Tabloid Bidan Edisi Juni 2011

Page 21

Med Info

Tahun Ke-6 Edisi JUNI 2011

Siklus Tidur Perempuan

Lebih Pendek Daripada Pria

D

ibandingkan kaum lak-laki, kaum perempuan biasanya lebih mudah bangun pagi. Mengapa demikian? Ternyata dalam sebuah penelitian terbaru, hal itu disebabkan adanya siklus tidur. Pada kaum perempuan cenderung memiliki siklus tidur yang lebih pendek ketimbang laki-laki. Perbedaan siklus tidur inilah yang membuat perempuan biasanya tidur lebih awal dan bangun di pagi hari pun lebih awal. Siklus tidur yang lebih pendek inilah yang juga menyebabkan banyak perempuan yang mengalami insomnia dan depresi musiman dari­ pada kaum pria. “Seberapa mudah kaum perempuan bisa tertidur dan seberapa baik (kualitas) mereka bisa tidur. Ini bisa mengubah dan mempengaruhi adanya perbedaan antara individu untuk pergi ke tempat tidur dan bangun di pagi hari,” jelas peneliti Jeanne Duffy dari Harvard Medical School, seperti dilansir Livescience, Senin (9/5). Jeanny Duffy menjelaskan para peneliti menemukan bahwa rata-rata dalam 24 jam siklus tidur-bangun perem­puan yang disebut ritme sirka­ dian itu memiliki enam menit lebih

pendek dibandingkan laki-laki. Meski­ pun lebih pendek, namun realitas tidur dan bangun sebenarnya ini sama artinya dengan bangun pagi sekitar 30 menit lebih awal. “Penemuan ini bisa saja hu­ bungannya dengan perbedaan tingkat estrogen,” kata Duffy. Ini juga menunjukkan tingkat hor­ mon dapat mengubah ritme sirkadian, meskipun bukti pada perempuan pra dan pasca-menopause menunjukkan bahwa siklus tidur terkait dengan

Belanja Bisa

paparan hormon selama pengembangan (hormon), bukan karena tingkat dewasaan. “Mencari tahu apa yang mengontrol jam biologis kita adalah salah satu pertanyaan yang paling penting dalam penelitian kronologi manusia sekarang,” jelas Alfred Lewy, Oregon Health and Science University di Portland, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, tim peneliti yang dipimpin oleh Duffy dan penasehat Charles Czeisler, mempelajari siklus

I

itu sendiri bisa meningkatkan taraf kesehatan. ”Berbelanja sering untuk berse­ nang-senang dengan peluang untuk me­ning­katkan kondisi psikologi,” simpul mereka. ”Jika dibandingkan dengan jenis kegiatan fisik santai lain, seperti gerak badan resmi, yang biasanya memerlukan motivasi dan terkadang petunjuk profesional, ke­ giatan berbe­ lanja lebih mudah dilakukan dan diper­ta­hankan,” tam­ bah mereka. David Oliver, profeser tamu di

21

tidur dari 52 perempuan dan 105 lakilaki selama dua sampai enam minggu di laboratorium. Mereka meneliti dua indikator ritme sirkadian, yaitu inti suhu tubuh partisipan dan tingkat hormon mela­ tonin (yang memainkan peran dalam pengaturan siklus tidur-bangun). Se­ men­ tara itu, partisipan mengikuti jadwal ekstrem (setelah siklus tidur, kegiatan tersebar 20 atau 28 jam sehari, bukan 24 jam normal) di ruangan remang-remang. Lingkungan tersebut memungkin­ kan peneliti untuk mengukur irama sirkadian alami dari individu, yang biasanya reset setiap hari oleh paparan cahaya alami. Tanpa isyarat luar, tubuh kembali pada siklus alami yang kadang-kadang lebih panjang atau pendek dari 24 jam. Hasilnya, dalam studi ini sekitar 35 persen perempuan memiliki ritme sirkadian lebih pendek dari 24 jam, diban­ dingkan dengan 14 persen lakilaki. Perbedaan ini penting bagi orang dengan depresi musiman, yang dirawat dengan terapi cahaya untuk me-reset irama sirkadian. Jika memiliki siklus yang lebih pendek dari 24 jam, orang perlu cahaya malam untuk melakukan sinkronisasi atas, dan jika itu lebih dari 24 jam, orang membutuhkan terang di pagi hari. Penelitian ini telah dipublikasikan secara online pada 2 Mei dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences. (tabloid bidan/dtc/bbs/sis/mas)

In Memoriam

Perpanjang Umur ni kabar gembira bagi penggila belanja karena berdasarkan hasil penelitian tim ilmuwan ternyata belanja bisa membuat orang panjang umur. Setelah memperhitungkan faktorfaktor seperti kelemahan fisik dan mental sekali pun, pria dan wanita yang berbelanja setiap hari hidup lebih lama daripada mereka yang menghindari terapi ritel, kata tim ilmuwan seba­ gaimana dilansir BBC. Ketika mempublikasikan hasil riset mereka di penerbitan ilmiah online Journal of Epidemiology & Community Health, berbelanja mungkin memberikan kesempatan bertemu orang lain, bergerak badan dan mem­ per­tahankan pola makan yang sehat. Dalam penelitian mereka, tim riset yang dipimpin Dr Yu-Hung Chang dari Lembaga Ilmu Kesehatan Kependudukan, Taiwan, meneliti ham­pir 2.000 pria dan wanita usia 65 tahun ke atas yang tinggal di rumah mereka sendiri. Peneliti menemukan bahwa mereka yang secara berkala berbelanja hidup lebih lama daripada mereka yang berbelanja hanya satu kali satu pekan atau kurang, termasuk ketika mereka memperhitungkan faktor-faktor seperti kelemahan fisik dan kemunduran kemampuan kognitif. Mereka mengakui berbelanja mung­ kin adalah pertanda awal kesehatan yang bagus, namun mereka juga secara tersirat mengatakan berbelanja

Sahabat P erempuan

Hanya untuk kalangan medis

bidang kedokteran untuk lansia di City University, London, mengatakan temuan itu “masuk akal”. Dia mengatakan kepada BBC: ”Yang ditunjukkan peneliti Taiwan, terus berbelanja secara independen bisa menjadi pertanda kesehatan yang lebih panjang dan panjang umur. ”Berbelanja akan melibatkan kegia­tan fisik, interaksi sosial dengan pembelanja lain, dan sebab berbelanja itu urusan sangat kompleks, itu akan membuat mental anda aktif,” ujarnya. (tabloid bidan/dtc/bbs/sis/mas)

Segenap Pengurus PD IBI Jawa Timur Turut Berbela Sungkawa atas Meninggalnya

Siti Utami Soekaemi Soekir Nurhayati Maret 2011

April 2011

April 2011

Semoga Amal dan Ibadah Beliau diterima disisiNYA


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.