Banjarmasin Post edisi cetak Selasa 2 Agustus 2011

Page 35

DG

l

Banjarmasin Post SELASA 2 AGUSTUS 2011

Terlalu Mudah Masuk Liga Profesional Atlet Cacat Juga Minta Diperhatikan PEMBAGIAN bonus dilakukan KONI Kalsel terhadap atletnya dari Banua yang lolos babak kualifikasi PON plus atlet Banua yang menjadi wakil Indonesia di SEA Games membuat iri Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) setempat. Setidaknya, para atlet cacat yang juga sering disebut Paralympian itu juga minta diperhatikan seperti layaknya atlet normal, terutama yang sudah mencacat prestasi sekaligus mengharumkan nama Banua. Ketua BPOC Kalsel, Muhammad Firdaus kepada Banjarmasin Post mengungkapkan perasaannya itu secara spesifik. Dia berharap, paralympian dari Banua yang akan tampil membela Indonesia (Para games) dan Pekan Paralympian Nasional (Peparnas) juga mendapat dapat perhatian KONI setempat. “Wajar saja dong, atlet cacat juga minta perhatian. Paralympian juga sama-sama membela nama daerah, Kalsel, bahkan hingga ke tingkat internasional, tapi kenapa nggak diperhatikan KONI,” ujarnya. Firdaus mengatakan, sebanyak 10 orang

atlet BPOC Kalsel yang dipanggil dan berlatih di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Asian Paragames dari beberapa cabang olahraga seperti angkat berat, atletik, renang dan panahan di Solo Jawa Tengah. Firdaus mengakui, atlet BPOC Kalsel sekarang ini menjalani latihan dengan biaya sendiri, tanpa ada bantuan sepersen pun dari KONI Kalsel. “Mudah-mudahan 2012 nanti, KONI Kalsel bisa menyetarakan atlet cacat dengan atlet normal,” kata Staf Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kalsel itu. (buy)

Atlet Cacat Wakil Banua 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Hero Pariyono (Banjarmasin) Rahmadi (Banjarmasin) Ibramsyah (Banjarmasin) Faisal (Banjarmasin) Ahmad (Tapin) Ahmad Rizali (Balangan) Syaiful (Banjar) Ricky (Banjar) Kurnia (Banjarbaru) Suranto (Banjarbaru)

Angkat Berat Renang Renang Renang Renang Renang Atletik Atletik Atletik Panahan

Pilih Pelatih Berkualitas PERSIAPAN serius makin diintensifkan Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) Kalsel untuk menghadapi babak kualifikasi PON yang dilaksanakan di Jakarta, Desember 2012 nanti. Salah satu bukti keseriusan induk organisasi tenis Banua itu adalah akan mendatangkan pelatih nasional asal Surabaya Jawa Timur, Imawan Subiantoro untuk memoles Aulia dkk. Ketua Bidang Pembinaan

Prestasi Pelti Kalsel, Drs H Anwar Fauzi menegaskan, mendatangkan Imawan Subiantoro atau yang lebih dikenal dengan panggilan Anto itu, bukan tanpa pertimbangan. Pemilik Hotel Biuty Banjarmasin tersebut mengatakan, target medali emas yang dicanangkan KONI Kalsel kepada Pelti Kalsel sangat sulit dipenuhi jika hanya mengandalkan pelatih lokal. Target itu pun bukan persoalan enteng terutama untuk cabang tenis sehingga diharuskan mendatangkan pelatih yang lebih matang dan berkualitas. “Untuk mencapai target medali emas itu, Pelti Kalsel

Petenis Pra-PON Kalsel: 1. Aulia 2. I Nyoman 3. Herzi 4. Dede Krisna 5. Siti Fatonah 6. Pratiwi

(putra) (putra) (putra) (putra) (putri) (putri)

membutuhkan pelatih yang berkualitas,” katanya. Fauzi mengatakan, Imawan merupakan pelatih Sekolah Tenis Bonit Irawan di Surabaya Jawa Barat. Dia juga telah banyak melahirkan petenis nasional salah satunya adalah putra Fauzi sendiri, Eki Widianto yang sekarang menjadi pemain pelapis pertama Davis Junior Indonesia. Fauzi mengatakan, bukan bermaksud menganggap pelatih yang ada di Kalsel, kurang berkualitas dengan kedatangan Imawan Subiantoro itu, melainkan lebih menimpa ilmu kepelatihan. “Kedatangan Imawan Subianto diharapkan bisa menambah ilmu pelatih Kalsel yang ada, terutama sebagai pendampingnya,” katanya. Kabar kedatangan Imawan Subiantoro itu juga telah disambut gembira petenis Kalsel. (buy)

Barito Putera Tolak Klub LPI SIKAP tegas ditunjukan Barito Putera terhadap tim yang berlaga pada Liga Primer Indonesia (LPI), yang pernah dianggap PSSI pimpinan Nurdin Halid sebagai kompetisi ilegal. Manajemen Barito Putera melalui Ketua Operasional Sport M Noor menegaskan, tidak ada toleransi bagi LPI. Barito Putera dengan tegas menolak liga yang digagas pengusaha ternama, Arifin Panigoro sekitar Oktober 2010 itu masuk dalam liga profesional. Menurut M Noor, terlalu mudah klub LPI masuk liga profesional, apalagi sebelumnya LPI salah satu kompetisi yang dinilai tidak sah oleh PSSI, bahkan AFC dan FIFA, sebagai induk organisasi sepak bola sejagat. “Terlalu mudah bagi klub yang baru tumbuh dan langsung masuk liga profesional. Seharusnya ada jenjang yang mengikat,” ujar mantan asisten pelatih SSB Wasaka Banjarmasin ini. Sebelum ada rencana merger antara Indonesia Super League (ISL) dan LPI, format kompetisi selalu diurus Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) atau BLI Badan Liga Indonesia (BLI). Setelah dihapus, format kompetisi pun berubah dan

Terlalu mudah bagi klub yang baru tumbuh dan langsung masuk liga profesional” MUHAMMAD NOOR Ketua Operasional BP

akhirnya muncul rencana merger LPI-ISL itu. “Sebelumnya format kompetisi otonomi disusun BLI dan BLAI. Sekarang ini, seluruhnya diambil PSSI. Penolakan

terhadap LPI ini bagi Barito Putera jelas yakni adanya rencana PSSI menggabung LPI-ISL,” kata M Noor. PSSI yang dinakhodai Djohar Arifin Husien pun sudah merancang format kompetisi salah satunya dengan adanya kompetisi Serie A dan Serie B. Kedua kompetisi diisi klub-klub profesional. “Artinya dibawah Serie A dan Serie B adalah klub amatir,” ucapnya. Bagi Barito Putera, diakui M Noor, jelas keberatan LPI masuk dalam kompetisi karena perjuangan Laskar Antasari menembus liga profesional hingga akhirnya berlaga di Divisi Utama sangat panjang dan memerlukan baiaya, pikiran dan tenaga yang tidak sedikit. “Membutuhkan perjuangan dan tidak sedikit, terutama dana yang dikeluarkan dari menjajaki Divisi II, naik ke Divisi I hingga ke Divisi Utama. Sudah Banyak pengorbanan yang dilakukan Barito Putera. Sedangkan LPI baru tahun ini dimainkan, masa langsung masuk kompetisi profesional. Kan Mudah sekali,” kata M Noor. Manajemen Barito Putera berharap, PSSI bersikap bijak me-

nanggani masalah kompetisi ini, terutama menyangkut nasib klub-klub LPI dan klub-klub Liga Indonesia baik di Divisi I, Divisi II, Divisi Utama maupun ISL. “Liga Super dan Divisi Utama termasuk profesional. Divisi I dan dan II disebut amatir. Sekarang jika LPI masuk Divisi II setuju, karena akan jelasjelas berjuang dari bawah dan berapa biaya yang dikeluarkan,” kata M Noor. M Noor berharap, PSSI bijakasana memutuskan format PSSI, terutama masalah format tim yang akan bertanding pada Serie A dan Serie B. Pelatih Barito, Salahudin mengatakan kemungkinan besar seleksi diundur sampai lebaran. Dia beralasan, Laskar Antasari terutama tim pelatih tidak mau salah pilih pemain. “Sekarang kalau kita persiapan ke Divisi Utama tak tahunya kita bermain di Liga Super. Kalau seleksi pemain Liga Super tak tahu bermain di amatir,” kilah Salahudin. (buy)

BANJARMASIN POST GROUP/AYA SUGIANTO

0208/BD


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.