Islam DAN EKONOMI KERAKYATAN
kamah Agung Mesir, Al-Asmawi pernah mengemukakan dalam sebuah buku, bahwa tiap undang-undang yang berisikan pence gahan dan hukuman (deterrence and punishment) pada haki katnya dapat diperlakukan sebagai bagian dari hukum Islam? Jelaslah dengan demikian, upaya melakukan syari’atisasi dengan menggunakan kerangka Al-Asmawi itu, adalah apa yang oleh fiqh (hukum Islam) dan cabang-cabangnya dinamai “melakukan hal yang tidak perlu, karena sudah dilakukan” (tah sil al-hasil). Yang tercapai hanyalah penamaan saja, sedangkan substansi atau isinya tidak diperhatikan, sehingga dilakukan se cara sembarangan saja. Sedangkan seharusnya, proses syari’ati sasi lebih tepat dilakukan oleh masyarakat sendiri, tanpa peng gunaan nama syari’ah. Hal tersebut dapat terjadi sebagai proses dalam hidup bernegara. Dengan demikian dapat disimpulkan, karena terbawa oleh kerancuan kerangka berpikir, penyebutan syari’ah dalam produk-produk DPRD propinsi, kabupaten dan kota hanya bersifat politis saja, sesuatu yang perlu disayangkan.
eg Hal lain yang perlu kita sayangkan, bahwa beberapa bank pemerintah telah mendirikan bank syari’ah, sesuatu hal yang ma sih dapat diperdebatkan. Bukankah bank seperti itu menyatakan tidak memungut bunga bank (interest) tetapi menaikkan ong kos-ongkos (bank cost) di atas kebiasaan? Bukankah dengan demikian, terjadi pembengkakan ongkos yang tidak termoni tor, sesuatu yang berlawanan dengan prinsip-prinsip cara kerja sebuah dengan bank yang sehat. Lalu, bagaimanakah halnya dengan transparansi yang dituntut dari cara kerja sebuah bank agar biaya usaha dapat ditekan serendah mungkin. Karenanya, banyak bank-bank swasta dengan para pemi lik saham non-muslim, turut terkena “demam syari’atisasi” ter sebut. Hal itu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mereka tentang hukum Islam tersebut. Begitu juga, sangat kurang dike tahui bahwa Islam dapat dilihat secara institusional/kelem Muhammad Said Al-Asymawi, selain pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung di Mesir, dia juga dikenal luas sebagai pakar agama dan in telektual humanis terkemuka penentang kecenderungan politik Islamis, khu susnya di Mesir. Dia menulis buku al-Islam al-Siyasi (Islam Politik) yang ban yak mendapat apresiasi dari banyak kalangan intelektual sekaligus hujatan dari kaum Islamis.
g 194 h