Majalah Bali Post Edisi 227 | balipost.com

Page 5

LINGKUNGAN

MBP/edi

Muara Tukad Mati, Kuta, akan dipasangi tanggul pembendung air laut agar tidak terjadi banjir rob.

Bangun Tanggul untuk Tangkal Rob KAWASAN Legian dan Kuta yang sering dilanda banjir saat musim hujan mulai mendapat perhatian serius. Bahkan pada Februari lalu, kawasan tersebut sempat dilanda banjir yang cukup besar. Kondisi tersebut disebabkan oleh meluapnya air pada aliran Tukad Mati, akibat volume air yang cukup tinggi. Untuk itu, aliran Tukad Mati tersebut akan dilakukan penataan untuk meminimalkan banjir. Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida akan membangun prasarana pengendali banjir di Tukad Mati Tengah. Kasatker PJSA dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida I Putu Eddy Purnawijaya mengatakan, penataan Tukad Mati itu pada prinsipnya bagian dari pengendalian banjir. “Selama ini kan memang sering terjadi banjir. Terutama pada Februari kemarin banjirnya luar

biasa besarnya. Tahun-tahun sebelumnya juga terjadi banjir,” katanya. Untuk itu, kata Eddy, pengerjaan akan dilakukan dari bagian tengah hingga hilir sungai. Pengerjaannya nanti akan dibagi menjadi dua segmen. Untuk segmen I proyek ini dimulai dari daerah Gunung Soputan hingga Sunsetroad. Kemudian segmen II dilanjutkan menuju areal muaranya di Kuta. “Pengerjaannya antara lain normalisasi sungai. Beberapa pompa juga akan dipasang di jalan sunsetroad dan di muara,” katanya. Ditambahkannya, di kawasan muara, nantinya akan dibuatkan tanggul pembendung air laut atau air rob. Dengan tujuan, supaya saat volume air dari hulu sangat banyak, ketika terjadi air pasang, air laut tidak meluap. Sehingga tidak terulang lagi kejadian seperti sebelumnya, yakni air meluap ke permukiman warga. “Nanti bendungan itu akan dilengkapi

dengan pompa. Bendung atau tanggul itu menghalangi air laut tidak bisa masuk ke darat,” tambahnya. Dijelaskan Eddy, sungai yang akan ditata sepanjang delapan Km dengan dana bersumber dari APBN. Untuk segmen I, akan menggunakan anggaran sebesar Rp 180 miliar. Sedangkan pada segmen II akan menggunakan anggaran Rp 246 miliar. “Prinsipnya kita kembalikan atau normalisasi sungai terlebih dahulu pada bagian yang kapasitasnya berkurang. Sementara pada bagian tanggul yang perlu ditambah, akan ditambahkan. Sehingga kalau terjadi banjir bandang airnya tidak meluap,” pungkasnya. Proyek yang mengakomodasi usulan dari masyarakat setempat, saat ini sudah dalam persiapan dan pengukuran. Pihaknya menargetkan, proyek ini bisa rampung pada 2019 nanti. l Yudi Karnaedi 16 - 22 April 2018

5

5


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.