Buletin Indo December 2019

Page 36

36

profile buletinindo.com.au

Zhang Yiming Pria 35 Tahun Pencetak US$ 16,2 Miliar dari Tiktok

P

opularitas TikTok yang mendunia tidak hanya melahirkan bintang media

sosial generasi baru, tetapi juga miliarder. Zhang Yiming, software engineer berusia 35 tahun yang mendirikan perusahaan induk TikTok, menurut Forbes sekarang

Zhang juga sempat bekerja di Microsoft sebelum mendirikan ByteDance.

memiliki kekayaan bersih sekitar

Mendirikan Perusahaan Induk TikTok

US$ 16,2 miliar atau sekitar Rp

Menurut Pitchbook, ByteDance yang didirikan pada 2012, sekarang bernilai US$ 75 miliar, menjadikannya perusahaan swasta paling berharga di dunia. Perusahaan ini memiliki beberapa aplikasi jejaring sosial yang beroperasi di China. Business Insider melaporkan, perusahaan juga merilis pesaing WeChat bernama FlipChat, dan aplikasi pesan video Duoshan pada 2019.

228 triliun. Meskipun menjadi orang terkaya ke-13 di China versi Bloomberg Billionaires Index, Zhang sangat tertutup dan kehidupan pribadinya tak terlalu terekspos media.

Zhang lahir pada tahun 1983 di provinsi Fujian, China. Orangtuanya bekerja sebagai pegawai negeri. Mengutip laman South China Morning Post, namanya diambil dari pepatah China tentang “langkah pertama yang mengejutkan semua orang.” Mengenai latar belakang pendidikan, ia lulus dari Universitas Nankai pada 2005, di mana ia mulai belajar mikroelektronika sebelum beralih ke jurusan teknik perangkat lunak. Pria berkacamata itu memulai karirnya di startup pemesanan perjalanan digital bernama Kuxun. “Saya adalah salah satu karyawan pertama. Dan saya adalah seorang engineer biasa pada awalnya, tetapi pada tahun kedua, saya bertanggung jawab atas sekitar 40 hingga 50 orang yang menangani teknologi back-end dan tugas-tugas lain berkaitan dengan produk,” kata Zhang. Ia mengaku menyukai pekerjaan itu karena mengajarkan dia keterampilan penjualan yang kemudian dia praktikkan untuk mengembangkan ByteDance (perusahaan induk TikTok).

Produk pertamanya adalah Toutiao, platform berita yang didukung kecerdasan buatan, terpisah dari mesin pencari Baidu. “Kami mendorong informasi, bukan dengan permintaan, melainkan dengan rekomendasi berita,” kata Zhang. Terlepas dari fokusnya pada berita, Zhang mengatakan kepada Lulu Yilun Chen dan Mark Bergen di Bloomberg pada 2017, bahwa ByteDance tidak memiliki jurnalis, seperti kebanyakan jejaring sosial lainnya. “Yang paling penting adalah kami bukan bisnis berita. Kami lebih seperti bisnis pencarian atau platform media sosial. Kami melakukan pekerjaan yang sangat inovatif. Kami bukan peniru dari perusahaan AS, baik dalam produk maupun teknologi,” tegasnya. Setelah itu, Zhang meluncurkan aplikasi paling sukses--TikTok-dengan nama Douyin di Tiongkok pada September 2016. TikTok sekarang menjadi aplikasi iOS nongaming No. 1 di AS.

Ingin Seperti Google “Saya ingat bahwa pada akhir 2007, saya pergi untuk menemui klien dengan direktur penjualan. Berkat pengalaman ini saya jadi tahu strategi penjualan yang baik. Ketika saya mendirikan Toutiao (aplikasi agregasi berita paling populer di Tiongkok) dan merekrut staf, pengalaman itu banyak membantu saya,” ucapnya.

Business Insider melaporkan pada bulan September. TikTok adalah salah satu jejaring sosial paling populer di kalangan remaja AS dan telah diunduh lebih dari 1 miliar kali. Hingga kini, TikTok masih menggunakan nama Douyin di China. “Untuk waktu yang sangat lama, saya hanya menonton video TikTok, tanpa

membuat konten, karena ini adalah produk untuk kaum muda,” kata Zhang. “Tetapi kemudian kami mewajibkan semua anggota tim manajemen untuk membuat video TikTok mereka sendiri, dan mereka harus mendapat sejumlah ‘Like’. Kalau tidak, mereka harus melakukan push-up. Itu adalah langkah besar bagi saya,” sambungnya. Menurut Kai-Fu Lee dari Time Magazine, gaya kepemimpinan Zhang ‘bersuara lembut namun karismatik, logis namun bergairah, muda namun bijaksana.’ Zhang ingin aplikasi besutannya terus tumbuh di luar negeri, sambil berharap ByteDance akan ‘tanpa batas’ seperti Google. “Kami harus bekerja lebih keras, juga harus lebih perfeksionis. Sama seperti pembagian kerja internasional di era industri, di era informasi saat ini ada juga pembagian kerja internasional. Pengusaha China bahkan perlu meningkatkan kemampuan mereka sendiri saat mereka mengglobal,” ucapnya.

Tersandung Isu Privasi Ternayata apa yang dilalui Zang tak selalu berjalan mulus. TikTok pada Februari 2019, terpaksa harus membayar denda sebesar US$ 5,7 juta kepada Komisi Perdagangan Federal atas tuduhan aplikasi tersebut secara ilegal mengumpulkan informasi pribadi dari anak-anak di bawah usia 13 tahun, tanpa persetujuan orangtua. Dilaporkan Business Insider, TikTok dituduh melanggar UndangUndang Perlindungan Privasi Daring Anak-Anak. “Banyak orang mengatakan, saya tidak seharusnya melakukan hal itu (membayar denda). Tetapi saya ingin mengatakan: rasa tanggung jawab dan keinginan Anda untuk melakukan hal-hal dengan baik, akan mendorong Anda untuk melakukan lebih banyak hal dan untuk mendapatkan pengalaman,” ujarnya kepada para karyawan ByteDance. Iskandar


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.