Sriwijaya Magazine

Page 38

FOOTNOTE

Berharganya Nilai Sebuah Pekerjaan

B

ermula dari sebuah artikel di majalah berbahasa asing yang saya baca, beberapa selebriti dan tokoh ternyata memiliki perbedaan cukup signifikan antara profesinya saat ini dengan profesi sebelumnya. Dari sana, saya pun mengingat pekerjaan yang pertama kali saya lakukan setelah lulus. Mengingat lagi masa lalu, ternyata saya bahkan pernah menjadi tukang kebun, tukang cuci piring, bahkan petugas janitor saat sedang menjadi pegawai magang di sebuah hotel. Pernah mengalami fase seperti itu saya justru merasa bersyukur karena profesi itu menjadi pengalaman menyenangkan. Untungnya sejak dulu saya selalu membekali diri saya dengan sebuah keyakinan bahwa apapun pekerjaanmu, apapun yang kamu lakukan, pasti berguna untuk orang lain. Mulai dari keyakinan ini, maka saya selalu memegang prinsip untuk menghormati apapun pekerjaan yang saya tekuni. Coba Anda tanya pada diri Anda sendiri, pernahkah Anda menghargai pekerjaan Anda sejak awal meniti karir hingga saat ini? Apa pernah anda mengeluh terhadap pekerjaan Anda? Suatu saat saya bertemu dengan salah satu mantan anak didik saya sewaktu menjabat sebagai manajer restoran. Pertemuan ini mengingatkan saya tentang sebuah hal yang selalu saya ajarkan kepada mereka sewaktu masih menjadi trainer. Karena mereka pernah merasa pekerjaan mereka tak ubahnya seorang pelayan. Saya tekankan pada mereka bahwa keberadaan mereka sebagai pramusaji setidaknya harus memudahkan dan menyamankan para tamu restoran. Jasa pramusaji berguna bagi orang lain, bahkan beberapa orang sekaligus. Disitulah kita harus bisa menghormati dan menghargai pekerjaan kita. Pada intinya adalah seseorang akan menjadi lebih taraf atau tingkat kehidupannya jika ia menghormati setiap tapak perjalanan karirnya. Ambil setiap nilai dari pekerjaan yang Anda tekuni, bukan hanya materi dan tampak fisik semata.

74

SRIWIJAYA IN-FLIGHT MAGAZINE JULI 2013

Erwin Yap Edukator & Konsultan Metafisika Tiongkok, Traveler, Pemerhati Seni dan Budaya Pin BB: 2A712154, Hp: 081399191919, Twitter: @ERWIN_YAP

Artikel majalah berbahasa asing yang saya sebutkan di awal tadi menyebutkan bahwa seorang Tina Fey yang sukses sebagai komedian dan produser ternyata memulai karirnya sebagai seorang resepsionis di YMCA. Begitu juga dengan sutradara sukses James Cameron yang memulai karirnya sebagai supir truk. Jika kita berpikiran pendek, maka kita akan melihat profesi yang mereka tekuni saat ini saja, tidak melihat nilai dari perjalanan karir mereka hingga mencapai ke titik sekarang ini. Apapun pekerjaan Anda, bersyukurlah dan terima dengan lapang hati. Ucapkan pada diri Anda “saya senang mendapatkan pekerjaan ini dan saya melakukannya karena saya menghormati diri saya.� Hormati pekerjaan yang kita lakukan bukan karena terpaksa. Hormati nilai dibalik pekerjaan itu, karena pekerjaan bisa silih berganti. Namun kalau kita bisa menghormati diri kita dengan pekerjaan yang ditekuni, maka nilai diri akan mengikuti kita apapun pekerjaan baru kita nantinya. Kalau kita hormati nilai diri kita, maka kita akan berganti pekerjaan bukan karena materi semata. Karena materi tidak akan pernah cukup. Tapi kita tahu, kita harus berganti pekerjaan karena kita merasa nilai kita sudah lebih tinggi dari pekerjaan saat ini, sehingga harus menemukan hal baru untuk dilakukan. Maka, bersyukurlah dan temukan setiap nilai dari setiap pekerjaan yang pernah, sedang, dan akan Anda tekuni.

JULI 2013 SRIWIJAYA IN-FLIGHT MAGAZINE

75


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.