Banjarmasin Post Edisi Cetak Senin 6 Juni 2011

Page 18

18 Banjar Satelit

Banjarmasin Post SENIN 6 JUNI 2011

Online atau Manual, Tidak Masalah BANJARBARU, BPOST - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarbaru belum mengambil kesimpulan apakah menggunakan sistem manual di sekolah masingmasing ataukah secara online. Namun, sejumlah sekolah justru tidak mempermasalahkan sistem penerimaan siswa baru (PSB) tahun ini. Apakah menggunakan sistem manual di sekolah masingmasing ataukah secara online. SMKN 3 Banjarbaru, misalnya, memanfaatkan fasilitas teknologi informasi untuk proses PSB. Sejumlah siswa pun, sudah mengaveling melalui blog (jurnal di internet yang bisa diakses siapa saja) yang dibuat menjelang PSB berlangsung. Kepala SMKN 3 Banjarbaru, Rosihan, Anwar mengatakan, sekolahnya tidak mempermasalahkan apakah nantinya pelaksanaan PSB dilakukan secara online ataukan secara manual dikembalikan ke sekolahnya masing-masing. “Tidak masalah bagi kami. Apakah, mau online atau manual. Kami mengikuti saja kebijakan Dinas Pendidikan (Disdik),” terang Rosihan, Sabtu (4/6). Sebelumnya karena kebijakan tahun ini untuk PSB akan dilaksanakan secara manual sehingga sekolah juga sudah bersiap-siap untuk melaksanakan PSB. Satu di antaranya adalah membuat blogspot tersendiri yakni SM-

“Tidak ada masalah bagi kami, apakah mau dilaksanakan secara online atau manual di sekolah” PURWATI Kepala SMAN 3 Banjarbaru

KN 3Bjb.Blog.Spot.com. Respons dari pelajar untuk masuk ke SMKN3 Banjarbaru tahun ini cukup besar, karena blogspot sudah direspons. Sejumlah pelajar lulusan SMP, sudah menyampaikan permohonan untuk mendaftar melalui blogspot ini. “Namun, pelajar yang sudah mengajukan permohonan melalui blogspot kita ini tidak serta merta langsung didaftar. Namanya, hanya dicatat. Kalau kita lakukan sekarang, nanti diprotes sekolah lain karena kita sudah sepakat PSB serentak dilakukan 30 Juni nanti,” katanya. Rosihan mengatakan, tahun ini kuota yang tersedia untuk penerimaan siswa baru

di sekolah yang mengarantina siswanya selama pelaksanaan Ujian Nasional (UN) itu, ada 288 siswa. Di sini, katanya, terdiri atas beberapa jurusan, di antaranya kecantikan, pariwisata serta tata busana serta rekayasa perangkat lunak. “Tidak masalah bagi kita mau dilaksanakan secara manual di sekolah ataupun online. Kita siap saja melaksanakannya,” jelas Rosihan. Kepala SMAN 3 Banjarbaru, Dra Purwati juga menyatakan hal serupa. Sekolahnya, juga siap dengan sistem apapun PSB dilaksanakan. Mereka tahun ini menyediakan sebanyak enam kelas yang masing-masingnya bisa menampung 36 siswa. “Kita siap saja. Tidak ada masalah bagi kami, apakah mau dilaksanakan secara online atau manual di sekolah,” terang Purwati. Wakil Ketua DPRD Banjarbaru, Iwan Budiman, menginginkan pelaksanaan PSB tahun ini dilaksanakan secara online. Alasannya, pelaksanaan PSB akan berjalan secara transparan dan siswa dan orangtua akan terhindar dari kecurangan-kecurangan yang merugikan mereka. “Kami tetap minta agar PSB bisa dilaksanakan secara online. Karena, dengan cara ini pelaksanaan PSB berjalan transparan. Hasilnya, bisa diketahui secara langsung oleh siswa yang mendaftar. Di daerah lain, justru sekarang ditingkatkan statusnya menjadi PSB realtime online,” katanya. (wid)

Kuota Siswa Baru di SMA/SMK Negeri Banjarbaru SMA 2 Banjarbaru : SMA 3 Banjarbaru : SMA 4 Banjarbaru : Total

8 x 32 = 258 siswa 6 x 36 = 216 siswa 5 x 36 = 180 siswa 654 siswa

SMKN 1 : 288 siswa SMKN 2 : 288 siswa SMKN 3 : 288 siswa 864 siswa

* Catatan: SMAN 1 Banjarbaru telah melaksanakan penerimaan Sumber : Diolah

Camat Kertakhanyar Jengkel MARTAPURA, BPOST - Meski tempat pembuangan sementara (TPS) sampah di Jalan A Yani kilometer 8, Kertakhanyar telah ditutup, namun bukan berarti masyarakat tidak membuang sampah sembarangan lagi. Buktinya, selain masih membuang di kilometer 8, juga muncul TPS-TPS baru di Kecamatan Kertakhanyar, Kabupaten Banjar, yakni di Jalan A Yani kilometer 9 dan kilometer 11. Kondisi ini sontak membuat Camat Kertakhanyar, Aspihani, jengkel. “Kesadaran masyarakat masih kurang. Masih ada warga yang buang sampah sembarangan di TPS 8 yang jelas-jelas sudah ditutup itu. Saya pribadi sampai menyempatkan diri bolak-balik TPS untuk memastikan jangan sampah kembali menggunung,” katanya, Jumat (3/6). Aspihani juga mengaku prihatin melihat sampah beserakan di TPS tersebut. Minimal dua kali sehari dia menyempatkan diri mampir ke TPS, untuk mengecek langsung. “Bila kebetulan ada warga yang buang sampah disitu, saya langsung tegur,” katanya. Hal tersebut dilakukannya, karena pada TPS tersebut jelas sudah ditutup secara dipagar dan ada papan pengumuman bahwa TPS sudah ditutup dan dilarang ada aktivitas

0606/B18

buang sampah lagi dilakukan warga. “Kita sudah berikan sosialisasi bahkan rapat diikuti RT dan semua petugas kebersihan seluruh Kertakhanyar di kecamatan,” katanya. TPS d kilometer 8 ditutup, sebagai solusi warga sudah diingatkan. Sistem pun dirubah, gerobak- gerobak dan petugas sampah di titik itu siaga dalam dua shift. Shift pertama standby mulai pukul 19.00 sampai 20.30 Wita dan shift kedua pada 21.30 Wita sampai 22.30 Wita. TPS di kilometer 8 ditutup karena sudah over kapasitas dan tidak bisa dikendalikan lagi. Kabid Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Banjar, Junaidi pun membenarkan terkait kondisi terserbut. “Penutupan TPS tersebut selain untuk meminimalkan TPS yang ada di sepanjang Jalan AYani juga untuk menanggapi keluhan masyarakat. TPS ditutup atas dasar keinginan masyarakat juga dan diputuskan melalui rapat bersama sekecamatan,” katanya. Dikatakan dia, dengan ditutupnya TPS tersebut kini agak lebih baik. Sampah tidak menggunung namun masih ada sampah berserakan, akibat dari oknum warga yang masih buang ke TPS tersebut dengan cara melempar dari kendaraan. (kur)

BANJARMASIN POST GROUP/NIA KURNIAWAN

PESONA ARANIO - Pengunjung objek wisata Pulau Pinus di Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar mengabadikan momen, Minggu (5/6). Pulau Pinus merupakan salah satu objek wisata alam di Kabupaten Banjar yang bisa mendatangkan pendapatan asli daerah bila digarap secara maksimal.

Sarti Kesal Darmawan Menghilang BANJARBARU, BPOST Sejengkal tanah di samping tembok SMK Telkom Sandy Putra, Sarti menempatkan rombong miliknya. Warga Balitra Jaya Permai (loktabat Utara) ini pun, memanfaatkannya untuk berjualan nasi pecel dan gado-gado. Sarti memang harus bertahan dengan usahanya itu. Dia satu dari ribuan warga yang menerima imbas dari hancurnya bisnis Lihan. Harapan untuk pengembalian sedikit dana melalui penjualan aset milik kolektor Lihan, Darmawan Sahputra, hingga kini tidak kunjung terealisasi me-

nyusul menghilangnya Darmawan. Kini untuk menjaga agar rumah yang ditempati tidak ditarik Bank, Sarti harus membayarkan cicilan pinjaman di bank sebesar Rp 3,16 juta per bulan. Cicilan tersebut, merupakan pelunasan pinjaman ke Bank yang kemudian diinvestasikan ke Lihan melalui Darmawan. Sarti sangat menyesalkan menghilangnya Darmawan Sahputra. Karena, saat itu Darmawan juga yang turut serta mengajak dia dan suaminya untuk ikut menanam investasi melalui bisnis Li-

BANJARMASIN POST GROUP/ HARI WIDODO

BERTAHAN - Dari hasil berdagang nasi pecel dan gado-gado Sarti membiayai keluarganya, Minggu (5/6).

han. Tetapi, sekarang setelah bisnis Lihan ambruk Darmawan malah menghilang. Walaupun, semua harta berupa rumah Darmawan di Komplek Balitra Jaya Permai telah diserahkan tetapi selama tidak ada Darmawan semua aset milik Darmawan tidak bisa dijual. Padahal, sudah ada kemarin itu yang mau beli rumah yang paling besar senilai Rp 1 miliar. Akan tetapi, karena tidak ada Darmawan atau surat kuasa untuk menjual akhirnya rumah tidak bisa dilakukan. “Itu yang saya sangat sesalkan. Dulu, Darmawan ngajak-ngajak tidak apa-apa untuk empat tahun saja pinjam di bank terus diinvestasikan ke Lihan melalui dia. Sekarang, setelah ambruk Darmawan enak-enakan menghilang,” ujar Sarti kesal. Menurut dia, bila dibiarkan seperti ini Darmawan yang hidup enak dengan harta yang dibawanya. Nasabah seperti dirinya yang kesulitan. “Saya minta dipertegas saja. Dilaporkan saja ke polisi, kalau begini berlarut-larut kan jadinya,” katanya. Ketua Kelompok nasabah Balitra Jaya Permai, Hary Supriyono mengatakan, hingga saat ini belum ada

inisiatif baik dari Darmawan untuk menuntaskan proses penjualan aset miliknya. Darmawan masih susah dihubungi apalagi ditemui. Akibatnya, semua aset yang ditangani oleh kelompok Balitra Jaya Permai sampai sekarang belum bisa dijual. Karena, proses penjualan aset tersendat pada saat proses balik nama dari pemilik kepada pembeli. Terkait dengan desakan nasabah untuk melaporkan Darmawan ke polisi, Hary belum bisa memutuskan. Terkait dengan ini, Dia akan merapatkan terlebih dahulu dengan para nasabah terutama di Kelompok Balitra Jaya Permai yang berjumlah 53 nasabah. Darmawan Sahputra yang coba dikonfirmasi ke nomor ponselnya 081254165655 berkali-kali juga tidak bisa dihubungi. Hanya terdengar pemberitahuan dari operator, nomor ponselnya tidak aktif. Begitu pula, ketika diicoba ke tiga nomor ponsel yakni 091953812223, 081351411371 serta ke 05117566165 berkalikali juga terdengar tidak aktif. “Kami juga sudah coba hubungi ke tiga nomor tersebut. Tetapi, semuanya tidak ada yang aktif,” terang Hari Supriyono. (wid)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.