Magelang ekspres edisi senin 9 desember 2013

Page 4

CMYK

CMYK

SENIN 9 DESEMBER 2013

Perbatasan Purworejo-Kulonprogo Bergejolak PURWOREJO - Menindak lanjuti polemik perbatasan antara wilalayah Kabupaten Kulonprogo Jogyakarta dengan Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, jajaran pemerintah kabupaten (pemkab) dari dua daerah mengadakan pertemuan di Peringgitan Pendapa Kabupaten Purworejo, Sabtu (7/12). Bupati Kulonprogo, dr Hasto Wardoyo SPOG (K) dalam paparannya mengatakan gejolak yang muncul di wilayah perbatasan itu dikarenakan adanya keberatan warga di Desa Jogoboyo, Kecamatan Purwodadi,

Purworejo. Karena jalan di kawasan itu dilalui kendaraan proyek di tambak udang di Dusun Pasir Mendit dan Dusun Pasir Kadilanggu Desa Jangkaran, Kecamatan Temon Kulonprogo. Sebagai tetangga dekat yang telah menandatangani nota kesepahaman atau MoU kerjasama dalam berbagai hal, Bupati Hasto meminta agar permasalahan ini bisa diselesaikan bersama sehingga tidak merugikan kedua belah pihak. Ditambahkan Hasto, pemerintahannya mendukung penyelesaian

PENILAIAN

perbatasan itu hingga tuntas. Ia menganalisis jika inti persoalan itu bisa diselesaikan dengan cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa-desa perbatasan. Masyarakat dua desa itu memiliki sejarah yang sama, bahkan jika ditelusuri banyak yang berstatus saudara. “Warga Jogoboyo dan Jangkaran bisa bersinergi, misalnya bersamasama membudidayakan lahan pasir untuk tambak. Pemerintah siap memfasilitasi, seperti mencari pihak ketiga untuk memberikan bantuan,” tuturnya.

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg sepakat dengan Bupati Hasto dan meminta masyarakat Jogoboyo untuk menciptakan iklim bermasyarakat yang sejuk dan meningkatkan kerjasama antardesa. ”Sebetulnya hubungan antarmasyarakat terjalin baik, jadi jangan karena masalah kecil, suasana jadi terganggu. Purworejo dan Kulonprogo punya banyak kesamaan, itu menjadi modal dasar untuk guyub rukun,” ujar Mahsun Zain. Menilik kebelakang kasus tersebut, polemik itu muncul karena

warga Desa Jogoboyo, Purwodadi dinilai secara sepihak menutup akses jalan desa menuju Dusun Pasir Mendit dan Pasir Kadilangu Jangkaran Temon Kulonprogo. Akses jalan itu selama ini digunakan warga kedua pedukuhan itu untuk memasuki areal tambak yang lebih dekat ke wilayah Purworejo. Kades Jogoboyo, R Suyoto, yang juga hadir dalam silaturahmi itu menyatakan tidak ada upaya dari pihak desa untuk menutup akses jalan tujuan untuk menjaga ruas yang baru selesai diaspal untuk menghindari kerusakan

selama masa perawatan. Pihak desa juga telah sudah menyediakan akses lain sebagai alternatif bagi pengguna truk bermuatan barang. Menilik dari hasil pertemuan itu, R Suyoto mengaku optimis masalah perbatasan bisa diselesaikan dengan baik dan tidak sampai menimbulkan konflik horizontal. “Kami akan lihat dan selalu meminta warga menahan diri. Tapi juga berharap masyarakat Jangkaran bisa memahami bahwa yang kami lakukan itu ditujukan untuk kepentingan bersama,” ujar Suyoto. (cr2)

Satpol PP Siapkan Penghormatan Khusus Untuk Pejabat atau Pensiunan Pejabat yang Meninggal

foto : aris himawan/harian purworejo

RUMAH SAKIT . Tim dari Kemenkes RI melalukan penilaian ke RSUD Saras Husada.

RSUD Saras Husada Bakal Jadi RS Pendidikan PURWOREJO- Tim Visitasi Pendidikan dari Kemenkes RI melakukan penilaian ke RSUD Saras Husada Purworejo untuk dijadikan tempat rumah sakit pendidikan. Tim visitasi itu dipimpin dr Yudha Putra Tristanto MKes. Penilaian dilakukan di aula rumah sakit setempat, akhir pekan kemarin. Direktur RSUD Saras Husada drg Gustanul Arifikin MKes mengatakan, untuk menjadikan rumah sakit pendidikan, rumah sakit harus menjalin kerjasa dengan perguruan tinggi, utama yang ada fakultas kedokteran. “Dalam satu dasawarsa terakhir rumah sakit ini telah menjalin kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) serta beberapa perguruan tinggi pendidikan di wilayah Jateng dan DIJ,” kata Gustanul. Gustanul menjelaskan, dalam kerjasama tersebut RSUD digunakan sebagai tempat magang bagi para mahasiswanya, baik itu dokter muda, bidan, maupun perawat. Hal itu membuat sebagian besar tenaga dokter juga bertindak sebagai dosen yang dikoordinasi melalui Badan Koordinasi Pendidikan. (him)

KESEHATAN Kasus Malaria Tiga Kecamatan Tinggi PURWOREJO—Kasus penyakit malaria kembali merebak di Purworejo. Sedikitnya 11 desa yang tersebar di 3 kecamatan kasusnya cukup tinggi. Penyebaran penyakit malaria akan semakin meluas siring dengan musim penghujan tahun ini yang turut membantu pertumbuhan nyamuk sebagai salah satu media penularan. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo dr Kuswantoro MKes melalui Kasi Penanggulangan Penyakit Triyo Darmaji mengatakan, kesebelas desa yang kasus penyebaran penyakit malaria cukup tinggi berada di Desa Hargorojo (59 kasus), Somorejo (35), Semagung (20), Semono (23), Sokoagung (17) dan Tlogokotes (11) di Kecamatan Bagelen. Di Kecamatan Kaligesing, di antaranya di Desa Jelok (60), Kedunggubah (26), Kaliharjo (30) dan Jatirejo (66). Sementara di Kecamatan Banyuasin hanya satu desa yakni di Desa Tepansari yang jumlah kasusnya mencapai 26 kasus. “Dari sebelas desa itu semuanya sudah ditangani. Namun demikian kita meminta kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan,” tandasnya. (him)

DISDUKCAPIL Perekaman E-KTP di Sekolah Tuntas PURWOREJO - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Purworejo berhasil menyelesaikan rekam e-KTP di seluruh SMA/SMK Negeri se- kabupaten setempat. Kepala Disdukcapil Purworejo, Sukmo Widi Harwanto mengatakan tercatat ada 3.641 siswa-siswi dari 19 SMA/SMK Negeri yang ada di Purworejo berhasil dilakukan rekam data e-KTP oleh Disdukcapil. Sukmo menambahkan, perekaman data ini merupakan tindak lanjut dari Kemendagri untuk melakukan perekaman pada Oktober hingga November. Sebanyak 11 SMA dan 8 SMK negeri didatangi petugas Disdukcapil. Setiap sekolah yang mendapatkan kesempatan selama satu hari menjalani perekaman data e-KTP untuk siswa kelas X dan XI. "Setiap hari, mulai pukul 09.00-16.00 WIB petugas kami merekam data siswa di sekolah. Rata-rata perhari kami bisa merekam 200300 siswa," kata Sukmo, kemarin. (cr2)

PURWOREJO—Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Purworejo yang telah dinaikkan eselonnya terus berbenah. Guna meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat, akhir pekan lalu Satpol menggelar latihan dasar kesamaptaan di Pantai Glagah, Kabupaten Kulonprogo, DIJ. Kasatpol PP Tri Joko Pranoto melalui Kepala Bidang Sumber Daya Aparatur Tomy Yonata mengatakan dalam kegiatan kesemapataan itu, personelnya diberikan pembinaan fisik dan jasmani. “Lima puluh personel kami libatkan dalam latihan tersebut. Mengapa dipilih di Panta Glagah, sekaligus untuk menimba ilmu dari Satpol PP Kulonprogo,” kata Tomy Yonata, kemarin. Dikatakan Tomy, satu hal yang menarik dalam latihan dasar itu adalah latihan upacara penghormatan saat ada pejabat atau pensiunan pejabat meninggal dunia. “Latihan itu meliputi pelatihan pedang pora persemayaman, pemberangkatan dan pemakaman jenazah,” imbuh Tomy. Menurut Tomy, munculnya ide untuk menghormati para pejabat atau pensiunan pejabat itu muncul dari Kasatpol PP saat Kepala Disdukcapil Purworejo Didit Samodra meninggal dunia. “Sudah seharusnya, pejabat atau pensiunan pejabat itu diberikan kehormatan khusus,” ujar Tomy. Nantinya dalam setiap upacara penghormatan, akan dibacakan

foto : aris himawan/harian purworejo

SENAM. Peserta latihan pendidikan dasar Satpol PP Kabupaten Purworejo melakukan senam di lokasi latihan di Pantai Glagah, Kulonprogo.

sedikit riwayat singkat sang pejabat. “Melalui kegiatan itu diharapkan akan meningkatkan mo-

tivasi kerja aparatur PNS di Kabupaten Purworejo,” imbuhnya. Rencananya, upacara penghor-

Kontes Hijet Meriahkan HUT Brimob KUTOARJO- Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Brimob ke-68, Satuan Brimob Polda Jawa Tengah Datasemen C Pelopor Subden 4 Kutoarjo bekerjasama dengan Purworejo Hijet Community (PHC) menggelar Kontes Otomotif Daihatsu Hijet 1000 Nasional tahun 2013, Minggu (8/12) di Mako Satuan Brimob Polda Jawa Tengah Detasemen C Pelopor Subden 4 Kutoarjo. Kepala Satuan Brimob Polda Jawa Tengah Datasemen C Pelopor Subden 4 kutoarjo, AKP M Taufik Irawan mengatakan, kontes Hijet digelar dalam rangkaian kegiatan HUT Brimob

diKutoarjo, dengan dilakukannya ajang kontes Hijet 1000 tersebut, bisa menjadi sarana sosialisasi pelopor tertib lalu lintas. “Dengan adanya kontes Hijet ini, yang kita melihat semakin bagus dan banyak penggemarnya, bisa menjadi salah satu perekat persaudaraan Hijeters Indonesia, dimana ajang kontes ini juga sebagai pemersatu kebangsaan yang tidak membedakan agama, politik dan lainya, intinya kita menjalin persaudaraan,” jelasnya. Brimob Kutoarjo sendiri dalam memeriahkan HUT Brimob yang ke 68, juga telah me-

lakukan serangkaian kegiatan, di antaranya lomba- lomba diinternal brimob, pagelaran kesenian budaya daerah, yaitu wayang kulit semalam suntuk serta penampilan kesenian daerah asli Purworejo, yaitu Ndolalak dan Kuda lumping. Ketua Panitia Kegiatan Jack (48) mengatakan, event otomotif Daihatsu Hijet 1000 digelar di berbagai komunitas yang ada di wilayah Jawa, “Kontes Hijet 1000 diikuti dari berbagai kota seperti Kudus, Karang Anyar, Blitar, Magelang, Cirebon, Bandung dan Salatiga,” Ucap Jack saat ditemui disela kontes.

matan ini akan dibuatkan landasan hukum pelaksanaan dengan Peraturan Bupati (Perbub). Di

Kontes otomotif Daihatsu Hijte 1000 dilakukan dengan atas kategori penilaian, diantaranya Daihatsu Hijet Iriginal, Hijet 1000 termodifikasi, Hijet Pick up, kontingen (anggota) terbanyak dari Komunitas yang datang, dan Hijet 1000 tertua. “Ajang kontes ini hanya memperebutkan hadiah Tropi serta uang pembinaan dari Brimob dan PHC Purworejo,” jelasnya. Kontes Otomotif Daihatsu Hijet 1000 dilakukan juga dalam rangka memperkenalkan hasil modifikasi Hijeter Indonesia, meskipun dengan jenis kendaraan tua, namun masih tidak ketinggalan dengan kendaraan lainya.

tahun anggaran 2014, besar kemungkinan Perbub itu telah muncul dan dilaksanakan. (him)

“Intinya bisa mendongkrak harga mobil itu sendiri, jika sebelum adanya komunitas hijet harga berada dibawah 10 juta, setelah dimodifkasi dan masuk dalam komunitas, harga bisa diatas 10 juta,” ujarnya. Diakhir kegiatan Kontes otomotif Daihatsu Hijet 1000 tahun 2013 diperoleh pemenang diantaranya Juara modif yaitu HLC asal Karanganyar, Hijet 1000 Original dimenangkan HLC dari Karang anyar, Hijet tertua dimenangkan PHS asal Salatiga, Hijet super Pick Up dimenangkan oleh HIC dari Kuningan, dan peserta terbanyak dimenangkan dari Komunitas Hijet 1000 Bolo Sewu dari Magelang.(cr2)

Ketika Onthelis Perebutkan Uang Tiga Juta Rupiah

Adukan Kecepatan Berkelok-kelok Sepanjang 250 Meter Berupaya untuk lebih menarik minat masyarakat terhadap penggunaan sepeda onthel tua jenis unta, Event Organizer (EO) “Ibu” bekerjasama dengan Sumber Adventur Centre (SAC) Kutoarjo Purworejo mengadakan kegiatan perlombaan balap sepeda unta. Seperti apa? LUKMAN HAKIM, Purworejo MINGGU (8/12) di halaman parkir SAC Kutoarjo. Event ini merupakan kali kedua yang digelar olehnya, setelah beberapa saat yang lalu diselenggarakan event yang sama. Animo masyarakat untuk mengikuti lomba balap sepeda onthel ini cukup tinggi. Sedikitnya ada 60 peserta yang mendaftarkan diri untuk ikut memperebutkan total hadiah Rp3 juta rupiah tersebut. Mereka tidak hanya dari Purworejo saja, namun ada juga yang datang dari Kebumen. “Hingga saat pelaksanaan perlombaan hanya tinggal 36 orang yang ikut. Nggak tahu karena apa, banyak

foto : lukman hakim/harian purworejo

START. Para peserta bersiap-siap sebelum bendera start dikibarkan panitia, kemarin.

yang tiba-tiba mengundurkan diri,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Nur Hasyim. Pada lomba ini, para peserta dituntut untuk adu kecepatan pada track yang

berkelok-kelok sepanjang 250an meter sebanyak dua track sebanyak dua kali. “Layaknya perlombaan roadrace sepeda motor pada umumnya, lomba balap sepeda onthel ini juga dilengkapi dengan

umbrella girl, disepanjang track juga dikasih pengaman berupa ban mobil,” terang pria yang akrab disapa Inung ini. Diharapkan, melalui event ini masyarakat bisa lebih mencintai sepeda onthel sebagai alternatif transportasi sehari-hari. Kondisi jalanan yang penuh sesak dengan berbagai jenis kendaraan bermotor membuat suasana lingkungan makin hari makin panas. “Selain sebagai hiburan kepada masyarakat, kegiatan perlombaan road race sepeda onthel ini juga bagian dari kampanye kami agar masyarakat kembali menggunakan sepeda onthel untuk kegiatan sehari-hari. Selain menyehatkan dan hemat anggaran, juga dalam rangka menjaga lingkungan agar tidak terlalu cemar oleh polusi,” tandasnya. Salah seorang peserta Nugi Susilo (18) warga kelurahan Pangen Jurutengah Kecamatan Purworejo, mengaku sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini. “Kebetulan saya memang mencintai sepeda onthel. Saya juga tergabung dalam salah satu paguyuban pecinta onthel di Purworejo. Jadi motivasi mengikuti kegiatan ini bukan hadiah, namun karena saya sangat mencintai sepeda onthel ini,” pungkas salah satu anggota Paguyuban Sepeda Onthel (Pasthel) ini. (*)

CMYK


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.