Bali Post - Edisi 04 Januari 2009

Page 20

20

Minggu Paing, 4 Januari 2009

Anak Habisi Nyawa Ayah Kandung

ADA APA

Semarapura (Bali Post) Naas menimpa seorang petani berusia 60 tahun asal Banjar Kawan, Pesinggahan, Dawan, Klungkung, Made Tangkeng. Dia harus tewas di tangan anak kandungnya sendiri, Komang Suparma.

Barack Obama

BPM/dok

Obama Didesak Bicara Soal Gaza London Sekelompok artis dan penulis Inggris termasuk penyanyi Annie Lennox memberikan dukungan mereka pada permintaan bagi dihentikannya pemboman Israel di Gaza. Mereka secara khusus meminta pada presiden terpilih AS, Barack Obama, untuk berbicara atas agresi Israel di Jalur Gaza. Mantan Wali Kota London Ken Livingstone dan aktivis hak asasi manusia Bianca Jagger, Sabtu (3/1) kemarin, bergabung dengan para pengunjuk rasa yang telah melakukan sepekan unjuk rasa, yang akan berpuncak dalam demonstrasi Sabtu yang akan mencakup protes sepatu di luar Downing Street. “Saya ingin minta pada presiden terpilih Obama untuk bicara,” kata Jagger. “Orang di seluruh dunia penuh harapan ketika ia terpilih dan kita harus memintanya untuk minta dihentikannya segera pembombardiran penduduk sipil di Jalur Gaza. Obama selama ini bungkam mengenai konflik Gaza, dengan menekankan bahwa hanya ada satu presiden pada waktu sebelum pelantikannya pada 20 Januari. Unjuk rasa Minggu hari ini akan berbaris melewati Downing Street, tempat pengunjuk rasa akan meninggalkan sepatu tua pada PM Gordon Brown, dalam semangat seorang wartawan Irak yang melemparkan sepatunya pada Presiden AS George W. Bush. Livingston yang dipecat sebagai Wali Kota London Mei, mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir ada rasio 100 kematian warga Palestina dibanding satu warga Israel yang tewas dalam konflik Gaza, pada hari ketujuhnya. ‘’Tidak ada perasaan bahwa itu dapat menjadi sebanding,’’ katanya dan menyatakan Israel adalah negara yang dibangun berdasar pembasmian etnik, dengan merujuk pada pembentukannya Mei 1948, setelah sekitar 700.000 warga Palestina melarikan diri atau diusir. (ant)

Warga SCTP Datangi Polres Buleleng Singaraja (Bali Post) Puluhan warga dan tokoh empat Desa Baliaga di Kecamatan Banjar yakni Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, dan Pedawa (SCTP) beramai-ramai mendatangi Mapolres Buleleng, Sabtu (3/1) kemarin. Kedatangan mereka untuk memberi dukungan moral kepada warga Cempaga yang menjadi korban dalam aksi bentrok antarpemuda di Lovina saat tahun baru. Sejumlah warga Desa Cempaga yang menjadi korban pengeroyokan itu kemarin, menjalani pemeriksaan selaku saksi korban. Selain Ardika Wijaya yang ikut menjadi korban pengeroyokan, sejumlah warga Cempaga lain yang berhasil menyelamatkan diri dalam bentrokan itu juga ikut menjalani pemeriksaan. Selain Perbekel Cempaga Nyoman Ardika, sejumlah tokoh yang ikut mengantar warga tersebut adalah Made Suadarmayasa alias Regog yang dikenal sebagai tokoh masyarakat Desa Tigawasa sekaligus Ketua Banzer Buleleng, Tawok yang dikenal sebagai Ketua Laskar Pandawa, dan Erwin dari Desa Sidatapa, dan Suyama dari Desa Tigawasa. Regog mengatakan kedatangan mereka ke Mapolres Buleleng ini selain memberi dukungan kepada para saksi korban dari Desa Cempaga sekaligus juga memberi dukungan kepada polisi untuk mengusut kasus ini secara tuntas. Selain itu, warga SCTP yang dikenal sebagai desa tua di Buleleng itu juga ingin menunjukkan bahwa mereka sangat proaktif membantu polisi dalam mengusut kasus di Buleleng. Menurut Regog, rencananya ada ratusan warga dari SCTP yang mau ikut ke Mapolres Buleleng. Namun untuk megantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tak diinginkan, pihaknya melarang warga untuk ikut. ‘’Sehingga yang datang kali ini hanya tokoh-tokohnya sekitar lima puluh orang,’’ katanya. (kmb15)

Keluarga dan warga mengubur jenazah Tangkeng di pekuburan adat setempat. Sedangkan, pelaku (Suparma-red), langsung dijebloskan ke sel tahanan Mapolres Klungkung untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ini berarti, pembunuhan orang tua kandung oleh anak sendiri merupakan yang kedua kalinya di Klungkung dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Sebelumnya, kasus pembunuhan oleh anak kandung (kemudian diketahui mengalami gangguan jiwa) terhadap orang tua, terjadi di Kecamatan Nusa Penida tahun 2007. Peristiwa tragis yang menimpa Tangkeng terjadi pukul 00.30 wita, Sabtu (3/1) dini hari kemarin. Sebelum kejadian, sekitar pukul 23.00 wita, pelaku membuat gaduh di wilayahnya. Membawa sebilah pisau lipat, laki-laki yang doyan berjudi itu bergelagat seperti orang stres. Masyarakat sekitar ketakutan. Apalagi, pelaku sempat menyandera tetangganya Wayan Narya. Pelaku juga menempel-nempelkan pisau lipat ke leher dan wajah Narya. Ulah pelaku didengar istrinya, Ni Made Neti, yang saat itu tengah tertidur pulas. Tak mau suaminya berbuat lebih jauh, mengingat kejiwaannya tak stabil (dua kali sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa Bangli-red), Neti membangunkan mertu-

anya (korban-red) yang juga sudah tidur. Keduanya mendatangi pelaku. Melihat pelaku menyandera warga, korban membujuk pelaku agar menghentikan perbuatannya dan meminta pelaku pulang. Bukannya menuruti, pelaku malah beringas. Balik mengacungkan pisau ke arah korban. Melihat gelagat tak baik, korban lari. Naas, dalam aksi saling kejar, korban tersandung hingga jatuh persis depan rumah milik Nengah Sujiana alias Suwir. Saat jatuh itulah, pelaku tak memberi ampun. Secara membabi buta, dia membacok wajah korban berkali-kali. Sementara itu, adik pelaku, Ketut Alit yang notabene anggota Polsek Dawan, bergegas menuju kantornya untuk melaporkan peristiwa tersebut. Dihujani bacokan, belasan luka menganga terjadi di wajah korban. Bahkan bola mata bagian kiri nyaris keluar. Termasuk juga ada luka di siku kiri korban yang diperkirakan tersabet saat korban berusaha menangkis bacokan pisau pelaku. Melihat aksi biadab pelaku yang terjadi di sekitar rumahnya, Suwir meminta pelaku menghentikan aksinya menghabisi nyawa laki-laki tua yang tak lain ayah kandungnya. Sayang, permintaan itu membuat pelaku makin gelap mata. Dia kembali menyandera Suwir dan memperlakukan Suwir sebagaimana ketika menyandera Narya.

Malah, lebih sadis. Selama hampir satu setengah jam, pisau lipat yang dibawa, secara perlahan digoreskan ke leher dan wajah Suwir. Tak pelak, hal itu membuat Suwir shock. Hingga akhirnya datang sekitar satu kompi aparat kepolisian dari Polsek Dawan dan Polres Klungkung. Polisi pun tidak serta merta berhasil mengamankan pelaku. Polisi harus menembakkan peluru peringatan ke udara sebanyak dua kali, baru akhirnya pelaku melepaskan pisau dan Suwir. Polisi langsung memborgol kedua tangan pelaku. Menggiring dan menjebloskannya ke sel tahanan Mapolres Klungkung. Ketika dimintai konfirmasi, Kabag Bina Mitra Polres Klungkung Kompol Nyoman Kuat seizin Kapolres Klungkung AKBP Moch. Yudi Hartanto, mengaku masih mengembangkan kasus pembunuhan tersebut. Sejauh ini, polisi baru menahan pelaku. Mengantisipasi pelaku mengamuk, polisi terpaksa memborgol kedua tangan pelaku meski sudah berada dalam jeruji besi. Mengenai informasi gangguan kejiwaan yang dialami pelaku, Kuat mengaku masih mengkoordinasikannya dengan keluarga pelaku untuk memeriksakan kejiwaan pelaku di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli. Menurut Kuat, pelaku terancam pasal Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, subsider Pasal 354 KUHP tentang penganiayaan berat dan lebih subsider lagi Pasal 351 Ayat 3 jo Pasal 358 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian. (kmb20)

Capres dan Cawapres Golkar dari Kalangan Internal Jakarta (Bali Post)Partai Golkar memastikan mengajukan kadernya sebagai calon presiden (capres). Jika dimungkinkan calon wakil presiden (cawapres) juga akan diajukan dari kalangan internal. Tetapi hal ini baru diambil setelah melihat hasil Pemilu Legislatif 2009 mendatang. Demikian kata anggota FPG DPR Happy Bone Zulkarnaen dalam acara diskusi di Jakarta, Sabtu (3/1) kemarin. Menurut dia, penetapan capres dan cawapres dari kalangan internal Golkar, kalau memang dalam pemilu nanti mendapat suara cukup signifikan. Jika hasilnya seperti itu, sudah dipastikan kader terbiak partai akan dimajukan untuk bisa meraih kursi presiden dan wapres. Sedangkan di koalisi di par-

lemen, Golkar perlu melihat parpol lain yang memperolh kursi yang signifikan pula. Mengenai Partai Demokrat yang akan diajak kembali untuk berkoalisi, jelas Happy Bone, sangat dimungkinkan. Tetapi partai bersangkutan setidaknya harus memperoleh jumlah kursi di DPR yang signifikan. Kalau Partai Demokrat memilih koalisi dengan partai lain berbasis agama, Golkar takkan khawatir. Itu sah-sah saja untuk berkoalisi dengan partai lain. Kami lebih mengedepankan kedewasaan dalam berpolitik, ujar anggota Komisi Pertahanan dan Keamaman ini. Diungkapkan, untuk saat ini Golkar lebih fokus dengan Pemilu 2009. Partainya berharap bisa mengulang sukses seperti dalam Pemilu 2004 lalu. Konsolidasi par-

tai terus dilakukan, agar mesin politik Golkar bisa berjalan seperti pemilu lalu. hal tersebut merupakan kunci sukses pemenangan partai dalam mendulang suara dari berbagai pelosok daerah. Dengan kondisi sekarang memang agak sulit. Tetapi kami yakin bisa mengulang sukses seperti pemilu lalu, kata dia yakin. Terhadap kemungkinan untuk memajukan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla sebagai capres, Happy Bone megaku belum tahu. Segala kebijakan harus menunggu hasil pemilu legislatif. Hal ini sesuai kesepakatan hasil Rakenas Partai Golkar yang digelar blum lama ini. Semua akan diputuskan melalui prosedur serta mekanisme yang berlaku dalam partai, tangasnya. (kmb4)

BPM/bal

BERKUMPUL - Kelurga korban berkumpul di rumah duka setelah naas menimpa Made Tangkeng (60). Dia tewas di tangan anak kandungnya sendiri, Komang Suparma.

Banjar Gelar ’’Pecaruan’’ AKSI pembunuhan sadis seorang anak, Komang Suparma, terhadap ayah kandungnya, Made Tangkeng, kontan membuat geger warga banjar setempat. Mereka seolah tak percaya, bapak tiga anak itu tega menghabisi nyawa ayahnya yang dikenal sangat baik oleh warga. Keterkejutan juga dirasakan Klian Banjar Kawan, Wayan Sujana. Namun, ketidakpercayaan Sujana sudah menjadi kenyataan. Karenanya, dia harus mengambil langkah selanjutnya untuk menghindari keletehan berkepanjangan di

wilayahnya. Apalagi, peristiwa pembunuhan terjadi di wilayah banjar. Tidak langsung terjadi di rumah korban. Sujana menyatakan sudah berembuk dengan masyarakat, termasuk dengan keluarga korban untuk menggelar pecaruan (pembersihan). ‘’Sekarang kami masih menunggu hari baik untuk menggelar pecaruan,’’ tandas Sujana saat ditemui di rumahnya. Bukan hanya pecaruan di banjar, pembesihan berupa banten prascita juga dilakukan terhadap Nengah Suijana alias Suwir yang sempat menjadi sandera pelaku. (bal)

Krisis Kemanusiaan Merebak di Gaza

Enam Pemberontak Tewas Srinagar Setidaknya enam orang yang diduga gerilyawan Muslim dan tiga petugas keamanan tewas dalam pertempuran di beberapa tempat di Kashmir yang dikuasai India, kata seorang pejabat Sabtu (3/1) kemarin. Dua tentara, seorang polisi dan empat gerilyawan tewas dalam pertempuran di daerah berhutan di wilayah Poonch, sekitar 270 kilometer di barat ibu kota musim dingin negara bagian Jammu, kata juru bicara

Departemen Pertahanan, Kolonel SM Acharya. “Bentrokan bersenjata dimulai sejak Kamis malam setelah para gerilyawan menyerang tim gabungan polisi dan militer, yang melakukan operasi pencarian di hutanhutan daerah itu, setelah mendapat informasi bahwa para gerilyawan bersembunyi di sana,” kata Acharya. Dalam bentrokan lainnya di distrik Sopore, di Kashmir utara, dua gerilyawan anggota kelompok Jaish-eMohammed tewas, Jumat

malam. Polisi mengatakan salah satu dari gerilyawan itu berkebangsaan Pakistan, yang dikenali bernama Abu Bakhti. Dua senjata otomatis dan amunisi ditemukan di tempat kejadian. Wilayah Kashmir yang disengketakan terbagi menjadi dua bagian, satu bagian di bawah pemerintah India dan lainnya dikuasai oleh Pakistan. Kedua negara pernah dua kali perang berkaitan dengan sengketa wilayah di perbatasan mereka itu. (ant)

BPM/afp

BERJALAN - Seorang remaja berjalan di depan reruntuhan gedung yang hancur dihantam bom pasukan Israel. Serangan Israel telah membuat krisis kemanusian di wilayah ini merebak. Tercatat sudah 463 warga Palestina yang tewas dalam agresi kali ini.

Jerusalem Serangan mematikan Israel terhadap sasaran-sasaran Hamas di Jalur Gaza memasuki minggu kedua Sabtu (3/1) kemarin. Sementara itu, upaya-upaya pembentukan gencatan senjata mengalami kebuntuan. Setelah berbagai faktor dalam apa yang menurut badan-badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) makin bertumpuk, krisis kemanusiaan di wilayah miskin berpenduduk 1,5 juta warga Palestina itu kian merebak. Berdasarkan laporan AFP, di wilayah Palestina yang dicaplok Israel sejak perang 1967 itu, terjadi serangan udara setiap 20 menit, dan semakin banyak pada malam hari. Pembombardiran Israel telah menyebabkan kerusakan yang sangat luas, dengan lebih dari 600 target serangan, termasuk jalanjalan, infrastruktur, gedunggedung pemerintah dan kantor-kantor polisi. Sistem kesehatan dibanjiri korban setelah selama 18 bulan serba kekurangan karena blokade Israel terhadap wilayah itu. Di samping sedikitnya 436 orang Palestina tewas, hampir 3.000 orang lainnya cedera sejak 27 Desember, kata para petugas medis Gaza. Sekitar 250.000 orang tidak berpenerangan listrik. Satusatunya pembangkit listrik di Gaza diputus pada 30 Desember untuk keenam kalinya sejak 5 November, karena kekurangan bahan bakar dan suku cadang. (ant)

Bentrok di Lovina

Polres Buleleng Tetapkan Tiga Tersangka

BPM/ole

DUKUNGAN - Tokoh-tokoh warga dari Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, dan Pedawa (SCTP) tampak dudukduduk di teras Mapolres Buleleng untuk memberi dukungan kepada korban yang sedang menjalani pemeriksaan

Singaraja (Bali Post) Tiga warga Desa Kaliasem Kecamatan Banjar ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus bentrok antarkelompok pemuda saat pesta tahun baru di Lovina yang menyebabkan tewasnya seorang warga Desa Cempaga, Komang Ardi Wismaya (30). Sementara dua warga lainnya masih menjalani pemeriksaan dan tidak tertutup kemungkinan akan menyusul jadi tersangka. Ketiga tersangka adalah Kadek Nova Suardika alias Nova (23) dan Ketut Suartana alias Nyamprut (26), keduanya warga Dusun Lebah Desa

Kaliasem, serta Kadek Parta alias Pentol (24), warga Njung Sanghyang, Desa Kaliasem. Dari hasil pemeriksaan polisi, Nova diduga melakukan penganiayaan terhadap korban Gede Ardiasa (22). Nyamprut diduga melakukan penganiayaan terhadap Komang Ardi Wismaya yang ditemukan tewas dalam aksi bentrok tersebut. Keduanya dijerat dengan pasal 351 KUHP. Sementara Kadek Parta alias Pentol ditetapkan sebagai tersangka karena ketahuan membawa senjata tajam berupa pedang pendek setelah digeledah saat terjadinya bentro-

kan di Lovina. Meski kasusnya berhubungan, namun polisi belum menyimpulkan apakah Pentol ikut terlibat dalam aksi pengeroyokan terhadap empat warga Cempaga di Lovina atau sekadar lewat di tempat tersebut. Pentol dijerat dengan UU No.12 tahun 1951 karena ketahuan membawa senjata tajam. Hingga Sabtu malam kemarin, Satreskrim masih mengamankan dua warga Desa Kaliasem lainnya yakni Gede Suartana alias Bagong (37) dan Gede Wahyudi alias Si An (31) yang diduga terlibat dalam aksi

pengeroyokan tersebut. Keduanya dijemput petugas di rumahnya di Kaliasem dan hingga pukul 19.00 wita kemarin keduanya masih menjalani pemeriksaan dan belum ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu, empat cewek kafe yang disebut-sebut sebagai pemicu dan sebagai penghasut dalam kasus bentrokan tersebut hingga Sabtu kemarin masih diamankan untuk menjalani sejumlah pemeriksaan di Polres Buleleng. Awalnya empat cewek kafe itu sempat dipulangkan, namun Sabtu kemarin dijemput kembali di

tempat tinggalnya di Lovina. Kapolres Buleleng AKBP Istiyono yang didampingi Kanit I Satreskrim Ipda Nyoman Adnyana TJ mengatakan pihaknya masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap sejumlah saksi. Bahkan empat cewek kafe yang diduga sebagai penghasut juga kemungkinan bisa menjadi tersangka dalam kasus tersebut. ‘’Untuk sementara bisa jadi akan ada lima tersangka, namun pengembangan terus dilakukan untuk mengungkap kasus ini secara tuntas,’’ ujarnya. Kasus bentrokan itu terja-

di pada pesta Tahun Baru 2009, Kamis (1/1) sekitar pukul 00.30 wita. Saat itu, sejumlah kelompok pemuda terlibat bentrok fisik yang menyebabkan Komang Ardi Wismaya (30), warga Dusun Corot Desa Cempaga Kecamatan Banjar tewas, dan tiga pemuda lainnya, yakni Ketut Ardika Wijaya (25), warga Dusun Corot Desa Cempaga, serta Gede Ariasa (22) dan Kadek Juli Adnyana (19) mengalami luka-luka. Juli Adnyana bahkan hingga Sabtu kemarin masih menjalani rawat inap di RS Parama Sidi Singaraja. (kmb15)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.