Bhagawat Gita Edisi I

Page 1


BHAGAWAT GITA 01

IsuPolitikdiHindiaBelanda Tahun1800-1942

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya yang selama ini kita dapatkan, yang meberikan hikmah yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karena-Nya kami dapat menyelesaikan Buletin Bhagawat Gita I dengan maksimal. Adapun maksud dan tujuan dari buletin ini adalah untuk menambah pengetahuan serta wawasan bagi pembacanya. Dalam proses penyusunan kami menjumpai beberapa hambatan, namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan buletin ini. Oleh karena itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukungdemikelancaranbuletinini.

Kami juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada para pembaca. Buletin ini telah kami kerjakan dengan semaksimal mungkin, meskipun masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan segala kritik dan saranyangmembangundarisemuapihak sangat kami harapkan agar kami bisa lebihbaiklagiuntukkedepannya.Harapan kami, semoga buletin ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnyabagiparapembaca.

About Bhagawat Gita

Bhagawat Gita, merupakan salah satu buletin milik

Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah Fakultas Ilmu

Sejarah Universitas Jember yang dibantu oleh

Bidang 4 Media dan Informasi. Buletin ini disusun

dengan tujuan memberikan informasi literatur bagi para pembaca khususnya bagi mahasiswa Ilmu

Sejarah untuk menambah wawasan. Edisi Bhagawat

Gita kali ini mengusung tema “Sejarah Politik di HindiaBelanda”yangdibagidalambeberapabentuk pembahasanyakniartikel,puisidanceritapendek

Alidius Warmoldus Lambertus

Tjarda Van StarkenborghStachouwer

LahirdiGroningen,7Maret1888. Tjardasapaanakrabnya,adalahputra keturunan bangsawan lokal di Groningen. Ia menempuh pendidikan dasar di daerahnya di Groningen, Belanda kemudian melanjutkan pendidikan tinggi dibidang ilmu hukum Universitas Groningen pada 1906 dan lulus pada tahun 1911. Sejak saat itu Ia melajutkan magang pada beberapa firma hukum di Belanda hingga1913sebelumakhirnyaditunjuk menjadi seorang deputi di DepartemenLuarNegeri.

Tugas pertama menjadi atase umumpadaKedutaanBesarKerajaan Belanda di Washington, Amerika Serikat. Karir hubungan internasional dan politik pada akhirnya melekat pada dirinya sejak ditugaskan di Washington. Setelahnya pada 1921, Tjarda ditunjuk menjadi pendamping delegasi Belanda pada Konferensi Angkatan Laut Washington. Karirnya terus meningkat ketika pada tahun 1925 hingga 1933 diberikan Amanah menjadiGubernurProvinsiGroningen.

Pada tahun 1933-1936 kembali mendapatkepercayaandenganjabatan baru sebagai Duta Besar Kerajaan Belanda di Brussel, Belgia. Pada 4 Juni 1936 jabatan baru sebagai Gubernur Jenderal Hindia-Belanda diserahkan kepadanya. Tjarda segera berangkat dengan menaiki kapal Johan van Oldenbarnevelt pada Agustus 1936. Upacara serah terima jabatan dari gubernursebelumnyaBonifaciusCornelis de Jonge kepada dirinya dilaksanakan pada16September1936.

Tjarda dianggap sebagai pemimpin liberal yang humanis terhadap pergerakan nasional. Ia memiliki pandangan bahwa para elit bumi putra harus diberikan kesempatan sebagai legislator Hindia. Pandangan ini tentu menentangpemikiranmayoritaspejabat kolonial. Salah satu usaha beliau untuk memandirikan Hindia-Belanda dengan caramendirikanFaculteitderLetterenen Wijsbegeerte (Fakultas Sastra dan Filsafat, kini Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) pada Desember1940.

Tjarda van Starkenborgh Stachouwer di Belanda, 1935. Sumber: Wikimedia Commons

PosisiHindia-Belandaketikapecah perangduniaIIpada7Desember1941 terancam. Lokasinya yang mudah dijangkauJepangmenjadisalahsatu penyebabnya. Demi mempertahankan imperiumnya, Tjardamemerintahkanseluruhjajaran pemerintahan kolonial agar tetap di Hindia-Belanda untuk melayani adminisrasi dan penduduk. Namun seruan itu tidak diperhatikan seutuhnya karena para pegawai pemerintahan ternyata memilih menyelamatkandirikeAustralia.

Sampai ketika Hindia-Belanda diserbu Jepang dan Batavia dinyatakan tidak aman, Tjarda tetap bertahan dengan memindahkan pusatkomandokeBandungdiRumah Residen Preanger. Posisi yang sangat terdesak membuat Tjarda berkeputusan mengalihkan kekuasaannya kepada Letnan Jenderal.

Ter Poorten sebagai pengendali keamanan HindiaBelanda. Ter Poorten hanya sanggup mengamankan sampai8Maret1941danpada hari itu juga diadakan Perjanjian Kalijati di Subang untuk mengalihkan kekuasaan atas wilayah Hindia-Belanda dari Belanda ke Jepang. Walaupun demikian, Tjarda tetep teguh pendirian tidak mengungsikeAustraliahingga akhirnya Ia ditangkap Jepang dandijadikantahananperang

Referensi

Reinhart, Christopher. “Pergulatan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda”, https://tirto.id/pergulatan-gubernur-jenderalhindia-belanda-terakhir-giHF, diakses pada 26 Maret2024

_______, Mempertahankan Imperium: Gubernur JenderalTjardavanStarkenborgh-Stachouwerdan AkhirHindiaBelanda(Jakarta:MarjinKiri,2021)

A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer, 1937. Sumber: Kitlv.

Tanam paksa atau Culture Stelsel diterapkan oleh pemerintah Kolonial

Belanda di negeri jajahan untuk memenuhi pasokan hasil tanaman yang dijualdipasarinternasional.Kebijakanini diantaranya adalah mewajibkan penanaman Tebu, Indigo, Kopi dan Tembakau. Ketentuan dalam menanam tanaman ekspor menyebabkan kerugian bagi rakyat karena mereka tidak dapat menanam tanaman pangan. Selain itu, rakyat juga dibebani dengan wajib pajak berupa hasil bumi kepada pemerintah kolonial.Tekanankepadarakyatdinegeri jajahan semakin besar dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam kebijakan Culture Stelsel. Permasalahan lain juga muncul dalam jual beli hasil kebun tanaman wajib tidak jarang mendapatkan harga yang rendah maupunkerugianjualbelilainnya.Disisi lain, kewajiban menanam tanaman wajib bagi penduduk yang memiliki tanah dan pendudukdesayangtidakmemilikitanah harusbekerja75haridalamsetahun20% padakebun-kebunmilikpemerintahyang menjadisemacampajak.

MAX HAVELAAR & KEBIJAKAN

POLITIK ETIS: KESADARAN

KETERTINDASAN NEGERI JAJAHAN

Ketertindasan rakyat jajahan menimbulkan kritik oleh seorang asisten residen di Lebak, Banten bernama Edward Dowes Dekker. EdwardmenulisMaxHavelaardengan namapenaMultatuli.

Oleh: ElsaSilvanaAmalia 210110301052

Mulatatuli(EduardDowesDekker)

Max Havelaar sebagai karya sastra tidak hanya menceritakan tentang romantisasi tetapi juga konflik politik mengenai aturan atau kebijakan politik yang ditetapkan oleh pemerintah kolonial terhadap negeri jajahan. Karya dalam bentuk novel ini dengan cepat menyebar ke negeri Belanda. Tulisan Edward memperlihatkan kesenjangan dan permasalahan di negara jajahan mendapat respon dari negeri Belanda. Kecaman terhadap pemerintahan Belanda dalam Max Havelaar mulai mendapatkan hasil. Semakin banyak suara di Belanda yang mendukung untuk mengurangi penderitaan ketertindasan rakyat. Pada akhir abad 19, Pegawai kolonial yang datang dari Belanda menuju Hindia Belanda memiliki suatu pemikiran baru tentang pemerintah kolonial. Melalui dasar pengetahuandariisinovelMaxHavelaaryang sudah tersebar di Belanda, sebagian besar pegawai kolonial telah membawa pemikiran etiskeHindia-Belanda.

Pemikiran yang terbuka akan negeri jajahan melahirkan kebijakan baru bernama Politik Etis atau politik balas budi. Kebijakan ini sebagai bentuk balas budi terhadap negeri jajahan. Melalui politik etis dimaknai sebagai hutang pemerintah kolonial terhadap negerijajahansehinggamerekaharus membayarnyamelaluikebijakanyang menguntungkan. Adanya artikel berjudul Een Eereschuld atau Utang Kehormatan yang dimuat dalam majalah De Gids pada tahun 1899 ditulis Conrad Theodor van Deventer mendorong munculnya Politik Etis atau Politik Balas Budi yang diresmikan Ratu Wilhelmina tahun 1901.

Supriyatna, N, Ilmu Pengetahuan Sosial (Jakarta: Grafindo Media Pratama,2014).

Afwan, Bahtiar, “Dampak Kebijakan Tanam Paksa (1830) Terhadap Keadaan Sosial Dan Perdagangan Lada Di Lampung Tahun 1830-1865” dalamJurnalPendidikanSejarah&SejarahFKIPUniversitasJambiVol.1 No.2,Desember(2021).

Wasino, Berjuang Menjadi Wirausahawan: Sejarah Kehidupan Kapitalis BumiPutraIndonesia,(Semarang:UNNESPRESS,2008).

Muhamad, Abu Bakar Ramadhan, “Wacana Kolonial Dalam Novel Max Havelaar: Sebuah Kajian Poskolonial” dalam Metahumaniora Vol. 7, Nomor3Desember2017.

Artono dan Dhimas Rangga Galih, “Penerapan Politik Etis Di Surabaya Tahun 1911-1930” dalam AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Vol. 5, No.3,Oktober2017.

Leirissa, R.Z., Sejarah Masyarakat Indonesia 1900-1950: Terwujudnya SuatuGagasan,(Jakarta:PB.PGRI,1985)

Olehkarenaitu,VanDeventerdikenal sebagai orang yang menggagas lahirnya politik etis. Terdapat tiga kebijakan dalam politik etis yaitu Irigasi (Pengairan), Emigrasi dan Edukasi (Pendidikan). Implementasi tigapilarpolitiketisiniditujukanuntuk memberikan memberikan kesejahteraan koloninya. Akan tetapi, pada perjalanannya politik etis tidak benar-benar menguntungkan rakyat. Kesenjangan dalam program pendidikan politik etis masih terjadi dan juga pada program irigasi yang awalnya bertujuan untuk mengairi lahan rakyat berubah menjadi pengairan perkebunan-perkebunan besar yang ada di Hindia Belanda. Meskipunmelaluikebijakanpolitiketis mampu melahirkan intelektualintelektual muda yang nantinya mempunyai kesadaran akan kemerdekaanIndonesia.

Referensi

INDISCHE PARTIJ

Oleh: Moh.FajarAdityaPrayuda 210110301026

Indische Partij adalah organisasi politik yang didirikanpada25Desember1912diBandungoleh tiga tokoh, yaitu Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Partai ini merupakan organisasi pergerakan nasional yang bersifat politik murni dengan semangat nasionalisme yang bertujuan untuk membangkitkan patriotisme terhadap tanah air Indonesia dan memajukannya. Latar belakang pembentukan Indische Partij di Hindia Belanda dimulaidarikekecewaanDouwesDekkerterhadap diskriminasi dan ketimpangan status terhadap masyarakatIndonesiaasli,masyarakatcampuran Indonesia-Eropa, dan Belanda. Ketika itu, akses pendidikan, sosial, dan ekonomi hanya berpihak kepada orang-orang Belanda, sedangkan sebagian campuran Indonesia-Eropa mendapat akses,sedangkanorangIndonesiaaslitidak.

Tiga serangkai yang dikenal sebagai Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat memiliki visi untuk membentuk sebuah partai politik yang dapat menjadi wadah untuk berjuangdemikesetaraanhakseluruh rakyat dan memperjuangkan kepentingan golongan Indo serta kerjasama dengan penduduk Indonesia lainnya. Indische Partij juga merupakan partai politik pertama di Hindia Belanda yang menggaungkan kebebasan Hindia dengan semboyan "indie untuk indier". Tujuan Indische Partijdalamperjuangannasionalisme Hindia Belanda adalah untuk membangun rasa patriotisme terhadap tanah air Indonesia, mencapai kesetaraan dan perlakuan yangadilbagimasyarakatIndonesia, danmengakhirikolonialismeBelanda. Organisasi ini hadir sebagai wadah bagi masyarakat dari kelompok yang berbeda untuk bersatu bersamasama menyuarakan gagasan nasionalisme dan perlawanan kolonialisme(annisa,2023).

Program kerja Indische Partij dalam perjuangannasionalismeHindiaBelanda meliputi berbagai usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan partai ini. Beberapa program kerja seperti ; Menyerap cita-cita nasional Hindia (Indonesia): Indische Partij mencoba untuk membangun rasa patriotisme terhadap tanah air Indonesia dan memperkuat kesadaran nasionalisme. Memberantaskesombongansosial:Partai ini mencoba untuk menghalangi kesombongan sosial baik dalam bidang pemerintahan maupun kemasyarakatan, sehingga semua orang memiliki kedudukan yang adil. Memperbesar pengaruh pro-Hindia dalam pemerintahan: Indische Partij berusaha untuk memperbesar pengaruh proHindia dalam pemerintahan, yang akan membantu mencapai tujuan kesetaraan danperlakuanyangadil.

Berusaha mendapatkan hak bagi semua orang Hindia: Partai ini menyediakan program yang bertujuan untuk mendapatkan hak bagi semua orangHindia,yangakanmembantu-

Sumber: Leiden University Libraries Digital Collections

mencapai tujuan kesetaraan dan perlakuanyangadil.Sertamelakukan pengembangan di bidang edukasi, seperti; peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan. (anonim, 2023). Dengan demikian Indische Partij merupakan penggagas pertama mengenai kesetaraan antara kaum inlander dan ras eropa yang berasal dari partai politik juga menjadi titik awalpergerakannasional.Halinipun selaras dengan baru diterapkannya sistem politik etis pada era tersebut, sehinggapenerapansistempolitiketis benar-benar dijalankan dengan benar.

Referensi

Annisa. (2023, November 16). Indische Partij: Sejarah, Tujuan dan Tokohnya. Diambil kembali dari Fahum Umsu: https://fahum.umsu.ac.id/indische-partij-sejarah-tujuandan-tokohnya/

Anonim. (2023, Agustus 13). Indische Partij: Partai Politik Pertama di Hindia Belanda. Diambil kembali dari annur: https://an-nur.ac.id/blog/indische-partij-partai-politikpertama-di-hindia-belanda.html

Oleh: BungaLagitaDwiNurCahyani 220110301076

Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa Sistem-sistem feodal, perbudakan, pembakaran janda, peperangan saudara, pengayauan kepala, kanibalisme, perampokan dan praktek yang tidak dapat diterima dan dihapuskandibawahkekuasaanBelanda. Pengaruh kolonialisme bangsa Belanda telah membentuk stratifikasi sosial di Indonesiasejakabadke-16sampaiabad ke-20. Terdapat tiga lapisan sosial yang terbentuk, yaitu kelas satu yang terdiri dari bangsa Belanda dan Eropa, kelas dua yang terdiri dari orang-orang asing seperti Cina, Arab, dan India, serta kelas tiga yang terdiri dari orang-orang Indonesiaasli.

Stratifikasi ini berubah berdasarkan diskriminasi rasial yang terjadi pada masa pemerintahan kolonial Belanda. VOCmengalamikemunduranakhirabad XVIII karena moralitas pegawai menurun akibat rendahnya kesejahteraan yang merekaterima.Praktikkorupsipunmarak dan menggerogoti pondasi kongsi dagang ini. Selain itu, perang juga membuat kas negara Belanda kosong, sehingga VOC harus mengalami akhir hidupnya pada tanggal 31 Desember 1799.

Pemerintahan kolonial Belanda pun mengambil alih kekuasaan di Hindia Belanda sejak 1 Januari 1800, dengan memandang politik eksploitasi dan penyerahan paksa peninggalan VOC sebagai cara yang cocok untuk mengelola daerah ini. Pada abad ke18, permintaan kopi di Eropa meningkat pesat, membuat komoditas ini menjanjikan. VOC merupakan kantor dagang yang didirikan oleh pemerintah Belanda memanfaatkan kesempatan tersebut untukmenjadipemasokutamakopidi Eropa. Jaringan perdagangan dan transportasi menciptakan sistem ekonomiglobaldenganimplikasiyang luas dan mendalam di bidang ekonomidanpolitik.

Pada tahun 1829, Van den Bosh ke Indonesia dan membuat peraturan yang ditujukan kepada rakyat untuk menyerahkan”landrento”yangbukan dalam bentuk uang akan tetapi dalam bentuk tenaga kerja untuk menanam tanaman komoditi yang sangat laku di pasaran Eropa. Peraturan tersebut menetapkan bahwasetiapdesawajibmenyisihkan sebagian tanahnya 20% agar ditanami tanaman komoditi seperti kopi, tebu, dan nila. Hasil tanaman komoditi tersebut akan diserahkan dandijualkepadapemerintahkolonial denganhargayangsudahditentukan. Dari peraturan tersebut, setiap desa dapat membayar hutang pajak tanahnyadarihasilpanendaridesa.

Selain itu, jika hasil panen komoditi tersebut lebih banyak dari pembayaran pajak tanah maka kelebihan dari hasil panen tersebut akandikembalikankepadadesa.Akan tetapi jika hasil panen kurang, desa akanmembayarkekurangantersebut dengansumber-sumberlain.

Pendudukdesayangtidakmemilikilahan diwajibkan untuk bekerja 75 hari dalam setahun 20% pada perkebunan milik pemerintah. Sejak tanam paksa ditetapkan pada tahun 1830, sistem eksploitasi dari masa VOC kembali muncul yakni berupa penyerahan wajib pajak. Raffles sudah menghapus sistem wajib pajak dan menggantinya menjadi sistem pajak tanah (land rent) untuk mendorong petani dalam meningkatkan produksi tanaman komoditi ekspor. Akan tetapi,usahayangdilakukanolehRaffles gagal karena kebijakan yang ditetapkan tidak bisa menciptakan hubungan yang efektif antara pemerintah dengan petani yangtidaklagimenggunakanbupatidan kepaladesasebagaipenghubung.

Akibat yang ditimbulkan karena adanya sistem tanam paksa (cultuurstelsel) sangatmemberatkanparapribumiyang merasa tidak adanya keadilan, mematikan rasa kemanusiaan, dan hanya memikirkan kepentingan pribadi. Para pegawai kolonial menetapkan target yang harus dicapai untuk secara keseluruhan desa bukan mengadakan persetujuan dengan para petani secara perorangan.Jikaterdapattanamanyang rusakatauterjadinyagagalpanenmaka yang akan menjadi tanggungan para penduduk.

Seseorang yang memiliki kekuasaan dapat menggunakan kekuasaanya untuk kepentingantujuanpolitikyangdilakukanuntukmenentukanefektivitaspenggunaan kekuasaan dan tidak bergantung pada sumber daya yang dimiliki tetapi juga tergantungpadapendistribusianpadapemegangkekuasaandansaranaatauobjek kekuasaan.Jikamemilikisumberdayayangsemakinbesarmakasemakinbesarjuga peluangyangdimilikiuntukkepatuhan.Dalampelaksaansistemtanampaksauang yang dimiliki Indonesia mengalir ke Belanda agar tidak terjadi kehancuran ekonomi. Selainituuangyangdiperolehdarisistemtanampaksadipakaiuntukmemperbaiki sarana dan prasarana yang berada di Belanda seperti perbaikan rel kereta api. Sedangkan yang terjadi di Indonesia adalah sebaliknya yaitu rakyat yang sensara karna merasa semakin tertekan karna tidak boleh menjual hasil buminya kepada pedaganglain.

Pengaruh Politik Cultuurstelsel Terhadap

Perkembangan Masyarakat Indonesia

Tahun1830-1870

Pemerintah kolonial Belanda yang pertama kali setelah runtuhnya VOC dipimpin oleh Dirk van Hogendorp (1799-1808). Pemikiran liberal menganggaprakyattertinggalkarena sistem feodal yang menghambat potensi mereka. Sistem tanam paksa adalahkombinasidaripenyerahan-

wajib dan sistem pajak tanah. Rakyat dipaksa menanam tanaman ekspor di lahan mereka sendiri. Namun, penyerahan hasil tanaman sebenarnya tidakataskemauanmereka.Kerjapaksa diterapkan terutama dalam penanaman kopi, baik di lahan yang belum digarap maupunyangsudah.

Terdapat ketentuan-ketentuan pokok

sistem paksa yang tertera dalam

Stadsblad atau Lembaga Negara yaitu:

1. Bagian tanah yang disediakan oleh penduduk tidak boleh melebihi seperlima tanah pertanian yang dimiliki penduduk desa

Persetujuan diadakan bersama penduduk agar penduduk menyediakan sebagian tanah yang dimiliki untuk penanaman tanaman dagang yang nantinya akandieksporkeEropa.

2. Pekerjaan yang diperlukan untuk menanamtanamandagangtidak diperbolehkan melebihi pekerjaan menanampadi

3. Bagian tanah yang digunakan untuk tanaman dagang dibebaskandaripajak

4. Tanaman dagang yang ditanam wajib diserahkan kepada pihak kolonialBelanda

5. Panen tanaman dagang yang gagal dibebankan kepada pemerintah

7.

6. Penduduk desa bekerja di tanah mereka dibawah pengawasan kepala-kepalamereka,sedangkan para pegawai Eropa membatasi diripadapengawasan

Selain kolonial mendapatkan keuntungan dari sistem tanam paksa, pengaruh yang terjadikarnaadanyasistemtanampaksa juga berdampak pada maskapai perdagangan Belanda, Nederlandsche Handel-Maatschappij yang berdiri sejak tahun 1824 juga mendapat keuntungan dari sistem tanam paksa. Memonopoli pengangkutan hasil tanaman yang akan laku di pasar internasional ke negeri Belanda. Kemajuan-kemajuan tertentu yangterlihatselamasistemtanampaksa berlangsung yaitu, perluasan jaringan jalan raya, namun hal itu bukan dimaksudkan oleh pemerintah kolonial untuk meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia, melainkan untuk kepentingan pemerintahkolonialBelanda.

Untuk tahun-tahun terakhir semakin tampakjelasbahwasistemtanampaksa sebagai suatu sistem eksploitasi kolonial tidak begitu efesien. Setelah masuknya modal swasta untuk mengambil bagian dalam eksploitasi sumber-sumber alam Indonesia, akhirnya dengan dihentikan sistem tanam paksa sejak tahun 1870, pemerintah Belanda harus memberikan peluang bagi modal swasta Belanda untukmemasukiIndonesia.

Referensi

Susilo Agus, Sarkowi. (2020) PENGARUH POLITIK CULTUURSTELSEL TERHADAP PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA TAHUN 18301870. Jurnal Swadesi, Volume I Nomor 1 Tahun 2020

Sondarika, Wulandari. (2019) DAMPAK CUULTURSTELSEL (TANAM PAKSA) BAGI MASYARAKAT INDONESIA DARI TAHUN 1830-1870. Jurnal Unigal, Volume III No 1 Tahun 2015

TINGKAT ADMINISTRASI DI BANYUWANGI PADA TAHUN 1934

Oleh: FirmanNurAhmadi 210110301084

Nama daerah seringkali dikaitkan dengan kesejarahan asal mula suatu daerah. Umumnya para orang tua mengisahkan narasi daerah tersebut jika daerah itu sudah ada sejak "Masa Hindu-Buddha". Namun, skeptisisme dan keraguan beberapa orang juga menggelitik rasa penasaran, apalagi daerah-daerah baru yang memulai pembangunannya. Seiring setelah disahkannya UU Desentralisasi tahun 1903 di Hindia Belanda, beberapa wilayah mengalami perkembangan wilayah, khususnya di Regentschap Banyuwangi ini.

Berikut adalah tabel informasi mengenai nama-nama wilayah di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 1931 berdasarkan Sensus Penduduk Hindia Belanda tahun 1930:

Kewedanan Genteng

Dasri Baroemanis Bangoredjo

Gambiran Kadjarharjo Bentjoeloek

Genteng Kalibaroekoelon Blambangan

Karangasem Kalibaroewetan Djadjak

Karangdoro Kaligondo Gradjagan

Karangsari Sepandjang Joedomoeljo

Kembiritan Soembergondo Kebaman

Paridjatahkoelon Tegalhardjo Kradenan

Paridjatahwetan Poerwodadi

Sempoe Semboeloeng

Soembersari Soekonatar

Tegalsari Tampo

Wringinredjo Tapanredjo Tjeloering

Tratas Wonosobo

Kecamatan Genteng Kecamatan Kalibaroe Kecamatan Tjeloering

Kewedanan Banjoewangi

Kecamatan Banjoewangi Kecamatan Giri Kecamatan Glagah

Dangdangwirin

Karangredjo

Bajoelmati Bakoengan

Bojolangoe Bandjar

Kebalenan Djambesari Bandjarsari

Kepatian Giri Glagah

Kertosari Grogol Goemoek

Lateng Kalipoero Kindjo

Mandar Kelir Litjin

Mlajoe Ketapang Olehsari

Pakis Klatak Paspan

Panderedjo Penataban Redjosari

Pengantigan Kesoetjen Segobang

Singonegaran Wongsoredjo Tamansoeroeh

Singotroenan

Sobo

Toekangkajoe

Toemenggoeng

Kewedanan Rogodjampi

KecamatanKabat KecamatanRogodjampi KecamatanSingodjoeroeh

Badean Alijan Alasmalang

Bareng Boeboek Balak

Benelanlor Bomo Bedewang

Boender Djadjangsoerat Benelankidoel

Gombolirang Gitik Gebang

Kabat Gladag Goemirih

Kaliredjo Kaligoeng Kemiri

Kedajoenan Kaotan Lemahbangkulon

Labanasem Karanganjar Singodjoeroeh

Malar Kedaleman Singolatren

Pakistadji Lemahbangdewo Songgon

Pendaroengan Mangir Sragi

Pondoknogko Pengatigan Tjantoek

Soekodjati Watoekebo

Soemberredjodadapan

Soemberredjopakel Tambong

Referensi

SW.F. Schoel, Alphabetisch Register van de Administrative (Bestuurs) en Adatrechtlijke Indeeling van Nederlandsch-Indie. Deel I: Java en Madoera(Batavia:Landsdrukkerij,1931).

Herman Willem Daendels merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-36, dia merupakan seorang Marsekal Lapangan (Jabatan tertinggi dalam militer). Daendels merupakan seorang yang terpengaruh terhadap bayang-bayang revolusi Prancis, dan menaruh kecintaannya terhadap revolusi tersebut.Iabisadikatakansebagairevolusionari Belanda, karena dia melawan wangsa Orange yang berkuasa di Belanda pada masa itu, yang bisa disebut sebagai pemberontakan patriot 1780-1787.Padatahun1806NapoleonBonaparte merubah nama dari Republik Batavia menjadi Kingdom of Holland (Kerajaan Belanda), dan mengangkat adiknya Louis Bonaparte menjadi raja di kerajaan Belanda. Agar menuai simpati dari rakyatnya, Louis Bonaparte mulai belajar bahasa Belanda, dan menamai dirinya sebagai Lodewijk I. Louis Bonaparte memerintahkan Daendels untuk pergi ke Hindia Belanda guna melindungi pulau Jawa dari serangan Inggris, karena pada masa itu sedang terjadi perang besar di Eropa, perang tersebut dinamai sebagai Perang Napoleon. Jadi, Tujuan dari Louis Bonaparte untuk memilih Daendels ke Hindia Belanda guna melindungi pulau Jawa dari serangan Inggris merupakan pilihan yang tepat, karena Daendels merupakan seseorang yang patriotik dan sudah terpengaruh dengan semangatrevolusiPrancis.

Selama ia menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Daendels mendapatkan julukan sebagai de Ijzeren Maarschlak, yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Marsekal Besi. Namun julukan tersebut sangat sulit diucapkan oleh penduduk pribumi, maka dari itu penduduk pribumi pulau Jawa mulai menyebut Daendels sebagai “Raden Mas Galak”. Penyebutan tersebut mungkin bisa dibenarkan, karena memang pada dasarnya Daendels memiliki watak yang galak, ia tak pernah memiliki rasa hormat kepada raja-raja Yogyakarta dan Surakarta, apalagi terhadap bupati-bupati dari tiap karesidenan. Selama pemerintahannya di Hindia Belanda Daendels melakukan kontrol yang sangat ketat terhadap para pejabat, memberantas kasus korupsi, dan Daendels juga menggaji tinggi para pegawai pemerintah, namun dengan satu syarat, yaitu melarang mereka untuk melakukan aktivitas perdagangan, dengan kata lain Daendels melarang keras para pegawainya untuk berbisnis. Daendels bisa dikatakan sebagai sosok yang ambisius dan tak jarang menggunakan kekerasan bagi siapa saja yang menghalangi jalannya, dan siapa saja yang berani menentang atau menghalangi jalannya, maka tak ragu Daendels akan mengeksekusinya atau membawa mereka ke regu tembak. Daendels pun terkenal dengan sebuah mahakaryanya, yaitu De grote Postweg (Jalan raya Pos).

Referensi

Tempo.co. Catatan Sejarah Paris van Java Menjadi Julukan Kota Bandung. https://travel.tempo.co/read/1638479/catatan-sejarah-parisvan-java-menjadi-julukan-kota-bandung? tracking_page_direct

Majalah Tempo. Metamorfosis Trans Jawa Warisan Marsekal Besi. https://majalah.tempo.co/read/laporankhusus/148207/metamorfosis-trans-jawa-warisanmarsekal-bes

Kompas.com Tujuan Louis Napoleon Mengirim Daendels ke Indonesia https://www.kompas.com/stori/read/2023/12/11/19000077 9/tujuan-louis-napoleon-mengirim-daendels-keindonesia?page=all

ADIL YANG TERBAWA ANGIN

Oleh: Nur Azizah (230110301039)

Dalam pelukan langit malam, Di tengah kesunyian yang temaram, Tanya demi tanya memenuhi angan, Kemana perginya adil yang diserukan?

Para pemimpin dengan segala kuasa, Bertopeng lugu dan bersuara lembut, Berlagak merangkul namun membunuh, Dimana janji-janji yang diserukan?

Semua untuk rakyat ucapnya, Tak satupun adil menyentuh raga, Segala haram menjadi halal, Demi kuasa harta yang membalut jiwa.

Kebohongan demi kebohongan dilemparkan, Janji-janji manis dihembuskan, Milik rakyat ditelan rakus, Oh dasar penjahat keadilan.

Tertipu lagi tertipu lagi, Rayuan manis sang penguasa, Menghempas adil dari bentala, Terbawa angin entah kemana.

Nama-Nama Gubernur Jenderal

Hindia Belanda

PieterGerardusvanOverstraten (1796-1801)
JohannesSiberg (1801-1805)
AlbertusHenricusWiese (1805-1808)
HermanWillemDaendels (1808-1811)
SirThomasStamfordRaffles (1811-1816)
JohnFendall (1816)
JanWillemJansen (1811)
GodertvanderCapellen (1816-1819;1819-1826)
LeonardduBusdeGisignies (1826-1830)
JohannesvandenBosch (1830-1833)
JeanChrétienBaud (1833-1836)
DominiqueJacquesdeEerens (1836-1840)
PieterMerkus
JanJacobRochussen (1845-1851)
CharlesFerdinandPahud (1856-1861)
LudolphAnneJanWiltSloetvandeBeele (1861-1866)
PieterMijer (1866-1872)
JamesLoudon (1872-1875)
JohanWilhelmvanLansberge (1875-1881)
Frederiks'Jacob (1881-1884)
OttovanRees (1884-1888)
CornelisPijnackerHordijk (1888-1893)
CarelHermanAartvanderWijck (1893-1899)
WillemRooseboom (1899-1904)
JohannesBenedictusvanHeutsz (1904-1909)
AlexanderWillemFrederikIdenburg (1909-1916)
AndriesCornelisDirkdeGraeff (1926-1931)
BonifaciusCornelisdeJonge (1931-1936)
AlidiusTjardavanStarkenborgh (1936-1942)
JohanPaulvanLimburgStirum (1916-1921)
DirkFock (1921-1926)

TIM REDAKSI

Buletin Bhagawat Gita

Edisi I, 2024

PENANGGUNGJAWAB:

Hikmah Zumrotus Soleha

PENASEHAT:

Suharto S.S.,M.A

PIMPINANREDAKSI:

M. Yusril Kaisar Ramli

SEKRETARISREDAKSI:

Maulina Fitri Widyani

JURNALIS:

Moh. Fajar Aditya Prayuda

Elsa Silvana Amalia

Firman Nur Ahmadi

M. Yusril Kaisar Ramli

Firdaus Cahya Firnanda

Bunga Lagita Dwi Nur Cahyani

Nur Azizah

CONTENTEDITOR:

Firman Nur Ahmadi

Cinta Calista Zabrina

DESIGNER&LAYOUTER:

Firman Nur Ahmadi

M. Mico Arif Hermansyah

Cinta Calista Zabrina

Nada Najibah

M. Dio Sahriyanto

Achmad Wawan

(210110301026) (210110301052) (210110301084) (220110301028) (220110301063) (220110301076) (230110301039) (220110301014) (197009212002121004) (220110301028) (220110301048)

(210110301084) (220110301023)

(210110301084) (220110301004) (220110301023) (220110301072) (220110301083) (220110301090)

BHAGAWAT GITA

EDISI SELANJUTNYA!

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.