Dsari: Mei 2010

Page 59

maskulin

Dari sisi fesyen, Musa mengguratkan kreativitas yang dituangkan melalui hasil karyanya dengan lebih mengambil unsur Indonesia tetapi dalam arti luas. Seperti tekstil Indonesia, baik tradisional maupun tekstil modern. Teknik Indonesia, misalnya teknik sulam, bordir, batik, dan lain-lain. “Intinya, saya ingin mengemas kekayaan bangsa menjadi sesuatu yang kontemporer”, pungkasnya. Melalui fesyen, Musa telah menorehkan beberapa penghargaan saat ia masih bersekolah di Amerika. Di Indonesia sendiri, ia pernah masuk sebagai finalis lomba perancang mode di salah satu majalah wanita. Setelah itu Musa tidak pernah mengikuti ajang lomba lagi. Dia langsung berkonsentrasi dengan membangun industri di bidang fesyen. “ Saya tidak membangun brand, dan saya memang tidak ingin terkenal. Saya berpikir, lebih baik menghasilkan uang dulu, ketenaran itu bisa saya beli dalam arti positif. Seperti saya bikin butik yang bagus dan juga branding”, ujar pria yang pernah mendapat penghargaan sebagai murid asing terbaik. Pria kelahiran Jakarta 13 November 1965 ini mengaku, tidak membangun apa yang telah diperolehnya sekarang berdasarkan popularitas dan image terlebih dahulu, tetapi hal itu justru diputar balik belakangan. “Saya mempelajari semua desainer, baik dari luar maupun dalam negeri. Saya banyak mengambil pelajaran dari Georgio Armani, yang masuk dari ready to wear, dari barang biasa ke luxury good, dari luxury good ke barang mewah, dari barang mewah ke produk interior”, kata Musa.

Orang Tua Tidak Mendukung Keinginan Musa untuk menggeluti dan mempelajari dunia fesyen lebih dalam, ternyata sempat ditentang kedua orang tuanya. Ketika ia memutuskan untuk mengambil jurusan fesyen, orang tua Musa menolak mentah-mentah. “Saat itu, orang tua ingin saya menjadi seorang banker”, ujarnya. Akan tetapi, berkat kejujuran yang tersirat dalam hati, ia pun berani mengungkapkan argumen kepada orang tuanya. Mencurahkan keinginan sebenarnya untuk memenuhi hasrat akan dunia fesyen. “Saya berkata pada orang tua, biarkan saya bahagia. Meski saya tidak punya uang saya tetap bahagia. Karena saya yakin dan percaya, bahwa kalau mengerjakan sesuatu yang membuat bahagia, saya akan enjoy”, papar pria yang senang dan merasa nyaman saat senggang berada di toko buku dan senang membaca buku-buku tentang batik, warna, tentang Indonesia, fotografi, lukisan, wayang orang, sosial politik, komik, dan lain-lain ini.

Foto: © Fian MataHati

Belajar dan Membuka Diri Menjadi seorang desainer yang sukses di bidangnya bukan perkara mudah. Minta izinlah terlebih dahulu kepada Tuhan seperti yang dilakukan Musa. Karena Tuhan punya rencana sendiri untuk hidup manusia, apakah diizinkan menjadi seorang desainer atau tidak. Bagi pria berkulit putih ini, kunci menjadi seorang desainer sukses adalah fokus dan konsentrasi di dalamnya. Menurut Musa, desainer memang tidak mudah. Oleh karena itu dibutuhkan komitmen terhadap profesi maupun produk. “Kita harus percaya, bahwa kalau kita membangun sesuatu itu bukan untuk hari ini, tapi untuk 10 atau 50 tahun ke depan”, katanya. Untuk mewujudkan hal tersebut, Musa berusaha belajar dan mencoba membuka diri. Baginya, menginginkan perubahan berarti harus berubah dan keluar dari zona nyaman, berani mengambil risiko, dan Musa mempelajarinya dari orang-orang yang telah sukses dan berhasil lebih dulu. Mereka adalah orang-orang yang berani mengambil risiko dan merasakan perubahan. Karena ketidakberanian merupakan penghambat untuk kemajuan. “Melakukan hal yang sama setiap hari, tetapi mengharapkan hasil berbeda, itu adalah mission impossible. Kita harus mau melakukan perubahan kalau ingin mengubah nasib”, tandasnya. [Anita Surachman-Jun]

d’sari Magazine • Vol.16 Th.2

Dalam hal ini Musa mengambil prinsip, bahwa dari hal kecil dan melalui proses akan menjadi sesuatu yang besar. Tetapi di sisi lain, dia juga harus berani mengambil rasa tidak nyaman, out of the box, dan banyak orang di sekelilingnya yang menakuti ketika itu, terutama masalah pajak dan lain-lain. “Karena ketakutan mereka, maka mereka tidak berkembang. Tapi saya nekat, karena kenekatan itu saya bisa mendapat tender untuk desain BNI 46, Mandala Airlines, dan masih banyak lagi perusahaan besar lainnya”, tukasnya.

57


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.