INDONESIA AQUACULTURE OUTLOOK 2022 Digitalisasi Industri Akuakultur untuk Pangan Indonesia yang Berkelanjutan
Pesan dari CEO "Aquaculture, not the internet, represents the most promising investment opportunity of the 21st Century." - Peter Drucker Akuakultur adalah salah satu industri paling potensial di Indonesia, dengan mempertimbangkan sumber daya alam yang dapat mendukung perkembangannya. Namun, masyarakat dan media pada umumnya jarang mendiskusikan Akuakultur, padahal Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemimpin di sektor Akuakultur dalam skala global. Hal itu menjadi salah satu alasan mengapa eFishery mengadakan Indonesia Aquaculture Outlook 2022, sebagai ruang diskusi terbuka seputar Akuakultur, terutama skena Akuakultur di Indonesia. Saatnya kita mulai fokus membangun sektor yang berpotensi menciptakan dampak besar untuk dunia.
Gibran Huzaifah Co-Founder dan CEO eFishery
Produk perikanan budidaya adalah sumber protein hewani yang paling efisien, berdasarkan penggunaan sumber daya untuk produksi dan jejak karbon yang ditinggalkan. Selain itu, kultur berbudidaya sudah ada sejak lama di Indonesia, sehingga yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pertumbuhan sektor Akuakultur Indonesia adalah akselerasi, dan proyeksi secara tahunan disertai dengan pembaharuan informasi secara rutin, dapat membantu akselerasi tersebut. eFishery memiliki misi untuk menjadikan Indonesia negara produsen Akuakultur terbesar dalam waktu 20 tahun ke depan. Target ini hanya bisa tercapai dengan adanya kolaborasi antar pihak dan strategi yang tepat sasaran.
Kondisi Populasi di Dunia Di tahun
Populasi Global
2050 10 Miliar Per tahun 2050, kebutuhan global untuk protein hewani akan meningkat hingga
52%
2019
2050
Sumber Protein Hewani Berdasarkan Penggunaan Sumber Daya Produksi Akuakultur sangat efisien dalam penggunaan sumber daya
Feed Conversion Ratio (Daging yang dihasilkan per 100 kg pakan yang diberikan)
1.1 61 kg
2.2 21 kg
Berdasarkan penggunaan sumber daya produksinya, produk ikan budidaya adalah sumber protein hewani dengan FCR atau konversi pakan paling efisien. Setiap 100 kg pakan yang diberikan, budidaya ikan dapat menghasilkan 61 kg daging ikan untuk dikonsumsi. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan peternakan sapi yang hanya dapat menghasilkan 4-10 kg daging sapi.
3.0 17 kg
4-10 4-10 kg
Feed Conversion Rate (FCR) budidaya ikan
~89%
lebih efisien dibandingkan ternak sapi.
Perbandingan Jejak Karbon dari Tiap Sumber Protein Hewani 25 Daging Sapi
Rata-rata emisi - 20kgCO2eq
Daging Domba
6,5
Daging Babi
4,5
Daging Ayam
1,6
Daging Ikan 0
Sumber: Our World in Data
Emisi Gas Rumah Kaca Untuk Produksi Daging Ikan
15x
lebih rendah dibandingkan Produksi Daging Sapi
10
20
30
Emisi gas rumah kaca per 100 gram protein (kilograms of carbon dioxide equivalents; kgCO2eq)
Selain menjadi protein hewani dengan penggunaan sumber daya paling efisien, budidaya ikan juga meninggalkan jejak karbon yang relatif rendah jika dibandingkan protein hewani lainnya. Untuk setiap 100 gram daging ikan, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan sebesar 1,6 kgCO2eq, jauh lebih rendah dibandingkan produksi daging sapi yang menghasilkan 25 kgCO2eq.
Sektor Perikanan Dunia
Proyeksi Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya Dunia 1980-2030
Akuakultur Termasuk Sektor dengan Pertumbuhan Paling Pesat Selama 40 Tahun Terakhir
Perikanan Tangkap Sumber: Food and Agriculture Organization
Perikanan Budidaya
●
$9.4 Miliar per tahun
●
CAGR 18.7%
Konsumsi Produk Perikanan Global Proyeksi produksi perikanan hingga tahun 2030 pada halaman sebelumnya didukung dengan pertumbuhan konsumsi produk perikanan yang juga diproyeksikan akan meningkat di tahun-tahun mendatang.
51%
49%
Saat Ini Sumber: Food and Agriculture Organization
VS
38%
62%
Perikanan Budidaya Perikanan Tangkap
Masa Mendatang
Ulasan Mendalam Sektor Akuakultur
5 Negara dengan Produksi Akuakultur Terbesar Tahun 2020 (dalam Ton) 70.000,00
60.900,36
60.000,00
50.000,00
Indonesia adalah produsen Akuakultur terbesar kedua di dunia, padahal kita adalah negara kepulauan terbesar di dunia.
40.000,00
30.000,00 13.300,80 20.000,00
12.504,20 7.790,55
5.750,16
10.000,00
0 Tiongkok (Cina)
Indonesia
India
Sumber: OECD-FAO Agricultural Outlook 2021-2030
Vietnam
Peru
Indonesia juga memiliki persentase area perairan yang lebih besar, jika dibandingkan dengan Tiongkok sebagai produsen Akuakultur pertama di dunia.
Potensi Produksi Akuakultur Indonesia Total Nilai Produksi (US$)
12 Miliar Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
●
6,5 Juta Kolam
●
2,5 Juta Pembudidaya Ikan
Produksi Akuakultur di Indonesia 5,86M 5,75M 6.00 M
3,99M
4,28M
4,36M
4,95M
5,57M
5,54M
5,68M
5,37M
3,16M
4.00 M
2,76M 2,36M
2.00 M
0.0 2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
Meski sempat terdampak pandemi tahun 2020, produktivitas sektor Akuakultur Indonesia selama 12 tahun terakhir cenderung meningkat secara stabil. Namun, angka peningkatan tersebut terlalu kecil, sehingga dibutuhkan adanya akselerasi demi mengoptimalkan potensi Akuakultur di Indonesia. Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Produksi Akuakultur Indonesia per Komoditas Patin 8,5% Mas
Bandeng 18,6%
8,0% Gurame 3,0% Bawal 0,9%
Lele 19,0%
Nila 22,6%
Udang 19,5%
Source: Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Saat ini, Indonesia memiliki 8 komoditas budidaya unggulan, dengan komoditas yang paling banyak diproduksi adalah ikan nila, lele, dan udang.
Jumlah Konsumsi Produk Perikanan di Indonesia
80
60
40
20
0 2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
Peningkatan produksi produk perikanan di Indonesia turut didukung dengan pasar yang sudah siap menerima dan mengonsumsi produk-produk tersebut. Selain untuk ekspor, dengan jumlah konsumsi produk perikanan nasional di angka ~60 kg/kapita, Indonesia juga siap menerima hasil peningkatan produksi perikanan untuk konsumsi dalam negeri.
Segmentasi Budidaya Udang Diklasifikasikan Berdasarkan Padat Tebar Ekstensif
Semi-Intensif
Intensif
Padat Tebar
<80 ekor/m2
80 ekor/m2 - 120 ekor/m2
121 ekor/m2 - 500 ekor/m2
Produktivitas
~0,2 ton/ha/siklus
~4,55 ton/ha/siklus
~13,64 ton/ha/siklus
Pakan
Alami (algae)
Pabrikan
Pabrikan
Ancaman Penyakit
Rendah
Sedang ke Tinggi
Tinggi ke Tinggi Sekali
Berdasarkan data aktual Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, angka produksi udang Indonesia saat ini masih di bawah 1 juta ton (911.200 ton di tahun 2020), dan mayoritas hanya berasal dari budidaya ekstensif. Namun, dengan pendekatan teknologi dan sistem budidaya yang tepat, produksi udang di Indonesia berpotensi menghasilkan hingga 2 juta ton. Margin keuntungan pada budidaya udang intensif diestimasikan lebih tinggi dibanding komoditas lain, yaitu 30-60% setiap berhasil panen, dibandingkan dengan margin pada budidaya ikan lele yang berkisar di angka 15%. Maka dari itu, budidaya udang intensif yang didukung dengan teknologi tepat sasaran akan efektif dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Estimasi Potensi Produksi Udang di Indonesia
2.057.283 Ton Sumber: Tim Riset eFishery
Pasokan Ikan Global dengan Peningkatan Produktivitas Skenario untuk Perikanan Budidaya Skenario untuk Perikanan Tangkap
JUTA TON
Total Baseline Captured Baseline
Secara jangka panjang, tren dan potensi produktivitas Perikanan terus meningkat. Namun, dengan membangun lingkungan kondusif yang difasilitasi oleh teknologi penunjang, hasil produksi dapat melebihi angka titik acuan proyeksi produktivitas.
Sumber : Béné, et al., 2015
Pemanfaatan Teknologi untuk Peningkatan Produktivitas Sektor Akuakultur
Rantai Nilai Akuakultur yang Menyeluruh dari eFishery
2 1
Menciptakan solusi terintegrasi bagi Pembudidaya
3
Mendengarkan aspirasi dan bekerja sama dengan Pembudidaya
5
Menciptakan dampak nyata bagi ribuan Pembudidaya dan jutaan konsumen di Indonesia
4
Mendampingi dan mendorong pertumbuhan dan produktivitas Pembudidaya
Mendistribusikan produk Akuakultur terbaik ke seluruh penjuru negeri
Ekosistem Akuakultur eFishery
30.000
Produk dan layanan eFishery telah tersedia dan digunakan oleh ribuan Pembudidaya di
250+
Kota/Kabupaten di Indonesia, dan terus bertambah.
2.300
2020
2021
Evolusi Teknologi eFeeder eFeeder adalah salah satu produk andalan eFishery yang secara konsisten berkontribusi dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemberian pakan, sehingga meningkatkan kualitas bisnis budidaya para Pembudidaya Indonesia.
2014
2016
eFeeder 1.0
eFeeder 2.0
Mempercepat siklus panen hingga
Meningkatkan efisiensi pakan hingga
Meningkatkan kapasitas produksi hingga
74
30%
26%
hari
2017
eFeeder 2.1.0
Meningkatkan pendapatan Pembudidaya hingga
45%
Ekosistem Akuakultur eFishery
Ekosistem Budidaya Ikan eFisheryKu
Ekosistem Budidaya Udang eFarm
Demi membangun ekosistem Akuakultur yang optimal, eFishery membagi ekosistem akuakulturnya menjadi dua, yaitu Ekosistem Budidaya Ikan dan Ekosistem Budidaya Udang. Kedua ekosistem ini memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga dukungan yang dibutuhkan Pembudidayanya pun berbeda.
Ekosistem Budidaya Udang Optimalisasi produktivitas ekosistem budidaya udang yang bisa diakses dari genggaman Pembudidaya, dimulai dari layanan Rencana Budidaya hingga Pendampingan & Konsultasi untuk budidaya yang lebih menguntungkan.
Rekomendasi dan Konsultasi Budidaya untuk panen yang lebih optimal.
Pencatatan data kolam yang lengkap, sistematis, dan mudah diakses.
Layanan pencegahan penyakit pada udang dengan disinfektan ramah lingkungan.
eFarm Platform penyedia informasi dan rekomendasi budidaya udang yang lengkap dan mudah dipahami. Pembudidaya dapat melihat : Kualitas Air Tambak Rekomendasi Terhadap Kualitas Air Guna Menurunkan Probabilitas Penyakit/Kematian Identitas Lainnya pada Kolam dan Siklus Terkait
Ekosistem Budidaya Ikan Demi membangun ekosistem budidaya ikan yang terintegrasi, eFishery menyediakan berbagai kebutuhan sarana produksi budidaya ikan, mulai dari pakan hingga pendanaan. Total jumlah Pembudidaya yang
Total jumlah pembiayaan yang
Total jumlah pakan
2021
2021
2021
>7.000
>400 M
>26.000 Ton
terhubung secara langsung dengan institusi finansial
disetujui (dalam Rupiah)
yang disalurkan kepada Pembudidaya
eFisheryKu Aplikasi serba ada untuk Pembudidaya ikan, dengan fitur lengkap untuk mendukung usaha budidaya ikan.
Pusat Informasi Budidaya & Akuakultur Menyediakan Berbagai Jenis Pakan dengan Harga Bersaing Membuka Akses ke Institusi Finansial Bagi Pembudidaya Fitur Kabayan (Kasih, Bayar Nanti) untuk Pembiayaan Usaha Budidaya Ikan
175+ eFisheryPoint Ruang Pembudidaya berkolaborasi dan bertemu dengan teknologi dari eFishery.
eFresh Platform yang memberikan informasi ketersediaan dan harga ikan sesuai dengan lokasi. Mitra eFresh dapat mengakses informasi stok sekaligus memesan pasokan ikan yang dibutuhkan.
eFresh
Melalui eFresh, eFishery mendobrak pasar dan mengimplementasikan sistem perdagangan yang lebih adil, baik untuk Pembudidaya maupun konsumen ikan. Total transaksi penjualan ikan (dalam Rupiah)
Total transaksi penjualan udang (dalam Rupiah)
2021
2021
350 Miliar
71 Miliar
Apakah Kondisi di Indonesia Sudah Mendukung Akselerasi Produktivitas Industri Akuakultur?
Data Penetrasi Internet di Indonesia Tidak Menggunakan Smartphone
Menggunakan Smartphone
66,36%
33,64%
Berdasarkan Pulau
Frekuensi Penggunaan Dalam Satu Hari
Jawa
Bali & Nusa Tenggara
Sumatera
Sulawesi
86,60% 84,14% Kalimantan
52,12%
45,24% 43,82%
Maluku & Papua
27,68%
Berdasarkan Wilayah Urban
83,04%
>10 jam
5,76%
50,39%
Sumber: Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
19,07%
Berdasarkan Pendidikan
3-5 jam
26,69%
1-3 jam
<1 jam
34,51% 13,97%
Berdasarkan Usia
Tidak Sekolah
SD
9-19 Tahun
20-29 Tahun
SMP
SMA
30-49 Tahun
50-65 Tahun
Diploma/S1
S2/S3
21,08%
59,89% Rural
5-10 jam
93,02%
40,87% 79,56% 100%
65,34% 68,34%
75,95% 50,79%
Penggunaan Gawai (Gadget)
Media Sosial
Smartphone
67,27%
Handphone
40%
60%
91,15% 23,01%
Sosial Media (group komunitas FB, WA)
0,29% 0%
19,44% 15,28% 4,17% 0%
50%
100%
23,61%
Jarang
25%
75%
37,50%
Selalu
2,36%
Bandar/Tengkulak
50%
Sering
Kadang-kadang
3,24%
0,59%
25%
Tidak Pernah
22,12%
Keluarga/Penyuluh Perikanan/Sales Pakan
0%
80%
Frekuensi Pencarian Informasi Terkait Perkembangan Budidaya
Sesama Pembudidaya (offline/luring)
YouTube
4,72%
Sumber Informasi Mengenai Budidaya
Media Cetak
5,31%
TikTok
20%
Pencarian Internet (Google)
23,30%
1,33% 0%
35,69%
Tidak Ada Medsos
8,85%
Tablet
43,07%
YouTube
11,95%
PC
62,24%
27,21%
Tidak Pakai Gawai
89,09%
75%
100%
10%
20%
30%
40%
Apakah Teknologi Digital Penting Bagi Pembudidaya?
Berdasarkan survei yang dilakukan eFishery ke 357 Pembudidaya di area Jawa dan Sumatera, Pembudidaya sudah menganggap teknologi sebagai hal positif dan faktor yang penting dalam berbudidaya. Hal ini menjadi salah satu indikator bahwa Pembudidaya Indonesia lebih terbuka akan inovasi teknologi.
Source: Tim Riset eFishery
48,46%
Sangat Penting
47,90% Penting
0,28%
Sangat Tidak Penting
Seberapa Adaptif Teknologi (Tech-Savvy) kah Pembudidaya di Indonesia?
Untuk mengukur Adaptivitas Teknologi (Tech-Savvy) Pembudidaya di Indonesia, kita perlu membuat parameter pengukuran interaksi digital.
Apa yang Membuat Interaksi Digital Sederhana atau Kompleks bagi Pengguna? Sederhana
Kompleks
Kurang dari 3 Langkah
Lebih dari 4 Langkah
WhatsApp dan SMS untuk Mengirim Pesan 1. Mencari Kontak → Pilih Kontak 2. Menulis Pesan → Mengirim Pesan
Aktivitas Membeli Produk di Lokapasar (e-commerce): 1. Mencari Produk 2. Memilih dan Mengevaluasi Produk → Masukkan ke Keranjang 3. Memasukkan Alamat Pengiriman 4. Memilih Metode Pembayaran di Aplikasi 5. Pindah Aplikasi ke Aplikasi Banking/Fintech 6. Melacak Pesanan
Menonton Video di YouTube 1. Cari Video → Memilih Video 2. Menonton Video
Berdasarkan Tingkat Kerumitan eFishery membagi tingkat adaptasi teknologi (Tech-Savviness) Pembudidaya menjadi 3 level
Level
Level
0 Tidak merasakan manfaat dari Internet
Prasyarat Tingkat Tech Savvy
Contoh Perilaku
1
2
Mampu menyelesaikan simple task (<3 task)
Mampu menyelesaikan task yang kompleks (>4 task)
Mengetahui manfaat dari penggunaan internet
Pernah beberapa kali membeli sendiri beberapa barang/kebutuhan dari aplikasi
Mampu mengonsumsi dan mencari informasi dari internet
Melakukan semua aktivitas secara offline.
Level
Menonton YouTube, mengunduh dan menggunakan aplikasi seperti WhatsApp tanpa bantuan orang lain.
Up-to-date, antusias, dan aktif mencari inovasi terbaru
Berbelanja online tanpa bantuan atau arahan orang lain, bisa memanfaatkan fasilitas internet banking untuk transaksi.
Berapa Banyak Pembudidaya pada Level 0, 1, dan 2 dalam Ekosistem eFishery? 23,9% Level 2
56,7% Level 1
19,4% Level 0
Faktor Utama yang Mempengaruhi Penetrasi Pembudidaya Terhadap Teknologi
#1 #2 #3
Jenis Komoditas dan Durasi Siklus Budidaya Pembudidaya dengan komoditas yang siklusnya pendek, contohnya ikan nila dan lele, akan cenderung lebih cepat mengadopsi teknologi.
Tingkat Ketergantungan pada Bandar Pembudidaya yang terikat dengan satu bandar cenderung lebih bersedia untuk menggunakan layanan pembiayaan dari eFishery.
Ketersediaan Pasar untuk Penjualan Hasil Panen Pembudidaya yang memiliki keterbatasan akses untuk menjual hasil panen cenderung lebih bersedia untuk menggunakan layanan pembiayaan dari eFishery.
eFishery dan Perekonomian Rural Indonesia Industri Akuakultur merupakan sektor yang
8x
potensial untuk dikembangkan. Hal ini tercermin dari peningkatan pendapatan eFishery yang naik hingga 8 kali lipat dalam satu tahun terakhir. Melalui pendapatan Pembudidaya, mitra, agen dan distributor, eFishery telah berkontribusi sebesar
29.75
juta USD
untuk perekonomian rural Indonesia. Namun, pengembangan ini masih menemui berbagai tantangan, sehingga kerap tidak optimal. 2020
2021
Tantangan Pengembangan Sektor Akuakultur di Indonesia Berikut adalah faktor-faktor yang dapat dieksplorasi demi akselerasi pembangunan sektor Akuakultur yang optimal.
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kesimpulan
Indonesia merupakan negara produsen perikanan budidaya terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok (Cina) dengan total nilai produksi Akuakultur yang mencapai US$ 12 Miliar. Dengan 2,5 juta orang Pembudidaya, sektor Akuakultur Indonesia berpotensi menghasilkan US$ 1,2 triliun bagi perekonomian Indonesia. Di tahun 2050, diproyeksikan ada 10 miliar manusia yang membutuhkan makanan dan permintaan pasokan sumber protein hewani pun akan meningkat. Akuakultur adalah sumber protein
hewani yang paling efisien dan menghasilkan emisi karbon yang paling rendah jika dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya, seperti daging sapi. Oleh karena itu, mempromosikan ikan budidaya sebagai sumber utama protein hewani menjadi semakin relevan. Melihat laju perkembangan sektor Akuakultur, akselerasi pertumbuhan dibutuhkan agar Akuakultur bisa menjadi solusi yang berkelanjutan untuk kebutuhan pangan dunia. Penggunaan teknologi
Akuakultur seperti inovasi dari eFishery menjadikan rantai nilai pasok sektor ini menjadi lebih efisien, berkelanjutan, dan menguntungkan bagi pemangku kepentingan (stakeholders) yang terlibat di dalamnya, baik itu Pembudidaya, agen pakan, hingga pembeli akhir ikan hasil panen. Meski masih banyak tantangan yang menghadang, akselerasi pertumbuhan sektor Akuakultur dapat tercapai melalui kerja bersama. Dengan kolaborasi antara berbagai pihak, Indonesia dapat
menjadi negara Akuakultur terbesar di dunia, dengan adanya ekosistem digital yang bisa mendukung Pembudidaya dan sosok-sosok lainnya di bidang Akuakultur.
Jl. Bukit Pakar Timur IV No.Kav. B1, Ciburial Kec. Cimenyan, Bandung, Jawa Barat 40254 @efishery.id
@efishery_ai
@efishery