Doktrin dan Tembang
gunakan ideologi untuk merubah kultur masyarakat atas nama agama. Biarlah struktur itu berubah dengan sendirinya melalui pranata-pranata lain, sejarah jualah yang akan menunjukkan ke pada kita perubahan-perubahan yang akan terjadi. Karenanya, strategi semacam ini selalu berjangka sangat panjang, dan meli puti masa yang sangat panjang pula, yaitu berubah dari generasi ke generasi. Berbeda dengan strategi budaya itu, strategi ideologis se nantiasa menekankan diri pada pentingnya merubah struktur masyarakat, dan mengganti sistem kekuasaan yang ada, guna menjamin berlangsungnya perubahan politik dalam sistem ke kuasaan yang bersangkutan. Dalam hal ini, sering dilupakan pilihan-pilihan rakyat akan sistem kekuasaan yang mereka inginkan. Yang penting, sang pemimpin dan teman-teman seideologi nya memegang tampuk kepemimpinan dan merubah struktur masyarakat yang dimaksudkan. Di sini berlakulah sep erti apa yang dikatakan Vladimir Illyich Lenin dalam pamflet nya “penyakit kiri kekanak-kanakan kaum revolusioner (The Infantile Disease of ‘Leftism’ in Communism),” yaitu perjuangan yang selalu menekankan keharusan sukses akan dicapai semasa sang aku masih hidup. Ini terjadi pada kaum komunis di bawah Lenin-Mao Zedong, di kalangan kaum nasionalis di bawah Soek arno, dan gerakan Islam di bawah pimpinan Imam Khamenei dan kawan-kawan yang sekarang menguasai Dewan Ulama (Khubrigan ), yang oleh pers Barat disebut sebagai ulama kon servatif. Herankah kita jika orang-orang seperti Presiden Iran, Mohammad Khatami, lalu berhadapan dengan mereka, karena strategi budaya yang dianutnya? h
Dewan Ulama atau Majlis e’ Khubrigan adalah lembaga yang be ranggotakan sejumlah ulama pilihan rakyat. Dewan ini memiliki tugas untuk menunjuk serta mengawasi kinerja wali faqih atau rahbar atau pemimpin ter tinggi revolusi Islam Iran.
g 287 h