut menjanjikan bunga (riba) katakanlah 5% tiap bulannya. Untuk itu bank memutar kembali uang deposito dari masyarakat untuk diberikan kepada para pengusaha, pedagang, bahkan masyarakat yang sedang butuh pun dengan bunga, misalnya sebesar 11 %. Dari beban bunga yang diberatkan kepada pengusaha itu akhirnya para pengusaha membuat harga barang itu menjadi naik untuk menanggung tanggungan bunga yang harus dibayarkan. Harga yang naik tersebut merupakan suatu kedzaliman besar bagi orang-orang yang telah berjuang keras mencari nafkah dengan cara yang halal. Bayangkan saja orang miskin yang hidupnya pas-pasan harus menanggung akibat dari aktivitas ribawi tersebut. Mereka telah bekerja keras sampai-sampai mempertaruhkan nyawanya demi menghidupi keluarganya, namun dia harus menanggung harga yang tinggi karena aktivitas riba tersebut.

“Satu dirham dari hasil riba jauh lebih besar dosanya daripada berzina 33 kali”


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.