Madani Edisi Desember : Ibu dalam Bingkai Islam

Page 8

Teladan

P

Photo: courtesy twitter @PicWrld

8

|

No.62_Des2013

ada zaman nabi Muhammad SAW ada seorang pemuda dari Qorn, Yaman, bernama Uwais al Qorni, berwajah cukup tampan, bermata biru, pundaknya lapang panjang, kulitnya kemerah merahan, ahli membaca Al Quran, pakaiannya hanya dua helai di mana yang satu sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan. Menurut kisah, di bumi orang-orang tidak menghiraukannya, bahkan mengolok olok dan menghinakannya. Akan tetapi, Uwais al Qorni sangat terkenal di langit. Pemuda dari Yaman ini sejak kecil sudah jadi yatim. Tidak memiliki keluarga dan sanak famili. Hanya memiliki ibunya, ibunyapun sudah uzur, lumpuh, sakit-sakitan dan penglihatannya sudah rabun. Sehari-hari Uwais al Qorni mencukupi kebutuhan hidupnya dengan menjadi penggembala kambing. Upah dari menggembala kambing hanya cukup untuk hidup sekedarnya dia dengan ibunya. Tatkala ibunya memerlukan bantuan, Uwais tidak pernah mengeluh dan akan mendahulukan ibunya terlebih dahulu sebelum perkara lain. Sehingga karena baktinya itulah Uwais al Qorni dikenal sebagai seorang anak yang taat kepada ibunya. Selain itu, Uwais juga sangat taat melakukan ibadah, siang hari beliau seringkali berpuasa dan malam hari diisi dengan ibadah sholat-sholat sunah dan tahajud kepada Allah SWT. Uwais Al-Qorni adalah seorang yang berpenyakit sopak sejak dilahirkan, sehingga tubuhnya belangbelang. Suatu hari sang ibu berpesan padanya, “Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mengerjakan haji,� pinta Ibunya. Uwais tercenung, memikirkan bahwa perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh. Untuk pergi ke Mekkah harus melewati padang pasir tandus yang panas dan rawan dengan penyamunnya . Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun keadaan Uwais sangat miskin dan tak memiliki kendaraan. Ternyata untuk melaksanakan niat ibunya, Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah! Kecintaannya yang begitu besar pada ibunya menjadikan ia rela menempuh perjalanan jauh. Sungguh!, langkah besar cinta Uwais pada ibunya. Ka’bah menjadi saksi keridhoan seorang ibu dan cinta bakti seorang anak Uwais al Qorni. Uwais berjalan saat menggendong ibunya tawaf di Ka’bah. Sang Ibu menjadi terharu dan bercucuran air mata karena telah melihat Baitullah. Lantunan


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.